Hewan: Ayam

  • Gampang Banget Hasilkan Rp290.000/Jam dari Aplikasi Penghasil Uang 2025

    Gampang Banget Hasilkan Rp290.000/Jam dari Aplikasi Penghasil Uang 2025

    JABAR EKSPRES – Siapa sangka, hanya dengan bermain game sederhana, Kamu bisa menghasilkan uang Rp290.000/jam dalam waktu singkat? Kami baru saja mencoba sebuah aplikasi penghasil uang dan hasilnya? Benar-benar terbukti membayar!

    Bayangkan, saldo DANA kami bertambah hingga Rp290.000/jam. Prosesnya super gampang dan enggak ribet sama sekali.

    Kami akan membahas cara kerjanya aplikasi penghasil uang tercepat ini , bukti pembayaran, dan langkah-langkah agar Kamu juga bisa mencobanya. Yuk, kita mulai! Berikut rangkumannya dari tayangan YouTube Bang Gaptek ID.

    BACA JUGA: Cukup “Absen” Harian Terima Reward Rp50.000/hari dari Aplikasi Penghasil Uang Tercepat 2025

    Gimana Cara Mainnya?

    Aplikasi penghasil uang 2025 ini sangat simpel, cocok buat semua umur. Tugas utamanya adalah berternak hewan, seperti sapi, domba, ayam, dan bebek.

    Kamu tinggal pindahkan hewan ke lahan kosong di game, tunggu beberapa menit, dan voila, hewan-hewan tersebut berubah menjadi daging. Kalau mau cepat, Kamu bisa tap-tap layar atau nonton iklan untuk mempercepat prosesnya.

    BACA JUGA: Nonton 3-5 Menit Dibayar Rp 220.000/Hari di Aplikasi Penghasil Uang 2025

    Selain itu, game ini punya misi harian yang memberikan bonus koin tambahan. Misalnya, login harian atau menyelesaikan tugas kecil lainnya. Setiap misi punya hadiah mulai dari ratusan hingga ribuan rupiah.

    Bagaimana dengan Pembayarannya?

    Kami sudah coba tarik uang ke akun DANA, dan hasilnya? Dalam waktu kurang dari 5 menit, uang langsung masuk ke saldo kami.

    Proses penarikannya juga fleksibel karena bisa melalui DANA, OVO, atau GoPay. Kamu hanya perlu memasukkan nomor akun e-wallet, klik withdraw, dan uang akan dikirim.

    Lebih keren lagi, game ini memberikan bukti nyata bahwa penarikan bisa mencapai Rp290.000/jam. YouTuber sudah mencoba berkali-kali dan hasilnya selalu memuaskan.

    Apa Keunggulannya?

    Cepat dan Terbukti Membayar: Uangnya benar-benar landing dalam hitungan menit.Mudah Dimainkan: Enggak perlu skill khusus, cukup main santai sambil nonton TV.Banyak Pilihan Penarikan: Dari DANA hingga OVO, semuanya tersedia.Hadiah Melimpah: Selain ternak, banyak misi yang memberikan koin tambahan.

  • Tak Selalu Ada Susu Dalam Menu Makan Bergizi Gratis, Jubir Kepresidenan: Diganti Tempe atau Tahu
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        7 Januari 2025

    Tak Selalu Ada Susu Dalam Menu Makan Bergizi Gratis, Jubir Kepresidenan: Diganti Tempe atau Tahu Megapolitan 7 Januari 2025

    Tak Selalu Ada Susu Dalam Menu Makan Bergizi Gratis, Jubir Kepresidenan: Diganti Tempe atau Tahu
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO)
    Adita Irawati
    mengatakan, tidak selalu ada
    susu
    yang diberikan dalam menu
    makan bergizi gratis
    (MBG).
    Hal tersebut disampaikan Adita usai mendampingi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi meninjau SDN Susukan 01 dan SDN Susukan 02, Jakarta Timur, Selasa (7/1/2025).

    Susu
    bisa diberikan bisa tidak, karena susu juga punya bahan pengganti yang lain. Susu ini kandungannya kan utamanya protein dan vitamin mineral,” kata Adita di SDN Susukan 01, Selasa.
    Adita mengatakan, ada sejumlah bahan makanan yang bisa dijadikan sebagai pengganti susu yang nantinya tersaji dalam menu MBG.
    “Jika itu bisa digantikan oleh bahan makanan yang lain seperti misalnya tadi ada tempe, ada tahu. Artinya kecukupan proteinnya sudah terpenuhi,” ucap Adita.
    Adita menjelaskan, terdapat sejumlah daerah yang jauh dari sentra susu. Karena itu, tak adanya susu di dalam menu MBG bisa digantikan dengan protein lain.
    “Jika merujuk pada Badan Gizi Nasional itu setidaknya ada dua jenis makanan yang mengandung protein untuk mengganti susu,” kata Adita.
    “Jadi susu sekali lagi jadi bahan evaluasi, tetapi mohon untuk bisa diperhatikan bahwa ini tidak selalu harus ada. Yang penting kandungan gizi itu tercukupi. Kami sudah berkonsultasi dengan ahli gizi,” sambungnya.
    Sebelumnya, Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mengungkapkan, penyediaan susu untuk program makan bergizi gratis (MBG) di Jakarta masih terkendala.
    Ketersediaan susu sapi yang belum merata menjadi penyebab utama masalah ini.
    Namun, daerah dengan produksi susu sapi yang mencukupi, seperti Jawa Timur, sudah bisa menyalurkan susu dalam menu MBG.
    “Jawa Timur sudah bisa, kooperasi susu kita kuat di sana, seperti di Malang. Kalau Jakarta masih susah,” ujar Budi Arie saat memberikan keterangan pers setelah kunjungan ke SD Negeri Angkasa 5, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (6/1/2025).
    Menu MBG yang dibagikan pada hari pertama berupa nasi, sayur tumis buncis, ayam teriyaki, dan satu buah pisang untuk masing-masing siswa. Namun, susu belum bisa disalurkan pada hari pertama.
    Budi Arie menambahkan, susu akan diberikan pada hari kedua pelaksanaan MBG, yaitu Selasa (7/1/2025).
    “Tidak perlu berkecil hati, ada kekurangan sana-sini. Susu belum siap, nanti diurus,” kata Budi.
    Saat ini, koperasi susu Indonesia hanya mampu menyediakan sekitar 1,3 juta liter susu per hari untuk mendukung program MBG. Untuk itu, Badan Gizi Nasional (BGN) tengah mencari strategi guna menambah ketersediaan susu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Viral Siswa SD Tak Suka Menu Makan Bergizi Gratis, Politikus PDIP: Mestinya Disesuaikan Selera Anak

    Viral Siswa SD Tak Suka Menu Makan Bergizi Gratis, Politikus PDIP: Mestinya Disesuaikan Selera Anak

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

    TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR – Viral di media sosial video seorang anak SD yang tak menghabiskan lauk dalam menu makan bergizi gratis yang dibagikan di sekolah.

    Dalam video itu, tampak anak tersebut diwawancarai oleh seorang reporter dari salah satu tv nasional.

    Reporter itu pun sempat menanyakan alasan anak tersebut tak menghabiskan lauk ayam yang diberikan.

    Anak itu pun dengan polos menjawab bahwa menu makanan yang diberikan tak enak.

    Terkait video viral ini, Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Wa Ode Herlina pun memberikan kritik terhadap menu program makan bergizi gratis.

    Menurutnya, menu makanan yang diberikan seharusnya disesuaikan dengan selera anak.

    “Ini kan soal kebiasaan di rumah ya. Tapi memang bagusnya sih yang gizi itu juga mempertimbangkan selera anak-anak,” ucapnya saat dikonfirmasi, Kamis (7/1/2025).

    “Jadi, (menu makan bergizi gratis) tetap disesuaikan dengan anak-anak sekarang itu apa saja,” tambahnya menjelaskan.

    Wa Ode bilang, menu yang diberikan bisa dibuat lebih bervariasi. Seperti misalnya ada paket makanan yang diberikan lauk ayam, lalu yang lainnya ikan.

    lihat foto
    Bidan Zulfa yang membuka klinik di kawasan Jakarta Selatan kembali membagikan cerita di luar nurul. Kali ini, ia bercerita jika didatangi oleh seorang remaja perempuan berusia 17 tahun yang didampingi oleh ibunya. Remaja tersebut mengeluhkan dirinya yang belum menstruasi selama dua bulan. Namun ingin hamil gegara kekasihnya orang kaya.

    “Artinya lebih ke variasi menu, masaknya, supaya anak-anak senang,” kata Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta ini.

    Sebagai informasi, program makan bergizi gratis resmi dijalankan mulai Senin (6/1/2025) kemarin.

    Di Jakarta, total ada 41 sekolah di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Barat yang mendapat distribusi makan bergizi gratis ini.

    Total ada 12.045 siswa dari berbagai jenjang pendidikan yang mendapat makan bergizi gratis tersebut.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Murid SDN Slipi 11 Harapkan Ayam Jadi Lauk untuk MBG

    Murid SDN Slipi 11 Harapkan Ayam Jadi Lauk untuk MBG

    Jakarta: Program makan bergizi gratis (MBG) telah berlangsung untuk hari kedua di Sekolah Dasar Negeri 11 Slipi, Jakarta, Selasa, 7 Januari 2025. Sejumlah murid dari kelas 1C menyantap makanan mereka dengan gembira.

    Kotak stainless steel itu diberikan satu persatu secara bergantian dari depan ke belakang oleh siswa dan siswi. Kemudian, semua serentak berdoa bersama sebelum memulai makan.

    Salah satu siswa, Sulaiman, mengatakan bahwa makanan hari ini menurutnya enak. Menu yang disajikan hari ini adalah nasi, telur orak-arik, sayur tumis wortel kacang panjang, pisang, dan susu putih.

    “Enak, aku suka makanannya,” kata Sulaiman saat diwawancarai tim Medcom.id. Ia mengatakan menu yang disukai adalah telur orak-arik, sebab rasanya yang lezat.

    Ia sendiri mengharapkan ayam menjadi lauk utama. Kemudian, dari sisi buah, ia ingin jeruk juga dapat menjadi menu selanjutnya. Dari sisi sayur, ia ingin yang ada wortelnya saja.

    (Sejumlah murid dari kelas 1C tengah menyantap makanan dari Program makan bergizi gratis (MBG). Foto: Dok. Medcom.id/Aulia Putriningtias)

    “Kalau susu, aku sukanya cokelat. Tapi kalau tidak cokelat enggak papa, aku juga suka,” ungkap Sulaiman.

    Tak hanya Sulaiman, Maritza, salah satu siswi kelas 1C ini juga berkata hal yang sama. Ia mengatakan bahwa ayam adalah salah satu lauk yang diharapkan bisa menjadi menu untuk selanjutnya.

    Baca juga: Dietsien: Menu Makan Bergizi Gratis Masih Penuhi Asupan Gizi Anak, meski tanpa Susu

    “Ayam sih kak aku maunya, kalau ikan juga enggak papa kaya ikan tongkol,” jawab Maritza dengan tersenyum sumringah seraya menyantap makanannya.

    Pada sisi sayur, Maritza inginkan sayur asem dan tumis-tumisan. Kemudian, dari sisi buah, semua buah pun suka, termasuk pisang. Pun, ia juga menyukai dan menikmati sekotak susu putih.

    Terlihat anak-anak menyantap makanan mereka dengan nikmat. Setelah selesai makan, kotak makan silver itu diantarkan ke bagian depan papan tulis dan ditaruh di sana untuk disusun kembali.

    Jakarta: Program makan bergizi gratis (MBG) telah berlangsung untuk hari kedua di Sekolah Dasar Negeri 11 Slipi, Jakarta, Selasa, 7 Januari 2025. Sejumlah murid dari kelas 1C menyantap makanan mereka dengan gembira.
     
    Kotak stainless steel itu diberikan satu persatu secara bergantian dari depan ke belakang oleh siswa dan siswi. Kemudian, semua serentak berdoa bersama sebelum memulai makan.
     
    Salah satu siswa, Sulaiman, mengatakan bahwa makanan hari ini menurutnya enak. Menu yang disajikan hari ini adalah nasi, telur orak-arik, sayur tumis wortel kacang panjang, pisang, dan susu putih.
    “Enak, aku suka makanannya,” kata Sulaiman saat diwawancarai tim Medcom.id. Ia mengatakan menu yang disukai adalah telur orak-arik, sebab rasanya yang lezat.
     
    Ia sendiri mengharapkan ayam menjadi lauk utama. Kemudian, dari sisi buah, ia ingin jeruk juga dapat menjadi menu selanjutnya. Dari sisi sayur, ia ingin yang ada wortelnya saja.
     

    (Sejumlah murid dari kelas 1C tengah menyantap makanan dari Program makan bergizi gratis (MBG). Foto: Dok. Medcom.id/Aulia Putriningtias)
     
    “Kalau susu, aku sukanya cokelat. Tapi kalau tidak cokelat enggak papa, aku juga suka,” ungkap Sulaiman.
     
    Tak hanya Sulaiman, Maritza, salah satu siswi kelas 1C ini juga berkata hal yang sama. Ia mengatakan bahwa ayam adalah salah satu lauk yang diharapkan bisa menjadi menu untuk selanjutnya.
     
    Baca juga: Dietsien: Menu Makan Bergizi Gratis Masih Penuhi Asupan Gizi Anak, meski tanpa Susu
     
    “Ayam sih kak aku maunya, kalau ikan juga enggak papa kaya ikan tongkol,” jawab Maritza dengan tersenyum sumringah seraya menyantap makanannya.
     
    Pada sisi sayur, Maritza inginkan sayur asem dan tumis-tumisan. Kemudian, dari sisi buah, semua buah pun suka, termasuk pisang. Pun, ia juga menyukai dan menikmati sekotak susu putih.
     
    Terlihat anak-anak menyantap makanan mereka dengan nikmat. Setelah selesai makan, kotak makan silver itu diantarkan ke bagian depan papan tulis dan ditaruh di sana untuk disusun kembali.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (TIN)

  • Denny Siregar Sindir Menu Makan Bergizi Gratis: Nunggu Penampakan Susu Ikan dan Daun Kelor

    Denny Siregar Sindir Menu Makan Bergizi Gratis: Nunggu Penampakan Susu Ikan dan Daun Kelor

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Program makan gratis yang digagas Presiden Prabowo Subianto menyimpan cerita unik di balik tujuan yang sebenarnya.

    Alih-alih dinikmati sepenuhnya, beberapa siswa justru mengungkapkan selera yang beragam dan kadang mengejutkan.

    Bahkan tidak sedikit siswa menolak memakan ayam hingga sayur yang disajikan. Ada juga yang hanya mengambil buah jeruk dan meninggalkan menu utama.

    Sutradara sekaligus pegiat media sosial, Denny Siregar, turut menyoroti fenomena ini dengan gaya khasnya yang sarkastik.

    Dalam unggahannya di X @Dennysiregar7, ia mempertanyakan elemen menu yang sebelumnya sempat menjadi perbincangan, seperti susu ikan dan daun kelor.

    “Nunggu penampakan susu ikan dan daun kelor kok gada yang laporan ya?,” kata Denny dalam keterangannya dikutip pada Selasa (7/1/2025).

    Badan Gizi Nasional (BGN) jauh hari telah mengungkapkan bahwa tidak semua penerima Program Makan Bergizi Gratis akan mendapatkan susu dalam menu mereka.

    Sebagai penggantinya, telur ayam dan daun kelor akan disediakan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak yang mengikuti program ini.

    Kepala BGN, Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa telur ayam dapat memenuhi kebutuhan protein, sementara daun kelor dipilih karena kaya akan kalsium.

    Solusi ini diambil untuk daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh distribusi susu, terutama di wilayah non-peternakan sapi perah.

    Hal tersebut diungkapkan Dadan dalam Rapat Koordinasi Terbatas CPP 2025 di Jakarta, Senin (23/12/2024) lalu.

    “(Menu susu) cukup bisa diganti dengan telur. Kalsiumnya bisa dengan (daun) kelor. Yang jauh dari susu dan logistiknya susah, ya tidak usah dipaksakan. Bisa ada telur, bisa kelor,” ujar Dadan.

  • Kemenkop Pastikan Menu MBG Pakai Bahan Baku Lokal

    Kemenkop Pastikan Menu MBG Pakai Bahan Baku Lokal

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Koperasi (Kemenkop) menekankan bahan baku untuk penyelenggaraan program Makan Bergizi Gratis (MBG) berasal dari dalam negeri alias lokal.

    Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono mengatakan bahwa sejumlah koperasi akan memenuhi kebutuhan dapur MBG untuk memasok bahan baku, mulai dari koperasi sayur, peternakan ayam, ayam petelur, maupun peternakan ayam potong. Adapun, bahan baku untuk penyelenggaraan MBG ini berasal dari dalam negeri.

    “Yang terpenting adalah juga karena kemarin arahannya penggunaan bahan-bahan untuk makan bergizi gratis [MBG] ini diharapkan bisa menggunakan bahan baku lokal, supply chain ini juga kita sedang persiapkan,” kata Ferry saat ditemui di Kantor Kemenkop, Jakarta, Selasa (7/1/2025).

    Terlebih, Ferry menyampaikan bahwa Kemenkop mendapatkan amanat untuk bisa ikut terlibat mendorong koperasi menjadi pemasok bahan baku, bahan olahan, juga menjadi dapur atau unit pelayanan.

    Adapun, Ferry menyatakan koperasi yang paling siap memasok bahan baku program MBG adalah koperasi pondok pesantren. “Karena mereka memang biasa melayani kebutuhan makanan untuk ribuan siswa atau santri,” terangnya.

    Meski begitu, Ferry menyampaikan bahwa sebanyak 1.331 koperasi ikut memasok bahan-bahan untuk penyelenggaraan program MBG. Di samping itu, juga ada koperasi yang kini sudah mulai mempersiapkan dapur MBG.

    Di sisi lain, dia juga tak mengelak akan adanya trial and error. “Pasti ada trial-error-nya, kami juga akan simulasikan kemampuan mereka, jadi memang harus disimulasikan,” tuturnya.

    Lebih lanjut, Ferry menyampaikan bahwa program MBG kemarin sudah dilaksanakan secara bertahap. Dia menjelaskan sudah ada beberapa koperasi yang sudah disiapkan, termasuk koperasi pondok pesantren. “Ada banyak koperasi yang sekarang sudah mulai mempersiapkan dapur-dapur,” ungkapnya.

    Sebelumnya, Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menyatakan pihaknya terus berkoordinasi dalam menyukseskan program Makan Bergizi Gratis (MBG) melalui produk lokal.

    “Karena pesan Presiden sangat jelas program MBG harus produk lokal. Karena itu desa, koperasi, dan juga bumdes maksimal dalam berpartisipasi mensukseskan dan mendukung MBG,” jelasnya. 

    Seperti diketahui, program Makan Bergizi Gratis (MBG) resmi dimulai pada Senin (6/1/2025). Di DKI Jakarta, sebanyak 12.054 siswa dari 41 sekolah telah mendapatkan MBG di hari pertama.

  • Peternak Respons Rencana RI Impor Gandum untuk Pakan Ternak

    Peternak Respons Rencana RI Impor Gandum untuk Pakan Ternak

    Bisnis.com, JAKARTA – Rencana pemerintah melakukan impor gandum untuk pakan sebagai alternatif jagung mendapat respon dari Asosiasi Peternak Layer.

    Ketua Umum Asosiasi Peternak Layer Musbar Mesdi menyampaikan, pemakaian jagung untuk peternak ayam maupun pabrikan pakan tidak dapat diubah. Apalagi, efisiensi biaya jagung jauh lebih tinggi dibanding gandum.

    “Pabrikan pakan atau peternak lebih suka pakai jagung di banding gandum,” kata Musbar kepada Bisnis, Rabu (7/1/2025).

    Musbar mengatakan, saat ini tidak ada yang menggunakan gandum untuk pakan. Apalagi untuk menggunakan gandum sebagai pakan, perlu adanya feed additive atau imbuhan pakan.

    Sebagai informasi, feed additive merupakan bahan yang ditambahkan ke pakan guna meningkatkan kualitas pakan, kesehatan, dan produktivitas hewan.

    Alih-alih gandum, para peternak maupun pabrikan menggunakan jagung lokal lantaran harganya yang murah. Musbar mengungkap, harga jagung saat ini dipatok dikisaran Rp5.200 – Rp5.400 per kilogram.

    “Saat ini tidak ada yang pakai gandum karena harga jagung dalam negeri murah,” ujarnya.

    Di sisi lain, rencana tersebut menimbulkan pertanyaan di kalangan peternak. Mengingat pada Februari 2025, Indonesia memasuki panen raya jagung. Langkah ini, menurutnya dapat merugikan petani.

    “Ini bisa menghancurkan harga jagung, petani akan marah,” ungkapnya.

    Rencana itu juga dinilai tidak sejalan dengan rencana swasembada pangan. Di mana, pemerintah sebelumnya berencana untuk menghentikan impor sejumlah komoditas pangan untuk mendukung swasembada pangan.

    Dalam catatan Bisnis, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan berencana untuk impor gandum. Rencana ini akan dibahas lebih lanjut dalam rapat koordinasi terbatas (rakortas) dengan kementerian/lembaga terkait.

    “Tadi sepakat, nanti ada pengganti jagung untuk pakan itu, ada gandum. Gandum untuk pakan, itu harganya murah. Ini nanti kita akan rataskan,” kata Zulhas dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Senin (6/1/2025).

    Alih-alih jagung, Zulhas menyebut bahwa pemerintah bakal impor gandum untuk pakan ternak. Pasalnya, para petani saat ini tengah bersemangat menanam jagung. Dia tidak ingin, semangat itu luntur lantaran pemerintah mendatangkan jagung dari luar negeri.

    Namun demikian, pemerintah belum menetapkan berapa banyak gandum untuk pakan yang bakal diimpor dan kapan rencana tersebut akan direalisasikan.

  • Anggota DPR Soroti Pemerintah Masih Impor Sapi untuk Program Makan Bergizi Gratis – Halaman all

    Anggota DPR Soroti Pemerintah Masih Impor Sapi untuk Program Makan Bergizi Gratis – Halaman all

     

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Anggota Komisi IV DPR Johan Rosihan memberikan catatan dan masukan terkait pelaksanaan program makan bergizi gratis yang saat ini menjadi salah satu inisiatif pemerintah dalam meningkatkan kualitas gizi masyarakat.

    Meskipun program ini memiliki tujuan yang sangat baik, Johan menyoroti pentingnya memastikan keberlanjutan program melalui penguatan sektor pangan lokal dan kemandirian pangan nasional.

    “Program makan bergizi gratis adalah langkah yang sangat positif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama kelompok rentan. Namun, kita tidak boleh hanya fokus pada pelaksanaan jangka pendek. Program ini harus menjadi motor penggerak untuk memperkuat produksi pangan lokal dan mencapai swasembada pangan secara bertahap,” ujar Johan di Jakarta, Selasa (7/1/2025).makan bergizi

    Johan mengungkapkan keprihatinannya atas keputusan Pemerintah yang masih bergantung pada impor bahan pangan, termasuk impor 200 ribu sapi dari Brasil untuk mendukung program ini. Menurutnya, ketergantungan pada impor bahan pangan memiliki sejumlah dampak negatif.

    Pertama Tekanan pada Anggaran Negara. Fluktuasi harga global dapat membebani anggaran, apalagi jika nilai tukar rupiah melemah. Kedua, Risiko Pasokan Global. Gangguan rantai pasok internasional, seperti krisis pangan atau kebijakan pembatasan ekspor dari negara lain, dapat mengancam keberlanjutan program.

    “Ketergantungan pada impor adalah solusi instan yang tidak berkelanjutan. Kita harus menjadikan program ini sebagai pendorong untuk memperkuat ketahanan pangan lokal dan mengurangi ketergantungan pada bahan pangan impor,” tegas Johan.

    Johan menekankan pentingnya penguatan produksi lokal. Pemerintah harus memberikan perhatian khusus pada pengembangan sektor peternakan lokal. Berikan subsidi kepada peternak kecil, perbaiki sistem distribusi pakan, dan fasilitasi peternakan modern berbasis komunitas.

    “Peternak lokal harus menjadi tulang punggung program ini,” ucaap Johan.

    Kedua, imbuhnya, diversifikasi sumber protein. Johan menekankan pentingnya mengurangi ketergantungan pada sapi dengan mendorong produksi alternatif sumber protein seperti ikan, ayam, dan kambing. Indonesia memiliki potensi besar di sektor perikanan dan peternakan unggas.

    “Kita harus memanfaatkannya untuk mendukung kebutuhan protein masyarakat,” tutur Johan.

    Ketiga, lanjut Johan, infrastruktur dan teknologi. Pembangunan fasilitas seperti cold storage, sistem irigasi, dan fasilitas produksi pakan harus menjadi prioritas. Selain itu, pemerintah perlu memperkenalkan teknologi modern untuk meningkatkan efisiensi peternakan.

    “Keempat, perlindungan pasar lokal. Pemerintah perlu melindungi peternak lokal dari dampak impor melalui kebijakan tarif dan kuota impor yang ketat. Jangan biarkan pasar lokal kalah oleh produk impor. Peternak kita butuh dukungan nyata,” ujar Johan.

    Kelima, kata Johan, edukasi dan diversifikasi konsumsi. Johan juga mengusulkan kampanye edukasi untuk mendorong masyarakat mengonsumsi pangan lokal yang beragam, seperti ikan air tawar, ayam, dan hasil tani lainnya. Ia pun mengingatkan bahwa swasembada pangan adalah tujuan jangka panjang yang harus diperjuangkan bersama.

    “Program makan bergizi gratis ini harus menjadi bagian dari strategi besar untuk mencapai kemandirian pangan. Jika kita hanya mengandalkan impor, program ini akan menjadi pedang bermata dua yakni membantu masyarakat dalam jangka pendek, tetapi melemahkan ketahanan pangan nasional dalam jangka panjang,” pungkasnya.

     

  • Plus Minus Makan Bergizi Gratis (MBG) Perdana: Menu, Dapur, dan Tanpa Susu

    Plus Minus Makan Bergizi Gratis (MBG) Perdana: Menu, Dapur, dan Tanpa Susu

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto baru saja memulai pelaksanaan hari pertama program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Senin (6/1/2025). 

    Dalam peluncurannya, sebanyak 190 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di 26 Provinsi telah hadir untuk menyasar sasaran penerima manfaat dengan target mencapai 3 juta orang dari Januari—April 2025 dan menyediakan 3.000—3.500 porsi per harinya.​ 

    Ragam menu pun disajikan, Misalnya di SPPG Halim Perdana Kusuma Jakarta dengan sajian nasi, ayam semur, kacang panjang dan pisang. Kemudian berlanjut di SPPG Lanud Husein Sastranegara Bandung yang menyediakan nasi, ayam goreng, sawi, pisang, susu. Lalu, SPPG Sidoarjo Jawa Timur denga menu nasi, ayam tepung tanpa tulang, tumis sawi tahu, semangka, dan susu.

    Tentu berbagai aspek dari kegiatan tersebut mulai terlihat jelas. Mulai dari menu yang disajikan, operasional dapur yang terlibat, hingga tantangan yang dihadapi di beberapa daerah yang tidak bisa menyajikan susu sebagai bagian dari menu utama.

    Kendati demikian, program MBG diharapkan dapat meningkatkan kesehatan anak-anak sekolah melalui asupan gizi yang lebih baik, mendapat perhatian besar, meskipun tidak tanpa hambatan.

    Jumlah SPPG Tahap Awal yang Beroperasi

    No

    Wilayah

    Jumlah SPPG

    1

    Jakarta

    5 titik

    2

    Jawa Tengah

    40 titik

    3

    Jawa Timur

    32 titik

    4

    Jawa Barat

    58 titik

    5

    Banten

    3 titik

    6

    Yogyakarta

    3 titik

    7

    Aceh

    6 titik

    8

    Bali

    1 titik

    9

    Gorontalo

    1 titik

    10

    Kalimantan Selatan

    2 titik

    11

    Kalimantan Timur

    1 titik

    12

    Kalimantan Utara

    1 titik

    13

    Kepulauan Riau

    8 titik

    14

    Lampung

    4 titik

    15

    Maluku

    2 titik

    16

    Maluku Utara

    2 titik

    17

    Nusa Tenggara Timur

    1 titik

    18

    Papua Barat

    2 titik

    19

    Papua Selatan

    1 titik

    20

    Riau

    3 titik

    21

    Sulawesi Barat

    1 titik

    22

    Sulawesi Utara

    1 titik

    23

    Sulawesi Selatan

    8 titik

    24

    Sulawesi Tenggara

    2 titik

    25

    Sumatra Barat

    1 titik

    26

    Sumatra Utara

    1 titik

    Total

    26 Provinsi

    190 titik

    Sumber: Data Bahan Gizi Nasional (BGN) 5 Januari 2025

    Tak Ada Susu di Menu MBG

    Dari varian menu yang dihadirkan, susu memang bukan menjadi produk yang akan diterima penerima manfaat setiap hari. Bahkan, memang tak ada standar menu dalam pelaksanaan MBG saat ini.  

    Juru Bicara Kantor Kepresidenan Dede Prayudi menekankan memang tidak ada standar menu, tetapi standar gizi. Mengingat setiap daerah memiliki kecenderungan yang berbeda untuk varian menu yang dikonsumsi setiap harinya.Misalnya, di Papua, kata Dede, pemenuhan karbohidratnya dengan sagu. Sementara di daerah lain ada yang dengan singkong. 

    “Misalnya, ada pemenuhan protein. Bisa saja hari ini tadi menunya adalah dada ayam dengan tahu. Bisa saja besok lusa dengan susu. Jadi sekali lagi, tidak ada standar menu. Yang ada adalah standar gizi,” katanya seusai ikut meninjau pelaksanaan MBG di Palmerah, Jakarta Barat pada Senin (6/1/2024). 

    Senada, Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menjelaskan bahwa khusus pada hari pertama penyertaan susu pada menu MBG memang masih belum diwajibkan. Namun, pada esok hari dipastikan menu MBG bakal mulai dilengkapi dengan susu.

    Untuk memastikan kesiapan suplai susu untuk Program MBG itu, Budi Arie mengaku telah berkoordinasi dan melakukan peninjauan pada sejumlah pabrik susu. Salah satunya yang berlokasi di Pangalengan.

    “Belum ya [untuk susu], sementara tadi belum, yang harus buah dulu. Tapi kita pasti akan usahakan karena susu kan masuk dalam Badan Gizi, jadi hari ini saja [yang tidak ada susu],” jelasnya saat ditemui di SPPG Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (6/1/2025).

    Memang, dengan harga menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang ditetapkan sebesar Rp10.000 cukup menjadi tantangan. Hal ini pun diamini oleh Juru masak atau Chef Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Lanud Halim Perdana Kusuma.

    Chef Profesional dari Unit Pelayanan Mitra Lanud Halim Perdana Kusuma Jonny Kusuma Hadi menjelaskan pihaknya masih perlu melakukan penyesuaian sejumlah menu untuk disesuaikan dengan bujet yang ada.

    “Tantangannya mempunyai tugas berat untuk mengatur menu untuk supaya harganya tak lebih dari Rp10.000,” jelasnya saat ditemui di SD Angkasa 5 Jakarta Timur, Senin (6/1/2025).

    Akan tetapi, Jonny menyebut hal itu tak menjadi kendala berarti yang membuat proses produksi makan bergizi gratis tertunda.

    “Sebenarnya tidak ada kendala, hanya saja kemarin, budget Rp10.000 kan kami masih menyesuaikan menu yang di tetapkan oleh BGN,” tambahnya.

    Kepala Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO) Hasan Nasbi pun mengamini bahwa menu susu bukan menjadi produk yang akan diterima penerima manfaat setiap hari.

    Meski begitu, dia mengatakan bahwa setiap siswa atau penerima manfaat akan mendapatkan menu susu sekali untuk setiap minggunya.

    “Susu kan tidak diwajiibkan setiap hari, jadi itu tergantung daerahnya, tapi minimal kalau berdasarkan yang saya tanya tadi ke Kepala SPPG, mereka itu sekali seminggu susunya,” ujarnya kepada wartawan melalui sambungan telefon, Senin (6/1/2025).

    Misalnya, dia melanjutkan bahwa untuk Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di SD Negeri Kedung Badak 1 Kota Bogor yang dikunjunginya mendapatkan jatah susu setiap Jumat. Sedangkan, sekolah di Cimahi mendapatkan susu setiap Senin. 

    “Jadi paling sedikit itu seminggu sekali, tetapi tidak wajib. Susu tuh bukan menu wajib, karena suplai susu kan belum merata di setiap daerah,” ucapnya. 

    Kendati demikian, dia pun mengamini untuk daerah yang dekat dengan lokasi peternakan sapi bisa berpeluang untuk mendapatkan dua hingga tiga kali seminggu untuk menu susu. 

    Menurutnya, saat ini pemerintah lebih mengutamakan kelayakan porsi makanan, mulai dari kecukupan kalori, karbohidrat dan protein. Contohnya, dia menyebut bahwa secara kalori, untuk takaran bagi penerima manfaat di level SMP—SMA akan diberikan porsi hingga 600 kalori.

    “Jadi nasinya itu mungkin 75 atau 80 gram lah kalau nasinya. Kalau karbonya itu 75—80 gram lah. Kalori mereka 600. Kalau anak PAUD dan kelas 1, kelas 2, kelas 3 SD mungkin sekitar 300 kalori saja mereka,” imbuhnya.

     Perbesar

    Pelaksanaan MBG di Kendari Pakai Duit Prabowo 

    Hasan pun mengungkapkan dalam peluncuran perdananya, Presiden Prabowo Subianto memang tak langsung meninjau program andalannya tersebut. Menurutnya, Presiden Ke-8 RI itu memang belum dijadwalkan untuk meninjau program vitalnya itu.

    Kendati demikian, dia memastikan bahwa Prabowo akan melakukan sidak secara mendadak di titik-titik yang diinginkan.

    “Jadwalnya belum, titik mana dan jadwalnya belum, tetapi beliau hanya menyampaikan pesan, beliau nanti akan sidak saja, mendadak saja datang ke titik-titik yang beliau inginkan, jadi enggak pakai woro-woro biar melihat ini lebih natural kan gitu,” ucapnya

    Meski begitu, Hasan memastikan bahwa Prabowo tak ada sedikit pun acuh terhadap program tersebut. Bahkan, dia mengungkapkan bahwa di sejumlah wilayah pengadaan MBG masih menggunakan kocek dari kantung pribadi Prabowo. 

    Hasan mengatakan bahwa salah satu wilayah yang melakukan pengadaan MBG tanpa menyentuh sepeser pun dana yang dianggarkan pemerintah atau berasal dari APBN, yang mencapai Rp71 triliun itu, terletak di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) 

    “[Pelaksaan MBG] di Kendari memang itu dia masih punya sisa anggaran uji coba dari yang diberikan oleh Pak Prabowo sebelumnya. Jadi mereka masih menggunakan dana yang itu,” katanya.  

    Hasan menjelaskan bahwa sebelum menggunakan APBN, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG memang memanfaatkan anggaran yang sebelumnya telah ada. Salah satunya, dana pribadi Presiden Ke-8 RI itu

    Nantinya, dia melanjutkan bahwa sejumlah wilayah yang belum memakai APBN, termasuk SPPG di Kendari akan memakai dana yang telah disediakan negara untuk makan bergizi gratis. 

    “Ya setelah itu nanti mereka akan menggunakan yang dari APBN yang dari BGN [Badan Gizi Nasional],” tandas Hasan.

    Setali tiga uang, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menjelaskan absennya Kepala Negara dalam meninjau peluncuran perdana program andalannya Makan Bergizi Gratis (MBG) pada hari ini, Senin (6/1/2025). 

    Dadan mengatakan bahwa orang nomor satu di Indonesia itu tengah menjalani agenda penting lainnya.

    “Beliau ada agenda penting lainnya. Program MBG program yang panjang. Sidak bisa setiap saat dan tidak harus hari ini,” ujarnya kepada Bisnis melalui pesan teks, Senin (6/1/2025).

    Meskipun tak dihadiri Prabowo selaku pemilik inisiasi program secara langsung, tetapi sejumlah menteri Kabinet Merah Putih turun gunung meninjau langsung dapur-dapur umum dan sekolah-sekolah saat hari pertama MBG serentak digelar di berbagai daerah Indonesia itu.

     

    Tumbuhkan Perekonomian Daerah

    Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto mengatakan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dapat membangkitkan perekonomian daerah karena melibatkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam praktiknya.

    Hal itu disampaikan Bima saat meninjau langsung pelaksanaan MBG di Sekolah Bosowa Bina Insani, Kota Bogor, Jawa Barat. Dia menyampaikan bahwa program ini memang tak hanya meningkatkan gizi anak, tetapi perekonomian juga dari sisi mikro. 

    “Jadi nanti Insyaallah perekonomian daerah akan bangkit ya, akan ada hitung-hitungan yang positif bagi pertumbuhan ekonomi kita,” kata Bima lewat siaran pers, Senin (6/1/2025).

    Selain itu, Bima mengatakan Kemendagri bakal terus memastikan seluruh pemerintah daerah berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) agar memahami teknis sistem pelaksanaan MBG. 

    Di sisi lain, Kemendagri disebut akan terus mendorong pelaksanaan program MBG berjalan lebih baik dengan memastikan kolaborasi di daerah berjalan maksimal dan mempelajari berbagai catatan yang ada.

  • 5 Respons Wamen hingga Menteri Terkait Hari Pertama Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis – Page 3

    5 Respons Wamen hingga Menteri Terkait Hari Pertama Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis – Page 3

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) meninjau langsung pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN Cilangkap 5 dan SDN Cilangkap 3, Tapos, Depok. Hasil dari peninjauan langsung, akan dijadikan bahan evaluasi untuk perbaikan.

    Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengatakan, pemerintah telah menggulirkan program MBG di 190 titik di 26 provinsi.

    “Kita tadi lihat bahwa alhamdulillah berjalan lancar, mulai dari proses pengantaran makanan, penyiapannya, pengantarannya sampai tadi distribusi dibagikan di dalam sekolah,” ujar Meutya usai memantau Makan Bergizi Gratis di SDN Cilangkap 5, Depok, Senin 6 Januari 2025.

    Meutya menjelaskan, program MBG dapat menjadi kebaikan dan kemanfaatan baik untuk siswa maupun anak Indonesia. Pemerintah pada program MBG melibatkan UMKM dalam penyiapan makanannya, serta TNI membantu kelancaran dalam pelaksanaannya.

    “Jadi pada prinsipnya, tentu MBG ini ada nasinya, ada karbohidrat, ada sayur, ada protein. Menu juga tidak dibuat baku harus sama seluruh Indonesia, tapi ada standar-standarnya,” ucap Meutya.

    Dia menerangkan, pada program MBG, penyiapan bahan baku akan mengutamakan kekuatan lokal seperti peternakan ayam dan kearifan-kearifan lokal dari sisi menu makanannya. Saat disinggung adanya menu makanan yang memiliki porsi berbeda, Meutya akan menambah dan melakukan evaluasi.

    “Tentu ini hari pertama. Jadi kami pemerintah sangat terbuka kepada masukan, karena memang hari pertama ini kita akan lihat evaluasinya. Kalau ada yang terlupa-terlupa, nanti kita ingatkan SPPG-nya,” terang Meutya.

    Meutya menilai, adapun porsi makanan yang kurang menjadi hal teknis diduga adanya ketidakcukupan bahan baku dan hal lainnya.

    “Saya pastikan ini hanya masalah lupa, nanti jadi perbaiki, human error saja, karena satu SPPG menyiapkan untuk kurang lebih 4.000-5.000 pemanfaat dan mungkin kasus seperti itu hanya sangat kecil, satu dua saja,” ucap Meutya.

    Meutya mengungkapkan, setiap daerah yang menjalankan program MBG memiliki keberagaman menu lengkap dengan anggaran yang sama. Menurutnya, menu yang diberikan pada program MBG akan disesuaikan dengan daerahnya.

    “Jadi tetap anggarannya sama, hanya untuk menu makanan kita sesuaikan. Termasuk juga lidah anak-anaknya mungkin beda ya, di daerah apa mereka lebih suka makan apa dan lain-lain. Jadi menu-nya itu tidak dibuat baku,” ungkap Meutya.

    Meutya mengatakan, Indonesia memiliki ragam masakan dengan rasa yang berbeda sehingga tidak dipaksakan untuk menu program yang sama.

    “Ini ragam masakannya juga banyak dari Sabang sampai Merauke. Kita enggak mau paksakan satu rasa untuk seluruh anak-anak. Jadi memang ini salah satu yang kita dorong untuk memang berbeda, untuk kearifan lokal di daerah sesuai,” pungkas Meutya.