Hewan: Ayam

  • Ayam MBG Dibeli Sabtu tapi Dimasak Rabu, Dokter Pencernaan Wanti-wanti Risiko Ini

    Ayam MBG Dibeli Sabtu tapi Dimasak Rabu, Dokter Pencernaan Wanti-wanti Risiko Ini

    Jakarta

    Badan Gizi Nasional (BGN) menemukan fakta bahwa bahan baku ayam di program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Bandung, Jawa Barat tidak segar. Ini karena ayam dibeli hari Sabtu, tapi dimasak hari Rabu, sehingga banyak siswa mengalami keracunan.

    Spesialis penyakit dalam dr Aru Ariadno, SpPD-KGEH mengatakan bahan makanan yang tanpa pengawet, dalam hal ini adalah ayam dapat mengalami pembusukan secara alami. Terlebih, jika ayam tersebut tidak disimpan di freezer.

    “Ada kuman-kuman yg menyebabkan pembusukan. Bila makanan tidak disimpan dengan baik maka kuman-kuman tersebut akan merusak makanan dan menyebabkan gangguan saat dikonsumsi,” kata dr Aru saat dihubungi detikcom, Senin (29/9/2025).

    “Kuman seperti Salmonella, Bacillus cereus, dan masih ada lagi yang lain,” sambungnya.

    dr Aru menambahkan, banyaknya kasus keracunan di MBG bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari persiapan bahan-bahannya, pengolahan makanannya, penyajian, hingga penyimpanan bahan makanan.

    “Daging ayam mentah utuh dapat bertahan di freezer hingga 12 bulan, potongan ayam mentah hingga 9 bulan, daging ayam giling selama 3-4 bulan, dan ayam yang sudah matang dan dibekukan bisa bertahan sekitar 4 bulan,” kata dr Aru.

    “Waktu penyimpanan ini adalah untuk menjaga kualitas dan rasa daging, dan tetap aman untuk dikonsumsi jika disimpan dengan benar,” sambungnya.

    Kejadian di Luar Nalar

    Sebelumnya, Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Bidang Komunikasi Publik & Investigasi Nanik S. Deyang buka suara perihal kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Bandung. Nanik mengungkap ada temuan bahan baku MBG di Bandung dibeli Sabtu tapi dimasak Rabu.

    “Saya juga tidak menolerir bahan baku, bahan baku yang dipakai bila tidak fresh karena kejadian di Bandung ini sungguh di luar nalar. Bagaimana bahan baku dalam kondisi tidak fresh, ayam dibeli di hari Sabtu baru dimasak di hari Rabu,” ujar Nanik di kantornya, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (26/9/2025).

    Dia menyebut apa yang terjadi di Bandung di luar nalar. Dia meminta semua mitra pelaksanaan MBG ikut melakukan pengawasan.

    “Memang kalau di rumah ya nggak apa-apa itu 2 ayam kita nyimpannya, tapi kalau 350 ayam, freezer mana yang kuat menyimpan? Jadi ada berbagai hal, kami sudah mengeluarkan tindakan-tindakan,” ujarnya.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/up)

    Gaduh Keracunan MBG

    18 Konten

    Ribuan anak sekolah dilaporkan mengalami keracunan usai menerima Makan Bergizi Gratis (MBG). Apa saja kemungkinan penyebabnya, dan bagaimana mencegahnya di kemudian hari?

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Maruarar Ngaku Cocok dengan Menkeu Purbaya, Pamer Bukti ke Prabowo

    Maruarar Ngaku Cocok dengan Menkeu Purbaya, Pamer Bukti ke Prabowo

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) MAruarar Sirait membeberkan bukti-bukti kecocokannya dengan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa. Kecocokan itu, kata dia, memberi dukungan positif membangun ekosistem pembangunan rumah bersubsidi di Tanah Air.

    Hal itu disampaikannya saat berpidato di depan Presiden Prabowo Subianto dalam acara akad massal 26.000 KPR FLPP dan serah terima kunci, Rumah Subsidi Menyala di Perumahan Pesona Kahuripan 10, Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (29/9/2025). Dalam kesempatan itu, Maruara mengucapkan terima kasih kepada Menkeu Purbaya dan Bank Indonesia (BI) karena turut mendukung program rumah subsidi. Hal senada disampaikannya kepada jajaran menteri-menteri Prabowo. 

    “Saya tidak bisa bekerja sendiri. Tanpa dukungan mereka ekosistem ini tidak bisa jalan,” kata Maruarar.

    Dia menjabarkan, ekosistem rumah subsidi membuka jutaan lapangan kerja. Tidak hanya pekerja langsung pembangunan rumah, tapi juga rentetan ekosistem ekonomi yang terkait. 

    “1 rumah subsidi tenaga kerjanya 5 orang. Kalau 330 ribu unit berarti 1.650.000 orang bekerja,” katanya.

    “Dan, nggak ada rumah subsidi tanpa warung makan, ibu penjual warung makan. Lalu dia ambil beras dari  pedagang, dari petani, jual beli ayam. Ini sudah ekosistem sendiri. Nggak ada rumah subsidi tanpa toko bangunan. Toko pasti kirim barang, ada truknya, ada kernet, pasti ada barang-barang, semen, pasir, kayu, cat dan sebagainya,” ucapnya.

    Kata dia, ini menunjukkan pembangunan rumah subsidi bisa menciptakan ekosistem yang melibatkan sampai jutaan orang.

    “Dan saya senang Menteri Keuangan sudah sangat paham itu, makanya banyak sekali menggerakkan di bidang perumahan ini, pak. Jadi kami cocok pak, walaupun jarang ketemu, tapi hatinya sama untuk menggerakkan perekonomian, pak,” ucapynya.

    “Hei pengembang, kita tepuk tangan kepada Presiden, bahwa bunga rumah subsidi tetap, tidak dinaikkan. Itu luar biasa keberpihakan, pak. Saya tadi lihat banyak yang terharu. Itu lah bukti negara hadir,” kata Maruarar menggebu-gebu.

    Foto: Presiden Prabowo Subianto menghadiri acara akad massal sebanyak 26.000 KPR dan serah terima kunci di Cileungsi, Kabupaten Bogor, Senin, (29/9/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
    Presiden Prabowo Subianto menghadiri acara akad massal sebanyak 26.000 KPR dan serah terima kunci di Cileungsi, Kabupaten Bogor, Senin, (29/9/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

    (dce/dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kucurkan Rp335 T Buat MBG, Prabowo: Perputaran Ekonomi Bisa Rp900 T

    Kucurkan Rp335 T Buat MBG, Prabowo: Perputaran Ekonomi Bisa Rp900 T

    Jakarta, CNBC Indonesia-Presiden Prabowo Subianto akan mengucurkan dana sebesar Rp335 triliun untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada 2026. Dana tersebut diyakini akan bergulir hingga mencapai Rp900 triliun dalam perekonomian nasional.

    “(Dana) Rp335 triliun, yang adalah US$20 miliar kita kirim ke desa-desa. Rp335 T kita kirim ke desa saudara-saudara, yang selama berpuluh-puluh tahun uang dari daerah mengalir ke Jakarta,” ungkap Prabowo dalam Musyawarah Nasional VI Partai Keadilan Sejahtera di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Senin (29/9/2025)

    Hal ini, kata Prabowo akan membantu perekonomian nasional lebih merata. Situasi ini jauh lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, di mana dana yang berputar di Jakarta atau kota besar lainnya.

    “Ada yang disebut Philosophy of Money. Kalau Rp1 beredar di satu tempat, rupiah itu bisa menimbulkan 2, 3, 4 rupiah baru beredar,” ujarnya.

    “Jadi saudara-saudara kita bisa bayangkan kegiatan ini yang saya sebut tadi Rp300 triliun itu bisa menciptakan kehidupan ekonomi, senilai Rp600 triliun, mungkin Rp900 triliun,” jelas Prabowo.

    Prabowo menjelaskan, program MBG tidak hanya sekadar memberikan makanan kepada siswa yang membutuhkan. Program ini melibatkan masyarakat sekitar hingga para petani.

    “Karena tiap hari rakyat desa itu tahu bahwa dapur itu memerlukan sekian ratus beras, sekian timun, sekian sayur, sekian ikan, telur, ayam. Jadi dia punya captive market dia punya off take dia punya sesuatu harapan yang pasti,” paparnya.

    Sebelumnya, kata Prabowo para petani selalu risau ketika panen karena harganya cenderung jatuh.

    “Tapi sekarang yang akan menerima dan mengambil hasilnya adalah rakyat sendiri adalah saudara-saudara mereka sendiri, jadi mereka punya jaminan pasar dan mereka tidak punya panen yang tidak terserap ini sasaran kita dan kita hampir sampai di titik itu,” terang Prabowo.

    (mij/mij)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Prabowo Siapkan Anggaran Rp335 Triliun untuk Program MBG 2026

    Prabowo Siapkan Anggaran Rp335 Triliun untuk Program MBG 2026

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menyatakan pemerintah menyiapkan anggaran jumbo sebesar Rp335 triliun untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada 2026.

    Hal itu disampaikannya saat menghadiri penutupan Musyawarah Nasional (Munas) Ke-6 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di The Sultan Hotel & Residence Jakarta, Senin (29/9/2025).

    Prabowo menyebut puncak anggaran MBG tahun depan mencapai Rp335 triliun atau sekitar US$20 miliar, yang akan digelontorkan langsung ke desa-desa.

    “Selama puluhan tahun uang dari daerah mengalir ke Jakarta, lalu ke luar negeri. Sekarang kita balik, Rp335 triliun kita kirim ke desa-desa,” ujarnya.

    Dia menegaskan program ini bukan hanya soal gizi anak, tetapi juga menggerakkan ekonomi rakyat. Dengan kebutuhan harian dapur MBG berupa beras, telur, sayur, ikan, hingga ayam, petani dan nelayan memiliki jaminan pasar sehingga hasil panen tidak lagi terbuang.

    Prabowo memperkirakan program MBG bisa menciptakan 1,5 juta lapangan kerja baru pada awal 2026, sekaligus memberi efek berganda pada perekonomian nasional.

    “Rp335 triliun ini bisa melahirkan kekuatan ekonomi senilai Rp600–900 triliun,” katanya.

    Lebih lanjut, dia juga menekankan aspek kesehatan, dengan menertibkan seluruh dapur MBG melalui standar operasional ketat, peralatan modern, hingga kewajiban uji laboratorium sebelum distribusi makanan.

    “Ini langkah besar untuk rakyat kita, memberi harapan bagi petani, nelayan, dan memastikan anak-anak Indonesia mendapat gizi yang layak,” tegas Prabowo.

  • Dapur MBG di Semin Gunungkidul Ditutup Sementara usai Kasus Keracunan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        29 September 2025

    Dapur MBG di Semin Gunungkidul Ditutup Sementara usai Kasus Keracunan Regional 29 September 2025

    Dapur MBG di Semin Gunungkidul Ditutup Sementara usai Kasus Keracunan
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com
    – Operasional Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kalurahan Sumberejo, Kapanewon Semin, Gunungkidul, ditutup sementara setelah belasan murid mengalami keracunan makanan bergizi gratis (MBG).
    Penutupan ini ditegaskan dalam surat resmi Badan Gizi Nasional (BGN) bertanggal 27 September 2025, yang ditandatangani Deputi Bidang Pemantauan dan Pengawasan BGN, Albertus Dony Dewantoro.
    “Operasional dihentikan sementara sampai hasil laboratorium keluar,” bunyi surat tersebut.
    Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul, Nunuk Setyowati, membenarkan penghentian sementara dapur SPPG Semin.
    “Sudah, fix berhenti sementara,” kata Nunuk saat dihubungi, Senin (29/9/2025).
    Ia menambahkan, berdasarkan laporan pengawas, sekolah-sekolah di wilayah tersebut sudah tidak lagi menerima distribusi makanan.
    Sementara itu, Dinas Kesehatan Gunungkidul sebelumnya mencatat 19 siswa—15 SD, 3 SMP, dan 1 SMA—mengalami gejala keracunan seperti muntah dan demam setelah mengonsumsi makanan MBG pada 15 September lalu.
    “Dari temuan kami, 19 siswa terdiri dari 6 laki-laki dan 13 perempuan mengalami sakit dengan gejala keracunan pangan,” ujar Kepala Dinkes Gunungkidul, Ismono, Selasa (16/9/2025).
    Seluruh siswa sempat dirawat di UPT Puskesmas Semin I dan kini sudah kembali bersekolah dalam keadaan sehat.
    Beberapa menu yang dikonsumsi saat itu, seperti nasi putih, tumis wortel, melon, semur tahu, ayam karaage, dan air minum, tengah diuji di Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi (BLKK) Yogyakarta.
    Kompas.com masih berupaya mendapatkan keterangan lebih lanjut dari pihak terkait di lokasi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kata Dekan FK UI soal Bakteri ‘Biang Kerok’ Keracunan Massal MBG di Bandung Barat

    Kata Dekan FK UI soal Bakteri ‘Biang Kerok’ Keracunan Massal MBG di Bandung Barat

    Jakarta

    Kasus keracunan massal makan bergizi gratis di Bandung Barat menjadi insiden yang paling disorot lantaran jumlahnya mencapai ribuan siswa dalam kurang dari sepekan.

    Berdasarkan investigasi awal, bakteri Salmonella sp diduga menjadi penyebab utama anak-anak jatuh sakit. Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Labkesda Dinas Kesehatan Jawa Barat dr Ryan Bayusantika Ristandi mengungkap hasil pemeriksaan di laboratorium.

    “Hasil pemeriksaan kami menunjukkan adanya bakteri pembusuk, yakni Salmonella dan Bacillus cereus yang berasal dari komponen karbohidrat dalam makanan,” kata Ryan, dikutip dari Antara, Senin (29/9/2025).

    Menurutnya, salah satu penyebab utama kontaminasi, adalah rentang waktu penyiapan hingga penyajian makanan yang terlalu lama, sampai memungkinkan bakteri berkembang biak.

    “Jika makanan disimpan pada suhu ruang lebih dari enam jam, apalagi tanpa pengontrolan suhu yang tepat, risiko tumbuhnya bakteri sangat tinggi,” ujarnya.

    Dekan FK UI Soroti Bakteri

    Bakteri Salmonella sp termasuk salah satu dari sedikitnya tiga bakteri paling umum pemicu keracunan makanan, selain escherichia colo (E Coli), hingga campylobacter spp.

    “Pasien dengan keracunan kuman ini umumnya datang dengan muntah-muntah dan diare,” beber Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, dalam keterangannya, Minggu (28/9/2025).

    Menurutnya bakteri Salmonella sp memiliki masa inkubasi 12 hingga 24 jam atau kurang dari 48 jam.

    “Salmonella adalah bakteri yang umum ditemukan pada bahan pangan seperti telur dan daging unggas, terutama jika tidak dimasak dengan sempurna,” lanjut Prof Ari.

    Bila tidak ditangani lebih lanjut, bakteri Salmonella sp bisa menyebabkan infeksi saluran cerna yang dikenal sebagai salmonellosis, dengan gejala diare, demam, mual, muntah, dan kram perut.

    Menurut Prof Ari, kontaminasi bisa terjadi sejak proses penanganan bahan baku, pengolahan, hingga distribusi makanan.

    “Kalau telur atau ayam tidak dimasak sampai matang, maka bakterinya tidak mati. Ini sangat berisiko jika disajikan dalam jumlah besar,” jelasnya.

    Sementara bakteri bacillus cereus, umumnya ditemukan pada susu dan nasi goreng yang dibiarkan terlalu lama dalam suhu ruang, bakteri tersebut memiliki masa inkubasi satu hingga lima jam.

    Adapun bakteri lain yang perlu diwaspadai menurutnya terkait makanan adalah:

    Clostridium perfringens, biasa berada di daging sapi, unggas, kacang-kacangan, kuah daging, kepiting, kerang yang tidak dimasak atau dihangatkan kembali dengan benar.

    Clostridium botulinum umumnya ada pada makanan kaleng yang tidak diolah dan disimpan dengan benar.

    “Penyajian makanan yang seharusnya tetap dipertahankan di atas 65 derajat celcius, sementara untuk memanaskan makanan wajib berada di atas 85 derajat celcius,” pesan dia.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Terungkap Biang Kerok yang Bikin MBG Cepat Basi hingga Picu Keracunan”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/kna)

  • Terungkap Bakteri ‘Biang Kerok’ Keracunan MBG di Bandung Barat

    Terungkap Bakteri ‘Biang Kerok’ Keracunan MBG di Bandung Barat

    Jakarta

    Sebanyak 1.333 orang lebih menjadi korban keracunan akibat Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Bandung Barat (KBB). Ternyata keracunan ini disebabkan oleh bakteri.

    Keracunan massal ini terjadi setelah para korban menyantap MBG di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, hingga penghitungan Jumat (26/9/2025). Selain di Bandung Barat, sebanyak 657 orang mengalami gejala keracunan akibat mengonsumsi MBG di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut.

    Para korban keracunan pun beberapa sempat dipulangkan. Namun, ada pula korban yang datang kembali karena gejala muncul lagi.

    “Jadi semalam kami temukan 4 pasien KLB keracunan yang datang lagi padahal sebelumnya sudah dinyatakan membaik. Kebetulan saya kan ikut menangani langsung, jadi saya juga hafal betul wajahnya,” ujar Plt Kepala Dinas Kesehatan Bandung Barat Lia N. Sukandar dilansir detikJabar, Jumat (26/9/2025).

    Setelah dilakukan penanganan medis, petugas kemudian melakukan anamnesa terhadap pasien tersebut. Anamnesa atau pengumpulan informasi medis melalui wawancara dengan pasien mengemukakan fakta bahwa penyebab gejala berulang itu karena keawaman pasien dan keluarga.

    “Jadi setelah kita tanya, mereka makan apa di rumah karena kan kita tidak tahu. Ternyata ada yang dikasih jeruk, terus makan ayam goreng, nah apakah itu beli atau masak sendiri kan kita nggak tahu. Jadi hal-hal itu yang membuat mereka bergejala lagi,” kata Lia.

    Petugas Siaga

    Dia pun menginstruksikan semua petugas yang siaga di posko penanganan GOR Kecamatan Cipongkor serta tempat penanganan pasien KLB keracunan lainnya agar mengedukasi pasien dan keluarganya soal apa yang boleh dikonsumsi di rumah setelah dinyatakan membaik.

    “Jadi saya sudah wanti-wanti ke petugas agar mengedukasi pasien bahwa ketika pulang dan dinyatakan membaik itu jangan makan yang macam-macam dulu. Cukup makan bubur saja dan harus yang dimasak sendiri,” ujar Lia.

    Saat ini di posko penanganan GOR Kecamatan Cipongkor tersisa 12 pasien keracunan massal. Ia siaga menerima pasien baru maupun pasien dengan gejala berulang.

    Bakteri Jadi Penyebab Keracunan

    Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jawa Barat mengungkapkan penyebab 1.333 orang ini. Ternyata penyebabnya karena bakteri Salmonella dan Bacillus cereus.

    Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Labkesda Dinas Kesehatan Jawa Barat dr Ryan Bayusantika Ristandi menyampaikan bahwa bakteri ditemukan dari sampel makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diperiksa tim laboratorium.

    “Hasil pemeriksaan kami menunjukkan adanya bakteri pembusuk, yakni Salmonella dan Bacillus cereus yang berasal dari komponen karbohidrat dalam makanan,” kata Ryan, dilansir Antara, Minggu (28/9/2025).

    Dia menjelaskan, salah satu penyebab utama kontaminasi adalah rentang waktu penyiapan hingga penyajian makanan yang terlalu lama. Hal ini memungkinkan bakteri berkembang biak.

    “Jika makanan disimpan pada suhu ruang lebih dari enam jam, apalagi tanpa pengontrolan suhu yang tepat, risiko tumbuhnya bakteri sangat tinggi,” ujarnya.

    Pentingnya Jaga Higienitas

    Ryan menekankan pentingnya menjaga higienitas dalam proses pengolahan makanan, mulai penggunaan air bersih hingga kebersihan petugas dapur. Dia menyarankan agar makanan disimpan pada suhu di atas 60 derajat Celsius atau di bawah 5 derajat Celsius untuk mencegah pembusukan.

    “Pemasak juga harus mengenakan sarung tangan, pakaian bersih, dan memastikan tidak ada terkontaminasi dari bahan lain,” tuturnya.

    Dinkes Jabar juga mengimbau semua pihak yang terlibat dalam program MBG untuk memperketat protokol keamanan pangan guna mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang.

    Halaman 2 dari 4

    (rdp/rdp)

  • Kasus Keracunan MBG Jadi Sorotan, Menko Zulhas Wajibkan Sertifikasi Higienis Dapur Sekolah

    Kasus Keracunan MBG Jadi Sorotan, Menko Zulhas Wajibkan Sertifikasi Higienis Dapur Sekolah

    JAKARTA – Kasus keracunan yang menimpa ribuan penerima program Makan Bergizi Gratis (MBG) dalam beberapa bulan terakhir membuat publik cemas sekaligus mempertanyakan standar keamanan pangan.

    Data Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat, sejak Januari hingga September 2025 sudah terjadi 70 insiden keamanan pangan, dengan total 5.914 anak terdampak.

    Mayoritas kasus disebabkan oleh kontaminasi bakteri berbahaya seperti E-coli, staphylococcus aureus, salmonella, hingga bacillus cereus yang ditemukan pada air, nasi, tempe, ayam, hingga mie.

    Menanggapi situasi ini, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menegaskan langkah tegas. Ia mewajibkan seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) selaku pengelola dapur MBG memiliki Sertifikat Laik Higienis dan Sanitasi (SLHS).

    “Setiap dapur harus punya SLHS, tidak bisa ditawar lagi. Kalau tidak, kasus keracunan akan berulang,” ujar Zulhas dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Kesehatan, seperti dikutip Antara.

    Zulhas menekankan, sertifikasi ini menjadi syarat mutlak agar makanan yang disajikan untuk anak-anak benar-benar aman. Ia juga meminta Kementerian Kesehatan bersama puskesmas di seluruh Indonesia melakukan pengawasan rutin terhadap operasional dapur MBG.

    “Keselamatan anak-anak penerima MBG adalah prioritas utama. Semua langkah harus dilakukan terbuka agar masyarakat yakin makanan yang disajikan aman sekaligus bergizi,” tambahnya.

    Rincian BGN menunjukkan, 41 kasus terjadi di Pulau Jawa dengan 3.610 anak terdampak, menjadikannya wilayah dengan insiden terbanyak. Disusul Sumatera dengan 9 kasus dan 1.307 anak terdampak, termasuk di Kabupaten Lebong (Bengkulu) serta Kota Bandar Lampung. Sementara itu, 20 kasus lainnya tersebar di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Bali, dan Nusa Tenggara, dengan total 997 anak terdampak.

    Pemerintah menegaskan upaya penanggulangan tidak hanya berhenti pada penanganan kasus, tetapi juga pencegahan menyeluruh melalui standar sanitasi dapur, pengawasan bahan baku, hingga distribusi makanan. Harapannya, program MBG tetap dapat berjalan sesuai tujuan mulianya: menyediakan makanan sehat, aman, dan bergizi untuk seluruh anak Indonesia.

  • Prabowo langsung beri arahan teknis dan detail soal MBG ke SPPG

    Prabowo langsung beri arahan teknis dan detail soal MBG ke SPPG

    “Jadi terus terang berkenaan dengan masalah MBG sejak kemarin Beliau mendarat di Halim, Beliau memanggil beberapa menteri khusus berkenaan dengan MBG, di BBGN, kemudian juga Beliau langsung memberikan petunjuk-petunjuk terhadap perbaikannya sehingga

    Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto langsung memberikan arahan-arahan yang bersifat teknis dan detail kepada satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) setelah adanya insiden keracunan makan bergizi gratis (MBG) yang jumlah penerima terdampak mencapai 5.000 lebih anak-anak.

    Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi, saat ditemui di sekitar kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta, Minggu malam, menjelaskan rapat mengenai MBG langsung digelar oleh Presiden Prabowo pada Sabtu (27/9) malam beberapa jam setelah Presiden tiba di Jakarta.

    “Jadi terus terang berkenaan dengan masalah MBG sejak kemarin Beliau mendarat di Halim, Beliau memanggil beberapa menteri khusus berkenaan dengan MBG, di BBGN, kemudian juga Beliau langsung memberikan petunjuk-petunjuk terhadap perbaikannya sehingga hari ini dipimpin oleh Menko Pangan mengadakan rapat di Kementerian Kesehatan untuk tadi bahwa paling utama adalah keselamatan anak-anak kita,” kata Prasetyo Hadi menjawab pertanyaan wartawan.

    Dalam kesempatan yang sama, Pras, sapaan akrab Prasetyo, melanjutkan hasil rapat koordinasi yang digelar pada hari ini di Kementerian Kesehatan juga telah dilaporkan kepada Presiden Prabowo.

    “Kami melaporkan hasil rapat kami tadi siang dengan rencana perbaikan ke depan terhadap tata kelola, dan di situ terus terang Bapak Presiden dari kemarin memberikan petunjuk-petunjuk yang sangat detail, bahkan sangat teknis, misalnya berkenaan dengan masalah kedisiplinan prosedur, terutama masalah kebersihan yang itu berkaitannya dengan masalah air. Beliau sangat concern karena dari beberapa sampel yang sudah selesai (diperiksa, red.) itu salah satu penyebab utamanya adalah bakteri,” kata Mensesneg Prasetyo Hadi, yang juga Juru Bicara Presiden RI.

    Presiden Prabowo di kediamannya, Jalan Kertanegara, kembali memanggil beberapa menteri untuk rapat terbatas membahas makan bergizi gratis dan program-program prioritas lainnya seperti lifting minyak, revitalisasi tambak-tambak nelayan dan kampung-kampung nelayan, kemudian juga program cek kesehatan gratis (CKG).

    Rapat terbatas itu berlangsung selama kurang lebih 3 jam.

    Terkait insiden keracunan MBG, Badan Gizi Nasional (BGN) pada minggu ini mengumumkan sepanjang periode Januari hingga September 2025, tercatat 70 insiden keamanan pangan, termasuk insiden keracunan, dan 5.914 penerima MBG pun terdampak.

    Dari 70 kasus itu, sembilan kasus dengan 1.307 korban ditemukan di wilayah I Sumatera, termasuk di Kabupaten Lebong, Bengkulu, dan Kota Bandar Lampung, Lampung.

    Kemudian, di wilayah II Pulau Jawa, ada 41 kasus dengan 3.610 penerima MBG yang terdampak, dan di wilayah III di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Bali, dan Nusa Tenggara ada 20 kasus dengan 997 penerima MBG yang terdampak.

    Dari 70 kasus keracunan itu, penyebab utamanya ada kandungan beberapa jenis bakteri yang ditemukan, yaitu e-coli pada air, nasi, tahu, dan ayam.

    Kemudian, staphylococcus aureus pada tempe dan bakso, salmonella pada ayam, telur, dan sayur, bacillus cereus pada menu mie, dan coliform, PB, klebsiella, proteus dari air yang terkontaminasi.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 3
                    
                        Burung Merak yang Berkeliaran di Duren Sawit Sudah Biasa Dilihat Warga Setempat
                        Megapolitan

    3 Burung Merak yang Berkeliaran di Duren Sawit Sudah Biasa Dilihat Warga Setempat Megapolitan

    Burung Merak yang Berkeliaran di Duren Sawit Sudah Biasa Dilihat Warga Setempat
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
     Seorang pengemudi taksi
    online
    bernama Amos (49) mengungkapkan bahwa keberadaan burung merak yang berkeliaran di wilayah Duren Sawit, Jakarta Timur, menjadi pemandangan yang sudah biasa bagi warga setempat.
    Amos yang sering menunggu orderan di sekitar rumah pemilik burung tersebut mengatakan, burung-burung merak itu sudah biasa ia lihat, terutama pada sore hari.
    “Karena ya sudah sering keluar jadi biasa, itu yang ke sini (nonton) mungkin orang baru. Ini (biasanya) saya lagi duduk kalau sore ya lewat saja, kayak ayam cari makan,” jelas Amos saat ditemui, Minggu (28/9/2025).
    Ia menambahkan, burung merak itu biasanya keluar halaman dengan cara terbang melewati pagar rumah yang tidak terlalu tinggi.
    “Itu biasanya keluar sendiri, masuk sendiri ya terbang gitu kan, enggak tinggi banget pagernya, tidak kayak kandang,” ungkap Amos.
    Senada dengan Amos, Sari (56, nama samaran) juga mengaku sudah terbiasa melihat burung merak itu berada di jalan.
    “Nanti keluar sendiri, kan terbang. Nanti dia jalan terus bersuara ‘woahh’ kayak gitu, teriak-teriak gitu,” ucap Sari.
    Sari mengatakan, hal tersebut sudah terjadi cukup lama meski ia tidak mengetahui sejak kapan burung merak itu dipelihara di rumah tersebut.
    “Sudah lama sih, ramai juga karena kemarin sopir taksi
    online
    videoin, tapi di sini mah biasa saja, sudah (pada) tahu,” ungkapnya.
    Seekor burung merak berkeliaran di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, dan viral setelah videonya ramai diunggah di media sosial.
    Dalam tayangan yang dibagikan akun Instagram @durensawit.info, tampak dua orang berfoto bersama merak yang sedang mengembangkan ekornya di depan sebuah rumah mewah.

    Sebuah penampakan burung merak sedang mengembangkan ekornya yang indah dan berwarna-warni seperti kipas raksasa ini menarik perhatian warga yang lewat di depan rumah mewah,
    ” tulis akun tersebut.
    Hasil pantauan
    Kompas.com
    , Minggu (28/9/2025), terlihat ada sekitar enam ekor burung merak di rumah mewah itu. Ukurannya beragam, ada yang besar hingga masih kecil.
    Beberapa merak terlihat berkeliaran di halaman rumah, seekor lainnya bertengger di bawah genteng, sementara merak lainnya yang berwarna biru dan putih tampak berjalan diiringi anak-anaknya dengan kicauan nyaring.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.