Hewan: Ayam

  • Dear Cat Lovers: Telur Ayam Bisa Meredam Alergi Kucing pada Manusia, Bagaimana Caranya? – Page 3

    Dear Cat Lovers: Telur Ayam Bisa Meredam Alergi Kucing pada Manusia, Bagaimana Caranya? – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Kabar gembira bagi para cat lovers yang memiliki alergi terhadap kucing. Sebuah penelitian terbaru mengungkap potensi solusi revolusioner untuk mengurangi reaksi alergi terhadap kucing.

    Alih-alih fokus pada pengobatan manusia, para peneliti menemukan cara untuk menekan alergen langsung dari sumbernya, dan uniknya melibatkan bantuan dari ayam.

    Selama ini, banyak orang mengira bulu kucing menjadi penyebab utama alergi. Padahal, biang keladinya adalah protein bernama Fel d 1 yang terdapat dalam air liur kucing.

    Mengutip Popular Science, Jumat (4/7/2025), protein itu diklaim bisa memicu reaksi alergi pada sebagian individu.

    Para peneliti menemukan bahwa ketika ayam terpapar kucing, mereka secara alami menghasilkan antibodi terhadap protein Fel d 1. Antibodi ini kemudian ditransfer ke dalam telur ayam.

    Sebuah studi yang didanai sebagian oleh Purina (perusahaan penyedia makanan dan perawatan hewan peliharaan) selama 26 minggu, menunjukkan hasil yang menjanjikan.

    Kucing yang diberi makan telur kaya antibodi tersebut mengalami penurunan kadar alergen Fel d 1 dalam air liurnya. Dengan kata lain, kucing-kucing ini menjadi kurang alergenik bagi manusia.

     

  • Kementan Sanksi Korporasi Penjual Ayam Hidup di Bawah HPP di Malang

    Kementan Sanksi Korporasi Penjual Ayam Hidup di Bawah HPP di Malang

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pertanian (Kementan) menjatuhkan sanksi kepada pihak yang menjual ayam hidup (livebird) di bawah harga pokok produksi ayam hidup (HPP livebird) Rp18.000 per kilogram. Potensi kerugian ditimbulkan mencapai Rp1 triliun.

    Langkah ini dilakukan untuk menjaga keberlangsungan usaha peternak mandiri di sektor perunggasan.

    Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Agung Suganda mengatakan pihaknya menemukan perusahaan terintegrasi berinisial NH di kabupaten Malang, Jawa Timur yang menjual livebird di bawah Rp18.000 per kilogram. 

    “Kami telah menemukan satu perusahaan terintegrasi berinisial NH yang menjual livebird di bawah Rp18.000 per kilogram. Terhadap perusahaan tersebut, sanksi langsung diberikan sesuai kewenangan Ditjen PKH,” kata Agung dalam keterangan tertulis, Jumat (4/7/2025).

    Agung menyatakan komitmen harga ayam hidup bukan hanya sekadar persoalan angka, melainkan juga bentuk perlindungan nyata terhadap peternak rakyat.

    “Komitmen harga ini bukan sekadar angka teknis, melainkan bentuk perlindungan nyata terhadap peternak. Tanpa itu, ekosistem sumber protein hewani nasional bisa rapuh,” terangnya.

    Berdasarkan perhitungan Kementan, penerapan harga minimal Rp18.000 per kilogram berpotensi menyelamatkan peternak di Pulau Jawa dari kerugian lebih dari Rp1 triliun per bulan.

    Asumsinya, selisih harga ayam hidup Rp3.000 per kilogram dengan produksi bulanan sekitar 38 juta ekor di Pulau Jawa.

    Lebih lanjut, Agung menuturkan bahwa Kementan bersama Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri terus melakukan pengawalan terhadap pelaksanaan komitmen harga ayam hidup melalui monitoring dan evaluasi terpadu.

    Selain itu, pemerintah juga tengah menyusun skema sanksi administratif bertahap bagi perusahaan yang tidak patuh, termasuk penundaan rekomendasi bahan baku pakan.

    Adapun, jika ditemukan unsur pidana, maka pihak kepolisian akan melakukan penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut. 

    Untuk itu, Agung mengajak seluruh pemangku kepentingan memperkuat kolaborasi demi menjaga ekosistem perunggasan yang adil dan berkelanjutan. 

    “Ketahanan pangan tidak akan tercapai jika peternaknya terus merugi. Kami hadir di lapangan untuk memastikan ekosistem usaha unggas sehat, transparan, dan berpihak,” jelasnya.

    Untuk diketahui, Kementan telah menetapkan HPP ayam hidup di tingkat peternak di level Rp18.000 per kilogram mulai per 19 Juni 2025. Keputusan ini diambil seiring dengan harga ayam hidup di tingkat peternak yang jauh di bawah HPP, yakni rata-ratanya dijual di level Rp14.500 per kilogram.

    Di samping itu, penetapan HPP ini dilakukan untuk menjaga stabilisasi harga dan keberlangsungan usaha ayam ras broiler, terutama di Pulau Jawa.

    Terlebih, harga ayam hidup jatuh di tingkat peternak mayoritas berada di Pulau Jawa, terutama di Jawa Tengah yang merupakan sentra broiler. Begitu pula dengan ayam hidup di Jawa Barat dan Banten juga berada di bawah HPP.

    Ke depan, HPP di level Rp18.000 per kilogram ini akan secara bertahap mendekati harga acuan pembelian (HAP) di tingkat peternak seharga Rp25.000 per kilogram. Hal ini sejalan dengan Peraturan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nomor 6 Tahun 2024.

  • Harga cabai rawit Rp57.570/kg, bawang merah Rp42.074/kg

    Harga cabai rawit Rp57.570/kg, bawang merah Rp42.074/kg

    Seorang pedagang mengatur dagangannya di Pasar Minggu, Jakarta. ANTARA/Harianto

    Bapanas: Harga cabai rawit Rp57.570/kg, bawang merah Rp42.074/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Jumat, 04 Juli 2025 – 10:40 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga cabai rawit merah tingkat konsumen mencapai Rp57.570 per kilogram (kg) dibandingkan sebelumnya Rp64.311 per kg, sedangkan bawang merah Rp42.074 per kg turun dari sebelumnya Rp44.007 per kg.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Jumat pukul 08.00 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp15.817 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp15.901 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp13.931 per kg turun turun dari hari sebelumnya Rp14.168 per kg; beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) Rp13.000 per kg naik dari sebelumnya Rp12.568 per kg.

    Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp5.945 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp6.162 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.693 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp10.830 per kg.

    Berikutnya bawang putih bonggol di harga Rp37.640 per kg turun tipis dari hari sebelumnya Rp38.974 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp38.457 per kg turun dari sebelumnya Rp42.853 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp34.620 per kg turun dari sebelumnya Rp41.732 per kg.

    Lalu daging sapi murni Rp133.777 per kg turun dari sebelumnya Rp135.084 per kg, daging ayam ras Rp33.876 per kg turun dari sebelumnya Rp34.953 per kg, lalu telur ayam ras Rp28.565 per kg turun dari sebelumnya 29.277 per kg.

    Gula konsumsi di harga Rp18.281 per kg turun tipis dari sebelumnya tercatat Rp18.415 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan Rp20.164 per liter turun tipis dari sebelumnya Rp20.847 per liter; minyak goreng curah Rp17.369 per liter turun dari sebelumnya Rp17.522 per liter; Minyakita Rp17.167 per liter turun tipis dari sebelumnya Rp17.577 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.510 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp9.764 per kg; lalu tepung terigu kemasan Rp12.400 per kg naik dari sebelumnya Rp12.020 per kg.

    Komoditas ikan kembung di harga Rp40.850 per kg turun dari sebelumnya Rp41.806 per kg; ikan tongkol 33.971 per kg naik dari sebelumnya Rp33.881 per kg; ikan bandeng Rp35.098 per kg naik dari sebelumnya Rp34.457 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.056 per kg turun tipis dibandingkan harga sebelumnya Rp11.665 per kg.

    Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp95.714 per kg turun dari sebelumnya Rp104.047 kg; daging kerbau segar lokal Rp135.714 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp142.391 per kg.

    Sumber : Antara

  • Kementan Siap Tindak Penjual Ayam Hidup di Bawah HPP

    Kementan Siap Tindak Penjual Ayam Hidup di Bawah HPP

    Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan menindak tegas setiap pihak yang kedapatan tidak mematuhi ketentuan soal harga pokok produksi (HPP) ayam hidup di tingkat peternak sebesar Rp 18.000 per kilogram (kg).

    Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan Agung Suganda menyebut, sanksi tersebut berupa penahanan baik impor bahan baku pakan maupun impor lain yang diterbitkan oleh Dirjen PKH. 

    “Ini berlaku bagi siapa pun, termasuk peternak rakyat,” kata dia seperti dilansir dari Antara, Jumat (4/7/2025).

    Menurutnya, dia telah mendapatkan temuan adanya pihak yang terbukti menjual ayam hidup di bawah HPP. “Tim kami kemarin meninjau di Jawa Timur ada peternak integrator sudah terbukti menjual di bawah harga pokok produksi yang telah disepakati. Kalau tidak ada tindakan korektif maka selamanya rekomendasi tidak akan kami terbitkan,” ucap dia.

    Sanksi ini bertujuan untuk memberikan efek jera kepada pihak yang tidak bertanggung jawab. Terlebih, penetapan nilai HPP sebesar Rp 18.000 di tingkat peternak itu merupakan hasil kesepakatan bersama.

    Agung menyebutkan, sanksi administrasi ini merupakan langkah untuk menjaga keberlangsungan operasional dan kestabilan ekosistem bisnis peternakan. “Yang tidak mengikuti komitmen dan kesepakatan dalam rangka menjaga stabilitas maka akan kami tindak,” ujarnya.

    Dia memastikan pola pengawasan terhadap penerapan HPP akan dilakukan dengan ketat. Pihaknya terus berkoordinasi dengan Satgas Pangan Polri di tingkat nasional maupun provinsi. “Mudah-mudahan di Jawa Timur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, Banten dan di pulau lain, harga ayam hidup di tingkat peternak minimal di angka Rp 18.000,” kata dia.

    Agung menambahkan, Kementan telah mempersiapkan langkah lanjutan untuk menyelesaikan persoalan di bidang peternakan unggas. “Kami mempunyai tantangan dan peluang untuk menyuplai makan bergizi gratis (MBG). Kami awali dengan mempertahankan HPP yang sudah disepakati,” ucapnya.

  • Ditantang Dedi Mulyadi, Beranikah Farhan Bongkar Teras Cihampelas Warisan Ridwan Kamil?
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        4 Juli 2025

    Ditantang Dedi Mulyadi, Beranikah Farhan Bongkar Teras Cihampelas Warisan Ridwan Kamil? Bandung 4 Juli 2025

    Ditantang Dedi Mulyadi, Beranikah Farhan Bongkar Teras Cihampelas Warisan Ridwan Kamil?
    Editor
    KOMPAS.com –
    Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menantang Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, untuk menertibkan dan merapikan kembali Jalan Cihampelas.
    Menurut Dedi, pedestrian
    Teras Cihampelas
    justru membuat kawasan yang dulunya dikenal sebagai pusat jeans itu kini semrawut, macet, dan berbau tak sedap.
    “Pak Wali Kota harus merapikan Jalan Cihampelas karena jalannya menyempit dan bau
    haseum
    (asam),” kata Dedi saat bersama Farhan di Bandara Husein Sastranegara Bandung, Rabu (2/7/2025).
    Dedi juga menyinggung keberanian Farhan dalam menertibkan proyek bernilai Rp 48,5 miliar tersebut. Diketahui Teras Cihampelas dibangun saat Ridwan Kamil menjabat Wali Kota Bandung.
    “Pak Wali Kota ini saya lihat pemberani, tetapi ada sedikit takutnya,” ujarnya sambil tertawa.
    Menanggapi itu, Farhan menyatakan kesiapannya untuk melakukan penataan Jalan Cihampelas.
    “Siap, Pak Gubernur, sekarang lagi proses,” kata Farhan.
    Namun, Farhan menegaskan bahwa pembongkaran Teras Cihampelas tak bisa dilakukan begitu saja.
     
    Ia menyebut ada proses administrasi, hukum, hingga perizinan yang panjang sebelum keputusan itu bisa diambil.
    “Sambil menunggu usulan-usulan lainnya, karena saya mesti bicara dengan DPRD, saya mesti bicara dengan Badan Keuangan dan Aset Daerah,” ujarnya.
    Sembari proses berjalan, Farhan mengatakan Pemkot Bandung akan tetap melakukan perbaikan fasilitas dan pengamanan di area tersebut.
    Rencana pembongkaran Teras Cihampelas yang diusulkan Dedi Mulyadi justru ditolak oleh warga dan pedagang kaki lima yang berjualan di sana.
    “Buat apa dibongkar, sudah tanggung, mendingan ditata lagi saja biar lebih nyaman,” ujar Taufik Budi Santoso, warga Cimaung.
    Aan Suherman, pedagang nasi ayam goreng di teras 7, mengaku omzetnya bisa mencapai Rp 800.000 hingga Rp 1,5 juta per hari.
    Ia khawatir akan kehilangan pelanggan jika relokasi dilakukan.
    “Enggak perlu dibongkar, kalau dibongkar saya mau pindah ke mana?” tegasnya.
    Sementara Irahayu, bendahara koperasi paguyuban pedagang, berharap para pemimpin bisa lebih bijaksana.
    “Pak Dedi, Pak Farhan, tolonglah lebih bijaksana, kami dari awal pembangunan sudah berjuang dan bertahan di sini,” ujarnya.
    Menanggapi polemik ini, Ketua DPRD Kota Bandung, Asep Mulyadi, meminta Farhan berkonsultasi dengan ahli tata kota sebelum mengambil keputusan besar seperti pembongkaran infrastruktur senilai Rp 48,5 miliar tersebut.
    “Bandung ini banyak ahli tata kota dan planologi. Menurut saya, perlu ditanyakan dulu, baiknya ke depan seperti apa,” kata Asep.
    Ia mengingatkan bahwa proyek tersebut pasti dibangun dengan perencanaan matang di era Ridwan Kamil, dan sebaiknya dikaji ulang bukan langsung dibongkar.
    “Kita cari kesempurnaannya karena kesempurnaan itu akan lebih banyak manfaatnya,” tuturnya. 
    (Kontributor Bandung Putra Prima Perdana)
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kementan pastikan tindak pihak yang tidak patuhi aturan HPP ayam hidup

    Kementan pastikan tindak pihak yang tidak patuhi aturan HPP ayam hidup

    Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan Agung Suganda ditemui di salah satu peternakan yang berada di Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (3/7/2025) malam. ANTARA/Ananto Pradana

    Kementan pastikan tindak pihak yang tidak patuhi aturan HPP ayam hidup
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Jumat, 04 Juli 2025 – 06:15 WIB

    Elshinta.com – Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan menindak tegas setiap pihak yang kedapatan tidak mematuhi ketentuan soal harga pokok produksi (HPP) ayam hidup di tingkat peternak sebesar Rp18 ribu per kilogram.

    “Tentu ditindak tegas dengan sanksi penahanan rekomendasinya, baik impor bahan baku pakan maupun impor lain yang diterbitkan oleh Dirjen PKH. Ini berlaku bagi siapapun, termasuk peternak rakyat,” kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan Agung Suganda di Malang, Jawa Timur, Kamis malam.

    Pada kesempatan itu, dia membeberkan bahwa telah mendapatkan temuan adanya pihak yang terbukti menjual ayam hidup di bawah HPP.

    “Tim kami kemarin meninjau di Jawa Timur ada peternak integrator sudah terbukti menjual di bawah harga pokok produksi yang telah disepakati. Kalau tidak ada tindakan korektif maka selamanya rekomendasi tidak akan kami terbitkan,” ucap dia.

    Sanksi ini bertujuan untuk memberikan efek jera kepada pihak yang tidak bertanggung jawab. Terlebih, penetapan nilai HPP sebesar Rp18 ribu di tingkat peternak itu merupakan hasil kesepakatan bersama.

    Agung menyebutkan sanksi administrasi ini merupakan langkah untuk menjaga keberlangsungan operasional dan kestabilan ekosistem bisnis peternakan.

    “Yang tidak mengikuti komitmen dan kesepakatan dalam rangka menjaga stabilitas maka akan kami tindak,” ujarnya.

    Dia memastikan pola pengawasan terhadap penerapan HPP akan dilakukan dengan ketat. Pihaknya terus berkoordinasi dengan Satgas Pangan Polri di tingkat nasional maupun provinsi.

    “Mudah-mudahan di Jawa Timur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, Banten dan di pulau lain, harga ayam hidup di tingkat peternak minimal di angka Rp18 ribu,” kata dia.

    Agung menambahkan Kementan telah mempersiapkan langkah lanjutan untuk menyelesaikan persoalan di bidang peternakan unggas.

    “Kami mempunyai tantangan dan pelaung untuk menyuplai makan bergizi gratis (MBG). Kami awali dengan mempertahankan HPP yang sudah disepakati,” ucapnya.

    Sementara itu, peternak asal Poncokusumo, Malang, Kholiq mengatakan penetapan HPP sudah sesuai harapan.

    Bahkan, dia menyebutkan adanya aturan merupakan bentuk kepedulian pemerintah terhadap para peternak ayam, khususnya di Malang.

    “Ini membuktikan pemerintah serius menangani kesulitan peternak rakyat. Sudah cukup, harga minimal harapannya Rp18 ribu,” kata Kholiq.

    Ia pun berharap pemerintah bisa konsisten hadir memberikan terobosan yang berpihak penuh kepada para peternak.

    “Kami berharap tidak hanya sekarang, tetapi peternak rakyat terus dilindungi,” ucapnya.

    Sumber : Antara

  • Ikuti Kebutuhan Pasar, UMKM Kuliner Binaan BRI Sukses Ekspansi Pasar Internasional

    Ikuti Kebutuhan Pasar, UMKM Kuliner Binaan BRI Sukses Ekspansi Pasar Internasional

    TANGERANG SELATAN – Mengembangkan usaha dari nol hingga dikenal luas, bahkan go international, mungkin menjadi salah satu impian wisausaha manapun. Tak terkecuali Lina S. Rahmania, pemilik Sanrah Food yang berlokasi di Serpong, Tangerang Selatan.

    Berawal dari mencari kesibukan setelah sang suami pensiun di tahun 2015, Lina kemudian mendapatkan ide untuk membuat usaha sendiri. Ia mengaku aktif mencari informasi di dinas dan instansi terkait, kemudian mulai memikirkan produk apa yang akan dibuat.

    “Kalau mau jadi UMKM itu ternyata harus punya produk sendiri. Kebetulan adik saya punya usaha rumah makan bebek, dari situ saya coba tanya-tanya dan akhirnya saya buka warung juga di Jakarta namanya Warung Bebek Mas Yogi,” cerita Lina.

    Setelah menjalankan usahanya selama setahun, Lina mulai mengembangkan produk makanan beku siap makan. Ide tersebut muncul dari pengalamannya mengelola rumah makan yang ternyata tidak mudah. Menurutnya, membuka warung membutuhkan pengelolaan karyawan, biaya sewa ruko, serta harus selalu siap siaga, baik saat ramai maupun sepi.

    Ia juga menuturkan bahwa sering kali mereka sudah memasak dalam jumlah banyak, namun pembeli tidak datang. Dari pengalaman tersebut, Lina memutuskan untuk beralih ke produk makanan beku. Ia mengatakan bahwa produk pertamanya adalah bebek ungkep yang dikemas, lengkap dengan sambal dalam botol.

    Setelah berjalan cukup lama, Lina semakin banyak mengembangkan produk mulai dari berbagai variasi sambal kemasan, bebek ungkep, ayam ungkep, cumi mercon, hingga paru pedas yang dibekukan. Setelah memiliki banyak produk, merek Sanrah Food pun dibuat yang membawahi sekitar 20 produk yang diproduksi di dapur usaha miliknya.

    “Sanrah Food kita buat, kita urus semua legalitasnya. Kita fokus jualan sambal dan produk frozen karena dari segi risiko lebih minim. Untuk produk best seller sebenarnya Sambal Hj Lina yang utama karena itu yang bisa kita ekspor. Selain itu, bebek ungkep juga yang paling banyak dicari. Tapi produk lainnya juga ada market-nya sendiri karena kita juga suplai ke beberapa resto,” ujar Lina.

    Produk Sanrah Food tidak hanya memenuhi pasar di dalam negeri saja. Lina juga mengaku beberapa kali mengikuti pameran (Expo) untuk pasar luar negeri, salah satunya adalah FHA Food & Beverage 2025 yang berlangsung di Singapura pada 8-11 April 2025. Ia mengaku dukungan BRI untuk UMKM seperti usahanya bisa terus berkembang terutama dalam perluasan penjualan usaha.

    “Saya mulai ikut expo bersama BRI pada tahun 2020-an. Saya sering ikut expo mulai yang nasional sampai internasional, terakhir di Singapura awal tahun ini. BRI ini kan punya banyak UMKM binaan, sampai ribuan. Dan saya merasa sangat bangga bisa terpilih kurasi, karena seperti yang expo di Singapura itu hanya 20 usaha yang bisa terpilih,” cerita Lina.

    Lina mengaku komitmen BRI dalam mendukung UMKM memang tidak perlu diragukan lagi. Berbagai pembinaan dan bantuan pernah ia dapatkan selama menjadi UMKM binaan BRI.  Selain pendampingan usaha, Ia juga mendapatkan akses pendanaan KUR yang mudah didapatkan. BRI tidak hanya mendukung kegiatan pameran (expo), tetapi juga mendorong pelaku usaha agar dapat menembus pasar ekspor.

    “Banyak fasilitas yang diberikan, seperti penjemputan, pengiriman produk secara gratis, penginapan, serta makanan. BRI juga membeli sampel produk untuk keperluan expo yang tidak dilakukan oleh pihak lain. Keikutsertaannya saya dalam expo yang diselenggarakan oleh BRI sangat berdampak dalam memperkenalkan produk agar lebih dikenal luas serta meningkatkan penjualan”, imbuhnya.

    Lina berkomitmen untuk tetap mengembangkan Sanrah Food dengan sebaik-baiknya. Ia mengaku sering terpacu melihat anak muda bisa mengembangkan bisnis, sehingga dirinya pun tak mau ketinggalan.

    “Kalau usia mungkin beda, tapi semangat saya tetap nggak mau kalah. Saya tetap berusaha mengikuti perkembangan zaman dan kebutuhan pasar agar Sanrah Food tetap bisa menghasilkan produk yang berkualitas,” lanjutnya.

    Pada kesempatan terpisah, Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi menegaskan komitmen BRI dalam membangun ekosistem pemberdayaan UMKM yang menyeluruh dan berorientasi global. BRI berkomitmen membangun ekosistem pemberdayaan yang terintegrasi agar semakin banyak UMKM Indonesia dapat go global dan berkontribusi di pentas ekonomi dunia.

    “Pencapaian Sanrah Food menjadi cerminan dari bagaimana daya saing UMKM tidak hanya ditentukan oleh kualitas produk semata. Dukungan pemberdayaan yang komprehensif, mulai dari pembiayaan, peningkatan kapasitas usaha hingga konektivitas pasar global, menjadi faktor kunci dalam mendorong UMKM untuk naik kelas”, jelas Hendy. (ADV)

  • Terungkap, Ini Menu Makanan Diet ala Son Ye Jin

    Terungkap, Ini Menu Makanan Diet ala Son Ye Jin

    Seoul, Beritasatu.com – Aktris top Korea Selatan Son Ye Jin membagikan tampilan menu  makanan dietnya melalui unggahan di media sosial, menunjukkan kedisiplinannya dalam menjaga pola makan sehari-hari.

    Lewat unggahan foto di akun Instagram pribadinya, @yejinhand, Son Ye Jin memperlihatkan menu dietnya yaitu semangkuk mi rumput laut dengan abalone dan ditambah dengan sayuran.

     

    Menu diet Son Ye Jin – (Instagram.com/@yejinhand)

    “Mi rumput laut dan kkosiraegi. Makan malam yang ringan. Aku lapar,” tulis Son Ye Jin sebagai keterangan foto, dikutip Kamis (3/7/2025).

    Melengkapi foto makanan sehat sebagai menu makan malamnya, Son Ye Jin justru menyertakan sejumlah gambar emoji junk food seperti burger, pizza, ayam goreng, dan mi yang mengengekspresikan sebenarnya makanan kurang sehat tersebut lah yang ingin ia santap.

    Sejak hamil dan melahirkan anak pertamanya pada November 2022, bentuk tubuh langsing Son Ye Jin tidak pernah berubah sebagai bentuk kedisiplinan dirinya selalu menjaga pola makan.
     

    Saat ini, istri aktor top Hyun Bin dan aktris bintang drama Crash Landing On You tersebut

    Sejak menikah dengan aktor Hyun Bin pada 2022 dan melahirkan putra pertama mereka, Son Ye Jin telah kembali aktif sebagai aktris. Ia baru saja menyelesaikan proses syuting film terbaru garapan sutradara Park Chan Wook berjudul Inevitably.

  • Cerita UMKM Kuliner Binaan BRI Sukses Ekspansi Bisnis ke Pasar Global

    Cerita UMKM Kuliner Binaan BRI Sukses Ekspansi Bisnis ke Pasar Global

    Jakarta

    Mengembangkan usaha dari nol hingga dikenal luas, bahkan go international, mungkin menjadi salah satu impian banyak wirausaha. Tak terkecuali Lina S. Rahmania, pemilik Sanrah Food yang berlokasi di Serpong, Tangerang Selatan.

    Berawal dari mencari kesibukan setelah sang suami pensiun di tahun 2015, Lina mendapatkan ide untuk membuka usaha sendiri. Ia mengaku aktif mencari informasi di dinas dan instansi terkait, kemudian mulai memikirkan produk yang akan dibuat.

    “Kalau mau jadi UMKM itu ternyata harus punya produk sendiri. Kebetulan adik saya punya usaha rumah makan bebek, dari situ saya coba tanya-tanya dan akhirnya saya buka warung juga di Jakarta namanya Warung Bebek Mas Yogi,” ungkap Lina dalam keterangan tertulis, Kamis (3/7/2025).

    Usai menjalankan usaha selama setahun, Lina pun mulai mengembangkan produk makanan beku siap makan. Ide ini berawal dari pengalamannya mengelola rumah makan yang ternyata tidak mudah. Menurutnya, membuka warung membutuhkan pengelolaan karyawan, biaya sewa ruko, serta harus selalu siap saat ramai maupun sepi.

    Lina mengungkapkan sering kali sudah memasak dalam jumlah banyak, namun pembeli tidak datang. Oleh sebab itu, ia beralih ke produk makanan beku, salah satu produk pertamanya adalah bebek ungkep yang dikemas lengkap dengan sambal dalam botol.

    Seiring berjalannya waktu, Lina pun mengembangkan produk lainnya, mulai dari berbagai sambal kemasan, bebek ungkep, ayam ungkep, cumi mercon, hingga paru pedas yang dibekukan. Setelah memiliki banyak produk, ia pun membuat merek Sanrah Food yang membawahi sekitar 20 produk yang diproduksi di dapur usaha miliknya.

    “Sanrah Food kita buat, kita urus semua legalitasnya. Kita fokus jualan sambal dan produk frozen karena dari segi risiko lebih minim. Untuk produk best seller sebenarnya Sambal Hj Lina yang utama karena itu yang bisa kita ekspor. Selain itu, bebek ungkep juga yang paling banyak dicari. Tapi produk lainnya juga ada market-nya sendiri karena kita juga suplai ke beberapa resto,” kata Lina.

    Go Global Berkat Dukungan BRI

    Produk Sanrah Food tidak hanya memenuhi pasar di dalam negeri saja. Lina mengaku kerap mengikuti pameran (Expo) untuk pasar luar negeri, salah satunya FHA Food & Beverage 2025 di Singapura pada 8-11 April 2025. Ia mengatakan dukungan BRI untuk UMKM seperti usahanya bisa terus berkembang terutama dalam perluasan penjualan usaha.

    “Saya mulai ikut expo bersama BRI pada tahun 2020-an. Saya sering ikut expo mulai yang nasional sampai internasional, terakhir di Singapura awal tahun ini. BRI ini kan punya banyak UMKM binaan, sampai ribuan. Dan saya merasa sangat bangga bisa terpilih kurasi, karena seperti yang expo di Singapura itu hanya 20 usaha yang bisa terpilih,” ungkap Lina.

    Lina mengaku BRI banyak memberikan dukungan bagi UMKM. Berbagai pembinaan dan bantuan pernah ia dapatkan selama menjadi UMKM binaan BRI.

    Tak hanya itu, ia mendapatkan akses pendanaan KUR yang mudah didapatkan. BRI tidak hanya mendukung kegiatan pameran (expo), tetapi juga mendorong pelaku usaha agar dapat menembus pasar ekspor.

    “Banyak fasilitas yang diberikan, seperti penjemputan, pengiriman produk secara gratis, penginapan, serta makanan. BRI juga membeli sampel produk untuk keperluan expo yang tidak dilakukan oleh pihak lain. Keikutsertaannya saya dalam expo yang diselenggarakan oleh BRI sangat berdampak dalam memperkenalkan produk agar lebih dikenal luas serta meningkatkan penjualan”, imbuhnya.

    Kedepannya, Lina mengatakan akan tetap mengembangkan Sanrah Food. Ia mengaku sering terpacu melihat anak muda bisa mengembangkan bisnis, sehingga dirinya pun tak mau ketinggalan.

    “Kalau usia mungkin beda, tapi semangat saya tetap nggak mau kalah. Saya tetap berusaha mengikuti perkembangan zaman dan kebutuhan pasar agar Sanrah Food tetap bisa menghasilkan produk yang berkualitas,” lanjutnya.

    Pada kesempatan terpisah, Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi menegaskan upaya BRI dalam membangun ekosistem pemberdayaan UMKM yang menyeluruh dan berorientasi global.

    BRI turut membangun ekosistem pemberdayaan yang terintegrasi agar semakin banyak UMKM Indonesia dapat go global dan berkontribusi di pentas ekonomi dunia.

    “Pencapaian Sanrah Food menjadi cerminan dari bagaimana daya saing UMKM tidak hanya ditentukan oleh kualitas produk semata. Dukungan pemberdayaan yang komprehensif, mulai dari pembiayaan, peningkatan kapasitas usaha hingga konektivitas pasar global, menjadi faktor kunci dalam mendorong UMKM untuk naik kelas”, pungkas Hendy.

    (anl/ega)

  • 7
                    
                        Pedagang dan Warga Tolak Ide Dedi Mulyadi Bongkar Teras Cihampelas
                        Bandung

    7 Pedagang dan Warga Tolak Ide Dedi Mulyadi Bongkar Teras Cihampelas Bandung

    Pedagang dan Warga Tolak Ide Dedi Mulyadi Bongkar Teras Cihampelas
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Rencana pembongkaran
    Teras Cihampelas
    yang diusulkan Gubernur
    Jawa Barat
    ,
    Dedi Mulyadi
    , kepada Wali Kota
    Bandung
    ,
    Muhammad Farhan
    , menuai penolakan dari warga dan pedagang kaki lima (PKL) yang mencari nafkah di lokasi tersebut.
    “Buat apa dibongkar, sudah tanggung, mendingan ditata lagi saja biar lebih nyaman,” ujar Taufik Budi Santoso, warga Cimaung, Cihampelas saat ditemui di Cihampelas, Kamis (3/7/2025).  
    Taufik mengakui, kondisi Teras Cihampelas saat ini kurang terawat dan rusak akibat aksi vandalisme. Namun ia menilai, pembongkaran bukan solusi yang tepat.
    “Ya sangat disayangkan sekali Teras Cihampelas yang dulu bersih sekarang banyak gambar-gambar kaya gini, jadi enggak enak dilihat. Mudah-mudahan ke depan bisa rapi lagi,” tambahnya.
    Dindin Wardiman, seorang warga Setiabudi, juga menolak rencana tersebut.
    Ia berpendapat, meski banyak fasilitas yang rusak dan terdapat aksi vandalisme, Teras Cihampelas tetap menjadi salah satu destinasi ikonik Kota Bandung.
    “Kalau sekarang disayangkan saja enggak terawat, seharusnya bisa jadi obyek wisata. Tapi kalau banyak coretan-coretan gini enggak enak dilihat, jadi terlihat kumuh. Tapi sayang juga kalau dibongkar, bangunan sudah ada ngapain dibongkar, tinggal ditata ulang,” ungkapnya.
    Sementara itu, Aan Suherman, seorang pedagang nasi ayam goreng dan sambal terasi di teras 7, mengaku omzetnya bisa mencapai Rp 800.000 per hari, bahkan hingga Rp 1,5 juta saat ramai.

    Alhamdulillah
    saya banyak pelanggan dari karyawan yang kerja di Cihampelas Walk (Ciwalk) sama kantor-kantor lain seperti PT KAI,” jelasnya.
    Ia menolak keras rencana pembongkaran dan mengusulkan agar anggaran untuk pembongkaran dialokasikan untuk modal pedagang.
    “Enggak perlu dibongkar, kalau dibongkar saya mau pindah kemana, langganan saya sudah pada tahu di sini,” ucapnya.
    Irahayu, pedagang dan bendahara Koperasi Paguyuban Pedagang Teras Cihampelas juga menyatakan, jumlah pengunjung sudah mulai meningkat.
    “Sebenarnya ini udah mau mulai banyak tamu, jadi lebih baik ditata ulang dikasih daya tarik lagi biar tamu lebih banyak mau naik. Kalau dibongkar sayang banget, tempat sudah bagus gini kenapa harus dibongkar,” ujarnya.
    Saat ini, dari 191 kios yang ada di Teras Cihampelas. Dari jumlah itu, hanya 32 pedagang yang tetap bertahan.
    Irahayu menambahkan, banyak pedagang yang bangkrut sejak pandemi Covid-19, sehingga tidak memiliki modal untuk membuka kios.
    “Mending uang buat bongkarnya dikasihin ke ibu-ibu yang jualan di sini. Pak Dedi, Pak Farhan, tolonglah lebih bijaksana, kami dari awal pembangunan sudah berjuang dan bertahan di sini, jadi mohon dipertimbangkan lagi (pembongkaran),” tandasnya.
    Berita sebelumnya,
    Wali Kota Bandung
    Muhammad Farhan mengatakan, Pemerintah Provinsi mengusulkan pembongkaran skywalk Teras Cihampelas, yang dibangun pada masa Wali Kota Bandung
    Ridwan Kamil
    .
    “Kemungkinan (dibongkar), tetapi itu baru usul dari Pak Gubernur (Dedi Mulyadi), saya mesti menjalani dulu proses administrasi yang tidak sederhana dan panjang,” katanya.
    Farhan pun akan berupaya mencari kejelasan apakah memungkinkan untuk melakukan pembongkaran Teras Cihampelas.
    “Bahwa ada wacana ataupun saran dari Pemerintah Provinsi agar dilepaskan atau ada upaya pelepasan aset gitu, kami akan jajaki kemungkinan secara hukumnya,” ucapnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.