Hewan: Ayam

  • Wali Murid di Sukabumi Keluhkan Menu MBG: Ayam Bau, Sayur Berulat dan Buah Busuk

    Wali Murid di Sukabumi Keluhkan Menu MBG: Ayam Bau, Sayur Berulat dan Buah Busuk

    Kepala SPPG Yayasan Khazanah Ibu Bahagia Milenito S, selaku pihak penyelenggara, membenarkan adanya beberapa keluhan dari orang tua.

    “Keluhan ada, misalnya ada yang sudah dimasukkan seperti susu atau ada tambahan, itu kita cepat ganti, seperti buah,” ujar Milenito.

    Dia juga mengakui adanya temuan ulat pada sayuran. “Ada ulat dari sayur, langsung ganti, satu porsi,” katanya.

    Disinggung terkait pelatihan bagi pekerja dapur, ia pun mengaku belum mengikuti Sertifikat Penjamah Keamanan Pangan (PKP).

    Milenito menyebut bahwa pihaknya sudah berencana mengikuti pelatihan dari Badan Gizi Nasional (BGN), namun masih menunggu undangan.

    “Pelatihan dari BGN sendiri ada, tapi kami belum mendapat undangan, masih menyusul karena mungkin terbatas untuk beberapa peserta,” jelasnya.

    Terkait izin Standar Laik Higiene Sanitasi (SLHS), Milenito mengatakan sedang dalam proses pengajuan.

    “Untuk SLHS sudah diurus lagi pengajuan karena kan banyak SPPG (Sekolah Penyelenggara Program Gizi), terutama setiap SPPG diwajibkan, dan mungkin ada antrean, jadi butuh waktu. Kami dapat bocoran 13 hari prosesnya paling cepat,” tambah dia.

  • Kronologi Hampir 5.000 Ayam di Bantul Terpanggang, Damkar Turun Tangan

    Kronologi Hampir 5.000 Ayam di Bantul Terpanggang, Damkar Turun Tangan

    Liputan6.com, Jakarta Kandang ayam milik warga Kelurahan Panjangrejo, Pundong, Kabupaten Bantul, terbakar, Rabu (08/10/2025). Tidak kurang dari 4.950 ayam terpanggang dalam peristiwa tersebut. Petugas damkar dikerahkan untuk memadamkan kebakaran.

    “Ada dua armada yang dilibatkan dalam pemadaman kebakaran kandang ayam dengan personel TRC (Tim Reaksi Cepat) BPBD Bantul,” kata Kepala Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) BPBD Bantul Irawan Kurnianto saat dikonfirmasi. Dikutip dari Antara, Kamis (09/10/2025).

    Selain dari personel BPBD Bantul, pemadaman kebakaran kandang ayam seluas 6×6 meter tersebut juga melibatkan pihak dari Polsek Pundong, Koramil Pundong, dan relawan dari Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Srihardono.

    Irawan mengatakan tidak ada korban jiwa akibat kejadian tersebut, namun kebakaran kandang ayam yang diduga dari pemanas ayam itu mengakibatkan kerugian materi sebesar Rp 13 juta.

    Dia mengatakan kronologi kejadian kebakaran kandang ayam bermula ketika pemilik kandang, Sugianto, sedang mengecek ayam namun melihat api yang kemudian membakar kandang itu sekitar pukul 18.50 WIB.

    “Ketika Pak Sugianto mengecek ayam di kandang, tiba-tiba melihat kandangnya terbakar, kemudian meminta tolong warga untuk datang ke sektor Kecamatan Pundong untuk melakukan pemadaman,” katanya.

    Dia mengatakan tidak ada kendala yang dihadapi dalam melakukan pemadaman kebakaran, karena setelah info kebakaran masuk ke BPBD pada pukul 19.10 WIB, armada meluncur pada 19.12 WIB dan tiba di lokasi pukul 19.15 WIB, kemudian api bisa dipadamkan pukul 19.25 WIB.

    Sementara itu Kasi Humas Kepolisian Resor (Polres) Bantul Iptu Rita Hidayanto mengatakan kronologi kejadian kebakaran itu berawal ketika pukul 17.30 WIB pemilik usaha meninggalkan kandang ayam untuk pulang ke rumah melaksanakan Shalat Maghrib.

    “Kemudian sekira pukul 18.30 WIB kembali ke lokasi kandang dan sekitar pukul 19.00 WIB kandang ayam yang berisi DOC (anak ayam), yang berisi 5.000 ekor, tiba-tiba terjadi kebakaran,” katanya.

    Selanjutnya warga berdatangan dan memberikan pertolongan pertama, kata dia, namun karena kobaran api cukup besar kemudian menghubungi Damkar BPBD Bantul di Kecamatan Pundong dan Polsek Pundong, dan dalam kurun waktu kurang dari 15 menit api dapat dipadamkan.

    “Kalau kerugian yang dialami kurang lebih sebanyak 4.950 ekor anak ayam, genteng keripik kurang lebih 100 biji, usuk bambu sejumlah 20 potong, pagar bambu lima buah, terpal dua lembar, 20 tempat makan ayam, dua pemanas kandang,” pungkasnya.

  • Saatnya Indonesia Punya ‘KNKT’ untuk Program MBG

    Saatnya Indonesia Punya ‘KNKT’ untuk Program MBG

    Bisnis.com, JAKARTA – Ketika sebuah pesawat jatuh, publik menunggu satu hal yakni laporan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Laporan ini tidak berhenti pada kronologi, melainkan mendalami penyebab teknis dan operasional, apakah ada kesalahan prosedur kokpit, kerusakan sistem navigasi, atau faktor cuaca yang tidak diantisipasi.

    Setiap temuan selalu diikuti rekomendasi berupa kewajiban pelatihan ulang pilot, pembaruan regulasi pemeliharaan, atau modifikasi sistem peringatan di pesawat. Semua laporan dipublikasikan secara terbuka, dan setiap pilot diwajibkan mempelajarinya, jika mengabaikan, ada konsekuensi hukum.

    Sistem inilah yang membuat dunia penerbangan Indonesia belajar dari setiap insiden, dan pada akhirnya mampu menurunkan angka kecelakaan. Hal yang sama seharusnya berlaku untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Jika terjadi insiden keamanan pangan, Komite Nasional Keselamatan MBG (KNK-MBG) harus turun tangan, menyelidiki penyebabnya secara independen, apakah bahan pangan tidak bersertifikat, sayur dimasak terlalu dini, atau distribusi berlangsung tanpa pendingin. Rekomendasi yang keluar wajib diterapkan: hanya bahan bersertifikat yang boleh dipakai, sayuran dimasak paling akhir sebelum distribusi, dapur satelit atau boks berinsulasi digunakan jika jarak tempuh lebih dari 1 jam.

    Semua laporan dipublikasikan terbuka, dan setiap Kepala Dapur atau SPPG MBG wajib membacanya, seperti halnya setiap pilot wajib membaca laporan KNKT. Dengan begitu, setiap insiden keamanan pangan bukan sekadar berita, melainkan menjadi pelajaran nasional yang membuat sistem MBG semakin aman. Landasan hukumnya jelas, UU Pangan (UU No. 18/2012), UU Kesehatan (UU No. 36/2009), UU Perlindungan Anak (UU No. 35/2014), dan UU Perlindungan Konsumen (UU No. 8/1999) menegaskan hak anak atas pangan yang aman serta kewajiban negara melindungi mereka.

    Presiden pun memiliki kewenangan penuh untuk membentuk lembaga independen semacam ini melalui Peraturan Presiden, sebagaimana yang pernah dilakukan untuk KNKT. Komite ini juga dirancang inklusif. Di dalamnya duduk bersama perwakilan pemerintah, orang tua murid, guru, ahli gizi, organisasi masyarakat sipil, hingga praktisi dapur massal.

    Dengan begitu, pengawasan MBG tidak hanya datang dari birokrat di Jakarta, tetapi juga dari mereka yang setiap hari bersentuhan langsung dengan anak-anak penerima manfaat. Dan yang paling penting: KNK-MBG harus dibiayai penuh oleh negara melalui APBN dengan pagu mandiri. Hanya dengan begitu independensinya terjaga, tidak tergantung pada kementerian pelaksana, dan berani ber-suara apa adanya ketika ada kelalaian.

    MBG adalah program dengan skala yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Indonesia. Targetnya mencakup lebih dari 80 juta penerima manfaat, mulai dari murid sekolah dasar, siswa madrasah, hingga ibu hamil dan balita.

    Setiap hari, jutaan porsi makanan akan diproduk-si dan didistribusikan dari puluhan ribu dapur di seluruh nusantara. Skala sebesar ini tentu membawa manfaat besar peningkatan gizi anak, penurunan stunting, hingga perbaikan kualitas pendidikan. Tetapi, skala besar juga berarti risiko besar.

    Jika satu dapur saja lalai, ratusan anak bisa terdampak. Jika satu rantai distribusi gagal, ribuan anak bisa sakit dalam waktu bersamaan. Karena itu, diperlukan sistem keselamatan pangan yang tidak hanya ketat, tetapi juga independen, transparan, dan bisa dipercaya publik. Indonesia sudah merasakan beberapa insiden keamanan pangan sejak uji coba MBG dilakukan.

    Mulai dari kasus ayam tanpa sertifikat yang terkontaminasi bakteri, sayur yang basi karena distribusi terlalu lama, hingga makan-an yang menimbulkan reaksi alergi pada anak karena tidak ada pencatatan riwayat alergi.

    Semua kasus ini memperlihatkan bahwa tanpa mekanisme investigasi independen, masalah hanya ditangani sebatas “klarifikasi” atau pencopotan sementara pemasok, tanpa pembelajaran yang mendalam untuk mencegah terulang.

    NEGARA LAIN

    India menjalankan Mid-Day Meal Scheme (PM-POSHAN) yang menjangkau sekitar 120 juta anak di 1,27 juta sekolah (Global Child Nutrition Foundation [GCNF], 2023). Namun skala besar ini juga membuka kerentanan.

    Pada 2013, 23 anak meninggal di Bihar akibat makanan yang terkontaminasi pestisida. Audit kemudian menemukan kelemahan serius: dapur yang tidak higienis, penyimpanan pangan yang buruk, serta lemahnya pengawasan (Government of India, 2013; UNICEF, 2019).

    Bahkan dalam lima tahun terakhir, tercatat lebih dari 74 insiden keamanan pangan yang membuat lebih dari 4.000 anak jatuh sakit. Sebaliknya, Brasil dengan Programa Nacional de Alimentação Escolar (PNAE) memberi makan sekitar 40 juta siswa sekolah negeri setiap hari (GCNF, 2023).

    Program ini melibatkan ahli gizi dalam penyusunan menu dan diawasi dewan pangan sekolah. Pengawasan diperkuat lagi dengan ada-nya School Feeding Council (CAE), yang berfungsi memastikan legalitas, trans-paransi, serta keamanan pangan dengan mengaudit penggunaan dana publik, memeriksa kondisi higienis, memastikan kepatuhan menu, dan mewajibkan sedikitnya 30% pengadaan berasal dari petani kecil dan keluarga (Rocha, 2009; UNOSSC, 2024).

    Kombinasi pengawasan partisipatif dan keahlian teknis inilah yang membuat Brasil relatif terhindar dari tragedi besar, meski insiden lokal tetap terjadi. Sementara itu, Amerika Serikat menjalankan National School Lunch Program (NSLP) yang melayani sekitar 29,4 juta anak per hari, dengan 21,1 juta menerima makanan gratis atau ber-subsidi (Food Research & Action Center [FRAC], 2023).

    Pada dekade 1990-an, tercatat 195 wabah penyakit akibat pangan di sekolah yang melibatkan ribuan anak (Centers for Disease Control and Prevention [CDC], 2015). Insiden ini kemudian men-dorong investigasi sistematis melalui National Outbreak Reporting System (NORS) dan melahirkan reformasi besar: penerapan wajib standar HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point) di setiap sekolah (FAO, 2020).

    Lebih dari sekadar urusan gizi, MBG adalah urusan kepercayaan publik. Jika anak-anak jatuh sakit akibat makanan yang seharusnya menyehatkan, maka bukan hanya orang tua yang kehi-langan kepercayaan, tetapi juga seluruh masyarakat. Program besar yang digadang sebagai warisan politik bisa runtuh hanya karena kega-galan dalam manajemen kea-manan pangan.

    Di sisi lain, jika ada lembaga independen seperti KNK-MBG, setiap masalah bisa ditangani secara profesional, transparan, dan sistematis. Publik melihat bahwa negara hadir tidak hanya memberi makan, tetapi juga menjamin keamanan. Kepercayaan publik pun terjaga, legitimasi politik pemerintah diperkuat, dan MBG bisa berjalan berkelanjutan hingga 2045. Indonesia tidak perlu menunggu tragedi besar untuk bertindak.

    Saatnya Presiden membentuk KNK-MBG agar program MBG tidak hanya bergizi, tetapi juga aman dan dipercaya rakyat.

  • Bos Bapanas: Serapan Jagung Bulog Naik 16.000 Ton dalam Sebulan

    Bos Bapanas: Serapan Jagung Bulog Naik 16.000 Ton dalam Sebulan

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebut Perum Bulog telah menyerap jagung dalam negeri hingga 16.000 ton dalam satu bulan. Adapun, penyerapan ini dilakukan untuk stok Cadangan Jagung Pemerintah (CJP).

    Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyebut salah satu faktor melonjaknya serapan jagung dalam negeri itu seiring dengan keterlibatan Polri yang juga menyokong pasokan untuk stok CJP Bulog.

    “Dalam sebulan ini Bulog berhasil menyerap total 16.000 ton. Tentu ini salah satunya karena andil dibantu oleh Bapak Kapolri beserta jajaran,” kata Arief dalam keterangan tertulis, Rabu (8/10/2025).

    Berdasarkan data Bapanas, per 8 September 2025, realisasi pengadaan jagung dalam negeri berada di angka 68.000 ton. Kemudian, per 8 Oktober 2025 telah mencapai 84.100 ton atau naik 23,6% dalam satu bulan.

    Menurut Arief, capaian ini menandakan pergerakan yang positif dan signifikan menimbang produksi bulanan jagung diperkirakan menurun dari September ke Oktober.

    Data BPS mencatat, proyeksi produksi jagung kadar air 14% pada Januari—November 2025 dapat mencapai 15,25 juta ton. Angkanya melebihi 1,19 juta ton dibandingkan periode sama tahun lalu yang kala itu berada di angka 14,06 juta ton.

    “Prinsip CJP kita itu kan dari petani Indonesia, kemudian untuk peternak unggas Indonesia. Pada saat harga jagung di peternak bergejolak, itu waktunya stok CJP pemerintah gelontorkan untuk mengatasi itu,” terangnya.

    Arief menekankan bahwa kualitas stok CJP harus dalam keadaan baik agar peternak unggas bisa memberikan telur dan daging ayam yang baik untuk masyarakat.

    Seperti diketahui, CJP dapat dipergunakan untuk pelaksanaan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) melalui penugasan Bapanas ke Bulog.

    Adapun, SPHP jagung pakan pada 2025 tengah bergulir yang menyasar kepada 2.109 peternak di 16 provinsi dengan target salur sebanyak 52.400 ton.

    Dalam hal ini, harga yang diberlakukan dalam SPHP jagung adalah Rp5.000 per kilogram untuk pengambilan di gudang Bulog dan maksimal Rp5.500 per kilogram di tingkat peternak.

    Lebih lanjut, Bapanas juga telah menyiapkan anggaran senilai Rp78,6 miliar sebagai subsidi harga bagi Bulog.

  • Harga Pangan Hari Ini (9/10): Daging Sapi dan Ikan Makin Mahal

    Harga Pangan Hari Ini (9/10): Daging Sapi dan Ikan Makin Mahal

    Bisnis.com, JAKARTA — Pergerakan beragam terjadi pada harga rata-rata nasional sejumlah komoditas pangan utama di Indonesia pada hari ini, Kamis (8/10/2025) dibandingkan hari sebelumnya.

    Berdasarkan data panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) pukul 10.00 WIB, harga rata-rata beras premium di Tanah Air turun 0,95% menjadi Rp15.887 per kilogram dibandingkan kemarin.

    Harga beras medium pun turun 1,46% ke Rp13.732 per kilogram, sedangkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Perum Bulog turun tipis 0,01% ke Rp12.548 per kilogram.

    Sementara itu, sejumlah komoditas lainnya seperti jagung peternak turun 2,92% ke Rp6.522 per kilogram, kedelai biji kering impor naik 0,71% menjadi Rp10.767 per kilogram, dan bawang merah turun 1,27% ke Rp37.965 per kilogram. Bawang putih bonggol juga lebih murah 1,7% ke Rp36.665 per kilogram.

    Harga cabai terpantau turun. Cabai merah keriting turun 3,07% ke Rp57.236 per kilogram, cabai merah besar turun 4,85% ke Rp48.950 per kilogram, dan cabai rawit merah lebih murah 2,54% menjadi Rp45.442 per kilogram.

    Adapun, harga daging sapi murni lebih mahal 0,70% menjadi Rp136.158 per kilogram. Harga daging ayam ras turun 0,58% ke Rp37.951 per kilogram, sementara telur ayam ras turun 1,40% menjadi Rp29.947 per kilogram.

    Gula konsumsi terpantau turun 1,11% ke Rp17.948 per kilogram, garam konsumsi turun 0,35% ke Rp11.642 per kilogram, tepung terigu curah turun 1,79% ke Rp9.668, dan tepung terigu kemasan turun 2,36% ke Rp12.817.

    Terkait minyak goreng, harga kemasan dan curah masing-masing turun 1,14% dan turun 0,67% menjadi Rp20.745 dan Rp17.426 per liter. Sementara itu, Minyakita turun 0,47% menjadi Rp17.386 per liter.

    Penurunan harga juga terjadi pada daging kerbau segar lokal yang turun 2,95% ke Rp137.826 per kilogram, serta daging kerbau beku impor yang turun 1,37% ke Rp104.545 per kilogram.

    Sementara itu, komoditas ikan mencatat pergerakan harga beragam. Ikan kembung naik 0,26% ke Rp42.057 per kilogram, ikan tongkol lebih mahal 1,37% ke Rp35.234 per kilogram, sedangkan ikan bandeng turun 1% menjadi Rp34.905 per kilogram.

  • Polda Jatim dan BULOG Tanam Jagung Serentak di Mojokerto, Dorong Ketahanan Pangan Nasional

    Polda Jatim dan BULOG Tanam Jagung Serentak di Mojokerto, Dorong Ketahanan Pangan Nasional

    Mojokerto (beritajatim.com) — Polda Jawa Timur bersama Perum BULOG Kantor Wilayah Jawa Timur terus memperkuat sinergi dalam mendukung program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya di bidang Ketahanan Pangan Nasional.

    Setelah mencatat keberhasilan panen 2,8 juta ton jagung pada kuartal III, kini kolaborasi strategis tersebut berlanjut dengan kegiatan penanaman jagung serentak di sejumlah wilayah Jawa Timur, termasuk Kabupaten Mojokerto.

    Kegiatan penanaman jagung ini dipusatkan di lahan seluas 4 hektare di Jalan Raya Desa Pacing, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto.

    Acara tersebut dipimpin langsung oleh Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nanang Avianto, dan dihadiri oleh Pemimpin Wilayah BULOG Jatim Langgeng Wisnu Adinugroho serta jajaran Forkopimda Mojokerto Raya.

    Dalam kesempatan itu, Polda Jatim dan BULOG juga menggandeng Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto untuk menggelar pasar murah yang menyediakan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau bagi masyarakat sekitar.

    Pasar murah ini menyasar lima kecamatan, yaitu Bangsal, Kutorejo, Puri, Dlanggu, dan Mojoanyar, dan disambut antusias oleh warga setempat.

    “Semoga kegiatan pasar murah ini dapat membantu masyarakat mendapatkan sembako dengan harga terjangkau. Kami akan terus menghadirkan program serupa di seluruh wilayah Jawa Timur agar keberhasilan program ketahanan pangan bisa dinikmati oleh semua lapisan masyarakat,” ujar Kapolda Jatim Irjen Pol Nanang Avianto, Rabu (8/10/2025).

    Irjen Nanang menegaskan, kegiatan penanaman jagung dan pasar murah akan terus diperluas ke berbagai daerah di Jawa Timur agar manfaatnya dapat dirasakan secara merata.

    Secara keseluruhan, program penanaman jagung serentak kuartal IV di Kabupaten Mojokerto mencakup lahan seluas 298,4 hektare dengan estimasi hasil panen mencapai 1.790,4 ton.

    Kegiatan ini melibatkan 146 kelompok tani, 236 personel polisi penggerak, serta ratusan santri yang ikut serta mendukung pertanian produktif berkelanjutan.

    Langkah ini menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara aparat kepolisian, BULOG, petani, pemerintah daerah, dan masyarakat memiliki peran penting dalam menjaga ketahanan pangan sekaligus menstabilkan harga bahan pokok di Jawa Timur.

    Sementara itu, Pimpinan Cabang BULOG Mojokerto, Muhammad Husin, menyampaikan bahwa pihaknya menyiapkan berbagai komoditas pangan dalam pasar murah tersebut.

    “Kami membawa sebanyak 2 ton beras SPHP yang dijual dengan harga Rp57.500 per 5 kilogram, serta menyediakan 500 liter minyak kita. Selain itu, juga ada gula pasir, daging ayam, bawang merah, bawang putih, telur, dan cabai merah yang dijual di bawah harga pasaran,” jelas Husin.

    Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan Jawa Timur dapat terus menjadi provinsi yang mandiri dalam produksi pangan, sekaligus mendukung visi nasional untuk mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan. (tin/ted)

  • Menu MBG di MAN Tuban Terdapat Ulat Sayur, SPPG Komitmen Lebih Teliti

    Menu MBG di MAN Tuban Terdapat Ulat Sayur, SPPG Komitmen Lebih Teliti

    Tuban (beritajatim.com) – Menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Tuban kembali viral di media sosial, lantaran terdapat ulat pada menu yang diberikan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Ringroad Semanding kepada siswa di sekolah MAN Tuban.

    Diketahui, hari Rabu 8 Oktober 2025 siswa mendapat menu MBG berupa nasi putih dengan lauk ayam crispy, tahu, sayur selada dan buah nanas.

    Dalam video yang beredar, siswa yang memakai seragam batik dengan logo MAN Tuban tengah mengomentari makanannya yang terdapat ulat pada 2 ompreng.

    Humas MAN Tuban, Munir membenarkan adanya video viral tersebut milik siswa MAN Tuban kelas X yang kebetulan terdapat ulat pada menu MBG yang diberikan.

    “Diduga itu ulatnya dari sayur selada, hanya 2 itu, yang lain aman,” ungkap Munir. Rabu (08/10/2025).

    Pihaknya juga menyampaikan bahwa pihak SPPG langsung meminta maaf atas kejadian ini kepada pihak sekolah. Serta, gerak cepat dari SPPG langsung menarik 2 menu tadi dan diganti yang baru.

    Sementara itu, Pengawas SPPG Ringroad Semanding M Taufiqur Rohman Allaudh saat dikonfirmasi pihaknya telah berkomunikasi kepada pihak sekolah dan ternyata itu adalah ulat sayur.

    “Sudah kami diskusikan untuk ketelitian memilah sayur dan bahan,” tutur Taufiqur Rohman. [dya/ted]

  • Harga Pangan Hari Ini (8/10): Beras Turun Tipis, Ikan Naik

    Harga Pangan Hari Ini (8/10): Beras Turun Tipis, Ikan Naik

    Bisnis.com, JAKARTA — Pergerakan beragam terjadi pada harga rata-rata nasional sejumlah komoditas pangan utama di Indonesia pada Rabu (8/10/2025) hari ini dibandingkan hari sebelumnya.

    Berdasarkan data panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) pukul 09.55 WIB, harga rata-rata beras premium di Tanah Air turun 0,45% menjadi Rp15.974 per kilogram dibandingkan kemarin.

    Harga beras medium pun turun 0,81% ke Rp13.772 per kilogram, sedangkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Perum Bulog turun tipis 0,28% ke Rp12.500 per kilogram.

    Sementara itu, sejumlah komoditas lainnya seperti jagung peternak turun 1,39% ke Rp6.602 per kilogram, kedelai biji kering impor turun 1,02% menjadi Rp10.603 per kilogram, dan bawang merah turun 1,9% ke Rp37.828 per kilogram. Bawang putih bonggol juga lebih murah 1,54% ke Rp36.718 per kilogram.

    Harga cabai tampak turun. Cabai merah keriting turun 4,23% ke Rp56.497 per kilogram, cabai merah besar turun 5,19% ke Rp48.723 per kilogram, dan cabai rawit merah lebih murah 4,52% menjadi Rp44.838 per kilogram.

    Adapun, harga daging sapi murni tak banyak berubah, tertera sebesar Rp134.860 per kilogram. Harga daging ayam ras turun 0,78% ke Rp37.799 per kilogram, sementara telur ayam ras turun 0,02% menjadi Rp30.228 per kilogram.

    Gula konsumsi terpantau naik 0,01% ke Rp18.056 per kilogram, garam konsumsi turun 1,13% ke Rp11.427 per kilogram, tepung terigu curah turun 1,19% ke Rp9.725, dan tepung terigu kemasan turun 1,29% ke Rp12.826.

    Terkait minyak goreng, harga kemasan dan curah masing-masing naik 0,01% dan turun 0,33% menjadi Rp21.006 dan Rp17.451 per liter. Sementara itu, Minyakita turun 1,19% menjadi Rp17.303 per liter.

    Penurunan harga juga terjadi pada daging kerbau segar lokal yang turun 0,38% ke Rp140.500 per kilogram, serta daging kerbau beku impor yang turun 3,48% ke Rp102.140 per kilogram.

    Sementara itu, komoditas ikan mencatat pergerakan harga beragam. Ikan kembung naik 1,67% ke Rp42.647 per kilogram, ikan tongkol turun 0,67% ke Rp35.111 per kilogram, sedangkan ikan bandeng turun 0,15% menjadi Rp35.146 per kilogram.

  • Inflasi Sumut Tertinggi di Indonesia, Pengamat: Tak Ada Mitigasi dari Pemerintah
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        7 Oktober 2025

    Inflasi Sumut Tertinggi di Indonesia, Pengamat: Tak Ada Mitigasi dari Pemerintah Medan 7 Oktober 2025

    Inflasi Sumut Tertinggi di Indonesia, Pengamat: Tak Ada Mitigasi dari Pemerintah
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Inflasi di Sumatera Utara (Sumut) tercatat mencapai 5,23 persen, lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi yang hanya 4,69 persen pada kuartal kedua.
    Hal ini menunjukkan bahwa pengeluaran masyarakat melebihi pendapatan mereka, dan kondisi ini dianggap sebagai salah satu yang terburuk di Indonesia.
    Pengamat ekonomi Sumatera Utara, Benjamin Gunawan, menilai bahwa pemerintah daerah harus memperhatikan situasi ini dengan serius.
    “Tetapi yang sangat disesalkan adalah kayaknya tidak ada mitigasi kebijakan dari pemerintah. Eksekusinya untuk mitigasi risiko kenaikan inflasi itu saya bilang minim. Itukan gagal mengendalikan inflasi secara keseluruhan,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com melalui telepon seluler, Selasa (7/10/2025).
    Gunawan menjelaskan bahwa potensi inflasi tinggi sebenarnya sudah bisa diprediksi sejak tiga bulan lalu.
    Selama periode kemarau panjang pada Mei hingga Juli 2025, pemerintah seharusnya mulai mengantisipasi penurunan produksi beberapa tanaman pangan.
    Hal ini terbukti dengan penurunan produksi cabai di daerah Lubu Cuik, Kabupaten Batubara, dan Kabupaten Karo.
    Rata-rata produksi cabai di Lubuk Cuik yang biasanya mencapai 120 ton per hari, kini hanya di bawah 70 ton per hari.
    “Harga cabai merah, cabai rawit, cabai hijau mengalami kenaikan, meskipun saat ini cabai merah masih mahal, harganya Rp 80 ribu hingga Rp 100 per kilogram di Sibolga,” papar Gunawan.
    Dia menjelaskan, komoditas utama yang menyumbang inflasi di bulan Agustus dan September 2025 adalah cabai merah, cabai rawit, beras, dan daging ayam.
    Namun, pada September, beras justru menyumbang deflasi karena adanya gerakan pangan murah serta penurunan harga beras seiring dengan musim panen.
    Gunawan menambahkan, meskipun harga cabai hijau dan cabai rawit mulai turun, masyarakat tidak boleh merasa tenang.
    “Deflasi yang terjadi secara berulang itu justru seharusnya dijadikan pembelajaran, karena deflasi itu memunculkan kemungkinan petani mengalami kerugian,” ujarnya.
    Dia mengingatkan, saat deflasi terjadi, itu justru bisa menjadi “bom waktu” yang akan memicu inflasi di masa depan, terutama di tengah cuaca buruk yang dapat merusak tanaman.
    “Pemerintah harus lebih aktif dan sebaiknya sudah ada mitigasi kebijakan apa yang harus diambil. Inflasi yang tinggi begini sama saja, masyarakat terbebani dengan pengeluaran lebih banyak,” tegas Gunawan.
    Dengan kondisi ini, Gunawan berharap pemerintah daerah lebih responsif dalam menghadapi tantangan inflasi dan mengimplementasikan kebijakan yang efektif untuk melindungi masyarakat dari dampak ekonomi yang merugikan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BGN Ungkap Isi Pangsit MBG SDN Mampang 1 Depok
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        7 Oktober 2025

    BGN Ungkap Isi Pangsit MBG SDN Mampang 1 Depok Nasional 7 Oktober 2025

    BGN Ungkap Isi Pangsit MBG SDN Mampang 1 Depok
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Badan Gizi Nasional (BGN) menginvestigasi menu pangsit Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN Mampang 1 Depok, Jawa Barat, sempat dikeluhkan orangtua murid karena dinilai kurang protein.
    “Kami meninjau kesesuaian menu yang beredar di media dengan yang didistribusikan ke sekolah pada Senin, 6 Oktober 2025,” kata Anggota Tim Investigasi Independen BGN, Raniah Salsabila, dalam siaran pers tertulis BGN, Selasa (7/10/2025).
    Tim Investigasi Independen Badan Gizi Nasional (BGN) menginspeksi mendadak (sidak) Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Mampang 1 Depok, pada hari ini sebagai tindak lanjut atas beredarnya unggahan di media sosial tentang menu MBG yang tidak bergizi.
    Bagaimana soal sepotong pangsit itu?
    “Yang beredar di media benar hanya pangsit goreng satu biji, beberapa potong kentang rebus, beberapa potong wortel, pisang, saus tomat,” kata Raniah Salsabila.
    Dia mengungkap isi dari pangsit itu. Kata dia, pangsit itu bukan sekadar pangsit, tapi pangsit berisi bahan berkandungan protein.
    “Pangsit goreng itu sesungguhnya tidak hanya kulit pangsit, namun juga berisi tahu, telur, dan ayam,” kata Raniah Salsabila.
    Dari sisi fasilitas, dapur MBG atau SPPG Mampang 1 dinilai cukup layak, meski beberapa aspek infrastruktur masih perlu dilengkapi agar lebih sesuai dengan Petunjuk Teknis (Juknis) Program MBG.
    Sebagai tindak lanjut, Tim Investigasi merekomendasikan beberapa hal untuk memastikan pelayanan gizi yang optimal.
    “Perlu evaluasi menu dan porsi makanan, serta perbaikan dan kelengkapan infrastruktur SPPG sesuai dengan Juknis MBG,” kata Rania.
    Sementara itu, Kepala Biro Hukum dan Humas BGN, Khairul Hidayati menegaskan bahwa setiap SPPG wajib mematuhi Standar Operasional Prosedur (SOP) dan memenuhi tingkat kecukupan gizi yang telah ditetapkan oleh BGN.
    “SPPG harus menjadi garda terdepan dalam menjaga mutu layanan gizi. Setiap dapur wajib memastikan menu yang disajikan tidak hanya aman dan higienis, tetapi juga memenuhi komposisi gizi yang cukup bagi penerima manfaat,” kata Hida.
    BGN memastikan akan terus memantau dan membina seluruh SPPG agar pelaksanaan Program MBG berjalan sesuai standar dan tujuan nasional peningkatan kualitas gizi masyarakat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.