Istana soal Ompreng MBG Diduga Kandung Minyak Babi: Kalau Ada Kekhawatiran, Uji Saja
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Kepala Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi menyatakan, belum ada temuan bahwa
food tray
atau ompreng untuk menyajikan menu makan bergizi gratis (MBG) mengandung minyak babi.
Hasan mempersilakan ada uji terhadap dugaan kandungan minyak babi di nampan MBG bila terdapat kekhawatiran publik.
“Sejauh ini kita tidak menemukan. Tetapi kalau memang ada kekhawatiran soal itu, kita uji saja,” kata Hasan di Kantor PCO, Jakarta Pusat, Selasa (25/8/2025).
Hasan menuturkan, pengujian bisa dilakukan di laboratorium maupun di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Ia sendiri mengaku sudah berkoordinasi dengan Kepala BPOM mengenai masalah itu.
“Bisa diuji di BPOM. Tadi saya sudah koordinasi bersama Bapak Kepala BPOM, Kepala BPOM bilang kita bisa ujikan untuk membuktikan itu tadi,” ucap Hasan.
Hasan juga mengimbau masyarakat agar tidak mudah termakan isu, terutama jika isu tersebut sensitif.
“Jadi itu pentingnya kita tidak gampang termakan oleh isu-isu, apalagi isu-isu yang sangat sensitif, dan itu kan memang harus diperiksa, kira-kira begitu,” kata dia.
Ia memastikan bahwa pemeirntah akan terus memastikan keamanan dan keselamatan rakyat.
“Apalagi ini penerima manfaat MBG, pemerintah pasti akan mengutamakan keamanan, termasuk juga yang tadi soal isu-isu itu terhadap penerima manfaat ini,” ujar Hasan.
Sebelumnya diberitakan, nampan dapur yang digunakan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) dikabarkan mengandung minyak babi atau lard oil.
Isu ini mencuat setelah hasil investigasi yang dilakukan Indonesia Business Product (IBP).
Kabar tersebut langsung menimbulkan kekhawatiran publik, terutama terkait aspek kehalalan peralatan makan dalam program MBG yang menyasar jutaan pelajar di Indonesia.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menegaskan pihaknya belum dapat memastikan kebenaran kabar tersebut.
“Sedang
cek and recheck
,” kata Dadan, dikutip dari
Tribunnews
, Selasa (26/8/2025).
Namun, dia belum merinci langkah teknis yang sedang dilakukan BGN dalam menelusuri dugaan kandungan minyak babi pada peralatan MBG tersebut.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Hewan: Babi
-
/data/photo/2025/08/07/68943ce754a07.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Istana soal Ompreng MBG Diduga Kandung Minyak Babi: Kalau Ada Kekhawatiran, Uji Saja Nasional 26 Agustus 2025
-

Istana Serahkan ke BPOM Uji Ompreng MBG Diduga Mengandung Minyak Babi
Jakarta –
Ompreng atau food tray yang digunakan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) diduga bukan produk lokal melainkan impor dari China dan mengandung minyak babi. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi mengatakan hal itu perlu diuji, salah satunya dapat dilakukan oleh BPOM.
“Kalau pembuktian, misalnya soal nampan itu, kan nanti bisa diujilah. Nampannya begitu sampai di sini bisa diuji di BPOM. Bisa diuji, diuji di laboratorium independen, benar nggak begitu dia?” kata Hasan Nasbi di kantor PCO, Jakarta, Selasa (26/8/2025).
Hasan menyebut pihaknya pun telah berkomunikasi dengan Kepala BPOM Taruna Ikrar. Dia meminta semua pihak agar memeriksa dahulu kabar yang beredar.
“Kita bisa uji kok tadi saya sudah ketemu sama Kepala BPOM. Jadi itu pentingnya kita tidak gampang termakan isu yang sensitif, dan itu kan perlu diperiksa,” ujarnya.
Sebelumnya, Badan Gizi Nasional (BGN) merespons mengenai polemik ini. BGN masih melakukan pengecekan.
“Sedang check and recheck (diperiksa kembali),” kata Kepala BGN Dadan Hindayana, seperti dilansir Antara, Selasa (26/8).
Dadan juga menyatakan pihaknya selama ini belum pernah melakukan pengadaan ompreng untuk program MBG. “BGN kan belum pernah mengadakan,” ucapnya.
Diketahui, beredar di media sosial laporan dari Indonesia Business Post yang melakukan investigasi di wilayah Chaoshan, bagian timur Provinsi Guangdong, China, yang diduga merupakan importir ompreng untuk program MBG di Indonesia.
Dalam laporan tersebut tim Indonesia Business Post melaporkan penemuan 30-40 pabrik yang memproduksi ompreng makanan untuk pasar global, termasuk salah satunya diduga untuk program MBG di Indonesia.
Laporan tersebut mengklaim penemuan dugaan praktik pemalsuan label ‘Made in Indonesia’ dan logo SNI pada ompreng yang sebenarnya diproduksi di China, penggunaan ompreng tipe 201 yang diduga mengandung mangan (logam berwarna putih keabu-abuan) yang tinggi dan tidak cocok untuk makanan asam.
Selain itu, ditemukan indikasi ada penggunaan minyak babi atau lard dalam ompreng yang diproduksi.
Halaman 2 dari 2
(fca/maa)
-

Sederet Organ Babi yang Pernah Didonorkan ke Manusia, Ada Ginjal hingga Paru
Jakarta –
Semakin canggihnya peralatan dan berkembangnya ilmu kesehatan, kini transplantasi organ tidak hanya lagi bisa dilakukan dari manusia ke manusia, namun hewan ke manusia. Babi menjadi hewan yang sering diambil organnya untuk ditransplantasi ke manusia.
Para peneliti, selama bertahun-tahun melakukan pengamatan terhadap organ babi. Beberapa bagian tubuh yang bisa dimanfaatkan adalah jantung, hati, hingga paru-paru.
Ahli medis percaya bahwa terobosan ini ke depannya dapat membantu menyelamatkan lebih banyak nyawa manusia. Namun, donor organ hewan ke manusia ini memiliki banyak persyaratan. Hewan yang dijadikan donor harus memenuhi sejumlah kriteria.
Apa Saja Syarat Donor Hewan ke Manusia?
Dikutip dari jurnal Animal Organs for Human Transplantation oleh Marlon F Levy, MD, para ahli mempertimbangkan karakteristik hewan yang disukai dan layak menjadi donor organ.
Pertama, hewan harus memiliki anatomi dan fisiologi yang sesuai agar organ yang dimaksud dapat berfungsi dengan baik pada manusia. Selanjutnya, tidak boleh ada kemungkinan penularan lintas spesies dari hewan ke manusia.
Donor organ hewan yang ideal juga harus tahan terhadap penyakit manusia (terutama virus). Selain itu, spesies hewan ini harus murah untuk diberi makan dan berkembang biak, dengan waktu kehamilan yang singkat dan banyak kelahiran untuk mencapai skala ekonomi.
Hewan seperti itu juga tidak boleh menimbulkan hambatan imunologis terhadap transplantasi ke manusia. Pada akhirnya, penggunaan hewan ini dengan cara seperti ini seharusnya hanya menimbulkan sedikit atau tidak ada kontroversi etika.
Menurut Marlon dalam jurnalnya, belum ada hewan yang memenuhi semua kriteria ideal di atas. Namun ada beberapa hewan yang sudah diujikan pada manusia, salah satunya babi.
Bahkan beberapa waktu belakangan ini jantung hingga hati babi sudah di-eksperimen sebagai donor transplantasi ke manusia. Berikut sejumlah kasusnya.
1. Jantung Babi
Kasus donor jantung babi ke manusia pertama kali dilakukan terhadap pria di Amerika Serikat bernama David Bennett yang berusia 57 tahun. Ia menerima transplantasi jantung babi pada 7 Januari 2022 dan meninggal dua bulan setelahnya, tepat pada 8 Maret 2022.
Pihak rumah sakit mengatakan bahwa jantung babi yang ditransplantasikan itu bisa bekerja dengan sangat baik selama beberapa minggu usai operasi. Mereka mengklaim tidak ada penolakan dari tubuh terhadap organ.
Akan tetapi, beberapa minggu kemudian setelah operasi, ia mengalami kegagalan fungsi jantung tanpa tanda penolakan akut yang jelas. Serangan jantung yang tiba-tiba menyebabkan kematiannya dua bulan setelah transplantasi.
Transplantasi jantung babi ke manusia yang kedua dilakukan pada 20 September 2023. Manusia penerima donor organ tersebut bernama Lawrence Faucette (58), yang menerima jantung babi di University of Maryland Medical Center pada tahun 2023 untuk mengobati gagal jantung stadium akhir.
Faucette mengidap penyakit jantung stadium akhir dan dianggap tidak memenuhi syarat untuk transplantasi konvensional dengan jantung manusia karena penyakit pembuluh darah perifer yang sudah ada sebelumnya dan komplikasi pendarahan internal.
Namun enam minggu kemudian pasca operasi, pasien bernama Lawrence itu baru mulai mengalami tanda-tanda penolakan pada tubuhnya terhadap jantung babi dalam beberapa hari sebelum kematiannya pada Senin (30/10/2023).
2. Ginjal Babi
Selain jantung, para peneliti juga melakukan eksperimen terhadap ginjal babi. Organ tersebut direkayasa secara genetik ke manusia atau xenotransplantasi, berhasil dilakukan. Ginjal babi yang dicangkok dalam jenazah mati otak tersebut berhasil ‘hidup’ selama dua bulan lamanya dengan bantuan ventilator.
Dikutip dari APNews, ahli bedah Robert Montgomery menjelaskan penelitian ini dapat menjadi awal solusi mengatasi masalah keterbatasan donor organ manusia dan bisa menyelamatkan banyak nyawa.
Pada 14 Juli, ahli bedah mulai melakukan penelitian dengan mengganti ginjal jenazah Maurice Miller yang didonasikan oleh pihak keluarga dengan ginjal babi. Ginjal babi yang digunakan dimodifikasi secara genetik, sehingga organnya menjadi lebih mirip organ manusia.
Selain itu, peneliti juga memasukkan timus babi atau kelenjar yang melatih sel-sel kekebalan. Miller sebelumnya meninggal dunia karena kematian otak.
Setelah proses transplantasi, ginjal babi yang dicangkokkan nampak bekerja dengan baik, namun satu bulan berjalan tubuh Miller mulai mengalami ‘penolakan’. Tim ahli lantas mengubah standar obat penekan kekebalan pasien dan nampak kinerja ginjal kembali membaik.
3. Hati Babi
Organ lain dari babi yang didonorkan ke manusia adalah hati. Ahli bedah di China berhasil melakukan transplantasi hati babi ke pasien mati otak. Keberhasilan kemajuan penelitian ini disebut menandai terobosan signifikan dalam bidang xenotransplantasi.
Diberitakan Global Times, transplantasi hati babi ke manusia yang pertama kali di dunia ini dilakukan pada pasien mati otak dengan kondisi gagal hati. Peneliti menemukan adanya potensi hati babi yang telah diedit gennya untuk menggantikan hati manusia.
Transplantasi tersebut dilakukan para ahli bedah di Rumah Sakit Xijing, Universitas Kedokteran Militer Angkatan Udara di Xi’an, provinsi Shaanxi. Sejauh ini, hati babi telah berfungsi selama lebih dari 96 jam, memecahkan rekor sebelumnya.
Tao Kaishan, direktur departemen bedah hepatologi rumah sakit tersebut, mengatakan hati yang ditransplantasikan telah menunjukkan hasil sekresi empedu, suplai darah dan patologis yang sangat baik, melebihi ekspektasi tim medis.
4. Paru-paru Babi
Para peneliti di China kembali melakukan percobaan transplantasi organ babi ke manusia, kali ini adalah paru-paru yang sudah direkayasa genetik.
Pasien berusia 39 tahun yang telah dinyatakan mati otak. Tim medis memastikan kondisi mati otak pasien melalui empat pemeriksaan berbeda dan memperoleh persetujuan tertulis dari keluarga pasien untuk melaksanakan percobaan.
“Bagi tim kami, pencapaian ini adalah awal yang bermakna. Xenotransplantasi (donor organ hewan) paru-paru memiliki tantangan biologis dan teknis yang unik dibandingkan dengan organ lain,” kata salah satu penulis studi dari First Affiliated Guangzhou Medical University Hospital Dr Jiang Shi, dikutip dari Live Science, Selasa (26/8/2025).
Eksperimen ini menggunakan paru-paru babi yang telah direkayasa dengan teknologi penyuntingan gen CRISPR. Tiga gen pada babi dinonaktifkan agar protein yang dihasilkannya tidak memicu kekebalan manusia.
Halaman 2 dari 5
(dpy/kna)
-

Tray Nampan MBG Mengandung Minyak Babi, Istana Angkat Bicara
Bisnis.com, JAKARTA – Tray atau nampan minyak babi program makan bergizi gratis (MBG) mengandung minyak babi. Istana Kepresiden merespon isu ini yang menimbulkan polemik di media sosial.
Kepala Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi menegaskan pemerintah akan menyerahkan sepenuhnya pada uji laboratorium terkait isu yang beredar mengenai dugaan kandungan minyak babi pada nampan yang digunakan untuk kebutuhan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Dalam konferensi pers di Gedung Kwartir Nasional (Kwarnas), Gambir, Jakarta, Selasa (26/8/2025), Hasan mengatakan bahwa informasi semacam itu tidak bisa ditelan mentah-mentah, melainkan harus dibuktikan secara ilmiah.
“Kalau pembuktian misalnya soal nampan itu kan nanti bisa diuji. Nampannya begitu sampai di sini bisa diuji di BPOM, bisa diuji di laboratorium independen. Benar nggak begitu dia?” kata Hasan kepada wartawan.
Lebih lanjut, dia menegaskan, sejauh ini pemerintah belum menemukan bukti adanya kecurigaan tersebut. Namun, Hasan menambahkan, apabila masyarakat masih memiliki kekhawatiran, maka jalur resmi pengujian terbuka dilakukan.
“Kalau memang ada kekhawatiran soal itu, kita uji saja. Bisa diuji di BPOM, kita bisa uji kok. Tadi saya sudah ketemu dengan Kepala BPOM,” jelasnya.
Hasan juga mengingatkan agar publik tidak mudah terprovokasi isu-isu sensitif, terutama yang menyangkut pangan dan kehalalan, tanpa adanya pemeriksaan resmi.
“Itu pentingnya kita tidak gampang termakan isu yang sensitif, dan itu kan perlu diperiksa,” tegasnya.
Sekadar informasi, isu tersebut menjadi pembahasan usai Indonesia Business Post merilis laporan investigasi dari wilayah Chaoshan, Provinsi Guangdong, China.
Dalam laporan tersebut tertuang bahwa terdapat sekitar 30—40 pabrik yang memproduksi ompreng makanan untuk pasar global, termasuk yang diduga digunakan dalam program MBG di Indonesia.
Tak hanya itu, laporan tersebut juga menyinggung dugaan pemalsuan label “Made in Indonesia” dan logo SNI pada ompreng yang diproduksi di China. Penggunaan bahan tipe 201 yang diduga mengandung mangan tinggi sehingga tidak cocok untuk makanan asam, serta indikasi pemakaian minyak babi atau lard dalam proses produksi.
-

China Sukses Transplantasi Paru-paru Babi ke Manusia
Jakarta –
Tim dokter di Cina berhasil melakukan transplantasi paru-paru dari babi ke manusia, menunjukkan bahwa prosedur ini memungkinkan dilakukan meskipun masih diperlukan banyak uji lanjutan.
Menurut ilmuwan dari National Clinical Research Center for Respiratory Disease di Guangzhou, paru-paru babi yang dimodifikasi secara genetik dan ditanamkan ke tubuh pasien manusia yang telah dinyatakan mati otak, tetap hidup dan berfungsi selama 216 jam (sembilan hari) tanpa mengalami infeksi atau penolakan dari tubuh penerima.
Apa itu xenotransplantasi?
Xenotransplantasi adalah praktik transplantasi organ antarspesies. Cara ini dianggap sebagai solusi potensial atas krisis kekurangan organ dunia.
Studi dari Guangzhou menyebutkan bahwa kemajuan telah dicapai dalam transplantasi jantung dan ginjal babi ke manusia. Namun, transplantasi paru-paru menghadapi tantangan khusus karena kompleksitas anatomi dan fungsinya. Salah satu tantangan utama adalah paru-paru langsung bersentuhan dengan udara luar sehingga risiko infeksi lebih tinggi.
Dalam studi ini, paru-paru dari babi jantan jenis Bama Xiang berusia 22 bulan dengan berat 70 kilogram berhasil ditransplantasikan ke pria berusia 39 tahun dan tetap berfungsi selama lebih dari seminggu dalam pemantauan.
“Penelitian ini membuktikan bahwa paru-paru babi hasil rekayasa genetik bisa tetap hidup dan berfungsi di penerima mati otak selama 216 jam, tanpa tanda penolakan hiperakut ataupun infeksi tak terkendali,” tulis tim peneliti.
Mereka menambahkan bahwa keberhasilan ini menunjukkan kemajuan besar dalam teknik modifikasi genetik dan strategi imunosupresif, sekaligus mengingatkan adanya tantangan besar yang masih harus diatasi sebelum bisa diterapkan secara klinis.
Editor: Hani Anggraini
Lihat juga Video ‘Bayi Pertama di Inggris Lahir dari Wanita dengan Rahim Transplantasi’:
(ita/ita)
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5327538/original/053730800_1756182960-2ea90858-296d-47f6-96f5-4bd7cdb7bf91.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Ompreng MBG Diimpor dari China Diduga Pakai Bahan Berbahaya dan Ada Minyak Babi, Ini Kata Kepala BGN – Page 3
Sebelumnya, Badan Standardisasi Nasional (BSN) menyatakan telah menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 9369:2025 tentang wadah bersekat (food tray) dari baja tahan karat untuk makanan guna mendukung Program MBG.
“Standar ini kami tetapkan pada 18 Juni 2025 melalui Keputusan Kepala BSN Nomor 182/KEP/BSN/6/2025. Ini merupakan standar baru hasil pengembangan sendiri yang disusun oleh Komite Teknis 77-02, Produk Logam Hilir,” kata Deputi Bidang Pengembangan Standar BSN Hendro Kusumo.
“Dengan standar ini kami ingin memastikan bahwa food tray yang digunakan dalam Program MBG aman digunakan, tidak mudah rusak, dan tidak mengandung zat berbahaya. Ini juga mendorong industri dalam negeri untuk memproduksi peralatan makan yang berkualitas,” kata Hendro.
Dia menyebut penetapan itu menjadi langkah strategis untuk memastikan peralatan makan yang digunakan dalam Program MBG memenuhi aspek mutu, keamanan, dan kesehatan.
-

Pertama di Dunia, Tim Medis China Transplantasi Paru-paru Babi ke Pasien Mati Otak
Jakarta –
Seorang pasien mati otak di China menjalani operasi transplantasi paru-paru babi yang sudah direkayasa secara genetika. Ini menjadi yang pertama kali di dunia setelah sebelumnya ilmuwan mencoba mentransplantasikan ginjal dan jantung babi ke manusia.
Menurut laporan studi yang dipublikasikan dari First Affiliated Guangzhou Medical University Hospital China, paru-paru tersebut berfungsi selama sembilan hari. Menurut ahli, ini menjadi salah satu harapan xenotransplantasi (donor organ hewan ke manusia) di masa depan.
Risiko infeksi dan penolakan organ sangat besar dalam kasus xenotransplantasi. Pasien harus mendapat beberapa obat untuk mengurangi risiko infeksi dan penolakan. Paru-paru babi yang dimasukkan dalam tubuh pasien 39 tahun itu juga telah melalui enam kali penyuntingan gen dan babi juga dipelihara di lingkungan yang sangat bersih dan terkendali sepanjang hidup.
Dalam studi, peneliti menyebut tidak ada tanda penolakan langsung muncul pasca operasi, tapi masalah muncul sehari kemudian. Pembengkakan luas terjadi di seluruh tubuh pasien akibat penumpukan cairan pada jaringan, kemungkinan karena masalah aliran darah.
Atas permintaan keluarga, akhirnya percobaan ini dihentikan.
“Walaupun studi ini menunjukkan kelayakan xenotransplantasi paru-paru babi ke manusia, masih ada tantangan besar terkait penolakan organ dan infeksi,” tulis para peneliti dikutip dari CNN, Selasa (26/8/2025).
Peneliti menuturkan penelitian lebih lanjut perlu dilakukan sebelum prosedur ini bisa diulang secara klinis.
Kata Ahli Soal Transplantasi Paru-paru Babi di China
Kepala Bedah Toraks di Northwestern Medicine Canning Thoracic Institute Dr Ankit Bharat menyebut temuan ini menarik. Namun, menurutnya transplantasi paru-paru babi ke manusia tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Menurut Bharat, paru-paru jauh lebih rumit untuk ditransplantasikan dibandingkan organ lain seperti ginjal. Paru berperan penting dalam filtrasi darah, pengaturan suhu, produksi trombosit, keseimbangan pH, pertahanan imun, serta memiliki fungsi metabolik dan endokrin. Berbeda dengan ginjal dan jantung, paru-paru juga terpapar langsung dengan elemen luar seperti virus dan bakteri saat menghirup udara.
Karena ukurannya besar dan dilapisi protein yang membantu pertahanan imun, bahkan dengan transplantasi paru-paru antar manusia pun sulit untuk menghindari penolakan tubuh terhadap organ asing, menurut Bharat.
“Itu masalah yang sulit dipecahkan. Bahkan pada organ manusia, kita belum benar-benar bisa menyelesaikannya. Jadi dengan antigen babi, Anda menambahkan lapisan kompleksitas baru yang bisa jadi masalah lain,” katanya.
Halaman 2 dari 2
(avk/kna)
-

Hati-hati, Konsumsi Makanan Ini Bisa Picu Seseorang Cacingan
Jakarta –
Orang dapat tertular parasit melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Parasit membutuhkan inang hidup untuk bertahan, dan bisa hidup di dalam sistem pencernaan manusia dalam waktu lama tanpa terdeteksi. Infeksi parasit dapat menyebabkan penyakit serius, sehingga perannya sebagai ancaman kesehatan manusia tidak boleh diremehkan.
Sebagian besar hewan ternak biasanya diobati untuk mencegah infeksi parasit. Hal ini membuat penularan parasit seperti cacing pita dan cacing gelang melalui produk daging menjadi relatif jarang.
Namun, parasit tetap dapat masuk ke makanan di berbagai titik dalam rantai pasokan, mulai dari proses pertanian dan produksi, pengiriman, pengemasan, hingga sampai di rak-rak toko. Misalnya, Makanan bisa dicuci dengan air yang terkontaminasi dan membawa parasit ke sepanjang rantai pasokan, tanah tempat tanaman tumbuh dapat terkontaminasi parasit, atau bahkan ditularkan dari orang ke orang melalui pekerja makanan yang terinfeksi tetapi tidak menyadarinya.
Ketika seseorang akhirnya mengalami gejala infeksi parasit, biasanya mereka tidak mengetahui kapan atau bagaimana sebenarnya infeksi tersebut terjadi. Dikutip dari Canadian Institute of Food Safety, berikut makanan yang bisa memicu seseorang cacingan atau terpapar parasit.
daging babi setengah matangdaging lain yang kurang matang atau mentah, seperti daging sapibuah-buahan dan sayuran mentahikan air tawar atau laut mentah atau setengah matangkrustasea atau moluska mentah atau setengah matangtanaman air mentah seperti selada airsari apel dan susu yang tidak dipasteurisasi
Jenis Parasit dan Cacing
Makanan yang tidak ditangani atau dimasak dengan benar dapat menjadi sumber berbagai infeksi dan penyakit. Beberapa parasit yang dapat menginfeksi manusia melalui makanan atau air antara lain:
Giardia: Ini adalah parasit usus yang paling umum ditemukan di Kanada. Penularan biasanya berasal dari air minum yang tidak diolah.Cyclospora: Parasit ini ditularkan melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Telurnya (oosista) dikeluarkan lewat tinja orang yang terinfeksi.Cacing kremi: Cacing ini dapat ditularkan kepada pelanggan oleh pekerja makanan yang tidak mencuci tangan dengan benar setelah menggunakan toilet. Cacing gelang, sejenis cacing kremi, juga umum ditularkan ke manusia melalui jalur feses ke mulut.Cacing pita: Cacing ini biasanya menyerang manusia yang mengonsumsi daging sapi, daging babi, atau ikan yang tidak dimasak sempurna yang mengandung larva yang kemudian tumbuh menjadi cacing pita utuh di dalam usus seseorang.Taenia: Ini adalah jenis cacing pita, sering disebut sebagai ‘cacing pita babi’ karena umumnya berasal dari produk daging babi mentah atau setengah matang.Trichinella: Seperti cacing pita, cacing ini tertelan dalam bentuk larva saat orang memakan daging mentah atau setengah matang.
Toksoplasma: Parasit ini dapat berasal dari daging yang terkontaminasi dan kurang matang serta produk mentah yang terinfeksi dan tidak dibersihkan secara memadai sebelum dikonsumsi.Anisakis: Cacing ini dapat ditemukan di sushi atau sashimi yang tidak dimasak dengan benar. Ikan laut yang kurang matang (misalnya ikan kod, ikan flounder, ikan haddock, salmon Pasifik) dan cumi-cumi biasanya menjadi penyebabnya.Phocanema: Seperti anisakis, parasit ini juga ditularkan ke manusia melalui ikan laut mentah atau setengah matang.Clonorchis dan Paragonimus: Kadang-kadang disebut cacing hati, parasit ini berasal dari ikan air tawar dan krustasea yang tidak dibersihkan atau dimasak dengan benar.Cryptosporidium: Parasit ini menginfeksi manusia yang mengonsumsi sari buah apel dan susu yang tidak dipasteurisasi, serta kerang mentah atau setengah matang.
Halaman 2 dari 3
(suc/suc)
-

Cacing Pita Bersarang di Otak Pria gegara Doyan Makan Daging Babi Tak Matang
Jakarta –
Seorang pria 52 tahun di Amerika Serikat mengeluhkan migrain yang tidak kunjung sembuh. Kondisi ini dialaminya selama empat bulan terakhir.
Selama itu, ia mengonsumsi berbagai obat-obatan tetapi tidak lagi efektif mengobati migrainnya. Keluhan yang dirasakannya itu muncul lebih sering dari biasanya, sekitar seminggu sekali, dan menjadi semakin parah.
Ia pun segera memeriksakan diri ke rumah sakit. Di sana, pasien juga mengeluhkan nyeri yang semakin parah di bagian belakang tengkoraknya.
Dalam jurnal yang dikutip dari Live Science, dokter langsung memeriksa tanda-tanda vital pada pasien, tetapi tidak menunjukkan adanya kelainan. Setelah melakukan CT scan pada otaknya, dokter melihat adanya banyak lesi mirip kista yang tersebar di kedua hemisfer atau kedua bagian besar otak.
Secara spesifik, pertumbuhan ini muncul di substansia alba organ tersebut, yakni jaringan terisolasi yang memanjang dari sel-sel otak.
Pasien segera dirawat di rumah sakit untuk melakukan konsultasi bedah saraf. Hasil MRI pun mendukung apa yang terlihat di CT scan.
Bahkan, dokter melihat adanya penumpukan cairan di sekitar kista di otak pria tersebut. Karena menduga adanya parasit, departemen bedah saraf merujuk pasien ke spesialis penyakit menular dan melakukan sejumlah tes.
Salah satu tes menunjukkan bahwa darah pasien mengandung antibodi terhadap Taenia solium, cacing pita yang biasanya ditemukan pada babi yang bersarang di usus dan otot babi, lalu keluar melalui fesesnya.
Dalam kasus ini, larva cacing tersebut telah menguasai otaknya dan tertanam di dalam kista pada jaringan otaknya. Saat T. solium menginfeksi sistem saraf dengan cara ini, kondisi tersebut dikenal sebagai neurosistiserkosis.
Penanganan yang Dilakukan
Sebagai penanganannya, pasien diberikan obat antiparasit dan antiinflamasi sambil dipantau di unit perawatan intensif selama beberapa minggu. Setelah itu, pasien dirawat di klinik rawat jalan penyakit menular.
“Pasien berhasil diobati, dengan regresi lesi dan perbaikan sakit kepala,” tulis dokter dalam laporan kasus medis tersebut.
Manusia dapat terinfeksi T. solium saat tidak sengaja mengonsumsi larva atau telur cacing tersebut. Orang dapat terpapar jika mereka mengonsumsi daging babi yang kurang matang, atau minum air yang telah terkontaminasi.
Mengonsumsi daging babi kurang matang yang mengandung larva dapat menyebabkan infeksi usus yang disebut taeniasis. Sementara mengonsumsi feses yang mengandung telur memicu infeksi pada jaringan lain, termasuk otak.
“Telur-telur tersebut awalnya masuk ke pembuluh darah otak dan kompartemen untuk cairan serebrospinal, cairan bening yang membasahi otak, dan kemudian memicu respons imun inflamasi yang merusak lapisan pelindung otak,” demikian pernyataan dari laporan yang dipublikasikan dalam American Journal of Case Reports.
Namun, dalam kasus ini pasien tidak melakukan perjalanan ke daerah yang berisiko tinggi terhadap infeksi cacing tersebut.
“Setelah diinterogasi, pasien mengaku terbiasa makan bacon atau daging babi yang dimasak sebentar dan tidak kering hampir di sepanjang hidupnya,” kata laporan itu, dikutip dari Live Science.
Bahaya Makan Daging Tak Matang
Berdasarkan kebiasaan makan pria tersebut, dokternya menyimpulkan bahwa ‘kecenderungan seumur hidupnya untuk mengonsumsi daging babi asap yang masih lunak’ mungkin telah membuatnya sesekali mengonsumsi daging babi asap setengah matang. Kondisi itu yang menyebabkan taeniasis, bentuk infeksi cacing pita di usus.
Dari situ, para dokter berspekulasi bahwa pasien mungkin secara tidak sengaja tertular sistiserkosis melalui kebiasaan mencuci tangan yang tidak benar. Dengan kata lain, ia mungkin secara tidak sengaja terpapar telur cacing tersebut dalam fesesnya sendiri.
“Konsumsi daging babi setengah matang merupakan faktor risiko teoretis untuk neurosistiserkosis melalui autoinokulasi, seperti yang kami duga dalam kasus ini,” tim medis menyimpulkan.
“Secara historis, sangat jarang menemukan daging babi yang terinfeksi di Amerika Serikat, dan kasus kami mungkin memiliki implikasi kesehatan masyarakat.”
Halaman 2 dari 3
(sao/kna)
