Hewan: Ayam

  • Prabowo Tegaskan MBG Zero Incident, Tak Boleh Ada Keracunan Satupun!

    Prabowo Tegaskan MBG Zero Incident, Tak Boleh Ada Keracunan Satupun!

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menegaskan komitmen pemerintah untuk menjaga standar zero incident dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG). 

    Meskipun program yang dijalankan Indonesia itu tidak main-main yaitu setara memberi makan untuk tujuh Singapura,  tetapi Prabowo mengakui masih perlunya perbaikan.

    “Saya bangga mengatakan, sampai beberapa jam yang lalu, kami sudah memiliki 11.900 dapur. Dan hari ini kami memberi makan 35,4 juta orang. Ya, dan itu setara dengan tujuh [kali penduduk] Singapura,” katanya dalam dialog bersama Chairman dan Editor-in-Chief Forbes Media, Steve Forbes, di St. Regis, Jakarta, Rabu (15/10/2025) malam.  

    Prabowo menambahkan pemerintah menyadari masih ada tantangan di lapangan, tetapi bertekad menjaga keamanan pangan setinggi mungkin. Salah satunya, potensi keracunan. 

    “Bahkan satu pun kejadian [keracunan] tidak bisa diterima,” tegasnya.

    Presiden Ke-8 RI itu juga menjelaskan langkah-langkah konkret untuk memperkuat sistem pengawasan dan kualitas produksi di dapur-dapur MBG di seluruh Indonesia. 

    Dalam dialog itu, Prabowo juga memaparkan bagaimana sistem pelaksanaan MBG dijalankan langsung oleh tim terlatih dan melibatkan petani lokal agar manfaat ekonominya terasa di desa.

    “Kami mengirimkan uang langsung ke dapur, tidak melalui lapisan-lapisan birokrasi. Sebelum program dimulai, kami melatih 32.000 manajer semuanya lulusan universitas selama tiga bulan, lalu mereka ditempatkan di desa-desa. Satu dapur akan membutuhkan 3.000 butir telur setiap dua atau tiga hari, 3.000 mentimun, 3.000 wortel, 3.000 tomat, 3.000 potong ayam, dan sebagainya. Jadi para petani lokal menyadari bahwa mereka memiliki jaminan pembayaran untuk hasil mereka,” tutur Prabowo.

  • Antisipasi Food Waste Program MBG, Berantas Masalah Sampah

    Antisipasi Food Waste Program MBG, Berantas Masalah Sampah

    Bisnis.com, JAKARTA – Pukul enam pagi di Ciracas, Jakarta Timur, udara masih lembap saat wajan-wajan besar sudah lama memanas. Di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Ciracas Rambutan 03, belasan petugas menyiapkan kebutuhan porsi nasi, sayur, dan lauk bergizi bagi penerima manfaat, yakni anak sekolah.

    Dari panci raksasa, aroma tumisan wortel dan tempe hingga katsu dori menyeruak ke seluruh ruangan. Kepala SPPG Ciracas Rambutan 03 Muhammad Abdu giat memeriksa timbangan dan daftar pengiriman. Memastikan anak-anak harus makan dengan menu yang dihidangkan dalam keadaan hangat.

    Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kini menjadi denyut baru kehidupan sekolah. Setiap pagi, lebih dari 35 juta anak di seluruh Indonesia hingga akhir September 2025 menikmati makan bergizi tanpa biaya.

    Di dapur seluas kurang dari seratus meter persegi di kawasan Ciracas, Jakarta Timur itu Muhammad Abdu pun mengamini bahwa dirinya menyimpan perhatian besar terhadap satu hal yang kerap luput dari sorotan sampah makanan atau food waste.

    Apalagi, sebelum memimpin dapur Ciracas Rambutan 03, Abdu sempat bertugas di SPPG Pulo Gadung 02, wilayah yang menurutnya sudah cukup maju dalam mengelola limbah organik. Di sana, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat menggandeng SPPG untuk mengalirkan sisa makanan ke proyek budidaya maggot, larva lalat tentara hitam (black soldier fly) yang mampu mengurai sampah organik menjadi pakan ternak bernilai tinggi.

    “Di Pulo Gadung, semua sisa makanan langsung kami serahkan ke DLH. Saya sudah lihat sendiri prosesnya, dan Alhamdulillah, maggot bisa mencakup seluruh sampah harian dapur kami,” kenangnya saat ditemui Bisnis di dapur produksinya, Selasa (7/10/2025).

    Namun di tempat barunya di Ciracas, sistem serupa belum terbentuk. Tak ada kerja sama dengan DLH maupun Kelompok Lingkungan Hidup (KLH) setempat untuk pengelolaan maggot.

    Kendati demikian, Abdu tidak kehabisan cara. Di sekitar dapurnya terdapat waduk kecil yang menjadi tempat warga memelihara angsa, bebek, dan entok. Dari situ, muncul simbiosis sederhana antara dapur MBG dan warga sekitar.

    “Sekitar 50 persen food waste di dapur kami dimanfaatkan warga untuk pakan ternak di waduk belakang. Jadi tidak semuanya terbuang,” kata Abdu.

    Setiap hari, dapur ini menghasilkan sekitar lima kantong plastik sampah makanan. Sekitar tiga di antaranya langsung dibawa warga untuk pakan ternak, sementara sampah non edible dipilah dan sebagian dimanfaatkan untuk kerajinan berbahan bekas seperti kardus.

    Upaya menekan sisa makanan juga dilakukan dari hulu, lewat perencanaan menu yang adaptif. Bagi Abdu, membuat makanan bergizi saja tidak cukup—makanan itu juga harus disukai anak-anak. Karena itu, evaluasi rutin dilakukan setiap hari melalui observasi sederhana dari tim pembersihan wadah makan (ompreng).

    “Tim ompreng melihat lauk mana yang banyak sisa, sayur apa yang kurang diminati. Dari situ kami evaluasi. Kalau ternyata sisa makanan meningkat, artinya menunya tidak diterima,” jelasnya.

    Sisa makanan yang terbuang yang dikumpulkan dari tray Program Makan Bergizi Gratis/Akbar Evandio

    Salah satu contohnya adalah saat mereka mencoba menyajikan sayur oyong. Meskipun kaya serat dan gizi, sayur ini ternyata kurang populer di kalangan siswa.

    Sebaliknya, menu seperti sayur sop atau ayam bakar bumbu tanpa bakar—varian yang menghindari zat karsinogen dari arang—justru mendapat sambutan hangat. Menu-menu yang dinilai acceptable akan masuk ke database menu baku mingguan, sementara yang kurang diterima akan direvisi atau di-trial ulang.

    Dalam rantai penyediaan bahan baku, Abdu mengaku belum bisa mengandalkan petani lokal mengingat Jakarta bukan kawasan produksi pangan. Namun dia tetap mengupayakan agar perekonomian sekitar ikut bergerak lewat kemitraan dengan UMKM dan pedagang di Pasar Induk Kramat Jati.

    “Kami ambil sebagian dari UMKM sekitar, sisanya dari pasar induk. Misalnya dari 200 kilogram beras, ada sebagian dari UMKM, sisanya dari pasar,” tuturnya.

    Untuk menjaga kualitas, bahan makanan segar dikirim malam hari dan langsung diolah keesokan paginya. Tidak ada stok bahan yang disimpan berhari-hari.

    “Sayur, buah, semua langsung diproses habis. Datang jam delapan malam, lalu besok langsung dimasak. Tidak pernah dipakai lagi untuk hari lain,” kata Abdu.

  • Lita Gading Santai Tanggapi Laporan Ahmad Dhani Soal Video “Ayam Sayur”: Yang Tersinggung Harusnya Ayamnya

    Lita Gading Santai Tanggapi Laporan Ahmad Dhani Soal Video “Ayam Sayur”: Yang Tersinggung Harusnya Ayamnya

    JAKARTA — Laporan polisi terbaru yang dilayangkan pihak Ahmad Dhani terhadap Lita Gading rupanya berawal dari sebuah konten video berjudul “Ayam Sayur.” Namun, alih-alih tegang, pihak Lita justru menanggapi laporan tersebut dengan santai dan penuh candaan.

    Kuasa hukum Lita Gading, Syamsul Jahidin, mempertanyakan dasar pelaporan itu yang dianggap tidak masuk akal.

    “Klien saya dilaporkan terhadap pencemaran nama baik daripada ayam sayur,” ujar Syamsul Jahidin di Polda Metro Jaya, Selasa, 14 Oktober.

    Dengan nada berkelakar, Syamsul menambahkan bahwa seharusnya pihak yang tersinggung adalah ayam itu sendiri.

    “Sebenarnya mohon maaf, pengadu ini ayam sayur apa bukan? Seharusnya yang bisa melaporkan pencemaran nama baik itu ayamnya. Kenapa dia disayur?” sindirnya.

    Lita Gading sendiri menegaskan bahwa judul kontennya tidak bermaksud menyerang siapa pun karena disertai tanda tanya.

    “Ayam sayur-nya juga pakai tanda tanya, nanya kan berarti, ‘Kamu ayam sayur?’” jelas Lita.

    Syamsul juga menyoroti logika pelaporan yang dianggap berlebihan. “Ayam sayur, kita sarapannya juga pakai ayam sayur, pakai lontong sayur. Kok bisa tersinggung? Itu kan makanan,” katanya.

    Di balik laporan ini, pihak Lita Gading turut menyinggung status Ahmad Dhani sebagai pejabat publik sekaligus wakil rakyat. Syamsul menilai, Dhani seharusnya bisa lebih bijak dan terbuka terhadap kritik masyarakat.

    “Baru ada sepanjang sejarah, wakil rakyat melaporkan rakyatnya hingga dua kali,” ungkap Syamsul.

    Menurutnya, sebagai figur publik sekaligus pejabat, Dhani mestinya siap menjadi sorotan dan tidak mudah tersinggung.

    “Selain publik figur, dia juga pejabat publik yang harus jadi role model. Jadi kalau masyarakat mengkritik atau mempertanyakan, kok malah baper?” katanya.

    Dengan nada menyindir, Syamsul bahkan sempat berspekulasi soal motif di balik laporan tersebut.

    “Apa mungkin mau kenalan sama klien saya? Atau mungkin mau konsultasi jadi psikolognya klien saya?”

    ucapnya menutup pernyataan dengan tawa.

  • Prabowo: Program MBG Layani Setara 7 Kali Populasi Singapura per Hari

    Prabowo: Program MBG Layani Setara 7 Kali Populasi Singapura per Hari

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menegaskan komitmennya dalam menjalankan program unggulan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang kini telah menjangkau lebih dari 35 juta penerima manfaat per hari. 

    Hal ini dia sampaikan dalam sesi dialog bersama Steve Forbes, Ketua dan Pemimpin Redaksi Forbes Media, di agenda “Pertemuan Pikiran” pada rangkaian Forbes Global CEO Conference 2025 bertajuk “The World Pivot” di Hotel St. Regis Jakarta, Rabu (15/10/2025).

    Di hadapan para pemimpin bisnis global, Prabowo memaparkan bahwa program MBG lahir dari keprihatinannya terhadap kondisi gizi anak-anak Indonesia yang dia saksikan langsung selama puluhan tahun berkeliling daerah.

    “Selama saya berkeliling ke desa-desa, saya sering bertemu anak-anak kecil yang menyambut saya. Tapi ketika saya tanya umur mereka, saya terkejut. Anak yang saya kira berumur empat tahun ternyata sepuluh tahun. Saya melihat langsung stunting dan malnutrisi di depan mata saya,” ujar Prabowo. 

    Menurutnya, pengalaman itu menjadi titik balik untuk menghadirkan program makan bergizi gratis di sekolah-sekolah Indonesia. Dia terinspirasi oleh berbagai negara seperti India dan Brasil, yang lebih dahulu menerapkan kebijakan serupa meski memiliki pendapatan per kapita yang lebih rendah dari Indonesia.

    “Saya berkata kepada tim saya kalau India bisa, mengapa Indonesia tidak? Saat itu, ada 77 negara dengan program makan gratis. Maka saya bertekad menjadikan Indonesia negara ke-78 atau ke-79 yang melakukannya,” tutur Prabowo.

    Kini, Kepala negara mengklaim bahwa program MBG telah berkembang pesat. Dalam laporan terkininya di forum tersebut, Prabowo menyebut bahwa pemerintah telah membangun 11.900 dapur yang setiap hari menyiapkan 35,4 juta porsi makanan atau jumlah yang setara dengan memberi makan tujuh kali populasi Singapura. 

    “Kami punya 11.900 dapur yang aktif, memberi makan 35,4 juta anak dan ibu hamil setiap hari. Ya, tujuh kali populasi Singapura,” ucapnya disambut tepuk tangan peserta forum.

    Prabowo juga menyinggung tantangan yang sempat muncul di lapangan, termasuk beberapa kasus keracunan makanan, yang langsung ditangani dengan peningkatan sistem pengawasan dan penyempurnaan standar operasional.

    “Kami tingkatkan pengawasan, SOP, membeli peralatan baru untuk penyaringan air, pemanas makanan, dan menjaga kebersihan dapur. Tidak ada kompromi untuk keselamatan anak-anak,” tegasnya.

    Lebih jauh, Presiden menjelaskan bahwa dampak ekonomi dari program ini mulai terasa nyata, terutama bagi sektor pertanian dan peternakan rakyat. Dana program MBG dikirim langsung ke dapur penyedia makanan tanpa melalui lapisan birokrasi yang panjang, memastikan efisiensi dan transparansi. 

    “Kami melatih 32.000 manajer muda, semuanya lulusan universitas, untuk mengelola dapur. Setiap dapur bisa melayani 3.000 hingga 3.800 anak dan ibu hamil,” kata Prabowo.

    Dia menjelaskan, kebutuhan logistik dari satu dapur saja sudah menciptakan permintaan besar terhadap hasil pertanian lokal. 

    “Satu dapur membutuhkan sekitar 3.000 butir telur, 3.000 ayam, dan ribuan sayur setiap dua atau tiga hari. Petani kini memiliki jaminan pasar tetap. Mereka mulai menanam lebih banyak, membangun kolam ikan, bahkan memperluas tambak di pesisir,” paparnya.

    Prabowo juga menyebut hasil kajian lembaga Rockefeller Institute yang mengonfirmasi nilai ekonomi dari kebijakan tersebut.

    “Menurut Rockefeller Institute, setiap satu dolar yang dikeluarkan untuk program makan gratis memberi dampak ekonomi antara US$5 hingga US$37. Jadi ini bukan hanya soal mengatasi kelaparan, tapi juga menggerakkan ekonomi rakyat,” ungkapnya.

    Dia menegaskan bahwa tujuan utama program MBG tetap pada peningkatan kualitas gizi dan masa depan anak Indonesia, tetapi efek bergandanya pada ekonomi daerah menjadi bukti bahwa kebijakan sosial bisa sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional.

    “Tujuan pertama saya adalah mengatasi kelaparan anak-anak. Tapi saya melihat sendiri bagaimana uang yang kita salurkan ke desa dan dapur rakyat ini memutar ekonomi lokal. Ini memberi harapan baru bagi jutaan keluarga di Indonesia,” tandas Prabowo.

  • Warteg di Jaksel Masih Jual Menu Rp 10.000, Dapat Telur dan Sayur
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        15 Oktober 2025

    Warteg di Jaksel Masih Jual Menu Rp 10.000, Dapat Telur dan Sayur Megapolitan 15 Oktober 2025

    Warteg di Jaksel Masih Jual Menu Rp 10.000, Dapat Telur dan Sayur
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Di tengah kenaikan harga bahan pokok, sebagian pedagang warung tegal (warteg) di Jakarta masih berupaya menahan harga agar tidak kehilangan pelanggan.
    Salah satunya Tirta (40), pemilik warteg di Pancoran, Jakarta Selatan, yang tetap menyediakan menu hemat seharga Rp 10.000.
    Menu seharga Rp 10.000 di warteg miliknya berupa nasi, telur dan satu jenis sayur.
    “Kalau Rp 10.000 itu kan, jadi nasi sama lauk ya. Kayak contoh, pakai telur balado misalnya ditambah satu kuah (sayur), misal tumis kacang ini,” kata Tirta saat ditemui
    Kompas.com,
    Rabu (15/10/2025).
    Menurut Tirta, menu hemat Rp 10.000 itu awalnya bukan harga standar, melainkan strategi untuk menarik pelanggan di tengah persaingan ketat.
    Meski begitu, keuntungan dari penjualan dengan harga tersebut sangat tipis.
    Kendati demikian, Ia lebih memilih menekan margin keuntungan demi menjaga perputaran uang dan mempertahankan pelanggan.
    “Cuma kadang-kadang kita mau untung besar, tapi pelanggan kurang. Kan perputaran keuangannya ini mati resikonya. Tapi kalau kita untungnya sedikit, pelanggan ramai lumayan yang penting pelanggan enggak kabur,” jelas dia.
    Sedangkan untuk menu dengan lauk ayam, Ia menjual satu porsi nasi, telur, dan ayam di harga hampir Rp 20.000.
    “Ya kalau misalnya telur, ayam sama nasi gitu. Ayamanya saja kan sekarang mahal ya, itu bisa kisaran antara Rp 19.000 hingga Rp 20.0000,” kata Tirta.
    Sementara untuk menu nasi dan ayam tanpa telur dibanderol Rp 14.000. Tambahan sayur harganya Rp 2.000.
    Meski harga bahan pokok naik, ia berusaha untuk tidak mengurangi porsi nasi atau potongan lauk.
    “Nasi juga, porsi sama. Paling itu prinsipnya. Kita dapat untung dikit itu enggak masalah yang penting banyak pelanggan. Makanya untuk porsi dibiarkan aja sih. Walaupun harga pokok naik gitu ya, kalau biasa seperti itu jaga kualitas,” tambah dia.
    Menurut Tirta, menu yang paling banyak dipesan pelanggan di wartegnya tetap didominasi lauk sederhana dengan harga di sekitar Rp 15.000 hinga Rp 20.000.
    “Ya banyak telur, ayam, rata-rata di kisaran 15.000 sampai 20.000 ya bisa dibilang. Kadang-kadang kan ada dobel, ada udah pakai ayam, pakai telurnya. Itu kan dobel. Tapi yang umumnya segitu,” ujar dia.
    Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau menjadi penyumbang utama inflasi nasional.
    Pada September 2025, inflasi nasional tercatat sebesar 2,65 persen (year on year). Sementara itu, inflasi tahunan di Jakarta cenderung fluktuatif, misalnya mencapai 0,14 persen pada Januari 2025.
    Dalam kondisi ini, Warung Tegal (Warteg) dengan menu Rp 10.000 per porsi (nasi, sayur, dan telur) jadi penentu kelangsungan gizi harian bagi masyarakat marginal.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Prabowo Instruksikan Tiap SPPG Sediakan Dua Jenis Lauk Setiap Hari

    Prabowo Instruksikan Tiap SPPG Sediakan Dua Jenis Lauk Setiap Hari

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan agar seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) menyiapkan dua jenis lauk dalam hidangan Makan Bergizi Gratis (MBG).

    “Selain susu, harus ada dua jenis lauk, bukan satu,” kata Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang, dalam Rapat Koordinasi Kejadian Menonjol terkait Konsumsi MBG, yang digelar di Royal Kuningan Hotel, Jakarta, Selasa (14/10/2025).

    Instruksi agar setiap dapur MBG menyiapkan dua jenis lauk setiap hari itu diberikan, karena Presiden Prabowo bercita-cita agar anak-anak Indonesia berkecukupan gizi.

    “Beliau bercita-cita agar ke depan generasi muda Indonesia menjadi generasi yang sehat, cerdas, kuat, dan mampu bersaing di kancah global,” kata Nanik.

    Karena perhatiannya kepada kesehatan dan pemenuhan gizi anak-anak Indonesia, menurut Wakil Kepala BGN itu, Presiden Prabowo bahkan sampai menghitung sendiri menu makanan untuk para siswa. Hal itu terjadi ketika Presiden merancang program MBG.

    “Beliau hitung sendiri, dan berkesimpulan bahwa dengan Rp10.000 itu masih bisa pakai ayam dan telur,” kata Nanik.

    Oleh karena itu, Nanik mengingatkan agar semua pihak tidak mengambil keuntungan dari bahan baku makanan. Nanik mengimbau agar seluruh dapur MBG tidak memangkas, atau bahkan sengaja me-mark-up anggaran pembelian bahan baku.

    “Jangan dipangkas, dan juga jangan di-mark up. Anggaran bahan baku itu harus penuh,” ujarnya.

    Nanik lalu berpesan agar seluruh unsur pelaksana di setiap SPPG saling mengingatkan dan menjaga integritas pelaksanaan program.

    “Tolong semuanya saling mengingatkan, baik ahli gizi, akuntan, maupun kepala SPPG, untuk mengawal menu,” ujarnya.

    Dia pun menegaskan kembali bahwa Program MBG bukanlah proyek komersial, melainkan wujud nyata kepedulian Presiden Prabowo Subianto terhadap anak-anak Indonesia.

    “Bapak Ibu semua, program MBG ini bukan bisnis. Ini adalah kecintaan Pak Prabowo pada anak-anak Indonesia,” tandas Nanik.

     

     

  • MBG Kembali Makan Korban, Puluhan Siswa di Bandung Barat Keracunan

    MBG Kembali Makan Korban, Puluhan Siswa di Bandung Barat Keracunan

    Jakarta

    Kasus keracunan di program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus bertambah. Kini puluhan siswa SMP Negeri 1 Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB) keracunan usai menyantap menu MBG.

    Kejadian ini terjadi pada Selasa (14/10). Para siswa menyantap menu sekitar pukul 09.30 WIB. Setelah itu, sekitar pukul 12.00 WIB, sebagian siswa mulai mengalami pusing, mual, dan muntah.

    Kepala SMPN 1 Cisarua, Agus Solihin langsung bertindak cepat. Pihaknya membawa siswa-siswa yang keracunan menuju ruangan-ruangan yang sengaja disulap menjadi tempat penanganan sementara.

    “Jumlahnya sekitar 54-an, kita berharap berharap tidak ada kejadian yang terlalu masif. Kita tangani di ruang lab komputer, aula, dan kelas,” kata Agus Solihin, dikutip dari detikJabar, Rabu (15/10/2025).

    “Yang memiliki gejala berat itu seperti sesak napas, mual, muntah. Ada juga yang sesak itu karena asma. Yang ringan di aula dan di lab komputer, yang agak berat sudah dibawa oleh pihak MBG guru, ke Kilink Dokter Ellen,” sambugnya.

    Orang Tua Siswa Panik

    Kasus ini tak ayal membuat para orang tua siswa panik. Namun, pihak sekolah mengatakan bahwa mereka telah memberikan penanganan yang maksimal untuk kesembuhan siswa.

    Agus menyebut total ada 1.300 paket MBG yang diterima, kemudian ada sebanyak 1.250 paket MBG yang dibagikan dan dikonsumsi siswa. Sisanya tidak terbagikan karena siswa ada yang tidak masuk sekolah.

    Kasus keracunan ini, menurut penuturan siswa diduga berasal dari ayam yang basi. Pasalnya, ketika dirinya membuka ompreng MBG, langsung tercium bau tidak sedap.

    Langkah BGN di Setiap Kasus Keracunan MBG

    Pada setiap kasus keracunan MBG, Badan Gizi Nasional (BGN) akan langsung bertindak cepat dalam menutup sementara Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), minimal selama 14 hari untuk dilakukan penyelidikan serta berbagai uji laboratorium terkait sampel makanan.

    Tidak hanya itu, BGN juga menegaskan bahwa pihaknya akan menanggung penuh biaya perawatan atau pengobatan korban keracunan.

    “Jika tidak status lain (Pemkot/Pemda menyatakan KLB), biaya ditanggung BGN. Berlaku nasional,” kata Kepala BGN Dadan Hindayana saat dihubungi detikcom, Selasa (14/10/2025).

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/up)

  • MBG Kembali Makan Korban, Puluhan Siswa di Bandung Barat Keracunan

    MBG Kembali Makan Korban, Puluhan Siswa di Bandung Barat Keracunan

    Jakarta

    Kasus keracunan di program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus bertambah. Kini puluhan siswa SMP Negeri 1 Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB) keracunan usai menyantap menu MBG.

    Kejadian ini terjadi pada Selasa (14/10). Para siswa menyantap menu sekitar pukul 09.30 WIB. Setelah itu, sekitar pukul 12.00 WIB, sebagian siswa mulai mengalami pusing, mual, dan muntah.

    Kepala SMPN 1 Cisarua, Agus Solihin langsung bertindak cepat. Pihaknya membawa siswa-siswa yang keracunan menuju ruangan-ruangan yang sengaja disulap menjadi tempat penanganan sementara.

    “Jumlahnya sekitar 54-an, kita berharap berharap tidak ada kejadian yang terlalu masif. Kita tangani di ruang lab komputer, aula, dan kelas,” kata Agus Solihin, dikutip dari detikJabar, Rabu (15/10/2025).

    “Yang memiliki gejala berat itu seperti sesak napas, mual, muntah. Ada juga yang sesak itu karena asma. Yang ringan di aula dan di lab komputer, yang agak berat sudah dibawa oleh pihak MBG guru, ke Kilink Dokter Ellen,” sambugnya.

    Orang Tua Siswa Panik

    Kasus ini tak ayal membuat para orang tua siswa panik. Namun, pihak sekolah mengatakan bahwa mereka telah memberikan penanganan yang maksimal untuk kesembuhan siswa.

    Agus menyebut total ada 1.300 paket MBG yang diterima, kemudian ada sebanyak 1.250 paket MBG yang dibagikan dan dikonsumsi siswa. Sisanya tidak terbagikan karena siswa ada yang tidak masuk sekolah.

    Kasus keracunan ini, menurut penuturan siswa diduga berasal dari ayam yang basi. Pasalnya, ketika dirinya membuka ompreng MBG, langsung tercium bau tidak sedap.

    Langkah BGN di Setiap Kasus Keracunan MBG

    Pada setiap kasus keracunan MBG, Badan Gizi Nasional (BGN) akan langsung bertindak cepat dalam menutup sementara Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), minimal selama 14 hari untuk dilakukan penyelidikan serta berbagai uji laboratorium terkait sampel makanan.

    Tidak hanya itu, BGN juga menegaskan bahwa pihaknya akan menanggung penuh biaya perawatan atau pengobatan korban keracunan.

    “Jika tidak status lain (Pemkot/Pemda menyatakan KLB), biaya ditanggung BGN. Berlaku nasional,” kata Kepala BGN Dadan Hindayana saat dihubungi detikcom, Selasa (14/10/2025).

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/up)

  • BGN: Presiden Hitung Sendiri Menu MBG,  Rp 10.000 Bisa Pakai Ayam dan Telur
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        15 Oktober 2025

    BGN: Presiden Hitung Sendiri Menu MBG, Rp 10.000 Bisa Pakai Ayam dan Telur Nasional 15 Oktober 2025

    BGN: Presiden Hitung Sendiri Menu MBG, Rp 10.000 Bisa Pakai Ayam dan Telur
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik S Deyang menegaskan, anggaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebesar Rp 10.000 per porsi cukup untuk memasukkan telur dan ayam ke dalam menu MBG.
    Nanik mengeklaim, Presiden Prabowo Subianto sudah menghitung sendiri bahwa telur dan ayam dapat masuk ke menu MBG meski satu porsi menu MBG dipatok dengan anggaran Rp 10.000.
    “Pak Prabowo sampai menghitung sendiri menu itu, dan beliau berkesimpulan dengan Rp 10.000 itu masih bisa pakai ayam dan telur,” kata Nanik dalam Rapat Koordinasi Kejadian Menonjol terkait Konsumsi MBG,  Selasa (14/10/2025), dikutip dari siaran pers.
    Nanik pun memperingatkan dapur-dapur MBG untuk tidak ada yang mengambil keuntungan berlebih dari bahan baku makanan.
    Ia juga menegaskan bahwa tidak boleh ada praktik-praktik mengurangi bahan baku.
    “Jadi jangan di-
    mark up
    . Anggaran bahan baku itu harus penuh. Selain susu, harus ada dua lauk, bukan satu,” kata Nanik.
    Nanik mengakui bahwa ada banyak kesalahan yang seharusnya tak terjadi selama jalannya program MBG.
    Dia menyoroti sejumlah dapur mitra MBG yang dinilai belum memenuhi standar kelayakan.
    “Dari Kuningan sampai NTB, saya sudah melihat beberapa dapur yang tidak layak,” kata Nanik.
    “Saat awal
    launching
    , dapur yang belum diepoksi tidak boleh jalan. Tapi sekarang, banyak dapur yang belum diepoksi tapi sudah beroperasi,” ujar dia.
    Nanik kemudian menekankan pentingnya tanggung jawab bersama antara BGN, mitra dapur, dan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk memperbaiki kekurangan di lapangan.
    “Kita harus akui ini kelalaian kita bersama. Ini salah BGN, mitra, dan SPPG yang harus kita perbaiki bersama,” ujar Nanik.
    Nanik berpesan agar seluruh unsur pelaksana saling mengingatkan dan menjaga integritas pelaksanaan program.
    “Tolong saling mengingatkan ahli gizi dan akuntan untuk mengawal menu ini,” kata dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Saat MBG Telat Datang 1 Jam dan Ganggu Jam Belajar Siswa
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        14 Oktober 2025

    Saat MBG Telat Datang 1 Jam dan Ganggu Jam Belajar Siswa Regional 14 Oktober 2025

    Saat MBG Telat Datang 1 Jam dan Ganggu Jam Belajar Siswa
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terlambat mengirim Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMP IT Al-Fateeh Tahfidz dan Entrepreneur, Kota Semarang.
    Paket yang mestinya datang pada pukul 12.00 WIB pada Selasa (14/10/2025) justru baru tiba di sekolah pukul 13.00 WIB.
    Padahal waktu istirahat kedua 12.00-13.00 yang dijadwalkan untuk menyantap menu MBG sudah habis. Sebanyak 132 siswa baru memakan jatah MBG di jam pelajaran kedua.
    “Ya gimana lagi, pembelajaran jadi terlambat,” tutur Hima, guru mata pelajaran entrepreneurship di kelas VIII B saat ditemui di sela kegiatan MBG.
    Guru yang semula diwajibkan mencicipi menu MBG sebelum dibagikan ke siswa pun tak sempat mengecek makanan lantaran seluruh paket MBG datang terlambat.
    Akhirnya MBG langsung dibagikan ke siswa mengingat waktu istirahat telah habis dan kini memasuki jam pelajaran.
    Pantauan
    Kompas.com
    , para siswa mengambil jatah MBG masing-masing di depan ruang guru. Mereka sudah menantikan mobil SPPG tiba sejak sejam lalu.
    Sebagian yang tak tahan lapar memilih untuk membeli jajanan di kantin sekolah baik gorengan maupun mie instan.
    Saat ditanya langsung, sopir SPPG yang bertugas mengantar MBG ke sekolah itu mengaku keterlambatan disebabkan menu yang dimasak lebih sulit dari biasanya.
    Menu siang tadi terdiri dari nasi putih, ayam tumis kecap, tahu goreng, semangka, dan sup dalam mangkuk kecil.
    “Jadwalnya (pengantaran) enggak mesti, tergantung masakan, kadang jam 11 kadang jam 12, tapi paling cepet nganter jam 11,” tutur sopir SPPG yang enggan disebut namanya tersebut.
    Sopir juga menyebut pengantaran tak memiliki jadwal pasti, tergantung kesiapan dari dapur. Bahkan ini bukan pertama kalinya SPPG itu terlambat mengantar jatah MBG ke sekolah tersebut. Padahal program MBG baru berjalan sebulan.
    Akhirnya mereka harus menahan lapar karena MBG yang mestinya dimakan sebagai bekal ujian tak kunjung datang.
    “Malah pernah juga day one di-PHP MBG, hari pertama ditungguin ternyata zonk, MBG-nya enggak dateng,” beber salah satu siswi saat menceritakan pengalamannya.
    Mereka mengaku senang mendapat MBG, terlebih jika menunya sesuai selera. Namun mereka berharap hadirnya program MBG memang bisa diandalkan dan datang tepat waktu.
    Sementara itu, Kepala Sekolah SMP IT Al-Fateeh, Fitrotul Fajrin atau Ririn mengatakan sebulan lalu para wali murid telah menyetujui adanya program MBG.

    Sebelumnya sekolah tersebut sudah lama menyediakan catering makan siang bagi anak-anak yang memesan dengan biaya Rp 10.000 per porsi.
    Dengan adanya MBG, sebagian wali murid merasa terbantu karena dapat menghemat biaya catering untuk anak di sekolah. Namun beberapa menolak MBG dan memilih mebawakan bekal dari rumah.
    “untuk yang orang tua memang sebelum pelaksanaan MBG kita sudah menawarkan ke orang tua apakah berkenan untuk ikut atau tidak. Semisal memang tidak, kita tidak mewajibkan,” tutur Ririn.
    Adapun mitigasi keracunan MBG, pihak sekolah diminta melaporkan langsung ke SPPG bila ada dugaan keracunan yang dialami 10 anak. Kemudian orang tua diberi kebebasan untuk menolak MBG di hari tertentu jika menunya tak cocok dengan anaknya.
    “Kita laporan aja ke SPPG-nya kalau memang ada kendala seperti ini. Tapi kalau yang kemarin tuh dari SPPG-nya bilang kalau yang sakit perut misal lebih dari 10 berarti itu baru laporan ke sana. Kemarin sih belum ada 10 sih baru dua. Jadi kan bisa jadi memang pas posisi anaknya kurang fit atau bagaimana,” lanjutnya.
    Lebih lanjut, Ririn menilai adanya MBG memberi dampak positif salah satunya tidak terjadi kesenjangan menu bekal makanan karena seluruh siswa menyantap menu yang sama.
    “Kalau MBG kan menunya sama semua ya. Jadi enggak ada saling iri. Kalau yang dulu kan ada yang nge-catering, ada yang dibawakan orang tua, ada yang di-Go Food kan menunya beda-beda kan. Kadang ‘kok punya temanku gini, punya aku gini’ kan gitu,” ungkap Ririn.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.