Hewan: Ayam

  • Harga cabai rawit Rp41.030/kg, bawang merah Rp43.490/kg

    Harga cabai rawit Rp41.030/kg, bawang merah Rp43.490/kg

    Arsip foto – Bawang merah dan bawang putih yang dijual pedagang di Pasar Induk Rau, Serang, Banten, Rabu (20/8/2025). ANTARA/Harianto

    Bapanas: Harga cabai rawit Rp41.030/kg, bawang merah Rp43.490/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 25 Agustus 2025 – 12:12 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga cabai rawit merah tingkat konsumen Rp41.030 per kilogram dibandingkan sebelumnya Rp45.702 per kg, sedangkan bawang merah Rp43.490 per kg turun dari sebelumnya Rp48.265 per kg. Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Senin pukul 09.25 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp15.858 per kg turun dari sebelumnya Rp16.087 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp13.877 per kg turun dari hari sebelumnya Rp14.219 per kg; beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) Rp12.563 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp12.577 per kg. Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp6.413 per kg turun dari sebelumnya Rp6.701 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.559 per kg turun dari sebelumnya Rp10.770 per kg.

    Berikutnya bawang putih bonggol di harga Rp35.570 per kg turun dari hari sebelumnya Rp37.925 per kg. Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp38.301 per kg turun dari sebelumnya Rp40.465 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp38.113 per kg turun dari sebelumnya Rp41.210 per kg.

    Lalu daging sapi murni Rp134.410 per kg turun dari sebelumnya Rp135.120 per kg, daging ayam ras Rp35.573 per kg naik dari sebelumnya Rp35.282 per kg, lalu telur ayam ras Rp29.069 per kg turun dari sebelumnya Rp29.197 per kg. Gula konsumsi di harga Rp17.939 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp18.162 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan Rp20.312 per liter turun dari sebelumnya Rp20.731 per liter; minyak goreng curah Rp17.192 per liter turun dari sebelumnya Rp17.501 per liter; Minyakita Rp17.266 per liter turun dari sebelumnya Rp17.456 per liter. Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.585 per kg turun dari sebelumnya Rp9.703 per kg; lalu tepung terigu kemasan Rp12.665 per kg turun dari sebelumnya Rp12.919 per kg.

    Komoditas ikan kembung di harga Rp41.818 per kg naik dari sebelumnya Rp41.431 per kg; ikan tongkol Rp34.423 per kg naik dari sebelumnya Rp34.360 per kg; ikan bandeng Rp33.813 per kg turun dari sebelumnya Rp34.264 per kg. Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.310 per kg turun dari hari sebelumnya Rp11.581 per kg.

    Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp101.326 per kg turun dari sebelumnya Rp105.388 kg, daging kerbau segar lokal Rp139.118 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp140.915 per kg.

    Sumber : Antara

  • Makan Kuning Telur Bikin Kolesterol Tinggi? Ini Penjelasannya

    Makan Kuning Telur Bikin Kolesterol Tinggi? Ini Penjelasannya

    Jakarta

    Telur merupakan sumber protein hewani yang menjadi makanan pokok dan banyak dikonsumsi masyarakat. Cara pengolahannya pun beragam, mulai dari digoreng (ceplok atau dadar) hingga direbus, sesuai dengan selera masing-masing.

    Dikutip dari Healthline, satu butir telur utuh mengandung seluruh nutrisi yang dibutuhkan untuk mengubah satu sel menjadi seekor anak ayam. Dalam satu butir telur rebus ukuran besar, terkandung:

    Vitamin A: 8 persen dari AKG (Angka Kecukupan Gizi)Folat: 6 persen dari AKGAsam pantotenat (vitamin B5): 14 persen dari AKGVitamin B12: 23 persen dari AKGRiboflavin (vitamin B2): 20 persen dari AKGFosfor: 7 persen dari AKGSelenium: 28 persen dari AKG

    Selain itu, telur juga mengandung vitamin D, vitamin E, vitamin B6, kalsium, dan zinc dalam jumlah yang cukup baik.

    Semua kandungan ini hanya terdapat dalam 78 kalori, 6 gram protein, dan 5 gram lemak. Telur juga kaya akan berbagai mikronutrien penting bagi kesehatan. Namun, satu butir telur rata-rata mengandung sekitar 186 mg kolesterol. Kandungan kolesterol inilah yang sering menimbulkan pertanyaan, benarkah konsumsi telur dapat meningkatkan kolesterol darah?

    Kuning Telur Picu Kolesterol Tinggi?

    Pakar Institute Pertanian Bogor (IPB) University dari Fakultas Peternakan, Dr Zakiah Wulandari mengatakan memakan kuning telur memang bisa meningkatkan kolesterol jahat. Di dalam kuning telur, lanjutnya, kandungan kolesterol mencapai lima persen dari total lemak.

    Satu butir telur rata-rata mengandung 186 mg kolesterol, sementara rekomendasi harian berkisar antara 100-300 mg per hari. Bagi pengidap hiperkolesterolemia, asupan kolesterol maksimum adalah 200 mg per hari. Kolesterol ini tidak hanya diperoleh dari telur, tetapi juga dapat diperoleh dari makanan hewani lainnya.

    Bagi pengidap diabetes, penyakit kardiovaskular, dan tekanan darah tinggi, Dr Zakiah merekomendasikan konsumsi maksimal dua butir telur per minggu. Konsumsi dapat ditingkatkan tanpa mengonsumsi kuning telur. Putih telur merupakan sumber protein, sehingga sangat bermanfaat bagi tubuh.

    “Untuk orang sehat, rekomendasi konsumsi telur beserta kuning telurnya adalah satu butir per hari. Rekomendasi ini tidak akan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular,” ucapnya dikutip dari laman IPB.

    (suc/suc)

  • Begini Skema Operasi Kereta Khusus Petani-Pedagang, Segera Diluncurkan KAI – Page 3

    Begini Skema Operasi Kereta Khusus Petani-Pedagang, Segera Diluncurkan KAI – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta PT Kereta Api Indonesia (Persero) akan meluncurkan kereta khusus petani dan pedagang dalam waktu dekat. Skema operasional kereta khusus ini pun diusulkan mengikuti pola penumpangnya.

    Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah, Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno mengatakan, telah sejak lama kereta jadi andalan pedagang dan petani. Menyusul rencana kereta baru, ada skema operasional yang diusulkannya bisa diterapkan.

    “Jika ada kereta khusus petani-pedagang, waktu henti di stasiun bisa diatur hingga 5 menit,” kata Djoko dalam keterangannya, ditulis Senin (25/5/2025).

    Kemudian, untuk rute penyangga Jabodetabek misalnya, dari Rangkasbitung ke Tanah Abang, tak semua stasiun diantaranya kereta khusus ini berhenti. Tapi, bisa fokus ke titik-titik pusat petani dan pedagang. Artinya, pola operasinya tidak sama dengan KRL Jabodetabek.

    Djoko juga melihat keuntungan setelah ada kereta khusus petani-pedagang. Seperti menghambat urbanisasi di perkotaan, hingga kapasitas barang yang diangkut bisa lebih banyak.

    “Jumlah petani-pedagang bisa ditingkatkan, penumpang tidak terganggu dengan tumpukan barang pedagang dan hasil bumi petani, hewan ternak (ayam, bebek dan kambing) dapat kembali diangkut, dapat meningkatkan perekonomian desa,” beber dia.

     

  • Waduh! BPS Pelototi Harga Bawang Merah-Telur, Cabai-cabaian Gimana?

    Waduh! BPS Pelototi Harga Bawang Merah-Telur, Cabai-cabaian Gimana?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Harga pangan kembali bergerak di minggu ketiga Agustus 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, bawang merah dan telur ayam ras mengalami kenaikan, sementara cabai rawit dan cabai merah justru menunjukkan tren penurunan.

    Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menegaskan, bawang merah kini menjadi komoditas yang paling perlu dicermati.

    “Beberapa komoditas yang perlu menjadi perhatian kita bersama adalah bawang merah, karena ada 309 kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga bawang merah,” kata Amalia dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (25/8/2025).

    Ia menyebut harga bawang merah terus merangkak naik. “Bawang merah, masih dalam tren meningkat. Bawang merah ini terus naik, meningkat dan saat ini di bulan Agustus minggu ketiga, rata-rata harga bawang merahnya naik 12,79% dibandingkan Juli 2025, dan rata-rata bawang merah secara nasional Rp53.098 per kg,” jelasnya.

    Berdasarkan panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga bawang merah secara rata-rata nasional hari ini berada di Rp49.724 per kg, dengan harga tertinggi ada di Papua Tengah sebesar Rp78.333 per kg. Sementara berdasarkan panel harga Infopangan Jakarta, harga bawang merah rata-rata di Pasar Induk Kramat Jati Rp33.962 per kg, dan harga tertinggi di Rp45.000 per kg (data diakses pukul 12.28 WIB).

    Perlu diketahui, Harga Acuan Penjualan (HAP) bawang merah di tingkat produsen berdasarkan Peraturan Badan Pangan (Perbadan) No.17 tahun 2023 adalah antara Rp18.500-Rp30.000 per kg, sedangkan di tingkat konsumen antara Rp36.500-Rp41.500 per kg.

    Selain bawang merah, harga telur ayam ras juga menunjukkan kenaikan meski tipis. “Ini telur ayam ras ada kecenderungan dalam tren naik, sudah di atas HAP Konsumen, dan saat ini naik 0,38% walaupun tipis tapi ada kenaikan sedikit,” ujar dia.

    Amalia memaparkan, telur ayam ras mengalami kenaikan harga di 35,28% wilayah di Indonesia. Dengan harga tertinggi menyentuh Rp100.000 per kg di Kabupaten Mamberamo tengah, Kabupaten Puncak Jaya menyentuh Rp95.000 per kg, Kabupaten Intan Jaya Rp80.000 per kg. Adapun HAP telur ayam ras berdasarkan Perbadan No. 6 tahun 2024, HAP telur ayam ras adalah Rp30.000 per kg.

    Berdasarkan panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga telur ayam ras secara rata-rata nasional hari ini berada di Rp29.363 per kg, dengan harga tertinggi ada di Papua Selatan sebesar Rp43.333 per kg. Sementara berdasarkan panel harga Infopangan Jakarta, harga telur ayam ras rata-rata di Pasar Induk Kramat Jati Rp27.594 per kg, dan harga tertinggi di Rp29.000 per kg (data diakses pukul 12.33 WIB).

    Sebaliknya, cabai-cabaian justru mengalami penurunan harga. “Untuk cabai rawit dalam tren menurun. Saat ini rata-rata harga cabai rawit nasional Rp52.340 per kg, di bawah batas atas HAP (rentang Rp40.000-Rp57.000 per kg),” katanya.

    Sementara itu, cabai merah juga sudah turun dan berada dalam level stabil. “Cabai merah sudah di bawah HAP, dan kalau kita lihat sudah dalam tren yang relatif stabil di Rp44.759 per kg, walaupun tadi kita melihat masih ada beberapa kabupaten/kota di mana cabai merah masih memberikan kontributor terhadap kenaikan IPH,” ungkap Amalia.

    Panel harga Bapanas mencatat cabai rawit merah secara rata-rata nasional hari ini berada di Rp46.387 per kg, dengan harga tertinggi di Papua Barat Rp93.311 per kg. Sedangkan harga cabai merah keriting secara rata-rata nasional Rp46.387 per kg, dengan harga tertinggi di Papua Barat yang menyentuh Rp93.311 per kg).

    Meski demikian, Amalia mengingatkan masih ada daerah-daerah tertentu yang tetap harus mewaspadai cabai merah. “Oleh sebab itu kabupaten/kota yang memang masih memiliki cabai merah sebagai kontributor terhadap kenaikan IPH mungkin perlu menjadi perhatian,” ucapnya.

    Foto: Foto Kolase Cabai dan Telur. (CNBC Indoensia)
    Foto Kolase Cabai dan Telur. (CNBC Indoensia)

    (dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Melihat Pentingnya Kereta Khusus Petani dan Pedagang di Jabodetabek
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 Agustus 2025

    Melihat Pentingnya Kereta Khusus Petani dan Pedagang di Jabodetabek Megapolitan 24 Agustus 2025

    Melihat Pentingnya Kereta Khusus Petani dan Pedagang di Jabodetabek
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – PT Kereta Api Indonesia (KAI) berencana meluncurkan kereta khusus untuk petani dan pedagang dari pusat produksi ke pusat niaga demi meningkatkan perekonomian desa sekaligus mengurangi urbanisasi.
    Menurut Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno, menganggap ini perlu segera direalisasikan karena banyak pedagang yang akan terbantu.
    Ia lantas menyinggung soal permintaan yang cukup tinggi dari petani dan pedagang untuk menjual produknya di wilayah Provinsi Banten dengan kereta.
    “Sementara penumpang yang menggunakan KRL Commuter Line juga meningkat dari Rangkasbitung menuju Tanah Abang. Perlu ada kereta khusus bagi petani dan pedagang di lintas ini yang terpisah dengan kereta penumpang (KRL Commuter Line),” kata Djoko dalam keterangan tertulis, Minggu (24/8/2025).
    Apalagi, aktivitas petani dan pedagang menggunakan KRL Commuter Line ditiadakan pada hari Senin.
    KRL digunakan khusus mengangkut penumpang yang meningkat di awal hari kerja.
    Aktivitas para pedagang dan petani di KRL menurun di hari Jumat, karena sebagian dari mereka harus beribadah shalat Jumat.
    “Hari Selasa, Rabu dan Kamis merupakan aktivitas tertinggi mobilitas petani dan pedagang menggunakan kereta,” kata Djoko.
    Dahulu, Indonesia pernah memiliki layanan serupa.
    Pada masa Hindia Belanda hingga era Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA), pernah dioperasikan trem dan KA pasar yang dilengkapi gerbong barang untuk pedagang.
    Namanya 
    pikoenlanwagen,
    gerbong khusus pedagang membawa barang pikulan.
    Kereta khusus yang akan dioperasikan KAI ini menargetkan petani dan pedagang berangkat mulai pukul 04.00 WIB dari stasiun asal, seperti Rangkasbitung, Maja, Citeras, dan Tenjo.
    Kereta akan berhenti di stasiun yang strategis untuk menaikkan dan menurunkan barang dagangan, antara lain Stasiun Parung Panjang, Serpong, Sudimara, Kebayoran, Palmerah, dan Tanah Abang.
    Beberapa pedagang juga melanjutkan perjalanan hingga Stasiun Manggarai dengan KRL berbeda.
    Selama ini, hasil bumi yang diangkut menggunakan KRL meliputi pisang, ketela, jagung, cabe, petai, jengkol, daun pisang, dan sayuran.
    Pedagang juga membawa makanan siap saji seperti nasi uduk, pisang rebus, ketela rebus, tape, dan lemang. Barang-barang ini dibawa dalam karung, kotak plastik, kantong, atau dijinjing.
    “Barang dagangan dan hasil bumi berjajar rapi di peron dua jam sebelum kereta berhenti. Dalam waktu dua menit, semua dapat masuk ke dalam kereta,” kata Djoko.
    Omzet harian petani dan pedagang berkisar Rp 250.000–Rp 800.000, dengan pendapatan bersih minimal Rp 100.000
    Bagi yang desa atau kampungnya jauh dari stasiun, ada yang menginap di stasiun sejak tengah malam untuk mengejar kereta pertama.
    Alternatifnya, petani dan pedagang menggunakan sepeda motor, ojek, atau angkutan umum menuju stasiun dengan tarif Rp 10.000–Rp 20.000.
    Keuntungan kereta khusus ini, selain kapasitas angkut lebih besar, adalah mengurangi gangguan pada penumpang lain, memungkinkan pengangkutan hewan ternak seperti ayam, bebek, dan kambing, serta mendukung mobilitas petani dan pedagang yang lebih efisien.
    Untuk mewujudkan program ini, diperlukan kolaborasi berbagai pihak.
    PT KAI menyiapkan kereta dan fasilitas pendukung, sementara Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub dapat memberikan subsidi operasional melalui DIPA Kemenkeu.
    Pemda Lebak diminta menyediakan angkutan umum gratis menuju stasiun, termasuk insentif BBM bagi pengemudi angkutan umum, sedangkan Pemprov DKI dapat menghidupkan kembali bus pasar sebagai angkutan lanjutan dari stasiun ke pasar.
    Kereta khusus ini juga memungkinkan model integrasi moda transportasi, dari kereta hingga angkutan lanjutan di kota, sehingga distribusi hasil bumi dan barang dagangan lebih efisien dan memperkuat perekonomian lokal.
    “Fasilitas angkutan yang baik akan meningkatkan perputaran ekonomi dari desa ke kota, serta mengurangi perpindahan warga dari desa ke kota,” kata Djoko.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kasus Kanker Usus Besar Meningkat di Korsel, Banyak Diidap Usia 20-30an

    Kasus Kanker Usus Besar Meningkat di Korsel, Banyak Diidap Usia 20-30an

    Jakarta

    Kanker kolorektal, yang selama ini dianggap sebagai ‘penyakit Barat’, kini melonjak di Korea Selatan, terutama pada kelompok usia 20-30 tahun, dengan peningkatan kasus sekitar 4 persen setiap tahun. Sebuah studi terbaru mengidentifikasi pola makan ala Barat sebagai pendorong utama tren ini.

    Sebuah tim peneliti gabungan yang dipimpin oleh yang dipimpin oleh Prof Kang Dae-hee dari Seoul National University College of Medicine dan Prof Shin Sang-ah dari Department of Food and Nutrition, Chung-Ang University, menganalisis 82 studi kohort dari lima negara Asia, Korea Selatan, Jepang, Cina, Taiwan, dan Singapura.

    Temuan tersebut, yang diterbitkan dalam jurnal internasional Cancer Causes & Control, menandai meta-analisis skala besar pertama tentang pola makan dan risiko kanker kolorektal yang berfokus pada populasi Asia.

    Pemicu Kanker Usus Besar Meningkat di Korsel

    Dikutip dari Maeil Business, studi ini menemukan adanya hubungan kuat antara pola makan tinggi daging dan kanker kolorektal. Konsumsi daging merah dalam jumlah besar meningkatkan risiko sebesar 18 persen, sementara daging olahan seperti sosis dan ham memberikan peningkatan risiko serupa. Daging putih, seperti ayam dan kalkun, umumnya tidak dikaitkan dengan kanker kolorektal, namun penelitian menunjukkan adanya kaitan khusus dengan risiko kanker rektum yang 40 persen lebih tinggi.

    Alkohol muncul sebagai faktor risiko paling kuat. Mengonsumsi lebih dari 30 gram alkohol per hari, setara dengan lebih dari 500 mililiter bir atau tiga gelas soju, dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal hingga 64 persen.

    Peran Kalsium dan Pola Makan Seimbang

    Sebaliknya, asupan kalsium dan pola makan yang lebih sehat menurunkan risiko. Orang yang mengonsumsi makanan kaya kalsium seperti susu, produk olahan susu, atau ikan kecil yang dimakan dengan tulang memiliki risiko kanker kolorektal 7 persen lebih rendah. Pola makan yang berfokus pada sayuran, buah-buahan, biji-bijian utuh, dan protein rendah lemak dikaitkan dengan risiko kanker usus besar 15 persen lebih rendah.

    “Analisis ini menunjukkan bahwa mengurangi konsumsi alkohol dan daging olahan dapat menjadi strategi kunci untuk mencegah kanker kolorektal di Asia.” tutur Kang.

    Peringatan Peneliti Terhadap Perubahan Pola Makan di Asia

    Meskipun penelitian sebelumnya sebagian besar berfokus pada populasi Barat, studi ini menggarisbawahi bahwa orang Asia tidak kebal terhadap risiko pola makan yang sama seiring dengan perubahan kebiasaan makan. Para peneliti memperingatkan bahwa peningkatan pesat kanker kolorektal di kalangan anak muda Korea Selatan dapat terus berlanjut kecuali jika terjadi perubahan gaya hidup yang lebih luas.

    Gejala Kanker Kolorektal

    Dikutip dari laman WHO, kanker kolorektal seringkali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Skrining rutin penting untuk mendeteksi penyakit ini sejak dini dan memulai pengobatan.

    Kanker biasanya baru memicu gejala setelah memasuki tahap lanjut. Gejala umum meliputi:

    perubahan kebiasaan buang air besar seperti diare, sembelit, atau penyempitan tinjadarah dalam tinja (perdarahan rektal), baik berwarna merah cerah atau gelap dan seperti tarkram perut, nyeri atau kembung yang tidak kunjung hilangpenurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan yang terjadi secara tiba-tiba dan kehilangan berat badan tanpa berusaha atau diet.merasa terus-menerus lelah dan kekurangan energi, meskipun sudah cukup istirahatanemia defisiensi besi akibat perdarahan kronis, menyebabkan kelelahan, kelemahan dan pucat.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/suc)

  • Gubernur Jatim kendalikan inflasi dengan gelar pasar murah di Sumenep

    Gubernur Jatim kendalikan inflasi dengan gelar pasar murah di Sumenep

    Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat menggelar pasar murah di Pendopo Kabupaten Sumenep. (ANTARA/HO-Biro Adpim Pemprov Jatim)

    Gubernur Jatim kendalikan inflasi dengan gelar pasar murah di Sumenep
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Minggu, 24 Agustus 2025 – 11:29 WIB

    Elshinta.com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengendalikan inflasi dengan menggelar pasar murah di Pendopo Kabupaten Sumenep guna mendekatkan akses bahan pokok terjangkau bagi masyarakat.

    “Pastikan turun ke pasar karena memang sebagian besar beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) belum terdistribusi maksimal. Bahkan saat rapat koordinasi dengan Menko Pangan, Pemprov Jatim meminta Bulog mendistribusikan beras medium SPHP lebih besar lagi,” kata Khofifah dalam keterangan diterima di Surabaya, Minggu.

    Lebih lanjut, Khofifah menegaskan di tanggal 1 September mendatang, Badan Pusat Statistik (BPS) akan turun untuk mengecek belanja masyarakat dalam seminggu terakhir. Mulai makanan apa yang dikonsumsi, lauknya dan juga belanja lainnya.

    “Itu berpengaruh pada indikator kemiskinan. Jadi ketepatan waktu sangat penting,” katanya.

    Untuk itu, Khofifah kembali menegaskan, pasar murah dan penjangkauan terhadap logistik menjadi sangat penting sebelum dilakukannya survei. Karenanya Khofifah meminta pemerintah daerah juga proaktif untuk mengecek ketersediaan bahan pokok tak hanya pasar modern tapi hingga pasar tradisional.

    “Pasar murah juga adalah cara kami mendekatkan daya jangkau masyarakat untuk bisa memenuhi kebutuhan pokoknya. Bisa dilihat dari harga jual bahan pokok yang jauh di bawah harga pasar,” ujar dia.

    Adapun, beberapa harga komoditi pasar murah di Pendopo Sumenep pada 23 Agustus 2025 yaitu beras premium Rp14.000 per kg (Rp70.000 per sak), harga Sumenep Rp15.000 per kg, HET (Harga Eceran Tertinggi) Rp14.900 per kg dengan jumlah komoditi 200 kg. Kemudian beras medium Rp11.000 per kg (Rp55.000 per sak), harga Sumenep Rp13.000 per kg, HET Rp12.500 per kg dengan jumlah komoditi 10 ton. Gula pasir Rp14.000 per kg, harga Sumenep Rp17.500 per kg, HET Rp17.500 per kg dengan jumlah komoditi 200 kg.

    MinyaKita Rp13.000 per liter, harga Sumenep Rp17.000 per liter, HET Rp15.700 per liter dengan jumlah komoditi 200 liter. Telur ayam ras Rp22.000 per kg, harga Sumenep Rp28.000 per kg, HET Rp30.000 per kg dengan jumlah komoditi 100 kg.

    Bawang merah Rp7.000 per 250 gr, harga Sumenep Rp42.500 per kg, HET Rp41.500 per kg dengan jumlah komoditi 10 kg. Bawang putih sinco Rp6.000 per 250 gr, harga Sumenep Rp30.000 per kg, HET Rp38.000 per kg dengan jumlah komoditi 10 kg. Tepung terigu Rp10.000 per kg, harga Sumenep Rp12.250 per kg dengan jumlah komoditi 50 kg.

    Sumber : Antara

  • Harga cabai rawit Rp42.548/kg, bawang merah Rp43.973/kg

    Harga cabai rawit Rp42.548/kg, bawang merah Rp43.973/kg

    Arsip foto – Cabai merah keriting yang dijual pedagang di Pasar Induk Rau, Serang, Banten, Rabu (20/8/2025). ANTARA/Harianto

    Bapanas: Harga cabai rawit Rp42.548/kg, bawang merah Rp43.973/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Minggu, 24 Agustus 2025 – 12:00 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga cabai rawit merah tingkat konsumen Rp42.548 per kilogram dibandingkan sebelumnya Rp45.768 per kg, sedangkan bawang merah Rp43.973 per kg turun dari sebelumnya Rp48.610 per kg. Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Minggu pukul 09.38 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp15.934 per kg turun dari sebelumnya Rp16.099 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp12.993 per kg turun dari hari sebelumnya Rp14.305 per kg; beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) Rp12.591 per kg naik tipis dari sebelumnya Rp12.585 per kg.

    Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp6.386 per kg turun dari sebelumnya Rp6.470 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.694 per kg turun dari sebelumnya Rp10.760 per kg. Berikutnya bawang putih bonggol di harga Rp35.908 per kg turun dari hari sebelumnya Rp37.684 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp38.460 per kg turun dari sebelumnya Rp40.508 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp37.133 per kg turun dari sebelumnya Rp41.237 per kg. Lalu, daging sapi murni Rp134.643 per kg turun dari sebelumnya Rp134.976 per kg, daging ayam ras Rp34.919 per kg turun dari sebelumnya Rp35.246 per kg, lalu telur ayam ras Rp28.851 per kg turun dari sebelumnya Rp29.237 per kg.

    Gula konsumsi di harga Rp17.990 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp18.166 per kg. Kemudian, minyak goreng kemasan Rp20.309 per liter turun dari sebelumnya Rp20.742 per liter; minyak goreng curah Rp17.260 per liter turun dari sebelumnya Rp17.541 per liter; Minyakita Rp17.144 per liter turun dari sebelumnya Rp17.461 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.585 per kg turun dari sebelumnya Rp9.733 per kg; lalu tepung terigu kemasan Rp12.728 per kg turun dari sebelumnya Rp12.927 per kg. Komoditas ikan kembung di harga Rp41.517 per kg turu dari sebelumnya Rp41.674 per kg; ikan tongkol Rp34.108 per kg turun dari sebelumnya Rp34.644 per kg; ikan bandeng Rp33.196 per kg turun dari sebelumnya Rp34.520 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.369 per kg turun dari hari sebelumnya Rp11.580 per kg. Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp103.503 per kg turun dari sebelumnya Rp106.820 kg, daging kerbau segar lokal Rp136.071 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp140.344 per kg.

    Sumber : Antara

  • Kebiasaan Konsumsi Makan Ini Jadi Pemicu Banyak Warga Korsel Kena Kanker Usus Besar

    Kebiasaan Konsumsi Makan Ini Jadi Pemicu Banyak Warga Korsel Kena Kanker Usus Besar

    Jakarta

    Kanker kolorektal atau kanker usus besar secara umum dianggap sebagai ‘kanker Barat’ lantaran paling umum di Amerika Serikat dan Eropa. Namun dalam beberapa tahun terakhir, insidennya telah melonjak di Asia, termasuk di Korea Selatan.

    Insiden kanker kolorektal di Asia Timur telah meningkat dua hingga empat kali lipat dalam 30 tahun terakhir, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Korea Selatan kini mencatat salah satu tingkat tertinggi di dunia. Para peneliti mengaitkan hal ini dengan pergeseran pola makan Asia ke arah Barat, yang tinggi lemak, kalori, dan daging.

    Hal tersebut terungkap dalam studi baru yang dilakukan oleh tim peneliti yang dipimpin oleh Prof Kang Dae-hee dari Seoul National University College of Medicine dan Prof Shin Sang-ah dari Department of Food and Nutrition, Chung-Ang University.

    Tim peneliti menganalisis 82 studi kohort yang dilakukan di Korea Selatan, Jepang, China Taiwan, dan Singapura, dan memastikan adanya kaitan yang jelas antara pola makan bergaya Barat dengan kanker kolorektal.

    Konsumsi Makanan Daging-Minum Alkohol

    Analisis menemukan, konsumsi daging total yang lebih tinggi meningkatkan risiko kanker kolorektal hingga 18 persen. Daging olahan, seperti sosis dan ham, juga meningkatkan risiko hingga 18 persen. Sementara daging putih seperti ayam dan kalkun, tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kanker kolorektal secara keseluruhan, itu dikaitkan dengan peningkatan 40 persen dalam risiko kanker rektal.

    Alkohol diidentifikasi sebagai faktor risiko terkuat. Orang yang mengonsumsi lebih dari 30 gram (2,05 ons) alkohol setiap hari, setara dengan dua kaleng bir (750 mililiter), dua hingga tiga gelas anggur atau setengah botol soju, memiliki risiko 64 persen lebih tinggi terkena kanker kolorektal. Risikonya konsisten di seluruh kanker usus besar dan rektal.

    Ini menandai meta-analisis skala besar pertama yang berfokus pada populasi Asia. Sebagian besar penelitian sebelumnya tentang pola makan dan risiko kanker kolorektal didasarkan pada populasi Barat.

    “Sulit untuk langsung menerapkan hasil studi Barat ke orang Asia karena perbedaan pola makan dan metode memasak,” kata Kang, dikutip dari Korea JoongAng Daily, Minggu (24/7/2025).

    “Analisis ini menunjukkan bahwa mengurangi konsumsi alkohol dan daging olahan dapat menjadi strategi kunci untuk mencegah kanker kolorektal di Asia.”

    Meskipun kanker kolorektal meningkat pesat di kawasan Asia, termasuk Korea Selatan, para ahli menekankan sebagian besar dapat dicegah melalui perubahan gaya hidup. Mereka juga merekomendasikan untuk membatasi konsumsi daging olahan dan daging merah, menghindari konsumsi alkohol berlebihan, berolahraga secara teratur, dan meningkatkan asupan sayur, buah, serta biji-bijian utuh.

    Apa Itu Kanker Kolorektal?

    Dikutip dari American Cancer Society, kanker kolorektal bermula di usus besar atau rektum. Kanker ini juga bisa disebut kanker usus besar atau kanker rektum, tergantung di mana asalnya. Kanker usus besar dan kanker rektum sering dikelompokkan bersama karena memiliki banyak kesamaan.

    Sebagian besar kanker kolorektal bermula dari pertumbuhan jaringan di lapisan dalam usus besar atau rektum. Pertumbuhan ini disebut polip.

    Polip cukup umum, terutama seiring bertambahnya usia. Kebanyakan polip bersifat jinak, atau non-kanker. Beberapa jenis polip dapat berubah menjadi kanker seiring waktu (biasanya bertahun-tahun). Peluang polip berubah menjadi kanker bergantung pada jenis polipnya. Ada berbagai jenis polip, di antaranya:

    Polip adenomatosa atau adenomatous polyps (adenoma): Jenis polip ini kadang dapat berkembang menjadi kanker. Karena itu, adenoma dianggap sebagai kondisi prakanker. Ada tiga jenis adenoma, yaitu tubular, villous, dan tubulovillous. Adenoma tubular merupakan jenis yang paling umum, sedangkan adenoma villous lebih jarang tetapi memiliki risiko lebih tinggi berubah menjadi kanker.

    Hyperplastic polyps dan inflammatory polyps:: Jenis polip ini lebih sering ditemukan, namun umumnya bukan kondisi prakanker. Meski demikian, pada orang yang memiliki polip hiperplastik berukuran besar (lebih dari 1 cm), pemeriksaan kanker kolorektal dengan kolonoskopi mungkin perlu dilakukan lebih sering.

    Sessile serrated polyps (SSP) dan traditional serrated adenomas (TSA): Jenis polip ini sering diperlakukan sama seperti adenoma karena juga memiliki risiko lebih tinggi untuk berkembang menjadi kanker.

    Bagaimana Kanker Kolorektal Menyebar?

    Jika kanker terbentuk di dalam polip, seiring waktu kanker tersebut dapat tumbuh masuk ke dinding usus besar atau rektum. Dinding usus besar dan rektum terdiri dari beberapa lapisan. Kanker kolorektal biasanya dimulai di lapisan terdalam (mukosa) lalu dapat berkembang ke luar, menembus sebagian atau seluruh lapisan lainnya (lihat gambar di bawah).

    Saat sel kanker sudah mencapai dinding usus, mereka bisa menyusup ke pembuluh darah atau pembuluh limfa (saluran kecil yang membawa cairan dan sisa metabolisme). Dari sana, sel kanker dapat menyebar ke kelenjar getah bening terdekat atau bahkan ke organ yang lebih jauh.

    Stadium atau tingkat penyebaran kanker kolorektal ditentukan oleh seberapa dalam kanker tumbuh ke dalam dinding usus, serta apakah sudah menyebar ke luar usus besar atau rektum.

    Halaman 2 dari 3

    (suc/suc)

  • 138 Warga di Sukabumi Diduga Keracunan Usai Santap Menu Pengajian
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        24 Agustus 2025

    138 Warga di Sukabumi Diduga Keracunan Usai Santap Menu Pengajian Bandung 24 Agustus 2025

    138 Warga di Sukabumi Diduga Keracunan Usai Santap Menu Pengajian
    Tim Redaksi
    SUKABUMI,KOMPAS.com –
    Sebanyak 138 warga di Kampung Tugu, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat menjadi korban dugaan keracunan massal setelah menyantap makanan dari sebuah acara pengajian.
    Akibat peristiwa ini, puluhan orang harus dirawat intensif di puskesmas dan rumah sakit hingga Minggu (24/8/2025).
    Tatang Suratman, Kepala Tim Kerja Surveilans Imunisasi Dinas kesehatan Kabupaten Sukabumi mengungkap dugaan keracunan itu berawal dari warga yang mengkonsumsi makanan acara pengajian.
    “Pasien diduga keracunan makanan. Sampai hari Minggu ada 138 orang,” kata Tatang dalam keterangannya kepada Kompas.com.
    Dari 138 orang yang alami keracunan itu, 35 orang dirawat di Puskesmas, 102 orang hanya dilakukan tindakan observasi, dan 9 orang harus dirujuk ke RSUD Sekarwangi Cibadak.
    Tim penanganan kemudian turut mengamankan sampel sisa makanan berupa nasi,sambal,ayam bakar,lalapan, bumbu, hingga beberapa jenis kue.
    “Sisa sample makanan yang dikonsumsi akan dikirim untuk dilakukan pemeriksaan di laboratorium Labkesda provinsi,” tutur Tatang.
    Dari informasi yang dihimpun Kompas.com, pengajian 4 bulanan tersebut dilakukan pada Jumat (22/8/2025) malam, hingga kemudian pada dini hari sebagian masyarakat mengalami dugaan keracunan makanan itu.
    Masyarakat yang mengalami gejala keracunan berupa muntah, mual, pusing, diare, hingga badan lemas.
    Akhirnya pada Sabtu (23/8/2025) pagi, masyarakat yang merasakan gejala itu melakukan pemeriksaan di Puskesmas setempat.
    Hingga Minggu pada sebagian masyarakat masih mendapatkan perawatan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.