Hewan: Ayam

  • Maling Ternak di Tulungagung Dikeroyok Warga hingga Tak Sadarkan Diri

    Maling Ternak di Tulungagung Dikeroyok Warga hingga Tak Sadarkan Diri

    Tulungagung (beritajatim.com) – Seorang pria berinisial H (51), warga Desa Sukorame, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar, harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit setelah dikeroyok warga usai kepergok mencuri hewan ternak di Desa Pojok, Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung.

    Kejadian ini bermula dari keresahan warga yang kehilangan sejumlah hewan ternak dalam beberapa waktu terakhir. Untuk mengantisipasi kejadian serupa, warga pun melakukan ronda malam. Saat itulah mereka mencurigai H yang melintas membawa karung.

    “Kejadiannya saat warga sedang ronda. Mereka melihat pelaku melintas membawa karung dan langsung curiga,” ujar Kasi Humas Polres Tulungagung, Ipda Nanang Murdianto, Sabtu (14/6/2025).

    Pelaku sempat dibawa ke rumah salah satu perangkat desa untuk dimintai keterangan. Saat karung dibuka, ternyata berisi seekor entok, ayam jago, dan ayam betina. Pelaku mengakui entok tersebut merupakan hasil curian dari warga Desa Pojok, sementara ayam jago dan ayam betina diakui miliknya sendiri.

    Namun pengakuan tersebut justru memicu kemarahan warga. Massa yang sudah kesal dengan aksi pencurian ternak langsung mengeroyok H hingga ia tak sadarkan diri.

    “Setelah mengakui perbuatannya, warga yang merasa jengkel lalu secara bersama-sama melakukan pengeroyokan terhadap H,” lanjut Nanang.

    Polisi yang menerima laporan segera mendatangi lokasi kejadian dan menemukan H dalam kondisi tak sadarkan diri. Ia langsung dilarikan ke RSUD Tulungagung dan dirawat di UGD Red Zone. Saat ini kondisi pelaku telah membaik dan akan menjalani proses hukum lebih lanjut.

    “Personel Polsek Ngantru langsung menuju lokasi setelah mendapat laporan. Terduga pelaku sudah tidak sadarkan diri dan dibawa ke RSUD untuk penanganan medis,” pungkasnya. [nm/beq]

  • Satgas Halal Kemenag Solo Monitoring Usaha Kuliner di Jalan Sutan Syahrir Usai Kasus Ayam Goreng Widuran Non-Halal

    Satgas Halal Kemenag Solo Monitoring Usaha Kuliner di Jalan Sutan Syahrir Usai Kasus Ayam Goreng Widuran Non-Halal

    Sementara itu, Ketua Satgas Halal Kemenag Solo, Bagus Sigit Setiawan menuturkan bahwa kegiatan ini melibatkan beberapa instansi lintas sektor. Di antaranya adalah Disdag, Dispangtan, pendamping sertifikasi halal, dan juga Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang turut berperan dalam pengecekan legalitas usaha.

    “Ini bukan soal halal dan non halal. Jadi setelah tindak lanjut yang viral kemarin banyak pelaku usaha kuliner yang belum memiliki NIB. Jadi nanti OSS juga gabung, Dinas Ketahanan Pangan gabung, Disperindag gabung dan BPOM juga menyampaikan banyak pelaku usaha belum memiliki sertifikat sanitasi,” jelas Bagus Sigit.

    Menurut dia, pemantauan tersebut dilakukan tidak hanya karena dampak dari viralnya Ayam Goreng Widuran yang beberapa waktu lalu tetai juga disebabkan sebagian besar pelaku usaha kuliner di sepanjang jalan tersebut belum mengantongi syarat untuk melakukan usahanya.

    “Ini sebenarnya tindak lanjut dari kasus Widuran adanya hal viral kemarin terkait Ayam Goreng Widuran menjadi evaluasi bersama bahwa banyak pedagang yang sebagian belum menjalankan syarat untuk melakukan usahanya,” ucapnya.

    Ia juga menjelaskan bahwa pemantauan tidak hanya akan dilakukan di satu titik saja. Wilayah lain di Kota Solo juga akan menjadi target monitoring dalam waktu dekat, sebagai bagian dari pengawasan berkelanjutan terhadap pelaku usaha kuliner.

    “Insyaallah dua hari ini selesai nanti kita lanjut di kecamatan yang lain terus nanti kita akan monitoring setelah minggu ini atas hasil survei hari ini,” ujarnya.

     

     

  • Harga Pangan 14 Juni: Gula Konsumsi, Cabai Rawit Merah, hingga Ikan Kembung Kompak Naik

    Harga Pangan 14 Juni: Gula Konsumsi, Cabai Rawit Merah, hingga Ikan Kembung Kompak Naik

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) melaporkan, sejumlah mayoritas komoditas pangan di tingkat konsumen secara rata-rata nasional mengalami penurunan harga pagi ini.

    Kendati demikian, komoditas seperti beras premium, kedelai biji kering impor, cabai rawit merah, gula konsumsi, ikan kembung, dan garam konsumsi terpantau naik.

    Merujuk data Panel Harga Bapanas, Sabtu (14/6/2025), pukul 08.57 WIB, harga beras premium di tingkat konsumen dibanderol sebesar Rp15.750 per kilogram (kg). Jumlah tersebut naik 0,17% dari hari sebelumnya.

    Harga kedelai biji kering impor naik 0,79% menjadi Rp10.915 per kg, cabai rawit merah naik 0,6% menjadi Rp52.172 per kg, dan gula konsumsi tercatat naik 0,36% menjadi Rp18.549 per kg.

    Selanjutnya, harga ikan kembung pagi ini naik signifikan 3,72% menjadi Rp42.243 per kg dan garam konsumsi naik 0,44% dibanding hari sebelumnya, menjadi Rp11.695 per kg.

    Sementara itu, terdapat sejumlah komoditas pangan yang menunjukkan penurunan harga. Bapanas mencatat, harga beras medium secara rata-rata turun 0,4% menjadi Rp13.936 per kg dan beras SPHP turun 0,37% menjadi Rp12.519 per kg.

    Kemudian, harga jagung di tingkat peternak turun signifikan 5,33% dari hari sebelumnya, menjadi Rp5.856 per kg, bawang merah turun 3,87% menjadi Rp39.430 per kg, dan bawang putih bonggol turun 1,31% menjadi Rp39.521 per kg.

    Bapanas melaporkan harga berbagai jenis cabai mengalami penurunan harga, kecuali cabai rawit merah. Tercatat harga cabai merah keriting turun 3,45% menjadi Rp42.942 per kg dan cabai merah besar turun 3,26% menjadi Rp45.101 per kg.

    Harga daging sapi murni turun 0,49% menjadi Rp134.427 per kg, daging ayam ras turun 0,88% menjadi Rp34.735 per kg, dan telur ayam ras turun 0,32% menjadi Rp29.128 per kg.

    Lebih lanjut, harga minyak goreng kemasan turun 1,11% menjadi Rp20.603 per liter, minyak goreng curah turun 1,55% menjadi Rp17.404 per liter, dan minyakita turun 0,66% menjadi Rp17.418 per liter.

    Harga tepung terigu curah turun signifikan 2,02% menjadi Rp9.589 per kg, dan tepung terigu kemasan turun 1,29% dari hari sebelulmnya, menjadi Rp12.837 per kg.

    Di tingkat konsumen, harga ikan tongkol turun 0,6% menjadi Rp33.749 per kg, ikan bandeng turun signifikan 3,93% menjadi Rp33.010 per kg, daging kerbau beku impor turun 7,07% menjadi Rp97.948 per kg, dan daging kerbau segar turun 3,02% menjadi Rp136.250 per kg. 

  • Viral Kucing Liar Dipunguti dari TPS di Surabaya untuk Pakan Ular, Pihak Kelurahan Membantah 
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        13 Juni 2025

    Viral Kucing Liar Dipunguti dari TPS di Surabaya untuk Pakan Ular, Pihak Kelurahan Membantah Surabaya 13 Juni 2025

    Viral Kucing Liar Dipunguti dari TPS di Surabaya untuk Pakan Ular, Pihak Kelurahan Membantah
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Pihak kelurahan dan RT di Sumur Welut membantah adanya tuduhan terkait kucing liar yang sering diambil dari Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Pesapen, Sumur Welut, Kecamatan Lakarsantri,
    Surabaya
    untuk dijadikan pakan ular.
    Hal ini disampaikan mereka dalam menanggapi video viral tentang warga yang kerap mengambil kucing di tempat pembuangan sementara (TPS) itu untuk dijadikan makanan ular. 
    Pantauan
    Kompas.com
     di lokasi, tong-tong sampah yang berada di TPS itu tertata cukup rapi dan tidak ada hewan seperti kucing berkeliaran di kawasan tersebut.
    Terlihat juga satu-dua kali warga sekitar yang membuang sampah ke TPS tersebut.
    Lurah Sumur Welut, Elvanda Danu mengatakan, setelah viralnya video tersebut, ia bersama satpol PP tidak menemukan adanya kucing di sekitar lokasi TPS.
    “Saya enggak tahu ya apakah TPS itu dijadikan sebagai tempat transaksi atau tempat buangan kucing gitu, cuma saya dan satpol PP disini juga sudah cek di lapangan sih, enggak ada sama sekali sih. Kita cek itu adanya ayam saja,” kata Elvanda saat ditemui
    Kompas.com
    , Jumat (13/6/2025).
    Selain itu, Elvanda tidak pernah melihat seseorang yang mencurigakan yang mengangkut kucing-kucing liar tersebut.
    “Jadi di TPS itu selalu dijaga terus, apalagi di seberangnya juga ada warung, kita juga selalu minta pengawasan dari mereka juga, dan saya enggak pernah ngelihat orang yang mencurigakan yang ngangkutin kucing gitu sih,” ujarnya.
    Ia menyampaikan bahwa lokasi
    TPS Pesapen
    tersebut memang cukup strategis karena terletak di pinggir jalan pelintasan dari Gresik dan Sidoarjo ke arah Surabaya dan menjadi tempat pembuangan sampah dari 4 kelurahan.
    Pengecekan selalu rutin dilakukan dua kali sehari, setiap pagi dan sore hari di TPS. Namun, ia tidak pernah menemukan adanya kucing liar maupun kucing buangan.
    “Kalau pengecekan sejak awal itu ada, setiap pagi dan sore biasanya sewaktu ada pengambilan dari teman-teman DLH (Dinas Lingkungan Hidup) yang ngangkut sampah itu, kita cek, nggak pernah ada (kucing). Ya kalau kucing lewat pernah satu dua kali, itupun sudah besar kucingnya biasanya nyari makan, tapi jarang sekali,” katanya. 
    Pihaknya juga sudah mengonfirmasi ke penjaga sekaligus petugas
    TPS Sumur Welut
    , Suripto, bahwa tidak pernah ditemukan kucing yang berkeliaran.
    “Kalaupun ada sesuatu yang mencurigakan, mereka (warga sekitar) langsung turun, lapor ke kita biasanya. Sedangkan, informasi dari Pak Surip sih memang enggak ada, enggak ada sama sekali terkait kucing,” tuturnya.
    Menurutnya, video tersebut masih perlu dipertanyakan kebenarannya.
    Dalam kesempatan terpisah, Ketua RT 006, RW 001 Sumur Welut, Surabaya, Lingke mengatakan bahwa dahulu memang ada banyak kucing buangan di sekitar TPS.
    Namun, kini keberadaan kucing-kucing tersebut tidak diketahui lagi.
    “Orang buang kucing saja, tahu-tahu sudah ada kucing gitu loh. Bukan kucing warga, tapi kucingnya memang sengaja dibuang. Sekarang kucingnya sudah enggak ada, ya saya mikirnya cuma paling sudah diambil warga dipelihara, enggak sampai kepikiran ke situ,” kata Lingke.
    Sesekali, warga sekitar juga memberikan makanan kepada kucing-kucing tersebut di dekat pos kampung.
    “Kalau kadang warga itu ada yang welas kasihan begitu, ya dikasih makan di pojokan pos itu. Kalau kucingnya dah besar biasanya mereka lari, nyari makan sendiri,” ujarnya.
    Ia pun mengaku terkejut saat pertama kali melihat video viral tersebut karena sudah sejak lama tidak menemukan kucing di sekitaran TPS.
    “Saya pertama kali tahu itu dikirimkan adek saya, ‘
    Ini bener ta panggone sampeyan
    ? (Ini apakah benar di wilayah Anda?)’. Ya aku juga enggak tahu. Terus saya cek ke lokasi juga enggak ada kucing,” katanya. 
    Lingke menegaskan, jika menemukan ada seseorang yang sengaja membuang kucing di TPS tersebut, dia akan menindak tegas dan meminta pertanggunganjawaban.
    “Misalnya ada orang yang buang sampah sembarangan, enggak masuk ke tong sampahnya aja saya kembalikan, saya suruh buang lagi yang benar. Apalagi orang yang buang kucing, pasti bakal saya minta kembali, kalau dia memang sudah memelihara kucing ya harus bertanggung jawab,” ucapnya. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 6 Makanan yang Sebaiknya Tidak Dipanaskan Ulang, Bisa Jadi Racun

    6 Makanan yang Sebaiknya Tidak Dipanaskan Ulang, Bisa Jadi Racun

    Jakarta – Mengonsumsi makanan memang paling enak selagi hangat. Tapi perlu diingat, ada beberapa makanan yang bila sudah disimpan di suhu ruang, sebaiknya tidak dipanaskan lagi.

    Berikut ini sederet makanan yang sebaiknya dihindari untuk dipanaskan ulang, dikutip dari Times of India:

    1. Bayam

    Menyimpan bayam masak sisa di kulkas untuk dipanaskan lagi tidaklah sehat. Beberapa penelitian menunjukkan sayuran daun hijau mengandung nitrat yang dapat berubah menjadi nitrit dan nitrosamin setelah dipanaskan.

    Kedua zat tersebut bersifat karsinogenik dan meningkatkan risiko kanker. Cara terbaik mengonsumsi bayam dan sayuran hijau adalah dengan makan segera setelah dimasak.

    2. Nasi

    Harus lebih berhati-hati memanaskan nasi yang sebelumnya dibiarkan di suhu ruangan. Nasi tersebut mungkin sudah terkontaminasi dengan bakteri seperti Bacillus cereus.

    Bacillus cereus dapat berkembang biak jika nasi dibiarkan pada suhu ruangan. Meski bakteri ini dapat dibunuh dengan panas, spora yang dihasilkannya beracun dan tahan panas.

    Jika ingin memanaskan nasi, pastikan tidak terlalu lama meninggalkannya di suhu ruang setelah dimasak. Segera pindahkan sisa nasi ke dalam lemari es.

    3. Telur

    Telur adalah sumber protein murah yang kaya akan nutrisi. Secara umum, memanaskan ulang telur aman hingga suhu 71 derajat celcius.

    Tapi, menyimpan sisa telur orak-arik, telur rebus, atau telur dadar yang belum matang sempurna untuk dipanaskan lagi bukanlah hal yang benar. Makin lama disimpan, semakin besar risiko basi atau kontaminasi.

    Telur setengah matang dengan kuning telur yang masih cair dapat mengandung salmonella. Bakteri tersebut dapat memicu keracunan makanan dengan gejala seperti diare, demam, kram, dan muntah.

    4. Kentang

    Kentang yang sudah dimasak dapat memunculkan bakteri Clostridium botulinum, terutama jika dibiarkan di suhu ruang. Pemanasan ulang tidak dapat menghilangkan risiko munculnya bakteri tersebut.

    Langsung simpan kentang masak ke dalam lemari es sebelum dipanaskan atau diolah kembali.

    5. Jamur

    Jamur yang sudah dimasak sebaiknya tidak disisakan dan disimpan. Jamur yang dibiarkan terlalu lama di suhu ruang dapat memicu gangguan pencernaan atau masalah lambung lainnya jika dikonsumsi lagi.

    6. Ayam

    Daging ayam kaya akan protein. Memanaskan kembali daging ayam dapat meningkatkan risiko masalah pencernaan, apabila tidak disimpan dengan benar.

    Jika ingin memanaskan ayam yang telah dimasak, disarankan menggunakan suhu rendah dalam durasi yang lebih lama. Alternatif lain juga bisa mengonsumsi ayam dalam kondisi dingin, misalnya dalam bentuk salad atau sandwich.

    (avk/tgm)

  • Panen Jagung Perdana di Lahan Bumdes Pademonegoro, Dukung Ketahanan Pangan Nasional

    Panen Jagung Perdana di Lahan Bumdes Pademonegoro, Dukung Ketahanan Pangan Nasional

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Wujud nyata dukungan terhadap program ketahanan pangan nasional dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan arahan Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Christian Tobing mulai tampak di Desa Pademonegoro, Kec. Sukodono.

    Di lahan milik Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) setempat, dilaksanakan panen jagung perdana sebagai langkah awal menuju swasembada pangan tahun 2025, Jumat (13/6/2025).

    Kegiatan ini mendapatkan antusiasme tinggi dari masyarakat, serta berbagai unsur Forkopimka. Turut hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Kapolsek Sukodono AKP Saadun, Danramil Kapten Ghofur, perwakilan Camat Sukodono M. Suhud, Kepala Desa Pademonegoro Ispriyanto, Kanit Binmas, Bhabinkamtibmas, Babinsa, serta unsur perangkat desa, tokoh agama, tokoh masyarakat, Pokdarkamtibmas, dan warga desa.

    Kegiatan panen jagung diawali dengan arahan dari Kapolsek, Danramil, dan Kepala Desa. Mereka memberikan apresiasi atas kerja keras masyarakat dan para penggerak ketahanan pangan desa, khususnya Bhabinkamtibmas, yang turut aktif mendampingi proses penanaman hingga panen. Harapannya, hasil panen berikutnya akan lebih meningkat baik dari sisi kualitas maupun kuantitas.

    “Panen jagung ini bukan hanya bukti nyata kerja keras bersama, tapi juga simbol harapan bagi kemajuan desa menuju kemandirian pangan,” ujar Kapolsek Sukodono, AKP Saadun.

    Jagung yang dipanen dari lahan BUMDes ini memiliki banyak manfaat. Selain dapat dikonsumsi sebagai makanan pokok seperti nasi jagung, juga berfungsi sebagai bahan campuran dalam berbagai olahan makanan, serta bahan pakan ternak, khususnya ayam dan sapi.

    Dengan demikian, hasil panen ini tidak hanya meningkatkan ketahanan pangan Polresta Sidoarjo Polda Jawa Timur, tetapi juga berpotensi menambah pendapatan masyarakat desa.

    Kepala Desa Pademonegoro, Ispriyanto, menyampaikan rasa bangganya atas sinergi antara pemerintah desa, TNI-Polri, dan masyarakat. Ia berharap kegiatan seperti ini bisa terus berkembang dan menjadi budaya baru di tengah masyarakat.

    “Lahan BUMDes ini kami kelola sebagai bagian dari upaya kemandirian desa. Panen hari ini membuktikan bahwa dengan kerja keras dan kolaborasi yang baik, kita mampu memenuhi kebutuhan pangan dari hasil bumi sendiri,” tutur Ispriyanto.

    “Kami optimis, Desa Pademonegoro bisa menjadi contoh bagi desa lain dalam memanfaatkan lahan produktif untuk ketahanan pangan,” tambahnya.

    Program panen ini sejalan dengan upaya Polri dalam mendukung implementasi Asta Cita di bidang ketahanan pangan, melalui gerakan Polisi Cinta Petani. Kegiatan ini juga memperkuat sinergi antara unsur TNI-Polri, pemerintah desa, dan warga dalam membangun ketahanan pangan dari desa.

    Ke depan, Desa Pademonegoro diharapkan bisa menjadi salah satu percontohan desa tangguh pangan di wilayah Sukodono dan Kabupaten Sidoarjo secara umum. [isa/aje]

  • Polisi Belum Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terikat Batu Mengambang di Kali Pantai Indah Utara Jakut

    Polisi Belum Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terikat Batu Mengambang di Kali Pantai Indah Utara Jakut

    JAKARTA – Kepolisian masih menunggu hasil autopsi jasad yang ditemukan mengambang kali Jalan Pantai Indah Utara Sektor Timur Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, pada Senin, 9 Juni.

    Kapolsek Metro Penjaringan AKBP Agus Ady Wijaya di Jakarta, dikutip dari ANTARA, Kamis 12 Juni, menjelaskan bila pihaknya bersama Polres Metro Jakarta Utara dan Polda Metro Jaya masih melakukan penyelidikan terkait penemuan jasad tersebut.

    “Kami masih menunggu hasil autopsi dari kedokteran. Dan Sampai saat ini penyelidikan masih berlangsung,” kata AKBP Agus Ady Wijaya.

    Sebelumnya, saksi bernama Suherni mengaku melihat jasad pria mengambang di Jalan Pantai Indah Utara Sektor Timur Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, pada Senin (9/6) dalam kondisi terikat batu pemberat di bagian pinggangnya.

    “Ada batu yang terikat di pinggang mayat, terus pada area wajah ada darah seperti habis dipukuli,” kata dia.

    Suherni merupakan warga yang ada di lokasi dan menyatakan melihat pada bagian pinggang mayat ditemukan adanya batu yang terikat.

    Kapolsek Metro Penjaringan AKBP Agus Ady Wijaya mengatakan, pada Senin (9/6) sekitar pukul 13.00 WIB seorang pedagang mi ayam di lokasi kejadian melihat ada yang mengambang hanyut di kali.

    Lalu, dia mendekati dan menghentikan mayat yang hanyut tersebut menggunakan bambu dan segera melaporkan kepada pihak Kepolisian. Dapat laporan tersebut, Kapolsubsektor Teluk Intan dan Tim Reserse Mobile (Resmob) melakukan pengecekan dan setelah tiba di lokasi kejadian.

    Ternyata benar ada mayat laki-laki di dalam kali dan masih mengambang. Mayat itu mengenakan kaos coklat dan celana panjang hitam.

    Pada pukul 13.45 WIB Piket Identifikasi Polres Metro Jakarta Utara tiba di lokasi.

  • Program MBG Perdana di Parepare Disambut Senang Siswa

    Program MBG Perdana di Parepare Disambut Senang Siswa

    Parepare, Beritasatu.com – Program makan bergizi gratis (MBG) yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto mulai menyentuh di Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel). Sebanyak 2.245 siswa dari 11 sekolah mulai tingkat taman kanak-kanak (TK) hingga sekolah menengah atas (SMA) akan menerima MBG.

    Salah satu sekolah yang menerima MBG adalah MAN 2 Parepare. Para siswa tampak senang dan lahap menyantap lauk berupa nasi, ayam, sayuran serta buah-buahan.

    “Program MBG ini sangat bermanfaat bagi para siswa karena terkadang mereka kehabisan nasi di kantin. Jadi dengan program ini kita bisa mendapatkan makanan secara  merata,” kata Fitrah, siswi MAN 2 Parepare memuji program Presiden Prabowo itu, Kamis (12/6/2025).

    Namun Fitrah menyarankan, agar SPPG menambah porsi lauk ayam agar seimbang dengan protein dan karbohidrat. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Presiden Prabowo, program unggulannya bisa dirasakan para siswa di Kota Parepare.

    “Kami menyampaikan terima kasih kepada bapak presiden karena menciptakan program tersebut. Semoga program ini menghasilkan generasi-generasi  emas di masa depan,” ujarnya.

    Apresiasi serupa juga diutarakan Wakil Wali Kota Parepare, Hermanto. Dia mengatakan dari 11 sekolah yang menjadi sasaran, tiga sekolah yang mereka datangi di antaranya MAN 2, SDN 35 dan SMPN 3 Parepare.

    “Alhamdulillah, anak-anak kami sudah merasa sangat berterima kasih dengan bantuan program pemerintah pusat. Kita akan terus mengawal supaya betul-betul terjaga nilai gizi yang akan diberikan pada menu makan bergizi gratis,” tandasnya.

  • Harga Pangan Hari Ini Kamis (12/6): Beras Mahal, Cabai & Bawang Kompak Turun

    Harga Pangan Hari Ini Kamis (12/6): Beras Mahal, Cabai & Bawang Kompak Turun

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga rata-rata beras premium dan beras medium secara nasional masih melampaui harga eceran tertinggi (HET) pada Kamis (12/6/2025). 

    Menyitir data yang tersaji pada Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) pukul 07.37 WIB, harga rata-rata beras premium dan beras medium di tingkat konsumen masing-masing adalah Rp15.605 per kilogram dan Rp13.745 per kilogram.

    Secara nasional, harga beras premium dan medium melampaui HET. Untuk diketahui, HET beras premium dan beras medium masing-masing adalah Rp14.900 per kilogram dan Rp12.500 per kilogram.

    Sementara itu, harga rata-rata beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog mulai merangkak turun menjadi Rp12.333 per kilogram di tingkat konsumen. Untuk diketahui, HET nasional beras SPHP adalah Rp12.500 per kilogram.

    Panel Harga Bapanas juga menunjukkan harga rata-rata cabai rawit merah di tingkat konsumen yang turun dan dibanderol di level Rp55.380 per kilogram, atau berada di dalam rentang harga acuan penjualan (HAP) nasional di level Rp40.000–Rp57.000 per kilogram.

    Selain itu, harga rata-rata cabai merah keriting juga turun menjadi Rp44.518 per kilogram, atau masih di rentang HAP nasional Rp37.000–Rp55.000 per kilogram. Di sisi lain, harga rata-rata cabai merah besar adalah Rp47.043 per kilogram di tingkat konsumen.

    Untuk aneka bawang, harga rata-rata bawang merah turun menjadi Rp37.629 per kilogram di tingkat konsumen. Harga komoditas ini masih berada di rentang HAP Rp36.500–Rp41.500 per kilogram.

    Secara nasional, harga rata-rata bawang putih bonggol mulai merangkak turun menjadi Rp39.074 per kilogram secara nasional, atau berada di dalam HAP nasional di rentang Rp38.000–Rp40.000 per kilogram.

    Di sisi lain, harga rata-rata Minyakita masih bergejolak alias melampaui HET yang semestinya di level Rp15.700 per liter. Pada pagi ini, harga Minyakita di tingkat konsumen dibanderol Rp17.427 per liter secara nasional.

    Untuk harga rata-rata minyak goreng kemasan dan minyak goreng curah masing-masing adalah Rp20.354 per liter dan Rp16.739 per liter secara nasional.

    Beralih ke harga pangan yang bersumber protein hewani, data menunjukkan harga ikan kembung, ikan tongkol, dan ikan bandeng masing-masing dibanderol Rp40.313 per kilogram, Rp33.649 per kilogram, dan Rp32.335 per kilogram secara rata-rata nasional.

    Berikutnya, harga rata-rata telur ayam ras adalah Rp28.643 per kilogram atau berada di bawah HAP nasional di level Rp30.000 per kilogram. Sementara itu, harga rata-rata daging ayam ras dipatok Rp35.182 per kilogram, atau berada di bawah HAP nasional Rp40.000 per kilogram.

    Untuk rata-rata daging sapi murni adalah Rp133.208 per kilogram, harganya berada di bawah HAP nasional Rp140.000 per kilogram. Kemudian, daging kerbau segar lokal dan daging kerbau beku impor masing-masing harganya adalah Rp125.000 per kilogram dan Rp92.000 per kilogram di tingkat konsumen.

    Selanjutnya, harga rata-rata tepung terigu kemasan dan tepung terigu curah masing-masing adalah Rp12.528 per kilogram dan Rp9.580 per kilogram. Sedangkan harga rata-rata gula konsumsi adalah Rp18.455 per kilogram dan harga rata-rata garam konsumsi adalah Rp11.168 per kilogram di tingkat konsumen.

    Komoditas pangan lainnya, yakni harga rata-rata kedelai biji kering impor dipatok di level Rp10.750 per kilogram dan harga rata-rata jagung pakan tingkat peternak dibanderol Rp5.745 per kilogram.

  • Maju Tiga Besar Lomba Desa Jawa Timur, Gonggang Tawarkan Potensi Peternakan dan Pertanian Unggulan

    Maju Tiga Besar Lomba Desa Jawa Timur, Gonggang Tawarkan Potensi Peternakan dan Pertanian Unggulan

    Magetan (beritajatim.com) – Desa Gonggang, yang terletak di Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, berhasil menembus tiga besar dalam ajang Lomba Desa tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 2025. Desa ini dikenal dengan keindahan alam dan kesejukan suasananya, serta potensi ekonomi yang kuat di bidang pertanian dan peternakan.

    Kesuburan tanah serta kegigihan warga dalam mengelola lahan dan hewan ternak menjadi kekuatan utama desa ini. Hampir setiap keluarga di Gonggang memelihara sapi, didukung oleh ketersediaan pakan ternak yang melimpah dan lingkungan yang ideal. Potensi ini pula yang mengantarkan Desa Gonggang menjadi wakil Kabupaten Magetan di ajang Lomba Desa tingkat provinsi.

    Setelah meraih Juara I di tingkat kabupaten, Desa Gonggang melaju ke seleksi administrasi tingkat provinsi dan berhasil masuk enam besar. Desa ini kemudian diundang untuk memaparkan potensi dan keunggulannya di Kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Provinsi Jawa Timur pada Rabu, 21 Mei 2025.

    Dari enam desa, terpilih tiga besar yang berhak mengikuti penilaian kunjung lapang, yaitu Desa Gonggang (Magetan), serta dua desa lainnya dari Kabupaten Blitar dan Kabupaten Mojokerto.

    Dalam tahap kunjungan lapang, Tim Penilai dari Provinsi Jawa Timur menilai langsung ke 20 titik lokasi dengan berbagai kriteria. Gonggang memamerkan beragam potensi, antara lain penggemukan sapi dan kambing, pertanian palawija, padi, aneka sayuran, perdagangan janggelan, anyaman mending, pengeringan empon-empon, kerajinan tusuk sate, meubel, dan tanaman hias.

    Dalam aspek investasi, Desa Gonggang menarik perhatian berbagai investor, seperti Magetan Farm yang berfokus pada ternak kambing, PT Indofood melalui program distribusi bibit kentang, CV Citra Asia untuk pembibitan tomat dan cabai, serta investor peternak ayam pedaging. Keberhasilan ini mencerminkan daya tarik dan potensi ekonomi desa yang semakin diperhitungkan di tingkat regional.

    Pemberdayaan masyarakat juga disesuaikan dengan karakteristik penduduk. Masing-masing RT menerima bantuan ternak kambing yang dikembangkan secara mandiri oleh warga, sebagai bagian dari program pemberdayaan berbasis potensi lokal.

    Desa Gonggang terdiri dari enam dusun: Biting, Gonggang, Kopen, Dagung, Candi, dan Templek. Terdiri dari 47 RT dan 5 RW, desa ini memiliki luas wilayah 1.087 hektar (10,87 km²) dan dihuni oleh 5.217 jiwa. Secara geografis, Desa Gonggang berbatasan dengan Desa Genilangit dan Janggan di utara, Desa Poncol di timur, Desa Golo Kecamatan Puhpelem Kabupaten Wonogiri di selatan, serta Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah di barat. [fiq/ian]