Hewan: Ayam

  • Ratusan Siswa di Garut Keracunan Usai Konsumsi Makan Bergizi Gratis

    Ratusan Siswa di Garut Keracunan Usai Konsumsi Makan Bergizi Gratis

    Liputan6.com, Garut – Sebanyak 194 orang siswa SD, MA dan SMP, serta SMA di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, diduga mengalami keracunan usai mengonsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG), Selasa (16/9/2025). Para siswa yang mengonsumsi makanan tersebut mengalami gejala yang berbeda-beda.

    Kapolres Garut AKBP Yugi Bayu Hendarto melalui Kasi Humas Ipda Adi Susilo mengatakan, ratusan siswa itu mengonsumsi MBG yang disalurkan dapur SPPG Yayasan Al Bayyinah 2 Garut di Desa Karangmulya. Mereka diberi makanan berupa nasi putih, ayam woku, tempe orek, lalapan sayur, dan buah stroberi.

    Polres Garut mencatat 194 orang siswa terdampak terdiri dari 177 siswa mengalami gejala ringan dan 19 siswa menjalani perawatan intensif di Puskesmas Kadungora. Total korban yang dirawat terdiri siswa MA Maarif Cilageni sebanyak 12 orang, SMP Siti Aisyah 3 orang, SMA Siti Aisyah 1 orang, dan SDN 2 Mandalasari 3 orang.

    Adi mengatakan sejumlah siswa mulai merasakan gejala mual, muntah, hingga pusing sejak Selasa (16/09/2025) sore. Kondisi tersebut berlanjut hingga Rabu (17/9/2025) sehingga puluhan siswa harus mendapatkan perawatan medis.

    “Jumlah keseluruhan 19 siswa harus menjalani perawatan di Puskesmas Kadungora,” kata dia, Kamis (18/9/2025).

    Kepolisian kemudian melakukan langkah cepat mulai dari mendatangi lokasi kejadian, mendata korban, meminta keterangan saksi. Polisi juga mengirimkan sampel bekas makanan dan muntah ke laboratorium serta berkoordinasi dengan pihak Puskesmas Kadungora.

    “Kami juga melakukan pengumpulan bahan keterangan (pulbaket) untuk memastikan ada atau tidaknya penambahan korban dan kami melanjutkan penyelidikan lebih mendalam untuk mengetahui faktor penyebab,” katanya.

    Adi mengatakan para korban masih dalam penanganan tenaga medis sementara polisi bersama dinas terkait tengah menyelidiki penyebab pasti keracunan massal tersebut. Sementara para siswa saat ini masih dalam penanganan medis.

    “Masih ada yang rawat jalan dan rawat inap,” katanya menutup.

  • Harga Pangan Hari Ini, Kamis (18/9): Beras, Bawang, Minyak Turun

    Harga Pangan Hari Ini, Kamis (18/9): Beras, Bawang, Minyak Turun

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga pangan pada pagi hari ini, Kamis (18/9/2025), terpantau cukup fluktuatif dari hari sebelumnya. Beras, bawang, dan minyak terpantau mengalami penurunan harga, tetapi cabai, garam, dan ikan mengalami kenaikan harga. 

    Berdasarkan Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), pukul 08.30 WIB, harga beras premium di tingkat konsumen secara nasional turun Rp163/kg menjadi Rp15.779/kg dari posisi hari sebelumnya. Namun, lebih tinggi 5,9% dari Harga Eceran Tertinggi (HET) nasional Rp14.900/kg. 

    Sementara harga beras medium berada di bawah HET Nasional Rp13.500/kg, yakni berada di harga Rp13.483/kg. Begitu pula dengan Beras SPHP yang berada di bawah HET Nasional senilai Rp12.500/kg, yakni Rp12.490/kg. 

    Harga komoditas pokok lainnya yakni bawang merah pada hari ini turun Rp2.183/kg dari hari sebelumnya menjadi Rp38.317/kg dan tetap berada dalam radar Harga Acuan Penjualan (HAP) Nasional senilai Rp36.500—Rp41.500 per kg. 

    Harga bawang putih bonggol secara rata-rata nasional lebih rendah 8,13% dari HAP Rp38.000—Rp40.000 per kg, yakni Rp36.750/kg. 

    Kemudian komoditas cabai merah keriting terpantau masih dalam rentang HAP Nasional (Rp37.000—Rp55.000/kg), tetapi mengalami kenaikan sebesar Rp4.181/kg sehingga menjadi Rp53.147/kg. Sementara harga cabai merah besar secara rata-rata nasional juga naik dari hari kemarin, dari Rp41.218/kg menjadi Rp42.680/kg. 

    Sementara itu, harga cabai rawit merah justru turun harganya dari Rp44.921/kg menjadi Rp41.868/kg dan terpantau masih berada dalam radar HAP Nasional yang senilai Rp40.000 – Rp57.000 per kg. 

    Pada pagi ini pula, harga daging ayam ras dibanderol dengan harga Rp37.884/kg, lebih rendah dari hari sebelumnya yang dijual dengan harga Rp38.705/kg atau masih lebih rendah dari HAP Nasional di harga Rp40.000/kg. Harga telur ayam terjaga di bawah HAP Nasional Rp30.000/kg, yakni Rp29.807/kg. 

    Selanjutnya harga rata-rata minyak goreng kemasan yang dijual secara nasional turun tipis Rp123 menjadi Rp20.845/liter pada pagi ini. Minyak goreng curah masih melampaui HET Rp15.700/liter yakni seharga Rp17.137/liter. Sementara harga Minyakita juga terpantau turun tipis dari Rp17.334/liter menjadi Rp17.235 pada pagi ini. 

    Adapun harga daging kerbau beku (impor) terpantau turun dijual seharga Rp101.816/kg atau 27,27% lebih tinggi dari HAP Nasional Rp80.000/kg. Sementara harga daging kerbau lokal melonjak turun ke angka Rp139.500/kg dari Rp143.333/kg.

    Harga komoditas lainnya seperti gula konsumsi dijual pada pagi hari ini dengan harga Rp17.827/kg. Harga garam konsumsi turun tipis ke angka Rp11.199/kg usai naik pada hari sebelumnya ke angka Rp11.215/kg. 

    Harga jagung tingkat peternak terpantau naik pada pagi ini dari Rp6.218/kg menjadi Rp6.419/kg. Harga kedelai impor stabil di angka Rp10.413/kg.

    Protein hewani lainnya, yakni ikan kembung dapat dibeli dengan harga rata-rata Rp42.474/kg. Harga ikan tongkol naik dari Rp36.408/kg menjadi Rp34.733/kg. Harga ikan bandeng turun dari Rp36.349/kg menjadi Rp34.191/kg pada pagi ini. 

  • Peliknya Masalah Gizi Anak di Balik Viralnya Kasus Kecacingan di Indonesia

    Peliknya Masalah Gizi Anak di Balik Viralnya Kasus Kecacingan di Indonesia

    Jakarta

    Kasus balita di Bengkulu yang mengeluarkan cacing dari mulut dan hidung baru-baru ini menyita perhatian publik. Balita bernama Khaira Nur Sabrina, usia 1 tahun 8 bulan, diketahui mengalami infeksi cacing gelang (Ascaris lumbricoides) dengan kondisi gizi buruk, anemia, hingga adanya larva cacing di paru-paru.

    Sebelumnya, kasus serupa juga ditemukan di Sukabumi, Jawa Barat. Seorang balita, Raya, meninggal karena sepsis dan mengeluarkan cacing dari tubuhnya.

    Menanggapi hal ini, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono menekankan pentingnya faktor kebersihan (higiene) dan gizi dalam mencegah penyakit tersebut. Ia mengingatkan, edukasi harus digencarkan agar kejadian serupa tidak kembali terulang.

    Fenomena ini membuka mata bahwa kecacingan bukan hanya persoalan medis biasa, melainkan masalah gizi dan kesehatan masyarakat yang kompleks. Infeksi cacing dapat mengganggu penyerapan nutrisi, memicu anemia, hingga menghambat tumbuh kembang anak. Kasus-kasus tersebut sekaligus menjadi pengingat bahwa peran gizi seimbang, perilaku hidup bersih, serta akses layanan kesehatan yang baik merupakan pondasi utama dalam mencegah penyakit yang kerap luput dari perhatian ini.

    Kecacingan dan Kaitannya dengan Gizi Anak

    Cacingan terjadi akibat infeksi cacing parasit yang umumnya ditularkan melalui tanah atau makanan yang terkontaminasi. Tidak pakai alas kaki, tidak mencuci tangan dengan benar, dan buang air sembarangan adalah penyebab lainnya.

    Pada anak-anak, kondisi kecacingan bisa menimbulkan dampak serius. Cacing yang bersarang di usus menyerap nutrisi dari makanan yang seharusnya digunakan tubuh untuk tumbuh kembang. Akibatnya, anak bisa mengalami penurunan nafsu makan, anemia, kekurangan energi kronis, hingga gagal tumbuh (stunting). Jika tidak segera ditangani, bahkan kecacingan dapat menimbulkan infeksi yang berat seperti perdarahan saluran cerna, kerusakan organ vital tertentu, hingga kematian.

    Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2023, lebih dari 267 juta anak prasekolah di dunia berisiko mengalami infeksi cacing, dan sebagian besar berada di negara berkembang, termasuk Indonesia. Infeksi ini tidak hanya menyebabkan gangguan fisik, tetapi juga bisa menurunkan konsentrasi dan prestasi belajar anak karena tubuh kekurangan zat gizi penting, terutama vitamin A, zat besi, dan protein.

    Dampak Cacingan pada Status Gizi

    Balita adalah kelompok usia yang paling rentan terhadap dampak gizi buruk akibat cacingan. Salah satu penelitian yang menemukan bahwa anak yang mengalami kecacingan memiliki risiko lebih tinggi mengalami underweight dan anemia dibandingkan anak yang tidak terinfeksi diterbitkan dalam Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia pada tahun 2019.

    Studi dalam Jurnal Ilmu Biologi dan Pendidikan Biologi menemukan bahwa kecacingan juga dapat memperburuk defisiensi zat gizi makro dan zat gizi mikro, seperti vitamin A dan zinc, yang berperan penting dalam imunitas. Anak yang terinfeksi cacing lebih mudah terserang penyakit infeksi lain, sehingga terjadi gizi buruk yang dapat memperlemah daya tahan tubuh, cacing semakin berkembang, dan kesehatan anak kian memburuk.

    Pendapat Ahli: Masalah Gizi dan Pelayanan Kesehatan

    Prof dr Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), Direktur Pascasarjana Universitas YARSI sekaligus Adjunct Professor Griffith University, menilai kasus di Bengkulu mencerminkan tiga hal penting. Pertama, kecacingan masih banyak ditemukan pada anak Indonesia dan tergolong penyakit tropis yang terabaikan. Kedua, kondisi ini berkaitan erat dengan kekurangan gizi pada anak yang masih menjadi tantangan besar di masyarakat. Ketiga, penguatan layanan rumah sakit sangat diperlukan, terutama dalam kemampuan menangani kasus kecacingan berat.

    Pernyataan ini menegaskan bahwa persoalan kecacingan tidak bisa hanya diselesaikan dengan obat cacing massal, tetapi juga membutuhkan pendekatan menyeluruh yaitu mulai dari gizi, kebersihan lingkungan, hingga kapasitas fasilitas kesehatan.

    Peran Pemerintah, Tenaga Kesehatan, dan Masyarakat

    Pemerintah memiliki peran besar dalam program pencegahan kecacingan nasional, salah satunya dengan pemberian obat cacing secara massal dua kali setahun bagi anak usia sekolah. Namun, keberhasilan program ini bergantung pada konsistensi pelaksanaan dan cakupan yang merata, termasuk di daerah pedesaan dan terpencil.

    Tenaga kesehatan di lapangan perlu aktif memberikan edukasi gizi dan higiene kepada orang tua, guru, dan anak-anak. Misalnya, pentingnya mencuci tangan dengan sabun, memasak makanan hingga matang, dan minum air bersih. Selain itu, pemantauan status gizi anak melalui posyandu juga penting agar kasus gizi buruk akibat kecacingan bisa dideteksi lebih dini.

    Masyarakat sendiri memiliki peran dalam membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Sebagaimana yang terdapat di dalam Permenkes No. 15 Tahun 2017 PHBS dapat dilakukan melalui cuci tangan pakai sabun, menggunakan air bersih untuk rumah tangga, menjaga kebersihan dan keamanan makanan, menggunakan jamban sehat, mengupayakan kondisi lingkungan yang sehat. Orang tua juga perlu memastikan anak-anak tidak bermain di tanah tanpa alas kaki, menjaga kebersihan kuku, serta menyediakan makanan bergizi seimbang di rumah. Partisipasi aktif masyarakat dapat memperkuat program pemerintah dan tenaga kesehatan dalam menurunkan angka kecacingan.

    Pencegahan dari Sisi Gizi

    Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan dari sisi gizi dan kesehatan anak agar kasus serupa tidak terulang:

    1. Pemberian makanan bergizi seimbangSumber protein hewani (ikan, telur, daging ayam, hati) penting untuk pertumbuhan dan memperbaiki jaringan tubuh.Sayur dan buah kaya vitamin serta mineral untuk daya tahan tubuh.2. Pencegahan anemia dengan zat besiBalita perlu asupan zat besi dari daging merah, hati, atau suplemen sesuai anjuran tenaga kesehatan.Vitamin C dari buah segar membantu penyerapan zat besi lebih optimal.3. Sanitasi dan perilaku hidup bersihCuci tangan dengan sabun sebelum makan.Gunakan alas kaki saat bermain di luar.Jaga kebersihan rumah dan lingkungan dari kotoran hewan.4. Program pemberian obat cacing rutinWHO dan Kementerian Kesehatan RI menganjurkan anak usia 1-12 tahun diberi obat cacing setiap enam bulan sekali.

    Kesimpulan

    Kasus balita di Bengkulu yang mengalami kecacingan hingga cacing keluar dari mulut menjadi peringatan keras bahwa masalah ini masih nyata di Indonesia. Kecacingan tidak hanya merugikan kesehatan, tetapi juga berdampak pada status gizi, tumbuh kembang, dan masa depan anak.

    Upaya bersama diperlukan dari pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat untuk menanggulangi masalah yang tidak boleh dianggap sepele ini. Pencegahan melalui edukasi higiene, pemberian obat cacing rutin, serta pemenuhan gizi seimbang adalah kunci utama. Jika tidak ditangani serius, kecacingan akan terus menjadi lingkaran masalah yang mengancam generasi muda penerus bangsa.

    Halaman 2 dari 6

    Simak Video “Video: Dokter Ingatkan soal Tren Beli Obat Cacing Usai Kasus Balita Sukabumi”
    [Gambas:Video 20detik]
    (mal/up)

  • Kondisi Balita di Bengkulu yang Muntah Cacing dari Mulut-Hidung

    Kondisi Balita di Bengkulu yang Muntah Cacing dari Mulut-Hidung

    Jakarta

    Balita yang mengalami cacingan terjadi lagi, kini di Seluma, Bengkulu. Balita tersebut diketahui berusia 1 tahun 8 bulan bernama Khaira Nur Sabrina, yang kini tengah menjalani perawatan intensif.

    Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, Endriwan Mansyur menjelaskan balita yang dirujuk dari Rumah Sakit Seluma telah sampai di RSUD M Yunus Bengkulu. Bocah tersebut telah mendapat perawatan dari pihak rumah sakit.

    Endriwan menjelaskan, kondisi Khaira saat ini masih lemah. Tim medis RSUD M Yunus terus memberikan perawatan intensif untuk membantu pemulihan kesehatan sang balita.

    Ia menambahkan, tim medis juga memberikan makanan bergizi tinggi untuk memperbaiki kondisi pasien. Pasalnya, dari informasi yang dihimpun, selama ini balita tersebut hanya mengonsumsi makanan seadanya sehingga diduga mengalami kekurangan gizi.

    “Kita melakukan pengawasan ekstra pada pasien, untuk adanya dugaan larva di paru-paru berdasarkan radiologi akan kita cek kembali,” tutup Endriwan, dikutip dari detiksumbagsel, Rabu (17/9/2025).

    Sebelumnya, pihak Dinas kesehatan menduga cacing gelang yang bersarang di tubuh bocah tersebut berasal dari lingkungan rumah yang kotor dan tidak sehat.

    Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Seluma, Rudi Syawaludin mengatakan, setelah dilakukan pengecekan ke rumah pasien di Desa Sungai Petai ditemukan kondisi rumah yang tidak layak huni.

    “Saat ditemukan adanya pasien dengan gejala mengeluarkan cacing dari mulut dan hidung, kita langsung melakukan investigasi ke rumah dan lingkungan pasien,” kata Rudi.

    Rudi menjelaskan, kondisi rumah bocah tersebut cukup memprihatinkan, rumah hanya beralas tanah dan dinding papan yang sudah rusak. Bahkan banyak kotoran ayam di sekitar rumah.

    Di sisi lain, cacing gelang atau Ascaris lumbricoides merupakan jenis cacing yang paling banyak menginfeksi manusia, baik di Indonesia maupun di dunia. Dari seluruh populasi yang terinfeksi, hampir 80 persen adalah anak usia sekolah, yakni 5-10 tahun.

    Menurut Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi Penyakit Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Riyadi, SpA, Subsp IPT(K), MKes, tingginya angka kasus pada kelompok ini erat kaitannya dengan aktivitas anak.

    “Karena mereka mereka aktif bermain di tanah, aktif bermain di luar. Nah ini mungkin kemampuan mereka, edukasi mereka tentang perilaku hidup bersih dan sehat belum optimal, makanya kenapa anak usia sekolah yang paling banyak,” jelas dr Riyadi dalam agenda temu media IDAI, Jumat (22/8/2025).

    Kelompok kedua yang paling rentan adalah anak usia prasekolah, yakni 2-5 tahun. Pada usia ini, anak sudah mulai bisa berjalan dan bermain di luar rumah.

    “Bagaimana kita mengedukasi nih orang tua, karena anak-anak ini, apalagi usia 2-5 tahun sama sekali kalau dilihat, ada yang bergerak di tanah mikirnya, oh ada mainan baru, malah dia pegang” tambahnya.

    Lebih lanjut, dr Riyadi menyebutkan sekitar seperdelapan populasi dunia terinfeksi cacing gelang. Parasit ini sangat menyukai lingkungan yang hangat dan lembap, sehingga negara tropis seperti Indonesia menjadi tempat ideal bagi perkembangannya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Kemenkes soal Balita di Sukabumi Meninggal dengan Tubuh Penuh Cacing”
    [Gambas:Video 20detik]
    (suc/kna)

  • Harga Pangan Hari Ini, Rabu (17/9): Mayoritas Naik, Beras Medium dan Daging Turun

    Harga Pangan Hari Ini, Rabu (17/9): Mayoritas Naik, Beras Medium dan Daging Turun

    Bisnis.com, JAKARTA — Mayoritas harga pangan pada pagi hari ini, Rabu (17/9/2025), terpantau mengalami kenaikan harga dan sebagian masih berada di atas harga acuan/eceran yang telah ditetapkan. Hanya segelintir komoditas, seperti beras medium, gula, ikan kembung, dan daging kerbau yang mengalami penurunan harga.

    Berdasarkan Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), pukul 07.50 WIB, harga beras premium di tingkat konsumen secara nasional tertahan tinggi di harga Rp15.942/kg atau tak berbeda jauh dari posisi hari sebelumnya seharga Rp15.912 per kg. Lebih tinggi 6,99% dari Harga Eceran Tertinggi (HET) nasional Rp14.900/kg. 

    Sementara harga beras medium sedikit di atas HET Nasional Rp13.500/kg, yakni berada di harga Rp13.657/kg atau turun tipis dari hari sebelumnya seharga Rp13.719/kg. Beras SPHP yang sebelumnya berada di bawah HET Nasional senilai Rp12.500/kg, pada pagi ini merangkak ke posisi Rp12.557/kg. 

    Harga komoditas pokok lainnya yakni bawang pada hari ini berada di angka Rp40.500/kg atau melonjak dari hari sebelumnya yang senilai Rp39.695/kg. Meski mengalami kenaikan, tetapi masih berada dalam radar Harga Acuan Penjualan (HAP) Nasional senilai Rp36.500—Rp41.500 per kg. 

    Harga bawang putih bonggol secara rata-rata nasional lebih rendah 6,15% dari HAP Rp38.000—Rp40.000 per kg, yakni Rp37.542/kg. Namun, mengalami kenaikan dari hari sebelumnya yang senilai Rp36.969/kg. 

    Kemudian komoditas cabai merah keriting terpantau masih dalam rentang HAP Nasional (Rp37.000—Rp55.000/kg), yakni seharga Rp48.966/kg atau naik dari hari sebelumnya yang mencapai Rp47.488/kg. Sementara harga cabai merah besar secara rata-rata nasional naik dari hari kemarin seharga Rp37.636/kg menjadi Rp41.218/kg. 

    Harga cabai rawit merah turut mengalami kenaikan Rp1.436 menjadi Rp44.921/kg. Meski naik, terpantau masih berada dalam radar HAP Nasional yang senilai Rp40.000 – Rp57.000 per kg. 

    Pada pagi ini pula, harga daging ayam ras dibanderol dengan harga Rp38.705/kg. Naik Rp1.815 dari kemarin, tetapi masih lebih rendah dari HAP Nasional di harga Rp40.000/kg. Harga telur ayam terpantau tak berbeda jauh dari hari kemarin yang senilai Rp29.999/kg, kini Rp29.958/kg. 

    Selanjutnya harga rata-rata minyak goreng kemasan yang dijual secara nasional turun Rp258 menjadi Rp20.968/liter pada pagi ini. Minyak goreng curah mengalami penurunan harga senilai Rp456 menjadi Rp17.091/liter. Sementara harga Minyakita justru naik menjadi Rp17.334/liter dan masih berada di atas HET Minyakita (Rp15.700/liter). 

    Adapun harga daging kerbau beku (impor) terpantau turun harganya dari Rp107.000/kg menjadi Rp100.417/kg pada pagi ini. Sementara harga daging kerbau lokal melonjak dari Rp142.500/kg menjadi Rp143.333/kg.

    Harga komoditas lainnya seperti gula dijual pada pagi hari ini dengan harga Rp17.890/kg, turun dari hari sebelumnya Rp18.279/kg. Harga garam konsumsi justru naik ke angka Rp11.215/kg dari hari sebelumnya yang mencapai Rp10.953/kg. 

    Harga jagung tingkat peternak juga turun menjadi Rp6.218/kg dari hari sebelumnya yang senilai Rp6.649/kg atau 7,21% dari HAP (Rp5.800/kg) dan harga kedelai impor stabil di angka Rp10.461/kg. 

    Protein hewani lainnya, yakni ikan kembung juga terpantau turun harganya dari Rp44.506/kg menjadi Rp42.321/kg. Harga ikan tongkol naik dari Rp35.250/kg menjadi Rp36.408/kg. Harga ikan bandeng turun tipis dari Rp36.397/kg menjadi Rp36.349/kg pada pagi ini. 

  • Lagi! Balita Keluarkan Cacing dari Mulut dan Hidung di Bengkulu

    Lagi! Balita Keluarkan Cacing dari Mulut dan Hidung di Bengkulu

    Jakarta

    Balita di Seluma, Bengkulu, bernama Khaira Nur Sabrina, baru-baru ini disorot setelah mengeluarkan cacing gelang dari mulut dan hidung. Balita tersebut akhirnya dirujuk ke RSUD M Yunus dan kini tengah mendapatkan perawatan intensif.

    Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Seluma, Rudi Syawaludin mengatakan, kondisi pasien Khaira Nur Sabrina (1,8) cukup memprihatinkan. Selain bobot tubuhnya kecil dan tidak normal, balita ini juga didiagnosa mengalami penyakit paru-paru.

    “Pasien Khaira kita rujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Bengkulu agar mendapat perawatan medis yang lengkap dan bisa mengembalikan kondisi pasien menjadi cepat pulih,” kata Rudi, Rabu (16/9/2025), dikutip dari detiksumbagsel.

    Rudi menjelaskan, pihak Rumah Sakit Daerah Tais telah melakukan berbagai pemeriksaan pada pasien. Dari hasil pemeriksaan tubuh pasien, pasien mengalami anemia, leukosit tinggi, dan gula darah mencapai 270. Selain itu, dari hasil rontgen juga ditemukan larva di paru-paru pasien.

    “Dari hasil pemeriksaan kesehatan itulah akhirnya pasien kita rujuk ke RSUD M Yunus Bengkulu,” jelas Rudi.

    Tak hanya itu, kakak pasien yakni Aprillia (4) ternyata juga didiagnosa mengidap penyakit cacingan. Kakaknya tersebut juga mendapat perawatan intensif di rumah sakit.

    “Kakak pasien yakni Aprillia juga akan kita rujuk ke RSUD Bengkulu karena memiliki penyakit yang sama,” ucap Rizal.

    Diberitakan sebelumnya, dinas terkait sudah melakukan pengecekan ke rumah pasien di Desa Sungai Petai. Mereka menemukan kondisi rumah yang tidak layak huni.

    “Rumah hanya beralas tanah dan dinding papan sudah dalam kondisi rusak. Bahkan banyak kotoran ayam di sekitar rumah,” kata dia.

    Bagaimana Cacing Bisa Terus Berkembang Biak dalam Tubuh?

    Dokter spesialis penyakit dalam yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) Prof Ari Fahrial Syam beberapa waktu lalu menjelaskan pada kasus cacing gelang atau Ascaris, bila tidak segera diobati, cacing tersebut akan bertelur dan memperbanyak diri di dalam usus seseorang. Tak jarang, kondisi ini membuat cacing ikut keluar bersama feses saat buang air besar, bahkan bisa muncul lewat muntahan.

    “Pada kasus ini cacing gelang, ascaris, kalau tidak diobati memang itu akan bertelur dan memperbanyak diri di dalam tubuh, dalam usus seseorang,” sorotnya, saat dihubungi detikcom Rabu (20/8/2025).

    Sebagai catatan, penyebaran cacing saat berkembang biak memang bisa ‘bermigrasi’ ke organ lain, alias tidak hanya di usus.

    Larva cacing disebutnya memungkinkan mengalir ke paru-paru yang menyebabkan masalah di bagian tersebut. Dalam beberapa kasus, cacing juga ditemukan mampu naik ke atas ke saluran empedu.

    Bila hanya di usus halus, pasien umumnya kerap merasakan tidak nyaman di bagian perut, disertai kembung dan begah. Ciri-ciri yang mudah dikenali pada anak sebenarnya cukup mudah, yakni perilaku rewel.

    “Kalau anaknya rewel kita harus periksa jangan-jangan cacingan,” kata dia.

    Pemberian obat cacing bisa menekan kemungkinan berkembang biak bahkan mati di dalam tubuh.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Kemensos Ambil Pelajaran dari Kasus Meninggalnya Balita Raya”
    [Gambas:Video 20detik]
    (suc/up)

  • Kebakaran Ngawi, Rumah Terpaksa Dirobohkan Agar Api Tak Menjalar

    Kebakaran Ngawi, Rumah Terpaksa Dirobohkan Agar Api Tak Menjalar

    Ngawi (beritajatim.com) – Kebakaran menghanguskan rumah milik Suwiji (63), warga Dusun Ngarengan, Desa Jenggrik, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Selasa (16/9/2025) sore. Api diduga berasal dari konsleting listrik dan mengakibatkan kerugian material sekitar Rp10 juta.

    Kapolsek Kedunggalar, AKP Karno, menjelaskan bahwa kebakaran terjadi sekitar pukul 15.45 WIB. Saat kejadian, korban bersama salah satu saksi tengah menata kayu bakar di belakang rumah, berjarak sekitar 50 meter dari lokasi.
    .
    “Saksi yang lain melihat api sudah berkobar di rumah korban. Warga kemudian berteriak meminta tolong dan berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya,” terang AKP Karno.

    Karena rumah korban berdempetan dengan rumah ibunya, Tukinah, yang sudah lanjut usia, warga terlebih dahulu mengevakuasi Tukinah ke tempat aman. Untuk mencegah api menjalar, warga bahkan merobohkan bangunan rumah yang sebagian besar terbuat dari kayu.

    Laporan kebakaran kemudian diteruskan ke Damkar Ngawi. Kasi Pengendalian Operasi Damkar Satpol PP Ngawi, Catur Sri Wiyanto, menyebutkan pihaknya menerima laporan pukul 16.24 WIB melalui call center 113.

    “Tim berangkat dari Pos Induk dan tiba di lokasi pukul 16.52 WIB. Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 17.31 WIB setelah dilakukan pemadaman dan pembasahan menggunakan dua tangki air,” jelasnya.

    Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, dua ekor ayam peliharaan milik korban ikut terbakar. Sementara itu, kerugian material ditaksir mencapai Rp10 juta.

    Kebakaran ini menjadi pengingat bagi masyarakat agar lebih waspada terhadap instalasi listrik di rumah, terutama pada bangunan dengan konstruksi kayu yang mudah terbakar. [fiq/but]

  • Nenek Umur 100 Buktikan Anti Jompo, Masih Kuat Nge-gym di Usia Seabad

    Nenek Umur 100 Buktikan Anti Jompo, Masih Kuat Nge-gym di Usia Seabad

    Jakarta

    Mary Coroneos, nenek asal Amerika Serikat yang baru saja berulang tahun ke-100 pada Juni kemarin dikenal memiliki kehidupan yang sehat. Tak ayal, umurnya bisa menyentuh satu abad.

    Dikutip dari Times of India, perempuan yang tinggal di Norwalk, Connecticut (AS) bersama putrinya tersebut selalu memulai hari dengan tujuan positif. Biasanya, untuk memulai hari, Mary menyempatkan untuk membaca koran, pergi ke pusat kebugaran, atau ke pantai.

    Rahasia Panjang Umur Mary

    Ada beberapa hal yang rutin dilakukan oleh Mary untuk menjaga tubuhnya tetap bugar dan sehat. Sedikit banyak, tentu ini berpengaruh kepada umur panjang yang dimilikinya.

    1. Hidup Aktif

    Mary dikenal dengan hidup yang aktif dan selalu bergerak. Awalnya, ini karena keadaan, karena ia tumbuh besar di kota pertambangan batu bara di Pennsylvania.

    “Kami selalu beraktivitas, mendaki hutan, mencari artefak kuno,” kenang Mary.

    Putri Mary, yakni Athena mengatakan bahwa sang ibu membawa energi positif ini hingga tua. menyeimbangkan karier panjang di bidang pendidikan dengan pekerjaan sampingan, dan terus bekerja hingga usia 90-an.

    “Ada sesuatu tentang hal itu yang memberi Anda vitalitas. Itu memberi Anda perspektif yang lebih muda,” kata Athena.

    2. Menjaga Kebugaran

    Meskipun sudah memasuki usia lanjut, Mary tak ingin kalah dengan mereka yang masih aktif menguatkan otot. Mary tetap berlatih angkat beban ringan, menggunakan resistance band, dan bahkan memainkan weighted sled.

    “Dia ingin didorong (hidup sehat), dia butuh tantangan,” kata Athena.

    Fisik yang prima membuat Mary memiliki tingkat recovery yang bagus. Dirinya pernah mengalami patah lengan, namun hanya butuh waktu tiga minggu untuk dia bisa kembali ke pusat kebugaran.

    Terkait makanan, Mary biasa sarapan dua butir telur dengan mentega atau teh dengan madu. Makan siap dengan sup ayam sayur, sedangkan makan malam ia selalu mengonsumsi apapun yang dibuat oleh Athena.

    Mary juga masih menikmati ice cream untuk hidangan penutup dan dirinya tidak mengonsumsi alkohol.

    3. Melatih Otak

    Mary sadar bahwa salah satu organ yang harus dilatih adalah otak. Hal ini membuat dirinya menjaga pikiran tetap tajam dengan rutin membaca koran dan tertarik pada ide-ide baru.

    Ini yang membuat Athena, yakin bahwa yang membuat ibunya tetap fleksibel dan terbuka terhadap apapun.

    “Saya pikir jika kita memiliki rasa ingin tahu tentang hidup dan pembelajaran, itu membuat kita tidak terlalu kaku. Ada fleksibilitas yang kita butuhkan untuk umur panjang,” kata Athena.

    4. Menikmati Hidup dan Tetap Bahagia

    Kehidupan sosial Mary juga dikenal baik. Menurut Athena, Mary adalah sosok yang sangat bisa menikmati hidup, ceria, dan tetap bahagia.

    Para mantan murid Mary bahkan masih banyak yang menghadiri ulang tahunnya yang bersejarah.

    “Jika kita dapat memperluas perspektif melalui persahabatan, melalui hal-hal baru, kita dapat menikmati hidup untuk memiliki tujuan terus maju dan tidak ada kata terlambat untuk mengejarnya,” kata Athena.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/kna)

  • 5 Rekomendasi Restoran dengan Menu Nusantara Kelas Premium

    5 Rekomendasi Restoran dengan Menu Nusantara Kelas Premium

    JAKARTA – Indonesia kaya akan ragam kuliner yang tidak hanya menggugah selera, tetapi jugaNmerefleksikan identitas budaya bangsa. Dari Sabang sampai Merauke, setiap daerah

    memiliki cita rasa khas yang begitu unik. Tidak heran jika kuliner Nusantara kerap menjadi daya tarik utama wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.

    Dalam artikel ini, kami merangkum 5 restoran Nusantara terbaik di Indonesia yang mampu mengangkat warisan kuliner tanah air ke level berikutnya, dengan kualitas, cita rasa, hingga presentasi yang memukau.

    1. Bumi Aki Signature – Sentuhan Modern pada Kuliner Nusantara

    Jika berbicara tentang restoran Nusantara modern, Bumi Aki Signature layak berada di daftar teratas. Restoran ini merupakan bagian dari Bumi Aki Group yang sudah dikenal luas dalam menghadirkan hidangan khas Indonesia dengan kualitas terbaik. Menyatukan Tradisi dan Modernitas Di antara restoran Nusantara terbaik, Bumi Aki Signature menempati posisi istimewa karena berhasil mengangkat hidangan Nusantara menjadi sebuah pengalaman kuliner premium.

    Tak hanya menyajikan hidangan lezat, Bumi Aki Signature juga menghadirkan atmosfer dining yang memukau, membuat setiap kunjungan menjadi pengalaman tak terlupakan. Bumi Aki Signature mengusung konsep kuliner Nusantara dengan sentuhan modern, di mana hidangan tradisional disajikan dengan presentasi elegan tanpa mengurangi cita rasa autentiknya. Misalnya, sajian 72 hours Iga Short Ribs Maranggi, Sop Konro Makassar, hingga Salmon Nyat Nyat dikemas dalam plating bergaya modern yang tak hanya memanjakan lidah, tetapi juga memikat mata.

    Pengalaman Kuliner Tak Tertandingi

    Dengan interior modern bernuansa hangat dan pelayanan berkelas, setiap kunjungan ke Bumi Aki Signature terasa seperti sebuah perayaan. Restoran ini juga kerap menjadi pilihan bagi keluarga, eksekutif, hingga wisatawan asing yang ingin merasakan kuliner Indonesia dalam kemasan premium.

    2. 1945 – Fine Dining Nusantara di Jantung Jakarta

    Restoran 1945 yang berada di Hotel Fairmont Jakarta adalah representasi kuliner Indonesia dalam format fine dining berkelas internasional. Sesuai namanya, 1945 mengangkat semangat kemerdekaan melalui cita rasa Nusantara.

    Cita Rasa Premium

    Menu andalan seperti Wagyu Rendang, Sop Buntut, hingga Nasi Goreng Lobster

    menjadi bukti bahwa kuliner tradisional bisa disajikan dalam standar internasional. Atmosfer Elegan

    Dengan interior mewah dan layanan profesional, 1945 menjadi destinasi pilihan bagi eksekutif, tamu negara, hingga wisatawan mancanegara yang ingin merasakan hidangan Indonesia dalam suasana prestisius.

    3. Plataran – Pesona Kuliner Nusantara di Balik Nuansa Heritage

    Plataran merupakan brand restoran yang menggabungkan heritage Indonesia dengan cita rasa otentik. Cabangnya tersebar di beberapa kota besar, termasuk Jakarta, Bogor, hingga Bali.

    Menu Autentik dan Lengkap

    Plataran menghadirkan menu klasik seperti Gurame Pesmol, Ayam Betutu, hingga Tongseng Kambing, dengan bumbu autentik dan kualitas bahan terbaik.

    Suasana Tradisional

    Konsep arsitektur dan interior Plataran mengusung nuansa heritage khas Indonesia, sehingga pengunjung tidak hanya makan, tetapi juga menikmati suasana budaya yang kental. Cocok untuk acara keluarga, pertemuan bisnis, maupun perayaan khusus.

    4. Biku Bali – Perpaduan Kuliner Nusantara dan Tradisi Tea House

    Berbeda dari restoran Nusantara lain, Biku Bali memadukan kuliner tradisional Indonesia dengan konsep tea house bergaya kolonial. Restoran ini berada di Seminyak, Bali, dan menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan internasional. Menu Nusantara dengan

    Sentuhan Modern

    Selain sajian teh premium, Biku juga menawarkan menu Nusantara seperti Nasi Campur Bali, Soto Ayam, hingga Sate Lilit, yang dipadukan dengan suasana santai khas Bali.

    Suasana Cozy untuk Semua Kalangan

    Interior kayu klasik dengan perpustakaan mini menjadikan Biku sebagai tempat ideal untuk bersantai, bekerja, atau sekadar menikmati brunch bersama teman dan keluarga.

    5. Merah Putih – Modernisasi Kuliner Indonesia di Bali

    Restoran Merah Putih Bali dikenal sebagai salah satu restoran paling ikonik yang mengangkat kuliner Indonesia dengan gaya kontemporer. Interiornya yang megah dengan desain futuristik membuat pengalaman makan semakin istimewa.

    Menu Kreatif dan Inovatif

    Merah Putih menawarkan sajian tradisional dengan teknik modern, seperti Sate Babi Kecap, Ikan Asap Papua, hingga Bebek Betutu yang dikemas dalam plating fine dining.

    Daya Tarik Wisatawan Mancanegara

    Dengan konsep sharing plate, restoran ini menjadi favorit para wisatawan asing yang ingin mengeksplorasi kekayaan rasa Nusantara dalam suasana modern.

  • Video: Harga Ayam Melonjak, Pemerintah Optimistis Segera Stabil

    Video: Harga Ayam Melonjak, Pemerintah Optimistis Segera Stabil

    Jakarta, CNBC Indonesia – Lonjakan harga daging ayam kembali menjadi sorotan publik. Data resmi panel harga badan pangan nasional mencatat per hari ini harga rata-rata nasional daging ayam mencapai Rp 37.838 per Kg.

    Selengkapnya dalam program Evening Up CNBC Indonesia, Senin (15/09/2025).