Hewan: Ayam

  • Aparat Bongkar Arena Judi Sabung Ayam di Desa Setren Magetan

    Aparat Bongkar Arena Judi Sabung Ayam di Desa Setren Magetan

    Magetan (beritajatim.com) – Aparat gabungan TNI-Polri membongkar arena judi sabung ayam yang berlokasi di lahan samping rumah kosong di Desa Setren, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan, pada Kamis (16/10/2025) sekitar pukul 10.30 WIB.

    Operasi penertiban tersebut dipimpin Kapolsek Bendo AKP Agus Suparno bersama Kasat Reskrim Polres Magetan AKP Joko Santoso dan Kasat Samapta AKP Agus Wibowo. Unsur TNI dari Kodim Magetan, Koramil Bendo, serta Subdenpom V/Brw Magetan turut dilibatkan, bersama perangkat desa setempat.

    Saat petugas tiba di lokasi, arena sabung ayam dalam keadaan tidak beroperasi. Namun, di area tersebut ditemukan berbagai fasilitas pendukung aktivitas perjudian, seperti arena utama berbahan bambu beratap terpal, dua warung kopi, serta dua bedak perawatan ayam. Seluruh bangunan itu kemudian dibongkar oleh petugas.

    “Penertiban ini kami lakukan untuk memastikan wilayah hukum Polsek Bendo bebas dari praktik perjudian. Patroli dan penegakan hukum akan terus kami jalankan agar masyarakat merasa aman,” ujar AKP Agus Suparno.

    Menurut Agus, saat kegiatan berlangsung tidak ada pelaku yang diamankan karena arena sudah tutup ketika aparat datang. “Dari keterangan warga, sabung ayam di lokasi itu bersifat tentatif — kadang ada, kadang tidak,” terangnya tanpa menjelaskan siapa pemilik lahan tersebut.

    Selain membongkar bangunan, petugas juga memusnahkan sejumlah perlengkapan pendukung seperti terpal yang digunakan menutup arena dengan cara dibakar di tempat. Proses pembongkaran berjalan tertib dan aman.

    AKP Agus Suparno mengimbau masyarakat agar tidak terlibat dalam praktik perjudian dalam bentuk apa pun serta aktif melapor bila menemukan aktivitas mencurigakan di lingkungan sekitar.

    “Kami mengajak warga untuk bersama-sama menjaga keamanan lingkungan. Jika mengetahui adanya kegiatan mencurigakan atau praktik perjudian, segera laporkan kepada pihak kepolisian,” pesannya. [fiq/beq]

  • Kesal Sering Kemalingan, Warga Cilacap Gelar Sayembara Tangkap Maling Berhadiah Rp 500 Ribu
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        17 Oktober 2025

    Kesal Sering Kemalingan, Warga Cilacap Gelar Sayembara Tangkap Maling Berhadiah Rp 500 Ribu Regional 17 Oktober 2025

    Kesal Sering Kemalingan, Warga Cilacap Gelar Sayembara Tangkap Maling Berhadiah Rp 500 Ribu
    Tim Redaksi
    CILACAP, KOMPAS.com
    – Warga RT 05 RW 07 Dusun Ciawitali, Gandrungmangu, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, punya cara unik untuk mengatasi maraknya pencurian di lingkungan mereka.
    Warga memasang spanduk berisi pengumuman sayembara tangkap maling dengan imbalan uang tunai hingga Rp 500.000.
    Aksi tersebut viral di media sosial sejak akhir pekan lalu.
    Dalam spanduk yang terpasang di beberapa titik permukiman itu tertulis “Tangkap Maling Berhadiah”.
    Warga yang berhasil menangkap maling di RT tersebut akan mendapatkan hadiah Rp 500.000 bila tertangkap malam hari, dan Rp 300.000 bila tertangkap siang hari.
    Namun, penangkapan harus disertai dengan barang bukti hasil curian.
    Ketua RT 05 RW 07, Arif Riyanto, mengatakan langkah tersebut diambil karena dalam tiga bulan terakhir sudah terjadi lima kali pencurian di wilayah RT tersebut.
    “Dalam tiga bulan terakhir sudah lima kali kejadian kemalingan. Yang pertama itu gabah sebanyak tiga kali, terus entok, yang terakhir kemarin belum satu minggu,” kata Arif kepada wartawan, Jumat (17/10/2025).
    Menurut Arif, sayembara ini dibuat untuk menggugah semangat warga menjaga keamanan lingkungan.
    “Harapannya dengan sayembara ini ke depan lebih aman. Diutamakan untuk warga RT 05, tapi di luar dari warga sini juga bisa menangkap, yang penting ada barang buktinya,” ujarnya.
    Warga menyambut positif langkah ini. Menurut Fita Ariyani, warga setempat, sayembara tersebut membuat masyarakat lebih waspada dan bersemangat ikut ronda malam.
    “Sering sekali kehilangan, mulai dari ayam sampai gabah. Jadi adanya sayembara ini bagus, warga jadi lebih semangat untuk ronda dan waspada,” kata Fita.
    Hal serupa disampaikan warga lain, Muslihin. Menurutnya, inisiatif ini menumbuhkan semangat kebersamaan antarwarga.
    “Sekarang warga jadi lebih semangat jaga malam, karena sebelumnya hampir tiap dua bulan sekali ada pencurian,” ujar Muslihin.
    Selain memasang spanduk, warga juga mulai memasang kamera CCTV di sejumlah gang menuju permukiman.
    Pemasangan ini diharapkan dapat membantu memantau aktivitas mencurigakan dan mempercepat penangkapan pelaku jika pencurian kembali terjadi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bapanas: Harga cabai rawit Rp42.318/kg, bawang merah Rp38.689/kg

    Bapanas: Harga cabai rawit Rp42.318/kg, bawang merah Rp38.689/kg

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga cabai rawit merah turun menjadi Rp42.318 per kilogram (kg) dari sebelumnya Rp44.139 per kg, begitu pun bawang merah turun menjadi Rp38.689 per kg dari sebelumnya Rp39.235 per kg.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Jumat pukul 10.00 WIB harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional beras premium di harga Rp15.861 per kg turun dari sebelumnya Rp15.972 per kg.

    Kemudian, beras medium turun menjadi Rp13.760 per kg turun dari sebelumnya Rp13.874 per kg, beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) Rp12.484 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp12.525 per kg.

    Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp6.633 per kg turun dari sebelumnya Rp6.658 per kg; kedelai biji kering (impor) Rp10.608 per kg turun dari sebelumnya Rp10.726 per kg.

    Berikutnya, bawang putih bonggol di harga Rp36.599 per kg turun dari hari sebelumnya Rp37.234 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp53.239 per kg turun dari sebelumnya Rp56.690 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp47.593 per kg turun dari sebelumnya Rp50.272 per kg.

    Lalu, daging sapi murni Rp135.218 per kg turun dari sebelumnya Rp135.225 per kg, daging ayam ras Rp38.079 per kg turun dari sebelumnya Rp38.249 per kg, lalu telur ayam ras Rp30.380 per kg turun dari sebelumnya Rp30.623 per kg.

    Sementara itu, gula konsumsi di harga Rp17.980 per kg turun dari sebelumnya Rp18.097 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan Rp20.798 per liter turun dari sebelumnya Rp20.891 per liter; minyak goreng curah Rp17.408 per liter turun dari sebelumnya Rp17.547 per liter; Minyakita Rp17.301 per liter turun dari sebelumnya Rp17.525 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.658 per kg turun dari sebelumnya Rp9.782 per kg; lalu tepung terigu kemasan Rp12.828 per kg turun dari sebelumnya Rp13.045 per kg.

    Komoditas ikan kembung di harga Rp41.557 per kg turun dari sebelumnya Rp41.929 per kg; ikan tongkol Rp34.339 per kg turun dari sebelumnya Rp34.876 per kg; ikan bandeng Rp33.727 per kg turun dari sebelumnya Rp35.118 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.461 per kg turun dari hari sebelumnya Rp11.654 per kg.

    Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp103.658 per kg turun dari sebelumnya Rp105.653 kg, daging kerbau segar lokal Rp139.444 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp141.250 per kg.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • China Tangkap Pendeta dan Jemaat Jaringan Gereja ‘Bawah Tanah’

    China Tangkap Pendeta dan Jemaat Jaringan Gereja ‘Bawah Tanah’

    Jakarta

    Jumat lalu, Grace Jin Drexel menerima pesan singkat dari ayahnya, seorang pendeta terkemuka di China yang bernama Jin Mingri.

    Dalam pesan tersebut, sang ayah meminta Jin untuk mendoakan seorang pendeta lain yang menghilang, diduga ditahan saat berkunjung ke Shenzen yang berlokasi di selatan.

    “[Namun] tak lama setelah itu, saya mendapat telepon dari ibu. Ia mengaku tidak bisa menghubungi ayah,” kata Jin Drexel yang menetap di Amerika Serikat, kepada BBC.

    Beberapa jam kemudian, keluarga kemudian menyadari bahwa Jin Mingri rupanya turut menjadi bagian dari apa yang disebut para aktivis sebagai penangkapan terbesar terhadap umat Kristen di China dalam beberapa dekade terakhir.

    Kini, sejumlah pihak khawatir bahwa penangkapan 30 umat Kristen yang terafiliasi dengan jaringan Gereja Zion yang didirikan Jin Mingri adalah penanda awal dari penindasan lebih besar terhadap gereja bawah tanah di China.

    Mereka merujuk undang-undang baru di China yang ditengarai bertujuan untuk membatasi aktivitas gereja bawah tanah, serta meningkatnya tekanan dari aparat terhadap para jemaat dalam beberapa bulan terakhir.

    Kenapa Pemerintah China menangkap mereka?

    Kendati dipimpin Partai Komunis China yang menganut ideologi ateis, negara tersebut memiliki populasi kristen tergolong besar. Pemerintah mencatat dalam beberapa tahun terdakhir, terdapat sekitar 38 juta umat Protestan dan hampir enam juta umat Katolik.

    Para pegiat hak asasi manusia (HAM) dan akademisi memperkirakan puluhan juta warga China lainnya beribadah di gereja-gereja bawah tanah yang tidak terdaftar, atau yang dikenal sebagai house church. Gereja ini tidak mengikuti ideologi resmi negara.

    Selama bertahun-tahun, gereja semacam itu pun telah menerima dampak pengetatan dan sikap keras pemerintah China.

    Gedung-gedung mereka dihancurkan, salib-salib dicopot dari ruang publik, sementara materi keagamaan diawasi semakin ketat. Bahkan, beberapa aplikasi Kristen telah dilarang beredar di negara tersebut.

    Pada 2005 dan 2018, pemerintah memperbarui serta memperketat regulasi terhadap kelompok keagamaan. Sementara pada 2016, Presiden Xi Jinping menyerukan “sinisisasi” agama, yakni upaya menyesuaikan agama dengan nilai-nilai Tiongkok.

    Gereja bawah tanah seperti Zionyang didirikan Jin Mingrisangat terdampak oleh aturan 2018, yang mewajibkan izin pemerintah untuk beribadah di ruang publik.

    Beberapa gereja terpaksa menghentikan kegiatan publik dan beralih ke layanan daring, atau bahkan menutup diri sepenuhnya.

    Tahun-tahun berikutnya pun tak lebih baik, diwarnai penangkapan dan vonis terhadap beberapa pendeta terkemuka.

    Operasi penangkapan besar-besaran

    Beberapa bulan terakhir, tanda-tanda pengetatan bahkan kian terasa.

    Pada Mei lalu, pendeta Gao Quanfu dari Gereja Light of Zion di Xi’an ditahan atas tuduhan “menggunakan aktivitas takhayul untuk merusak pelaksanaan hukum.”

    Sebulan berselang, beberapa anggota Gereja Linfen Golden Lampstand di Shanxi dijatuhi hukuman penjara atas tuduhan penipuantudingan yang dinilai para pegiat HAM sebagai tuduhan palsu.

    Pada September, pemerintah juga mengumumkan kode etik daring baru bagi para pemuka agama, yakni izin khotbah daring hanya diberikan kepada mereka yang telah mengantongi lisensi.

    Kebijakan ini dipandang sebagai upaya untuk membatasi layanan ibadah daring gereja-gereja bawah tanah.

    Jin Drexler menambahkan, anggota Gereja Zion juga menghadapi interogasi dari polisi dalam beberapa bulan terakhir.

    Tindakan itu dipandang para anggota gereja sebagai sinyalemen menjelang penindasan yang sebenarnya. Namun, mereka tak menyangka bahwa skalanya bakal semasif ini.

    Pada Jumat dan Sabtu lalu, otoritas China melancarkan operasi besar-besaran di setidaknya sepuluh kota, termasuk kota-kota besar seperti Beijing dan Shanghai.

    Dari rangkaian operasi tersebut, pihak gereja menyatakan bahwa sejumlah pendeta, pemimpin, dan jemaat gereja telah dicokok otoritas China, termasuk Jin yang ditangkap di markas utamanya di Beihai, Provinsi Guangxi.

    BBC memperoleh salinan surat resmi penahanan Jin yang dikeluarkan oleh biro keamanan publik Beihai. Surat itu menyebutkan bahwa Jin ditahan di Penjara Nomor Dua Beihai serta diduga telah melakukan “penggunaan ilegal jaringan informasi.”

    BBC telah meminta konfirmasi dari otoritas setempat mengenai penahanan tersebut.

    Getty ImagesTercatat ada 38 juta umat Protestan dan 6 juta umat Katolik di China, namun diyakini ada lebih puluhan juta warga China menghadiri gereja bawah tanah

    Belakangan, beberapa anggota gereja yang ditangkap memang telah dibebaskan, tapi sebagian besar masih ditahan. Beberapa di antaranya berada di penjara yang sama dengan Jin.

    Corey Jackson, pendiri kelompok advokasi Kristen Luke Alliance, mengatakan penangkapan dengan skala nasional seperti sekarang adalah yang pertamabelum pernah terjadi sebelumnya.

    “Kami memperkirakan ini hanya awal dari penindasan yang lebih besar,” ujar Corey, seraya menambahkan bahwa gereja bawah tanah lain kini mulai bersiap menghadapi penangkapan serupa.

    Kelompok advokasi Kristen lainnya, Open Doors, menilai skala penangkapan ini signifikan.

    “Gereja Zion dikenal luas dan vokal, serta mungkin telah mencapai tingkat organisasi yang membuat pihak berwenang gelisah serta merasa sudah bisa dikendalikan,” kata seorang juru bicara Open Doors.

    Ia memperingatkan bahwa “kebijakan pemerintah China untuk menindak gereja rumah akan terus berlanjut”, serta menilai otoritas berpotensi akan menuduh lebih banyak anggota gereja dengan kasus penipuan atau kejahatan ekonomi “sebagai strategi intimidasi.”

    Sean Long, pendeta Gereja Zion yang kini berbasis di Amerika Serikat, mengatakan bahwa gereja lain kemungkinan akan menjadi sasaran berikutnya karena “gelombang baru penganiayaan agama tengah berkembang cepat di seluruh China.”

    Ia menyebut penangkapan terbaru ini sebagai “penyisiran sistematis” untuk “mencabut akar Zion,” dan mengutip pepatah China yang menyatakan “membunuh ayam untuk menakuti monyet”.

    “Zion adalah ayam itu. Kami yang paling berpengaruh Ini untuk menakuti gereja dan umat Kristen lain di Tiongkok,” ujar Sean Long.

    Terkait peristiwa ini, juru bicara Kedutaan Besar China di London mengatakan, “Kami ingin menegaskan bahwa warga China menikmati kebebasan beragama sesuai hukum. Namun, semua kelompok dan aktivitas keagamaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan di China.”

    Awal pekan ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri China menyatakan bahwa pemerintah “menentang keras campur tangan Amerika Serikat dalam urusan dalam negeri China, dengan dalih isu agama,” sebagai tanggapan atas kecaman Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio terhadap penangkapan gereja Zion.

    Bagaimana asal muasal gereja?

    Kisah Gereja Zion bermula dari sosok Jin Mingri, yang juga dikenal dengan nama Ezra Jin.

    Lahir pada 1969 di Provinsi Heilongjiang yang berlokasi di timur laut China, Jin tumbuh sebagai penganut setia ideologi negara.

    Namun, semuanya berubah pada 1989, ketika ia menjadi mahasiswa di Universitas Beijing dan ikut serta dalam gerakan pro-demokrasi yang berujung tragis dalam peristiwa Tiananmen.

    Meskipun ia tidak berada di lokasi saat pembantaian terjadi pada 4 Juni, peristiwa itu mengubah hidupnya.

    “Itu momen yang sangat penting. Sepanjang hidupnya, ia [Jin Mingri] percaya pada negara,” kata Jin Drexel.

    “[Namun] ketika keyakinan itu dikhianati, seluruh pandangannya runtuh. Itu menjadi momen besar dalam perjalanan imannya.”

    Awalnya Jin mendalami agama di Gereja Tiga-Diri.

    Pada 2002, ia pindah ke Amerika Serikat bersama istri dan putrinya untuk belajar di seminari di California, di mana kedua putranya kemudian lahir.

    Keluarga itu kembali ke China pada 2007 agar Jin Mingri bisa melanjutkan pelayanannya. Namun, ia memutuskan mendirikan gereja independen setelah tidak lagi sejalan dengan doktrin Gereja Tiga-Diri yang menekankan kesetiaan kepada negara.

    “Ia tidak bisa menjadi pendeta karena di sana bukan gereja yang berkenan kepada Tuhan Kamu tidak bisa melayani dua tuan,” ujar Jin Drexel.

    Semula, Gereja Zion adalah kelompok kecil beranggotakan 20 orang dan mengambil tempat di sebuah rumah di Beijing.

    Seiring waktu, gereja kemudian berkembang dan mulai menggelar kebaktian di aula besar dalam gedung perkantoran.

    Namun, seiring bertambahnya pengaruh, pengawasan pun meningkat. Pada 2018, otoritas China meminta gereja memasang kamera CCTV di gedung tersebut dengan alasan keamanan.

    Ketika gereja menolak, jemaat mulai menghadapi apa yang disebut para pemimpin gereja sebagai bentuk pelecehan. Tak lama, gereja kemudian ditutup.

    Pemerintah memberlakukan larangan keluar negeri terhadap Jin Mingri dan menempatkannya di bawah pengawasan ketat, sementara keluarganya dan beberapa anggota gerejatermasuk Sean Long, berhasil meninggalkan China menuju AS.

    Sejak insiden itu, Gereja Zion lantas bersalin ke model hibrida, menggabungkan ibadah daring besar dengan pertemuan kecil secara langsung.

    Kini gereja itu memiliki sekitar 100 cabang di 40 kota di antero China, dengan lebih dari 10.000 pengikut.

    Meski nasib Jin Mingri dan para jemaat yang ditahan masih belum pasti sampai saat ini, bahkan penindasan yang lebih luas masih membayangi, Sean Long yakin bahwa Gereja Zion dan gereja bawah tanah di China akan tetap bertahan.

    “Penganiayaan tidak bisa menghancurkan gereja,” pungkasnya.

    “Jika kita melihat sejarah, di mana ada penindasan, di situ pula muncul kebangkitan.”

    (haf/haf)

  • Apakah Uang Rp 10.000 Bisa Makan Nasi Padang dan Warteg di Jakarta?
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 Oktober 2025

    Apakah Uang Rp 10.000 Bisa Makan Nasi Padang dan Warteg di Jakarta? Megapolitan 17 Oktober 2025

    Apakah Uang Rp 10.000 Bisa Makan Nasi Padang dan Warteg di Jakarta?
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Uang Rp 10.000, ternyata masih bisa mendapatkan satu porsi makanan di Jakarta.
    Dengan nominal uang itu, warga di beberapa wilayah Jakarta bisa menyantap nasi padang atau juga nasi rames di warteg.
    Biasanya, menu paket Rp 10.000 menjadi pilihan warga, terutama menjelang akhir bulan, atau ketika mereka perlu lebih berhemat dalam mengatur pengeluaran.
    Salah satunya adalah Jefri (37), penjual nasi padang di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Sudah tiga tahun Jefri berjualan di lokasi tersebut.
    Ia mengatakan, dengan uang Rp 10.000 pelanggannya bisa menikmati nasi dan dengan lauk ayam.
    “Untuk harga Rp 10.000 masih banyaklah, sebenarnya bukan di sini aja, warteg pun masih ada, tapi kan beda lauk aja,” ujar Jefri saat diwawancarai di warung makannya, Kamis (16/10/2025).
    Jefri menjelaskan, menu nasi padang seharga Rp 10.000 biasanya terdiri dari nasi, sayur, sambal, dan lauk.Namun, untuk menu rendang, ia mematok harga sedikit lebih tinggi, yakni Rp 15.000.
    “Untung masih ada tapi ya tipis, kami akali dari belanja bahan baku di pasar. Kami cari murah dan bagus. Untuk nasi paket itu Rp 10.000 bisa pakai ayam, tapi kalau rendang agak beda ya,” kata dia.
    Yanto (46), mengaku kerap membeli makan di rumah makan milik Jefri karena murah dan porsinya lebih mengenyangkan dibandingkan menu di warung Tegal (warteg).
    “Saya lebih beli di sini dibandingkan beli di warteg, karena kalau warteg Rp 10.000 dapat nasi, tempe orek sama ikan seiris,” ucap Yanto
    Meski awalnya sempat ragu, Yanto menilai cita rasa nasi padang Rp 10.000 itu cukup enak dan pas di lidah.
    “Kalau lagi enggak ada masakan di rumah ya beli di sini saja, murah. Rasanya juga lumayan untuk harga Rp 10.000, tapi awal-awal ya ragu,” ungkap dia.
    Siti Maryani (48), pemilik Warteg Bu Siti di Jalan RP Soeroso, mengaku masih menjual menu dengan harga Rp 10.000.
    Dengan nominal itu, pelanggannya bisa menikmati menu yang berisi nasi, sayur asem, dan lauk sederhana seperti tempe atau telur kecil.
    “Kalau mau lauk ayam, paling sedikit Rp 15.000. Kalau telur saja sekarang juga minimal Rp 12.000,” kata dia.
    Rendi (27), karyawan swasta di kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat, mengaku makan di warteg hampir setiap hari kerja dengan porsi Rp 10.000.
    Ia memilih warteg bukan hanya karena murah, tetapi juga karena porsinya bisa disesuaikan dengan isi dompet.
    “Kalau uang lagi mepet, cukup nasi, sayur asem, sama tempe orek. Rp 10.000 sudah kenyang,” ujar Rendi
    Dalam sebulan, Rendi mengalokasikan sekitar Rp 900.000 hingga Rp 1 juta untuk makan.
    Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada Maret 2025, rata-rata garis kemiskinan nasional sebesar Rp 609.160 per kapita per bulan atau sekitar Rp 20.305 per hari.
    Artinya, rumah tangga miskin dengan rata-rata 4,72 anggota hanya memiliki pengeluaran di bawah Rp 2.875.235 per bulan.
    Angka ini menjadi standar kemiskinan menurut BPS 2025, dan menjadi dasar dalam menetapkan kategori miskin serta angka kemiskinan di Indonesia 2025.
    Berdasarkan standar tersebut, jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2025 tercatat sebanyak 23,85 juta orang atau 8,47 persen dari total populasi.
    Angka ini menunjukkan penurunan dari 8,57 persen pada September 2024.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Video Ultah Prabowo, SPPG Diminta Sajikan Nasi Goreng untuk MBG

    Video Ultah Prabowo, SPPG Diminta Sajikan Nasi Goreng untuk MBG

    Yap! 17 Oktober besok menandai hari ulang tahun Presiden Prabowo yang ke-74 tahun, detikers! Selamat ya, Pak!

    Nah kabarnya nih, dalam merayakan hari istimewa Presiden itu, Badan Gizi Nasional (BGN) mengimbau seluruh SPPG untuk menyajikan menu nasi goreng plus telur ceplok yang dilengkapi dengan ayam goreng/susu dan buah sebagai menu makan bergizi gratis (MBG)

    Tim 20Detik sudah menghubungi BGN terkait informasi ini, nantikan updatenya ya!

    Yuk klik di sini untuk menonton video 20Detik lainnya!

  • Dua Menu MBG SMKN 1 Sine Ngawi Positif Mengandung Bakteri

    Dua Menu MBG SMKN 1 Sine Ngawi Positif Mengandung Bakteri

    Ngawi (beritajatim.com) – Hasil uji laboratorium mengonfirmasi dua jenis makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk siswa SMK Negeri 1 Sine, Ngawi, positif mengandung bakteri. Kedua menu tersebut adalah ayam lada hitam dan sayur brokoli, yang diduga menjadi penyebab puluhan siswa mengalami keracunan massal pada Rabu, (1/10/ 2025) lalu.

    Pantauan di lapangan pada Kamis (16/10/2025) siang menunjukkan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Desa Jagir, Kecamatan Sine, masih berhenti beroperasi. Tidak terlihat satu pun petugas maupun relawan di lokasi sejak penutupan dapur pada 2 Oktober lalu.

    Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi, hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat (BBLK) Surabaya menunjukkan adanya kontaminasi bakteri pada dua menu tersebut. Selain makanan, sumber air yang digunakan untuk memasak juga belum pernah diuji di laboratorium daerah.

    “Ada dua makanan yang positif mengandung bakteri, yaitu ayam lada hitam dan sayur brokoli. Air yang digunakan juga belum pernah diuji ke labkesda,” ungkap Dhina Handayani, Kepala Bidang Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Farmasi Dinas Kesehatan Ngawi.

    Menanggapi temuan ini, Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono menegaskan bahwa hasil tersebut akan dijadikan bahan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program MBG di wilayahnya.

    “Ditemukan ada bakteri, nanti lebih jelasnya akan kami koordinasikan dengan Dinkes. Kami akan upayakan evaluasi terhadap segala kekurangannya,” ujar Ony.

    Sementara itu, aktivitas di SMK Negeri 1 Sine telah kembali normal sejak Senin, 6 Oktober 2025. Pihak sekolah menyebut, para siswa kini tidak lagi mendapat kiriman makan siang dari program MBG. Sebagian siswa memilih makan di kantin sekolah, sementara lainnya membawa bekal dari rumah.

    “Sejak tanggal 6 Oktober lalu kegiatan sudah normal. Anak-anak kembali makan di kantin, sebagian lainnya bawa bekal,” kata Agustin Anang Prabowo, Wakil Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Sine.

    Sebagai catatan, sebelumnya sebanyak 61 siswa SMK Negeri 1 Sine sempat dilarikan ke tiga fasilitas kesehatan — Puskesmas Sine, Puskesmas Ngrambe, dan Klinik Pratama Aisyah — usai mengalami gejala keracunan usai mengonsumsi makanan dari program MBG.

    Temuan ini akan menjadi dasar bagi pemerintah daerah untuk memperketat pengawasan higienitas dapur penyedia MBG, sekaligus memastikan kasus serupa tidak kembali terjadi. [fiq/ian]

  • Hilirisasi Jadi Andalan, Dharma Jaya Perluas Pemasaran

    Hilirisasi Jadi Andalan, Dharma Jaya Perluas Pemasaran

    Jakarta: Perumda Dharma Jaya meningkatkan target kapasitas bisnis penggemukkan sapi dari 5 ribu ekor pada 2025, menjadi 10 ribu ekor pada 2026. Langkah ini menjadi bagian dari strategi perusahaan untuk memperkuat ketahanan pangan.

    Direktur Utama Perumda Dharma Jaya, Raditya Endra Budiman mengatakan, langkah ini sekaligus mendukung program pemerintah pusat yang menargetkan populasi 1 juta ekor sapi nasional.

    Dia menyebut bisnis penggemukan sapi saat ini menjadi salah satu sumber pendapatan baru yang cukup menjanjikan bagi Dharma Jaya. Selain memperbesar skala usaha, Dharma Jaya juga memastikan rantai pasok daging tetap stabil dan terjangkau bagi masyarakat Jakarta.

    Tak hanya fokus pada budidaya, Dharma Jaya juga mulai melirik pengembangan produk olahan daging untuk memperluas lini bisnis dan meningkatkan profitabilitas. Raditya mengungkapkan, perusahaan berencana membuat bakso dan sosis sebagai tahap awal diversifikasi produk turunan daging sapi.

    “Kita akan bikin produk-produk turunan seperti bakso dan sosis,” katanya.

    Selain dua produk utama tersebut, Dharma Jaya tengah melakukan kajian terhadap potensi pasar produk lain seperti nugget daging sapi. Namun, berdasarkan riset internal, preferensi konsumen terutama anak-anak lebih condong pada nugget ayam.

    Meski begitu, tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan varian produk olahan lain yang memiliki daya tarik tinggi di pasar. “Nanti kami coba pelajari bentuk produk lain selain sosis dan bakso,” ujarnya.

    Raditya menjelaskan, upaya pengembangan produk olahan ini juga menjadi bagian dari strategi peningkatan profit Dharma Jaya ke depan. Ia mengatakan, pihaknya akan terus beradaptasi dengan tren dan kebutuhan pasar.

    Ia menambahkan, dengan dua strategi utama, ekspansi penggemukan sapi dan pengembangan industri olahan, Dharma Jaya menargetkan posisi yang lebih kuat sebagai BUMD pangan strategis DKI Jakarta.

    “Langkah strategis ini diharapkan selain mendorong peningkatan kinerja dan pendapatan perusahaan, tetapi juga memperkuat peran Perumda Dharma Jaya sebagai motor penggerak dalam mendukung ketahanan pangan serta memberikan lebih banyak pilihan harga yang terjangkau dan berkualitas bagi masyarakat Jakarta,” katanya.

    Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekda Provinsi DKI Jakarta, Suharini Eliawati mengatakan, ekspansi usaha penggemukan sapi dan pengembangan produk olahan daging merupakan bentuk nyata dari hilirisasi sektor pangan yang sejalan dengan arah kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

    “Upaya ini tidak hanya memperkuat ketahanan pangan daerah, tetapi juga menunjukkan komitmen Dharma Jaya dalam berinovasi dan beradaptasi terhadap kebutuhan pasar yang dinamis,” katanya.

    Eli menilai strategi hilirisasi yang dijalankan Dharma Jaya mampu memberikan dampak ganda, baik secara ekonomi maupun sosial. Selain membuka peluang peningkatan pendapatan perusahaan, langkah ini juga berpotensi menciptakan lapangan kerja baru dan memperluas rantai nilai industri pangan di Jakarta.

    “Kami berharap Dharma Jaya terus memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pelaku UMKM dan sektor swasta, agar transformasi bisnis ini dapat memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat,” kata Eli.

    Jakarta: Perumda Dharma Jaya meningkatkan target kapasitas bisnis penggemukkan sapi dari 5 ribu ekor pada 2025, menjadi 10 ribu ekor pada 2026. Langkah ini menjadi bagian dari strategi perusahaan untuk memperkuat ketahanan pangan.
     
    Direktur Utama Perumda Dharma Jaya, Raditya Endra Budiman mengatakan, langkah ini sekaligus mendukung program pemerintah pusat yang menargetkan populasi 1 juta ekor sapi nasional.
     
    Dia menyebut bisnis penggemukan sapi saat ini menjadi salah satu sumber pendapatan baru yang cukup menjanjikan bagi Dharma Jaya. Selain memperbesar skala usaha, Dharma Jaya juga memastikan rantai pasok daging tetap stabil dan terjangkau bagi masyarakat Jakarta.

    Tak hanya fokus pada budidaya, Dharma Jaya juga mulai melirik pengembangan produk olahan daging untuk memperluas lini bisnis dan meningkatkan profitabilitas. Raditya mengungkapkan, perusahaan berencana membuat bakso dan sosis sebagai tahap awal diversifikasi produk turunan daging sapi.
     
    “Kita akan bikin produk-produk turunan seperti bakso dan sosis,” katanya.
     
    Selain dua produk utama tersebut, Dharma Jaya tengah melakukan kajian terhadap potensi pasar produk lain seperti nugget daging sapi. Namun, berdasarkan riset internal, preferensi konsumen terutama anak-anak lebih condong pada nugget ayam.
     
    Meski begitu, tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan varian produk olahan lain yang memiliki daya tarik tinggi di pasar. “Nanti kami coba pelajari bentuk produk lain selain sosis dan bakso,” ujarnya.
     
    Raditya menjelaskan, upaya pengembangan produk olahan ini juga menjadi bagian dari strategi peningkatan profit Dharma Jaya ke depan. Ia mengatakan, pihaknya akan terus beradaptasi dengan tren dan kebutuhan pasar.
     
    Ia menambahkan, dengan dua strategi utama, ekspansi penggemukan sapi dan pengembangan industri olahan, Dharma Jaya menargetkan posisi yang lebih kuat sebagai BUMD pangan strategis DKI Jakarta.
     
    “Langkah strategis ini diharapkan selain mendorong peningkatan kinerja dan pendapatan perusahaan, tetapi juga memperkuat peran Perumda Dharma Jaya sebagai motor penggerak dalam mendukung ketahanan pangan serta memberikan lebih banyak pilihan harga yang terjangkau dan berkualitas bagi masyarakat Jakarta,” katanya.
     
    Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekda Provinsi DKI Jakarta, Suharini Eliawati mengatakan, ekspansi usaha penggemukan sapi dan pengembangan produk olahan daging merupakan bentuk nyata dari hilirisasi sektor pangan yang sejalan dengan arah kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
     
    “Upaya ini tidak hanya memperkuat ketahanan pangan daerah, tetapi juga menunjukkan komitmen Dharma Jaya dalam berinovasi dan beradaptasi terhadap kebutuhan pasar yang dinamis,” katanya.
     
    Eli menilai strategi hilirisasi yang dijalankan Dharma Jaya mampu memberikan dampak ganda, baik secara ekonomi maupun sosial. Selain membuka peluang peningkatan pendapatan perusahaan, langkah ini juga berpotensi menciptakan lapangan kerja baru dan memperluas rantai nilai industri pangan di Jakarta.
     
    “Kami berharap Dharma Jaya terus memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pelaku UMKM dan sektor swasta, agar transformasi bisnis ini dapat memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat,” kata Eli.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (FZN)

  • Pemerintah mempercepat swasembada pangan guna sejahterakan petani

    Pemerintah mempercepat swasembada pangan guna sejahterakan petani

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah menargetkan percepatan swasembada pangan sebagai langkah strategis untuk memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.

    Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengungkapkan, kebijakan ini mulai menunjukkan hasil signifikan dalam satu tahun terakhir.

    “Saya juga diberi Keppres (Keputusan Presiden) mengenai percepatan swasembada pangan. Saya ambil contoh, baru satu tahun ya nilai tukar petani dari 101-106, sekarang 124 setahun,” ujar Zulhas dalam acara ESG Now Awards 2025 di Jakarta, Kamis.

    Diketahui, Presiden RI Prabowo Subianto telah meneken Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 19 Tahun 2025 tentang Tim Koordinasi Percepatan Pembangunan Kawasan Swasembada Pangan, Energi, dan Air Nasional.

    Tim Koordinasi berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Tim Koordinasi memiliki tugas melakukan sinkronisasi, koordinasi, monitoring, evaluasi, dan pengendalian pelaksanaan percepatan pembangunan Kawasan Swasembada Pangan, Energi, dan Air Nasional.

    Selain itu, Zulhas juga mengatakan saat ini produksi beras nasional sudah mengalami surplus hingga 4 juta ton.

    “Tahun lalu kita impor beras berapa itu? 4,5 juta ton. Hari ini, di gudang Bulog kita sudah surplus 4 juta ton,” kata dia.

    Menurutnya, peningkatan produktivitas pertanian berbanding lurus dengan kesejahteraan petani. Salah satu indikatornya adalah kenaikan harga gabah dari Rp5.000 menjadi Rp6.500 per kilogram dalam satu tahun terakhir.

    Dirinya juga mengklaim pemerintah sudah mulai menghapus dominasi tengkulak melalui penguatan kelembagaan desa.

    “Tengkulak-tengkulak di daerah kita sapu. Kenapa? Karena kita punya KopDes (Koperasi Desa Merah Putih). Ini terkait Koperasi Desa Merah Putih, karena satu hektare lahan kosong itu, kalau sudah tanam jagung, tanam padi, tanam singkong sekarang, tanam tebu, itu bisa menghasilkan Rp80 juta,” jelasnya.

    Lebih lanjut, kebijakan swasembada pangan menjadi bagian dari strategi pembangunan nasional berbasis ekonomi Pancasila, yang mana sumber daya pangan diharapkan dikuasai rakyat, bukan hanya pelaku besar.

    Zulhas memandang kebijakan ini juga akan terhubung dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menyasar 82,9 juta penerima.

    “Bayangkan, kalau 82 juta penerima manfaat, satu hari telur satu, kita butuh 82 juta telur satu hari. Perlu buah-buahan, perlu sayur, perlu ikan, perlu beras. Nanti tanam apa saja di desa-desa laku. Ibu-ibu bisa memelihara ayam petelur, bisa bikin tambak untuk ikan, bisa tanam sayur, bisa tanam buah, laku. Masyarakat kita gizinya akan naik,” tambahnya.

    Pewarta: Bayu Saputra
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Temuan Tim Investigasi BGN soal Laporan Keracunan MBG 9 Balita di Tasikmalaya

    Temuan Tim Investigasi BGN soal Laporan Keracunan MBG 9 Balita di Tasikmalaya

    Jakarta

    Belasan warga, termasuk beberapa balita, dilaporkan mengalami mual dan muntah setelah mengonsumsi jatah dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kampung Sukaasih, Desa Cibeber, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya pada Senin (13/10/2025).

    Kasus ini sempat diberitakan sebagai dugaan keracunan massal akibat menu MBG. Namun, investigasi Badan Gizi Nasional (BGN) mengklaim penyebabnya tidak sesederhana itu.

    Kronologi Singkat yang Terverifikasi BGN

    10.00-11.00 WIB (13/10/2025):

    SPPG Tasikmalaya Manonjaya Cibeber mendistribusikan 3.896 porsi MBG (termasuk 190 porsi balita) ke empat titik Posyandu dan sejumlah sekolah.

    Menu hari itu: ayam suwir bumbu kecap, tahu goreng tepung, tumis wortel-kembang kol, buah kelengkeng, dan susu UHT.16.00-

    17.00 WIB (13/10/2025):

    Sekitar sembilan balita baru mengonsumsi jatah MBG. Artinya, ada jeda lebih dari lima jam antara pengambilan dan waktu makan.

    Malam hari (13/10/2025):

    Anak-anak yang mengalami mual dan muntah dibawa ke bidan desa sekitar pukul 18.30-19.30 WIB, diberi obat, lalu dipulangkan.

    14 hingga 15 Oktober 2025: Kepala SPPG dan tim BGN melakukan penelusuran.

    Dinas Kesehatan mengambil sampel makanan untuk diuji, dan produksi MBG dihentikan sementara.

    Ketua Tim Investigasi BGN, Karimah Muhammad, menjelaskan hasil awal menunjukkan perbedaan waktu konsumsi sebagai faktor paling krusial.

    “Makanan MBG seharusnya dikonsumsi sebelum pukul 13.00. Begitu dibiarkan berjam-jam di suhu ruang, apalagi di daerah panas, risiko pertumbuhan bakteri meningkat drastis,” beber Karimah.

    Ia menambahkan, di lokasi lain yang mematuhi waktu konsumsi, tidak ada kasus serupa. Kondisi ini mengindikasikan insiden terjadi karena penyimpanan dan keterlambatan konsumsi, bukan karena bahan atau proses masak.

    Fakta yang Meluruskan Kabar Awal

    Penelusuran BGN menemukan sejumlah hal yang sempat terlewat dalam laporan awal yakni salah satu balita yang dilaporkan sakit juga memakan pempek setelah mengonsumsi jatah MBG.

    Sosok yang pertama kali melaporkan ke media, bernama Dindi, ternyata tidak terdaftar sebagai relawan maupun penerima manfaat MBG. Di titik distribusi lain dengan menu dan jadwal yang sama, tidak ditemukan keluhan kesehatan.

    Makanan Pagi untuk Cadangan Sore

    Tim juga menemukan faktor sosial-ekonomi yang berperan besar. Beberapa keluarga di Desa Cibeber hanya makan dua kali sehari, sehingga mereka membawa pulang porsi MBG untuk dimakan sore atau malam hari. Praktik ini memang bisa dimaklumi, tetapi disebut berisiko tinggi bila makanan tidak disimpan dengan benar.

    “Sebagian besar masyarakat tidak punya kulkas, jadi makanan dibiarkan di suhu ruang. Di situlah risiko muncul,” kata Karimah menambahkan.

    BGN dan Dinas Kesehatan Tasikmalaya kini menghentikan sementara distribusi MBG di wilayah tersebut sampai hasil uji laboratorium keluar. Memperkuat edukasi keamanan pangan dengan penegasan waktu konsumsi melalui label atau selebaran. Meminta kader posyandu mengingatkan warga agar segera mengonsumsi jatah MBG atau menyimpannya dengan aman.

    Kasus di Tasikmalaya menunjukkan bahwa keberhasilan program pangan publik tak hanya bergantung pada standar dapur produksi, tetapi juga perilaku penerima dan sistem distribusi di lapangan.

    “Program makan bergizi tidak gagal, tapi kita belajar bahwa keamanan pangan itu tidak berhenti di dapur. Ia harus dijaga sampai ke piring penerima,” beber Karimah.

    Halaman 2 dari 3

    (naf/up)