Hewan: Ayam

  • Bahayakah Makan Ayam Setiap Hari? Ini Penjelasan Pakar

    Bahayakah Makan Ayam Setiap Hari? Ini Penjelasan Pakar

    JAKARTA – Ayam merupakan salah satu makanan yang disukai dan menjadi andalan asupan sehari-hari banyak orang. Daging ayam juga selalu menjadi pilihan untuk orang yang sedang menjalani diet untuk menurunkan berat badan.

    Dikutip dari Eating Well, pada Kamis, 25 September 2025, daging ayam kaya akan nutrisi penting, seperti selenium, fosfor, vitamin B3 hingga protein yang mengandung sembilan jenis asam amino yang penting untuk kesehatan tubuh.

    “Memilih makan ayam daripada protein yang kurang sehat seperti steak dan daging olahan dapat membantu melindungi tubuh dari penyakit jantung dan stroke di kemudian hari,” kata ahli gizi Jessica Cording.

    Meski menyehatkan, konsumsi ayam secara rutin setiap hari kini menjadi pertanyaan, apakah baik atau tidak. Mengenai hal tersebut, Cording mengatakan bahwa pada dasarnya makan ayam setiap hari bukan pilihan yang tergolong tidak sehat.

    Namun, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan. Detail seperti jenis ayam dan cara memasaknya sangat mempengaruhi sehat atau tidaknya makan ayam setiap hari.

    Tak hanya itu, penting juga untuk mengingat bahwa pola makan yang bervariasi harus tetap diterapkan dalam menu makan sehari-hari. Mengonsumsi ayam tanpa memperhatikan hal-hal lain bisa berujung kekurangan nutrisi untuk tubuh.

    “Saya selalu menganjurkan untuk mencampur makanan. Jika kita hanya mengonsumsi beberapa makanan, kita mungkin kehilangan nutrisi tertentu yang dibutuhkan,” tambahnya.

    Perlu diperhatikan juga bahwa konsumsi ayam setiap hari terdapat beberapa risiko yang mungkin saja terjadi. Mulai dari kenaikan berat badan, risiko keracunan dari ayam yang terkontaminasi dengan bakteri seperti Salmonella, hingga lemak jenuh dan kolesterol yang meningkat.

  • Cerita Miris di Balik Program Makan Bergizi Gratis: Puding Basi Sampai Serpihan Kaca

    Cerita Miris di Balik Program Makan Bergizi Gratis: Puding Basi Sampai Serpihan Kaca

    Sementara itu, bocah-bocah mungil tak berdosa menahan sakit sejak fajar. Perut mereka melilit. Mata pucat, muntah tak henti. Aroma tanah basah selepas hujan tak mampu menenangkan getir di SDN 1 Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara Kalimantan Barat. Lima murid, jadi korban setelah menyantap Makanan Bergizi Gratis (MBG).

    Kepada Liputan6.com pada Kamis, 25 September 2025, Kepala Dinas Pendidikan Kayong Utara, Jumadi, angkat suara.

    “Terjadi dugaan keracunan makanan MBG terhadap lima murid. Indikasinya mual, muntah, pusing, dan sakit perut,” ucapnya.

    Menu hari itu terdengar wajar. Ada ayam kecap, oseng kol, tempe goreng. Namun pemeriksaan Puskesmas Melano menuding puding penutup, sebagai biang kerok.

    “Diduga puding basi dan tak layak konsumsi,” Jumadi.

    Tak jauh berbeda ceritanya dengan yang terjadi di Palembang, Sumsel. Belasan pelajar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 178 Palembang, Sumatera Selatan, mengalami mual dan muntah usai menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Guru SDN 178 Palembang, Dewi Hilda, membenarkan peristiwa tersebut. Menurutnya, sekitar 13 siswa mengalami mual, pusing, hingga muntah setelah menyantap MBG.

    Adapun, lanjut dia, peristiwa ini diketahui saat seorang siswa melaporkan kejadian itu kepada guru dan langsung diberikan pertolongan medis.

    “Awalnya dibawa ke UKS, tetapi karena jumlah siswa yang mengeluhkan semakin banyak, pihak sekolah lalu membawa siswanya Puskesmas Kalidoni,” kata Dewi, Kamis (25/9/2025).

    Total ada sembilan orang siswa yang kemudian dirujuk ke RS Pusri untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Sisanya sudah bisa pulang karena kondisi sudah mulai membaik.

    Adapun, Dewi menceritakan, menu makanan MBG yang disantap para pelajar, diantaranya, ayam katsu, tahu, salad, serta buah pisang.

  • Lupa Padamkan Api Usir Nyamuk, 15 Kambing di Bandar Lampung Hangus Terpanggang

    Lupa Padamkan Api Usir Nyamuk, 15 Kambing di Bandar Lampung Hangus Terpanggang

    Liputan6.com, Bandar Lampung – Peristiwa kebakaran melanda sebuah kandang ternak di Jalan Harimau, Kelurahan Sukamenanti Baru, Kecamatan Kedaton, Kota Bandar Lampung, Kamis (25/9/2025) dini hari. Dalam insiden tersebut, sebanyak 15 ekor kambing mati terpanggang.

    “Selain kambing, dua ekor ayam beserta anak-anaknya juga ikut terbakar,” kata Kabid Pemadaman dan Penyelamatan Damkarmat Bandar Lampung, Irman Saputra, Kamis (25/9/2025).

    Irman mengatakan, laporan kebakaran masuk sekitar pukul 03.50 WIB. Tak lama kemudian, empat unit mobil pemadam bersama 20 personel diterjunkan ke lokasi.

    “Unit kami tiba hanya empat menit setelah laporan diterima. Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 05.20 WIB,” katanya.

    Berdasarkan keterangan pemilik kandang, dijelaskan Irman, api diduga bermula dari pembakaran kecil yang dilakukan untuk mengusir nyamuk.

    Sayangnya, api lupa dipadamkan, sementara hembusan angin kencang membuat si jago merah cepat merambat hingga melalap seluruh bangunan.

    “Untuk penyebab pastinya masih menunggu penyelidikan, tapi dugaan awal memang berasal dari aktivitas pembakaran di sekitar kandang yang awalnya untuk membasmi nyamuk,” ungkapnya.

    Dalam musibah tersebut, bangunan kandang berukuran 4×18 meter rata dengan tanah. Damkarmat Bandar Lampung mencatat total kerugian mencapai sekitar Rp60 juta, meliputi ternak yang mati dan kerusakan bangunan.

    “Tidak ada korban jiwa, tapi kerugian materiil cukup besar,” katanya.

  • Pernikahan Gen Z Buktikan Makanan Pedagang Kecil Bisa Jadi Sajian Istimewa

    Pernikahan Gen Z Buktikan Makanan Pedagang Kecil Bisa Jadi Sajian Istimewa

    Surabaya (beritajatim.com)– Dari banyaknya tren yang disebabkan oleh kreativitas gen-Z, tren pernikahan dengan mengundang berbagai pedagang kecil untuk menyajikan menu makanannya menjadi sorotan masyarakat.

    Tren ini tidak hanya dinilai sebagai bentuk melariskan UMKM pedagang kecil, tetapi juga sebagai upaya memperkenalkan kuliner lokal kepada para tamu undangan.

    Bahkan, banyak anak muda yang menjadikan tren ini sebagai wedding dream mereka. Alih-alih mengadakan acara pernikahan yang mewah, gen-Z pada saat ini cenderung lebih memilih pernikahan yang sederhana, tetapi memorable. Pernikahan tidak hanya sekedar pesta dengan undangan banyak orang, tetapi juga kesakralan dan keintiman yang akan selalu dikenang.

    Hidangan seperti cilok, cimol, bakso, mie ayam, es buah, kopi, lekker, dan lainnya yang biasanya ditemui di pinggir jalan atau pasar tradisional kini hadir dalam suasana pesta pernikahan yang penuh kehangatan, sehingga memberi kesan unik sekaligus menghadirkan pengalaman kuliner yang berbeda.

    Kehadiran pedagang kecil dalam acara pernikahan ini menambah nilai autentik sekaligus menghadirkan nuansa kebersamaan. Para tamu tidak hanya menikmati makanan, tetapi juga turut merasakan cerita dan perjuangan dari setiap pedagang yang dihadirkan.

    Mengajak pedagang kecil sebagai bagian dari kehangatan pernikahan juga disebabkan oleh kebiasaan anak muda yang gemar mencari pengalaman autentik dan berbeda dari yang lain. Mereka terbiasa menjadikan kuliner lokal sebagai bagian dari gaya hidup, mulai dari nongkrong di warung kopi sederhana, berburu jajanan kaki lima, hingga mendukung usaha teman sebaya.

    Kebiasaan ini tidak hanya membuat pesta pernikahan terasa lebih personal, tetapi juga mencerminkan identitas Gen Z yang peduli terhadap keberlanjutan ekonomi lokal.

    Selain itu, konsep ini juga dianggap lebih ramah di kantong dibandingkan dengan menggunakan jasa katering mewah, namun tetap meninggalkan kesan istimewa. Dengan cara ini, Gen Z menunjukkan kepedulian sosial sekaligus kebanggaan terhadap produk lokal, sehingga pernikahan bukan hanya menjadi momen bahagia bagi pengantin, tetapi juga menjadi peluang ekonomi bagi para pedagang kecil.

    [Erlina Damayanti]

  • Harga Ayam Potong di Pasar Baru Bekasi Naik, Diduga Imbas Kenaikan Harga Pakan Ternak
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        25 September 2025

    Harga Ayam Potong di Pasar Baru Bekasi Naik, Diduga Imbas Kenaikan Harga Pakan Ternak Megapolitan 25 September 2025

    Harga Ayam Potong di Pasar Baru Bekasi Naik, Diduga Imbas Kenaikan Harga Pakan Ternak
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com
    – Harga ayam potong di Pasar Baru Bekasi, Duren Jaya, Bekasi Timur, mengalami kenaikan dari harga normal.
    Pedagang bernama Herman (40) mengatakan harga ayam potong sempat mencapai Rp 31.000 per kilogram, padahal biasanya Rp 22.000.
    Kini, harga jualnya sudah turun menjadi Rp 28.500, tetapi belum kembali ke harga normal.
    “Kalau turun sih dikit-dikit, kemarin harga Rp 31.000, Rp 29.000, sekarang Rp 28.500. Semenjak habis Agustus harga mulai naik,” ujar Herman kepada
    Kompas.com
    di Pasar Baru Bekasi, Kamis (25/9/2025).
    Menurut dia, harga ayam potong cenderung fluktuatif setiap harinya. Ia menduga harganya naik karena harga pakan ternak yang naik juga.
    “Tapi mungkin karena harga pakan ternak juga mahal,” kata Herman.
    Lantaran naiknya harga itu, sejumlah pembeli mengeluh dan kadang menawar dengan harga terlalu rendah.
    “Pembeli ngeluh karena cabai mahal, ayam potong mahal, ada yang nawar Rp 20.000 per kilo padahal harga Rp 28.500 per kilo. Banyak sabar kalau lagi mahal kayak begini,” ujar dia.
    Ia pun berharap agar ada solusi dari pemerintah guna mengembalikan harga ayam potong normal kembali.
    “Paling tidak lebih terjangkau lah agar pembeli berminat,” ucap dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bapanas Guyur 52.400 Ton Jagung SPHP ke Peternak, Ini Sebaran Lokasinya

    Bapanas Guyur 52.400 Ton Jagung SPHP ke Peternak, Ini Sebaran Lokasinya

    Bisnis.com, JAKARTA — Program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) jagung bagi peternak rakyat dengan anggaran mencapai Rp78,6 miliar resmi meluncur. Adapun, asumsi subsidi harganya adalah Rp1.500 per kilogram.

    Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyampaikan bahwa program SPHP jagung menggunakan stok cadangan jagung pemerintah (CJP) sebanyak 52.400 ton dan dilepas dengan harga Rp5.500 per kilogram sampai peternak.

    “Kabar baik bagi peternak unggas yang memproduksi telur dan ayam pedaging, mulai minggu ini pemerintah memulai SPHP jagung pakan. Dengan harga Rp5.500 per kilogram untuk peternak rakyat,” kata Arief dalam keterangan tertulis, dikutip pada Kamis (25/9/2025).

    Arief menuturkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah memerintahkan untuk menjaga peternak lokal, terutama peternak layer mandiri dan peternak kecil.

    “Jadi pada saat harga jagung pakan sedang tinggi, pemerintah bantu peternak. Namun saat harga jagung rendah, pemerintah bantu petani dengan menyerap,” terangnya.

    Adapun, sebanyak 2.109 peternak akan disasar dalam SPHP jagung tahun ini. Hal ini sebagaimana Keputusan Menteri Pertanian Nomor 9046/KPTS/PK.240/F/09/2025.

    Jika dirinci lebih lanjut, 2.109 penerima SPHP jagung tersebut terdiri dari peternak mikro 192 peternak, peternak kecil 1.693 peternak, dan peternak menengah 224 peternak.

    Lebih lanjut, total penerima SPHP jagung ini tersebar di 16 provinsi, mulai dari Sumatra Utara, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Jambi, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I.Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara. 

    Selain itu, 52.400 ton SPHP jagung yang digelontorkan ini diharapkan dapat menekan harga jagung di tingkat peternak dan berimplikasi pada kondisi harga telur serta daging ayam.

    Pasalnya, harga jagung di tingkat peternak terpantau telah melampaui Harga Acuan Penjualan (HAP) sebagaimana yang telah ditetapkan sesuai Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 6 Tahun 2024, yakni Rp5.800 per kilogram.

    Panel Harga Pangan Bapanas menunjukkan, per 23 September 2025, rata-rata harga jagung di tingkat peternak secara nasional menyentuh Rp6.736 per kilogram atau 16,14% di atas HAP. Bahkan, level harga ini meningkat 4,32% dibandingkan sebulan sebelumnya yang saat itu berada di harga Rp6.457 per kilogram.

    Di sisi lain, rata-rata harga telur dan daging ayam di tingkat konsumen tercatat masih di bawah HAP. Kendati begitu, harganya mengalami kenaikan secara gradual. Per 23 September, rata-rata harga telur ayam Rp29.992 per kilogram atau naik 1,43% dibandingkan sebulan lalu yang Rp29.568 per kilogram.

    Sementara itu, rata-rata harga daging ayam mencapai Rp38.339 per kilogram dan telah mengalami kenaikan sebesar 8,28% dibandingkan sebulan lalu yang Rp35.408 per kilogram.

    “Kita ketahui bersama, apabila terjadi fluktuasi harga jagung pakan di peternak unggas, lambat laun akan mempengaruhi perkembangan harga telur dan daging ayam di tingkat konsumen,” pungkasnya.

  • Dari Pemilihan Bahan Hingga Makanan Siap Disantap

    Dari Pemilihan Bahan Hingga Makanan Siap Disantap

    Bisnis.com, JAKARTA – Pengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Khusus Palmerah, Jakarta Barat, berbagi tips menyajikan makanan yang sehat, bergizi, aman, dan tetap berkualitas.

    Koordinator SPPG Wilayah Jakarta Barat, Yudha Permana menjelaskan, kuncinya adalah disiplin menerapkan titik kendali kritis dalam tata kelola dapur MBG. Proses tersebut meliputi pemilihan bahan baku, penyimpanan, pengolahan makanan, pendinginan, pengemasan, hingga memastikan makanan sarat nutrisi sampai ke meja penerima manfaat.

    “Fokusnya adalah memastikan critical control point-nya terjaga dengan baik. Angka kecukupan gizinya terpenuhi, begitu juga dengan kualitas bahan baku, penyimpanan, dan SOP yang harus dipatuhi seluruh pekerja SPPG,” kata Yudha di SPPG Khusus Palmerah, Selasa (23/98).

    Yudha memaparkan alur tata kelola SPPG yang harus dipatuhi, yakni dimulai pemilihan kuaitas bahan baku dari suplier yang terlebih dahulu dilakukan pengecekan oleh ahli gizi. Misal daging ayam dan sayuran harus segar.

    Setelah dibersihkan, bahan baku sumber potein hewani dan nabati wajib dipisahkan agar tidak terjadi kontaminasi. Kedua bahan juga harus disimpan di lemari pendingin berbeda. Protein hewani disimpan di freezer bersuhu di bawah -15 derajat celsius, sedangkan protein nabati disimpan di chiller dengan suhu di bawah -5 derajat celsius.

    “Jika tidak dipisah, bisa terjadi kontaminasi silang. Berpotensi menimbulkan bakteri Salmonella,” ujar Yudha.

    Pada proses pengolahan, bahan makanan dimasak dengan kematangan sempurna agar bakteri-bakteri alami yang terkandung dapat mati melalui pemasakan.

    “Kita juga pastikan adanya proses pendinginan sebelum dikemas. Tujuannya agar ketika nanti ditutup, tidak timbul keringat yang bisa menyebabkan bau dan mempercepat makanan basi,” jelas Yudha.

    Hal penting lainnya, menurut Yudha, adalah memastikan petugas melaksanakan standar operasional prosuder (SOP) yang ditetapkan Badan Gizi Nasional (BGN) maupun Kementerian Kesehatan.

    “Kita juga mengikutsertakan petugas dalam pelatihan penjamah makanan dari Dinas Kesehatan. Jadi dipastikan seluruh pegawai sudah punya sertifikat penjamah makanan,” ujar Yudha.

    Dengan sertifikasi itu, lanjut Yudha, petugas akan lebih mengerti pentingnya menggunakan APD, termasuk menjaga kebersihan. “Itu adalah tips agar SPPG yang beberapa waktu lalu kurang baik penanganannya, bisa lebih baik lagi,” tegas Yudha.

  • Prabowo Mau RI Jadi Lumbung Pangan Dunia, Begini Fakta-Kondisi Terbaru

    Prabowo Mau RI Jadi Lumbung Pangan Dunia, Begini Fakta-Kondisi Terbaru

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo menjabarkan pernyataan Presiden Prabowo Subianto saat berpidato di Sidang Umum PBB ke-80 di New York, Amerika Serikat (AS) pada hari Selasa lalu, 23 September 2025 waktu setempat.

    Prabowo berpidato selama sekitar 19 menit, mengusung tema “Seruan Indonesia untuk Harapan”. Pidato itu menekankan solidaritas, keadilan global, hingga solusi dua negara bagi Palestina dan Israel. Peran dan kesiapan Indonesia menjaga perdamaian dunia.

    Tak hanya itu, Prabowo juga memaparkan harapan dan target-target Indonesia, terkait pembangunan, menghadapi tantangan global termasuk perubahan iklim. Serta, ketidakamanan pangan, energi, dan air, di tengah pertambahan populasi dunia.

    Indonesia, kata Prabowo, mengambil langkah, salah satunya dengan membangun rantai pasok pangan, memacu peningkatan produksi pangan, dan akan menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.

    Lalu bagaimana sebenarnya kondisi pangan di Indonesia saat ini?

    Arief mengatakan, saat ini kondisi pangan di Indonesia sudah memadai alias mencukupi. Dan, tidak hanya untuk beras, tapi pangan pokok lainnya juga sudah tercukupi dari produksi dalam negeri.

    “Bapanas tentu jelas mendukung visi Presiden Prabowo tersebut. Dan sebenernya Indonesia itu kan juga sudah sufficient (mencukupi) di beberapa pangan strategis selain beras. Seperti telur, daging ayam, cabai, dan bawang merah. Itu kan kita sebenarnya sudah sufficient juga. Visi Indonesia jadi lumbung pangan dunia memang cita-cita Bapak Presiden, makanya kita harus swasembada pangan,” kata Arief dalam keterangan tertulis, Kamis (25/9/2025).

    “Adapun tingkat ketercukupan telah Bapanas susun dalam Proyeksi Neraca Pangan Nasional yang konsisten diperbarui setiap bulannya. Berdasarkan data per 2 September, beberapa pangan pokok antara lain telur, daging ayam, cabai, dan bawang merah tercatat tidak membutuhkan pasokan impor,” bebernya.

    Dia pun memaparkan kondisi ketercukupan pangan pokok saat ini.

    Produksi dalam negeri tahun 2025 diprediksi dapat mencapai 6,5 juta ton dengan kebutuhan konsumsi setahun di angka 6,2 juta ton. Namun belum ada realisasi ekspor.

    Produksi daging ayam selama setahun 4,2 juta ton dan telah melebihi kebutuhan setahun yang 3,8 juta ton.

    cabai besar dan cabai rawit

    Produksi setahunnya masing-masing dapat berada hingga 1,4 juta ton dan 1,6 juta ton. Sementara kebutuhan setahun berada di kisaran 876.000 sampai 958.000 ton.

    Tercatat telah diekspor 128 ton pada semester pertama tahun 2025 ini. Di semester kedua direncanakan ekspor sejumlah 5 ribu ton.

    Hal ini karena produksi setahun bawang merah dapat mencapai 1,3 juta ton dengan kebutuhan konsumsi dalam negeri di 1,1 juta ton.

    “Untuk beras, itu proyeksi sampai Oktober, produksinya 31 juta ton. Kemudian November dan Desember anggap produksinya misalnya 1,5 sampai 1,8 juta ton. Artinya kita masih ada surplus sekitar hampir 3 juta ton. Itu proyeksi kita,” kata Arief.

    “Mudah-mudahan tidak ada hal yang tiba-tiba, seperti disaster atau hama penyakit atau hujan yang berlebih,” sambungnya.

    Arief mengutip Badan Pusat Statistik (BPS) yang merilis data produksi beras Januari-Oktober tahun 2025 diperkirakan dapat mencapai 31,04 juta ton.

    Di mana, proyeksi produksi beras tahun 2025 dengan 31,04 juta ton terdiri dari angka tetap untuk produksi Januari sampai April yang berada di 14 juta ton. Lalu angka sementara untuk produksi Mei sampai Juni yang 7,92 juta ton. Terakhir merupakan angka potensi untuk produksi Juli-Oktober dengan angka 9,11 juta ton.

    Kata dia, proyeksi ini bahkan telah melebihi total produksi beras selama tahun 2024 yang berada di angka 30,62 juta ton. Dan, telah mulai mendekati produksi setahun di 2023 yang 31,1 juta ton.

    Foto: Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi ungkap posisi pangan nasional per September 2025. (Dok. Bapanas)
    Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi ungkap posisi pangan nasional per September 2025. (Dok. Bapanas)

    (dce/dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • 4 Ribu Ayam Mati Hangus saat Kandang di Banyuwangi Terbakar, Kerugian Rp500 Juta

    4 Ribu Ayam Mati Hangus saat Kandang di Banyuwangi Terbakar, Kerugian Rp500 Juta

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Kebakaran hebat menghanguskan satu bangunan kandang ayam,  di Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Sempu, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (25/9/2025).

    Dari kejadian tersebut, sebanyak 4.000 ekor ayam mati terpanggang. Akibatnya, pemilik ternak harus menelan kerugian yang ditaksir hingga mencapai setengah miliar rupiah.

    Kepala Dinas Damkarmat Banyuwangi, Yoppy Bayu Irawan, Kamis (25/9/2025) menjelaskan, sang pemilik usaha ternak ayam Qomarudin (55) sempat lemas melihat usahanya ludes terbakar. Peristiwa itu bahkan diketahui langsung oleh sang pemilik pada sekitar pukul 04:07 WIB usai melaksanakan shalat shubuh di musholla.

    Lebih menyedihkan lagi, bahwa sejumlah ayamnya yang terpanggang dalam kobaran api itu adalah bibit ayam yang baru saja datang pada, Selasa (23/9/2025) lalu dan sedang dilakukan treatment berupa dimasukkan oven penghangat suhu.

    Apalagi, kandang ayam itu ternyata dijaga oleh Qomarudin hingga pukul 03.00 WIB saat peristiwa terjadi.

    “Ayamnya berjumlah 8500 ekor dan ayam yang mati terbakar sejumlah 4.000 ekor. Bersyukur ayam yang berhasil di selamatkan berisi 4500 ekor,” kata Yoppy.

    Dari hasil asessement sementara tim Damkarmat Banyuwangi mengaku, kebakaran diduga dari mesin oven atau pemanas yang overheat di salah satu kandang. Untuk diketahui, bahwasannya TKP kebakaran terdapat dua buah bangunan kandang ayam yang berjajar berdekatan.

    “Saat petugas datang satu kandang sudah terbakar habis dan sudah mulai merambat ke kandang sebelahnya. Tidak lama petugas dapat memutus dan memadamkan api di kandang yang akan terbakar,” jelas Yoppy.

    Yoppy menjelaskan, awalnya api sudah terlihat membakar bagian pojok kandang dan dengan cepat melalap atap. Tak tinggal diam, Qomarudin dibantu warga yang juga baru pulang dari Mushalla, memadamkan api dengan peralatan seadanya, seperti selang air, gayung, dan timba, mereka berjuang keras melawan kobaran api yang semakin membesar.

    “Setelah petugas Damkarmat datang, tak berselang lama api berhasil padam. Meskipun tidak menelan korban jiwa, namun total kerugian ditaksir mencapai Rp.500 Juta. Satu kandang ludes terbakar dan 4.000 ekor ayam mati terpanggang atas insiden kebakaran itu,” tandasnya. [ayu/but]

     

  • Tujuh siswa yang mual usai menyantap MBG sudah pulang dari rumah sakit

    Tujuh siswa yang mual usai menyantap MBG sudah pulang dari rumah sakit

    Jakarta (ANTARA) – Tujuh siswa SMAN 15, Tanjung Priok, Jakarta Utara yang mengalami mual usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Selasa (23/9), sudah pulang dari rumah sakit dan beraktivitas kembali seperti biasa.

    “Benar kemarin itu kami mendapatkan informasi ada tujuh pelajar yang diduga keracunan dan kami langsung mengarahkan untuk membawanya ke RSUD Tanjung Priok untuk mendapatkan pengobatan,” kata Asisten Administrasi dan Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Kota Jakarta Utara, Muhammad Andri di Jakarta, Kamis.

    Pemkot Jakut pun langsung melakukan penanganan, sementara untuk hasil pemeriksaan dari ketujuh anak tersebut diserahkan ke Badan Gizi Nasional (BGN) untuk ditindaklanjuti.

    Dari informasi yang diterima dari sekolah, dari 641 porsi makanan yang disediakan SPPG di kawasan Sunter, hanya tujuh siswa mengalami mual usai menyantap makanan tersebut.

    “Kami hanya fokus melakukan penanganan dan anak-anak tersebut saat ini sudah pulang ke rumah. Terkait hasil pemeriksaan itu nanti ke Badan Gizi Nasional (BGN) saja,” kata dia.

    Sebelumnya Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik S Deyang mengatakan ada tujuh siswa yang terdampak usai menyantap makanan MBG di SMAN 15 Sunter Tanjung Priok.

    Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 11.00 WIB ketika ketujuh siswa tersebut mendapat MBG dengan menu mie ayam suwir.

    Ketika kejadian, SMAN 15 mendapat 641 porsi MBG dari Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di kawasan Sunter. Pada hari itu, SPPG tersebut mempersiapkan 3.499 menu MBG untuk beberapa sekolah.

    Namun, selang dua jam ketika tujuh siswa SMAN 15 makan MBG tersebut, mereka mengeluhkan mual.

    “Jam 11.00 WIB makanan itu dimakan, selang dua jam SPPG diberi kabar ada yang sakit mual-mual tapi enggak ada yang sampai muntah katanya ada tiga orang,” katanya.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.