Hewan: Ayam

  • Geger Ular Sanca Sepanjang 2 Meter di Kandang Ayam Milik Warga Mojokerto

    Geger Ular Sanca Sepanjang 2 Meter di Kandang Ayam Milik Warga Mojokerto

    Mojokerto (beritajatim.com) – Warga Dusun Santren, Desa Kedungmaling, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto dikejutkan dengan kemunculan seekor ular di dalam kandang ayam milik warga, Selasa (4/2/2025). Ular jenis Sanca sepanjang 2 meter ini memakan ternak milik warga.

    Karena takut membahayakan sehingga pemilik kandang melaporkan ke perangkat desa dan diteruskan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto. Tak lama, petugas dari Pemadam Kebakaran (Damkar) BPBD Kabupaten Mojokerto datang ke lokasi.

    Petugas Damkar BPBD Kabupaten Mojokerto yang datang ke lokasi mengevakuasi ular Sanca. Prosesnya berlangsung cepat, ular berhasil dievakuasi dengan cara mengikat mulutnya menggunakan lakban dan dimasukkan ke dalam karung.

    Kemuculan ular Sanca sepanjang 2 meter ini menarik perhatian warga sekitar yang berbondong-bondong menyaksikan proses evakuasi. Beruntung selain dua ayam milik Sodikun yang telah dimangsa, tidak ada ayam milik warga lain yang menjadi korban ular tersebut.

    Pemilik kandang, Sodikun mengatakan, awalnya ia mendengar suara mencurigakan di sekitar kandang ayamnya sekitar pukul 00.00 WIB. Namun saat diperiksa, kondisi kandang terlihat tenang, tidak ditemukan ha yang mencurigakan sehingga ia kembali masuk ke dalam rumah.

    “Pagi setelah salat Subuh sekitar pukul 05.30 WIB, saya memberi makan ayam. Saat saya cek satu per satu, tiba-tiba saya melihat ular piton besar melilit di pojokan kandang. Ada dua ekor ayam milik saya menjadi santapan ular Sanca sepanjang 2 meter tersebut,” ungkapnya. [tin/kun]

  • BPS Wanti-Wanti Harga Telur & Daging Ayam Meroket Jelang Puasa

    BPS Wanti-Wanti Harga Telur & Daging Ayam Meroket Jelang Puasa

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mewanti-wanti adanya lonjakan permintaan telur ayam ras hingga daging ayam ras menjelang Ramadan dan Lebaran 2025.

    Tingginya permintaan pada dua komoditas tersebut disinyalir akan mempengaruhi harga bahan pokok selama bulan puasa dan lebaran.

    Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan bahwa telur ayam ras dan daging ayam ras menjadi dua komoditas yang perlu diwaspadai bersama.

    “Telur ayam ras dan daging ayam ras perlu diwaspadai karena sebentar lagi kita akan memasuki bulan Ramadan, di mana nanti di bulan Ramadan biasanya akan terjadi kenaikan dari permintaan untuk kebutuhan selama puasa dan menjelang Hari Raya Idulfitri,” kata Amalia dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi 2025 di YouTube Kemendagri, Selasa (4/2/2025).

    Apalagi, lanjut Amalia, telur ayam ras biasanya juga digunakan untuk membuat kue. “Kue-kue itu sudah mulai dibuat pada saat di bulan Ramadan,” ungkapnya.

    Sampai dengan minggu kelima Januari 2025, BPS mencatat bahwa harga telur ayam ras mulai merangkak 2,02% dibandingkan Desember 2024. Adapun, telur ayam ras mengalami kenaikan harga di 59,17% wilayah di indonesia.

    Secara nasional, rata-rata harga telur ayam ras berada di atas Harga Acuan Penjualan (HAP), yakni Rp31.322 per kilogram. Padahal, semestinya HAP telur ayam ras dipatok Rp30.000 per kilogram.

    Di Pulau Sumatra, misalnya, rata-rata harga telur ayam ras adalah Rp29.043 per kilogram dan tertinggi terjadi di Kabupaten Kepulauan Anambas yang dibanderol Rp42.000 per kilogram.

    Sementara itu, rata-rata harga telur ayam ras di Pulau Jawa adalag Rp27.972 per kilogram dan Kepulauan Seribu menjaid wilayah tertinggi yang tembus Rp31.714 per kilogram.

    Adapun, di luar Pulau Jawa dan Sumatra rata-rata harganya Rp34.470 per kilogram, dengan harga tertinggi terjadi di Kabupaten Mamberamo Tengah Rp100.000 per kilogram.

    Untuk daging ayam ras, rata-rata harganya berada di bawah rentang HAP, yakni Rp38.768 per kilogram pada minggu kelima Januari 2025. Diketahui, HAP daging ayam ras adalah Rp40.000 per kilogram.

    Tercatat, harga daging ayam ras naik 1,34% dibandingkan Desember 2024. Di mana, daging ayam ras mengalami kenaikan harga di 53,06% wilayah di Tanah Air.

    Berdasarkan data BPS, rata-rata harga daging ayam ras di Pulau Sumatera adalah Rp35.196 per kilogram dengan tertinggi terjadi di Kabupaten Rokan Hulu Rp47.000 per kilogram.

    Kemudian, di Pulau Jawa rata-rata harganya Rp35.392 per kilogram dan Kepulauan Seribu menjadi wilayah tertinggi yaitu Rp49.238 per kilogram.

    Selanjutnya, rata-rata harga daging ayam ras di luar Pulau Jawa dan Sumatera adalah Rp42.790 per kilogram, dengan harga tertinggi terjadi di Kabupaten Intan Jaya dan Kabupaten Pegunungan Bintang, yakni Rp100.000 per kilogram.

    Selain telur ayam ras dan daging ayam ras, BPS juga mewanti-wanti harga cabai merah, cabai rawit, hingga minyak goreng dalam beberapa minggu ke depan.

    “Cabai merah, cabai rawit, telur ayam ras, daging ayam ras, dan minyak goreng adalah komoditas yang perlu kita waspadai dalam waktu beberapa minggu ke depan,” ungkapnya.

    Dia menambahkan, pemerintah juga perlu mewaspadai faktor cuaca yang sangat mempengaruhi persediaan (supply) cabai merah dan cabai rawit. Pasalnya, ungkap dia, indikasi secara bulanan berada di atas 60% untuk cabai merah dan cabai rawit pada Januari 2025.

  • Ulat Bulu Serang Warung Para Pedagang di Mojokerto, Begini Solusinya!

    Ulat Bulu Serang Warung Para Pedagang di Mojokerto, Begini Solusinya!

    Mojokerto (beritajatim.com) – Ribuan ulat bulu menyerang sejumlah warung yang ada di Kelurahan Surodinawan, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto. Ulat bulu yang berasal dari sebuah pohon asem tersebut menyerang sedikitnya tiga warung yang ada di sekitar pohon asem tersebut.

    Tiga warung tersebut yakni warung bubur ayam milik Dina Mariana, warung es setrup milik Slamet dan sebuah warung kopi (warkop) milik Firman. Serangan ulat bulu yang menimbulkan gatal-gatal di kulit tersebut sejak dua pekan lalu. Perkembangbiakan yang begitu cepat sehingga serangannya cepat menyebar.

    Ribuan ulat tersebut masuk ke ketiga warung tersebut dan menempel di meja dan kursi makan pembeli dan peralatan makanan. Karena tak ingin hal-hal yang tak diinginkan terjadi, para pedagang memilih menutup warungnya lantaran serangan ulat bulu semakin menjadi-jadi.

    Bahkan sebagian pedagang lainnya juga memilih menutup lapak dan memindah gerobak mereka ke tempat aman. Petugas dari Kecamatan Prajurit Kulon, Senin (3/2/2025) kemarin pun turun tangan membasmi ulat bulu yang merambat di pohon hingga di tanah dengan cairan insektisida.

    Petugas menyemprotkan cairan insektisida tersebut ke kawanan ulat bulu yang ada di pohon asem maupun yang berkeliaran di tiga warung tersebut. Petugas mengingatkan para pedagang untuk waspada dan hati-hati saat berjualan dan dihimbau segera tutup jika serangan ulat bulu masih terus berlangsung.

    Pemilik warkop, Firman mengatakan, sejak dua pekan tapi tiga hari ini cukup banyak.

    “Tidak tenang dan tidak nyaman, para pembeli takut saat makan kejatuhan karena kalau kena bikin kulit gatal-gatal. Akhirnya banyak yang enggan datang ke warung, dipindah karena mau dibersihkan,” ungkapnya, Selasa (4/2/2025).

    Menurutnya setiap tahun ada fenomena serangan ulat bulu namun serangan kali ini yang cukup parah. Karena jumlah ulat bulu dari pohon asem di sekitar warungnya jauh lebih banyak sehingga para pedagang melapor ke Pemerintah Kelurahan Surodinawan. [tin/aje]

  • Daging sapi Rp143.750/kg, cabai rawit Rp58.700/kg

    Daging sapi Rp143.750/kg, cabai rawit Rp58.700/kg

    Daging sapi yang dijual pedagang di Pasar Jaya Kebayoran Lama, Jakarta, Jumat (6/12/2024). ANTARA/Harianto

    Harga pangan Senin: Daging sapi Rp143.750/kg, cabai rawit Rp58.700/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Senin, 03 Februari 2025 – 13:06 WIB

    Elshinta.com – Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dikelola Bank Indonesia mencatat harga sejumlah komoditas pangan secara umum, daging sapi kualitas I di harga Rp143.750 per kilogram, dan cabai rawit merah Rp58.700 per kg.

    Berdasarkan data dari PIHPS, dilansir di Jakarta, Senin, pukul 09.00 WIB, selain cabai rawit merah, tercatat harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional lainnya, yakni bawang merah di harga Rp37.750 per kg, bawang putih ukuran sedang di harga Rp44.000 per kg,

    Selain itu beras kualitas bawah I di harga Rp13.700 per kg; beras kualitas bawah II Rp13.400 per kg; beras kualitas medium I Rp15.400 per kg; beras kualitas medium II Rp15.000 pr kg. Lalu, beras kualitas super I di harga Rp16.150 per kg; dan beras kualitas super II Rp15.600 per kg.

    Selanjutnya, PIHPS mencatat harga cabai merah besar mencapai Rp45.900 per kg; cabai merah keriting Rp43.500 per kg; dan cabai rawit hijau Rp53.850 per kg.

    Kemudian, daging ayam ras segar Rp32.650 per kg; sedangkan daging sapi kualitas II Rp138.750 per kg.

    Harga komoditas berikutnya yakni gula pasir kualitas premium tercatat Rp18.350 per kg; gula pasir lokal Rp18.300 per kg.

    Sementara itu, minyak goreng curah di harga Rp18.400 per kg, minyak goreng kemasan bermerek I di harga Rp23.350 per kg; minyak goreng kemasan bermerek II di harga Rp19.950 per kg.

    Sedangkan, telur ayam ras segar di harga Rp29.250 per kg.

    Sumber : Antara

  • Larang Pengecer Jual Elpiji 3 Kg, Bagaimana Nasib Lansia yang Berjualan Gas?
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        4 Februari 2025

    Larang Pengecer Jual Elpiji 3 Kg, Bagaimana Nasib Lansia yang Berjualan Gas? Regional 4 Februari 2025

    Larang Pengecer Jual Elpiji 3 Kg, Bagaimana Nasib Lansia yang Berjualan Gas?
    Tim Redaksi
    KULON PROGO, KOMPAS.com –
    Kebijakan pengetatan penjualan tabung gas 3 kilogram di Kalurahan Wates, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, membuat sejumlah pengecer khawatir akan kehilangan mata pencarian mereka.
    Sejumlah pengecer memilih untuk tidak berkomentar banyak mengenai kebijakan ini. 
    Hal itu lantaran belum ada formula distribusi yang jelas untuk memastikan elpiji tetap sampai ke tangan konsumen yang membutuhkan.
    Salah satu pengecer, Ashurin, mengaku setiap hari mengantarkan puluhan tabung gas menggunakan sepeda motor ke berbagai pelanggan di wilayah Wates dan sekitarnya.
    Pria berusia 70 tahun itu melakukan aktivitas ini dilakukan sejak pagi hingga sore hari. 
    Dia melayani berbagai rumah tangga serta usaha kecil yang mengandalkan pasokan gas dari pengecer.
    “Saya mengantar pakai motor Suzuki Smash,” katanya.
    Ashurin sudah punya banyak pelanggan. Ia bisa memperoleh tabung gas dari sekitar 14 pangkalan gas di Wates dan kecamatan sebelah.
    Rata-rata ia bisa mendapat 10 tabung gas dari satu pangkalan untuk kemudian diedarkan ke pelanggan. 
    Ia membeli elpiji 3 kg dari pangkalan Rp 18.500 per tabung. Ia menjualnya ke pelanggan Rp 21.000 per tabung, dekat maupun sejauh yang sanggup didatangi motornya.
    Selain itu, Ashurin ini juga mengisi hari-harinya dengan mengantar sedikitnya lima galon air mineral. 
    Ashurin mengaku akan kehilangan banyak keuntungan kalau kebijakan pemerintah ini benar-benar diteruskan. Namun demikian, ia meyakini bisnis antar dan mengecer tetap berjalan seperti sedia kala.
    Pasalnya, pangkalan tidak mungkin menjangkau pelanggan terjauh meski dalam satu wilayah Wates. Banyak pelanggan yang  juga berusia senja sehingga tidak mungkin mengambil sendiri tabung ke toko, pengecer, apalagi pangkalan. 
    “Tidak mungkin pemakai beli di pangkalan. Jadi kalau pangkalan dapat barang pasti dilempar ke pengecer,” kata Ashurin.
    “Pangkalan itu juga tidak ada penghasilan kalau tidak ada yang mengecer,” kata Ashurin.
    Karenanya, Ashurin mengaku mengambil sikap tenang. Ia meyakini, persoalan gas 3 kg akan kembali membaik dan semua kembali normal seperti biasa. 
    “Mau tak mau orang yang jadi pangkalan ya tetap ingin market pengecer agar orang dapat barang. Masak mau antar satu satu ke mana-mana. Mereka tidak mungkin jual sendiri,” katanya.
    Sementara itu, penjual rumahan Mbah Parjiman, wanita lanjut usia yang  jualan dari pintu rumah, tinggal di dusun kecil di  Wates. Ia hidup bersama suaminya yang sudah tidak bisa mendengar.
    Mbah Parjiman bisa menjual gas 15 tabung dalam satu minggu. Pelanggannya adalah para tetangga sendiri yang diantaranya  juga adalah para lansia. 
    Ia membangun usah perlahan hingga punya 15 tabung yang dibeli berangsur antara 100.000 – 150.000 per tabung.
    Ia mendapatkan Rp 18.500-19.000 per tabung dari pangkalan, lantas menjual gas ke tetangga antara Rp 21.000-Rp 22.000 per tabung. 
    Selain jualan gas, ia menjual telor ayam dan beras eceran. Orang-orang datang mengambil barang ke rumahnya atau diantarkan. Lansia ini menunggu pelanggan sambil tidur-tiduran di usia senjanya. 
    Salah satu anaknya cukup banyak membantu  kelancaran jualan Mbah Parjiman.
    “Untuk makan sehari-hari. Ruginya banyak (bila usaha berhenti),” kata Mbah Parjiman didampingi anaknya.
    Mbah Parjiman mengaku belum tahu seutuhnya  kebijakan pemerintah soal larangan bagi pengecer, kecuali mengurus NIB. Mereka berharap masih bisa berusaha demi penghidupan yang mengandalkan kekuatan sendiri di hari tua.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cerita Pedagang Berburu Gas Melon dari Serang ke Lebak Banten

    Cerita Pedagang Berburu Gas Melon dari Serang ke Lebak Banten

    Jakarta

    Seorang pedagang bernama Selamet (49) berburu gas LPG ukuran 3 kg dari Kabupaten Serang ke Kabupaten Lebak, Banten. Hal ini dia lakukan karena stok gas kosong di 9 pangkalan yang didatangi.

    Selamet merupakan warga Pamarayan di Kabupaten Serang. Dia sudah tiga hari mencari pangkalan resmi untuk membeli gas. Namun, stok gas dari 9 pangkalan resmi yang didatangi kosong.

    “Sudah tiga hari nyari gas dari Pamarayan (Serang) sampai ke Rangkasbitung (Lebak), nggak ada, semua kosong,” kata Selamet di Rangkasbitung, Senin (3/2/2025).

    Selamet menggunakan gas LPG 3 Kg untuk kebutuhan sehari-hari dan berjualan. Ada dua tabung gas miliknya yang habis sejak tiga hari lalu. Dia punya dua tabung gas karena tercatat sebagai pelaku UMKM.

    “Jualan mie ayam libur dulu, sementara untuk kebutuhan di rumah pakai kayu bakar sambil mencari gas,” tuturnya.

    Setelah mencari di 9 pangkalan, Selamet baru mendapat gas LPG 3 Kg di Kapugeran, Rangkasbitung. Kini, dirinya bisa kembali berjualan mie ayam.

    “Alhamdulillah sudah dapat, harganya sesuai HET Rp 19.000. Iya besok bisa jualan lagi. Semoga kondisi seperti ini cepat dibenahi, kalau begini terus pedagang seperti saya kesulitan,” jelasnya.

    Sementara itu, pemilik pangkalan gas di Kapugeran, Rangkasbitung bernama Yudha Prawira mengaku kehabisan stok sejak tiga hari lalu atau dari tanggal 1 Februari. Stok gas baru dikirim hari ini dari Malingping.

    “Sudah tiga hari habis, hari ini baru dikirim lagi. Memang ada jadwal pengirimannya,” kata Yudha.

    Ada 100 tabung gas yang dikirim ke pangkalan milik Yudha hari ini. Stok ini biasanya habis dalam dua hari untuk warga di sekitar ruko pangkalannya.

    “Biasanya dua sampai tiga hari sudah habis terjual, tapi melihat situasi yang kosong dimana-mana mungkin bisa lebih cepat terjual,” tuturnya.

    Menurut Yudha, tidak ada batasan daerah ketika membeli gas LPG 3 Kg di semua pangkalan. Hal ini karena, pembeli tercatat di aplikasi berdasarkan NIK.

    “Nggak masalah dari daerah lain beli ke sini karena sekarang pakai aplikasi jadi terdata, yang sudah beli nggak bisa beli lagi di pangkalan lain selama seminggu ke depan. Satu NIK dalam satu KK hanya boleh beli satu gas, kecuali pedagang itu pun harus menyertakan nomor induk berusaha (NIB),” pungkasnya.

    (whn/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Banjir Kiriman Rendam 800 Rumah, Jalan Pantura Mlandingan Situbondo Sempat Macet
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        3 Februari 2025

    Banjir Kiriman Rendam 800 Rumah, Jalan Pantura Mlandingan Situbondo Sempat Macet Surabaya 3 Februari 2025

    Banjir Kiriman Rendam 800 Rumah, Jalan Pantura Mlandingan Situbondo Sempat Macet
    Tim Redaksi
    SITUBONDO, KOMPAS.com
    – Banjir melanda Kecamatan Mlandingan, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur, setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut pada Senin (3/2/2025).
    Kalaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Situbondo, Sruwi Hartanto, menjelaskan bahwa hujan deras menyebabkan banjir di beberapa desa, termasuk Desa Mlandingan Kulon dan Desa Sumberpinang.
    Sebelumnya, dua bronjong penahan air di sempadan sungai di Dusun Krajan Desa Mlandingan terbawa arus, yang mengakibatkan luapan air dan masuk ke rumah warga.
    “Untuk sekarang masih penanganan,” ujar Sruwi Hartanto.
    Data sementara menunjukkan bahwa di Dusun Meranggi, Dusun Krajan, dan Dusun Pesisir di Desa Mlandingan Kulon, masing-masing terdapat 200 rumah yang terendam.
    Sementara itu, di Dusun Merakan Timur, Desa Sumberpinang, tercatat 100
    rumah terendam
    banjir.
    Ketinggian air di dalam rumah berkisar antara 100 hingga 200 centimeter, sedangkan di jalan raya mencapai 150 hingga 200 centimeter.
    Sruwi menambahkan bahwa banjir tidak hanya menggenangi rumah warga, tetapi juga menghanyutkan hewan ternak seperti sapi, kambing, dan ayam.
    Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai korban jiwa atau luka akibat kejadian ini.
    “Banjir menggenangi lahan pertanian dan ternak warga hanyut,” tambahnya.
    Farid (37), seorang warga Desa Mlandingan, melaporkan bahwa banjir mulai terjadi sekitar pukul 19.30 WIB dan hampir semua wilayah di Kecamatan Mlandingan terdampak.
    “Untuk Jalan Pantura terdampak banjir, namun tidak tinggi sekitar sebetis,” ungkapnya.
    Pada pukul 22.00 WIB, banjir masih berlanjut, bahkan sebuah mobil terseret arus akibat derasnya air yang meluber ke Jalan Pantura Situbondo.
    Namun, pada pukul 23.00 WIB, banjir mulai surut dan arus lalu lintas kembali normal.
    “Ada mobil yang sampai terseret banjir namun belum diketahui ada korban atau tidak,” tutup Farid.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polisi Bakar Arena Sabung Ayam di Bangkalan

    Polisi Bakar Arena Sabung Ayam di Bangkalan

    Bangkalan (beritajatim.com) – Aparat kepolisian membakar sebuah arena yang diduga digunakan sebagai tempat sabung ayam di lahan kosong di Desa Serabi Barat, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan, pada Senin (3/2/2025).

    Kasatreskrim Polres Bangkalan, AKP Hafid Dian Maulidi, mengatakan bahwa pihaknya mendapatkan informasi dari warga mengenai adanya arena sabung ayam tersebut. Pihaknya kemudian langsung turun ke lokasi untuk melakukan penggerebekan.

    “Kami melakukan pembongkaran dan membakar arena yang diduga menjadi tempat sabung ayam,” terangnya.

    Namun, saat tiba di lokasi, polisi tidak menemukan adanya kegiatan sabung ayam. Arena tersebut dalam keadaan kosong.

    “Saat tiba di lokasi dalam keadaan kosong tidak ada kegiatan,” imbuhnya.

    Meski demikian, polisi tetap melakukan tindakan tegas dengan membakar arena tersebut. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mencegah kegiatan perjudian sabung ayam kembali terjadi di lokasi tersebut.

    Selain itu, polisi juga berkoordinasi dengan tokoh masyarakat setempat untuk ikut serta mengawasi dan memberikan imbauan agar tidak melaksanakan kegiatan judi.

    “Kami koordinasi dengan tokoh setempat supaya di wilayahnya aman dan steril dari kegiatan perjudian,” tandasnya. [sar/ian]

  • Beli Elpiji 3 Kg di Pangkalan Wajib Pakai KTP? Satu KK Hanya Dapat Jatah 1 Tabung, Simak Caranya

    Beli Elpiji 3 Kg di Pangkalan Wajib Pakai KTP? Satu KK Hanya Dapat Jatah 1 Tabung, Simak Caranya

    TRIBUNJATIM.COM – Pembelian elpiji 3 kg kini diharuskan di pangkalan yang terdaftar secara resmi.

    Pembeli diwajibkan menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebagai syarat pembelian.

    Pemilik pangkalan di Rangkasbitung, Mochamad Yudha Prawira, mengatakan, jika tidak membawa KTP, pembeli tidak akan dilayani.

    “Harus bawa KTP atau kartu keluarga, satu nomor KTP mendapat jatah satu tabung,” kata dia.

    Yudha menjelaskan tahap-tahap jika hendak membeli tabung elpiji 3 kg di pangkalan.

    Yang pertama adalah dengan membawa KTP atau fotokopinya.

    Kemudian, petugas di pangkalan nanti akan melakukan input data pelanggan bagi yang baru pertama kali melakukan pendaftaran dengan KTP.

    Sementara yang sudah pernah daftar hanya dicek nomor KTP.

    Data tersebut, kata Yudha, akan masuk ke data pusat dan bisa dicek di seluruh pangkalan.

    “Jadi, kalau sudah terdaftar, bisa beli elpiji 3 kg di pangkalan mana pun karena datanya sudah ada,” ujar dia.

    Pendaftaran itu, kata dia, berfungsi sebagai pendataan warga yang berhak menggunakan elpiji 3 kg.

    “Satu KTP yang terdaftar berhak membeli satu tabung elpiji 3 kg, dengan batas waktu satu minggu sekali,” ujar dia.

    TABUNG GAS LPG – Penampakan tabung gas LPG 3 kilogram yang disubsidi pemerintah. Mulai 1 Februari, pemerintah Indonesia memberlakukan larangan bagi pengecer, termasuk warung, untuk menjual elpiji 3 kilogram, Minggu (2/2/2025). Sejumlah pengecer mengeluh terkait kebijakan tersebut. (Dokumen Pertamina Patra Niaga)

    Sementara untuk UMKM, mereka mendapat jatah dua tabung dengan syarat pendaftaran mencantumkan Nomor Induk Berusaha (NIB) dan foto tempat usaha.

    Yudha mengatakan, untuk proses pendaftaran, dia sebagai pemilik pangkalan akan membantu dan pembeli hanya perlu membawa KTP atau fotokopinya saja.

    Semua prosesnya juga gratis.

    Adapun untuk harga satu tabung elpiji 3 kg di pangkalan, ujar dia, adalah Rp 19.000 sesuai harga eceran tertinggi (HET).

    Lalu, bagaimana cara mencari pangkalan resmi elpiji 3 kg?

    Berikut caranya, dikutip dari kompas.tv, Senin (3/2/2025).

    1. Kunjungi https://subsiditepatlpg.mypertamina.id/infolpg3kg

    2. Gulir ke bawah, cari menu “Lokasi Pangkalan Terdekat” 

    3. Klik “Izinkan Lokasi” jika fitur lokasi belum diaktifkan di ponsel Anda

    4. Lokasi pangkalan terdekat akan muncul

    5. Anda dapat klik bagian “rute” untuk mencari tahu lebih detail rute menuju pangkalan terdekat yang Anda pilih. 

    Selain mengakses secara online melalui tautan di atas, masyarakat juga bisa meminta informasi melalui Call Centre 135. 

    Cara mengakses informasi pangkalan LPG 3 kg pernah disebutkan oleh Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga. 

    “Untuk kemudahan masyarakat menemukan pangkalan LPG 3kg terdekat, kami menyiapkan akses mencari pangkalan terdekat melalui link berikut https://subsiditepatlpg.mypertamina.id/infolpg3kg atau bisa meminta informasi melalui Call Centre 135,” jelas Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari melalui keterangan tertulis, Sabtu (1/2/2025), dilansir KompasTV. 

    Heppy juga menyatakan, secara prinsip, Pertamina Patra Niaga akan menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementerian ESDM terkait distribusi LPG 3 kg, sehingga masyarakat diimbau untuk membeli langsung di pangkalan resmi.

    “Bagi masyarakat, pembelian di pangkalan resmi LPG 3 kg tentu lebih murah harganya dibandingkan pengecer karena harga yang dijual sesuai dengan HET (harga eceran tertinggi) yang ditetapkan pemerintah daerah masing-masing wilayah,” tuturnya.

    “Untuk pengecer juga dapat menjadi pangkalan setelah memenuhi ketentuan yang berlaku,” tambahnya. 

    ELPIJI 3 KG – Tabung gas LPG berukuran 3 kg ditata di agen gas Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat pada 2020 silam. Pemerintah resmi melarang pengecer menjual elpiji 3 kg. Hanya empat konsumen yang boleh beli, Senin (3/2/2025). (KOMPAS.com/M ZAENUDDIN)

    Konsumen yang bisa beli elpiji 3 kg

    Mengutip laman MyPertamina, konsumen yang boleh membeli LPG 3 kg adalah yang sudah terdaftar di sistem Subsidi Tepat LPG.

    Konsumen bisa melalukan pembelian LPG 3 kg di pangkalan manapun dengan cara menunjukkan LPG 3 kg.

    Berikut kelompok yang boleh membeli subsidi elpiji 3 kg sesuai dengan kebijakan pemerintah, dikutip dari Tribun Sumsel, Senin (3/2/2025).

    1. Rumah Tangga

    Rumah Tangga adalah pengguna LPG tertentu yang mempunyai legalitas penduduk dan menggunakan LPG tertentu untuk memasak dalam lingkup rumah tangga.

    2. Usaha Mikro

    Usaha Mikro adalah pengguna LPG tertentu dengan usaha produktif milik perorangan yang mempunyai legalitas penduduk dan menggunakan LPG tertentu untuk memasak dalam lingkup usaha mikro. 

    Konsumen Usaha Mikro yang menggunakan LPG 3 kg untuk memasak dalam usahanya wajib mempunyai Nomor Induk Berusaha (NIB). 

    Berikut jenis klasifikasi baku lapangan usaha (KBLI) yang diijinkan untuk usaha mikro sebagai pengguna LPG 3 kg:

    Rumah/warung makan: Usaha penyediaan makanan dan minuman di tempat usaha tetap. 
    Kedai makanan: Usaha makanan di tempat tetap atau tenda bongkar pasang, seperti kedai seafood atau pecel ayam. 
    Penyediaan makan keliling: Usaha makanan keliling seperti tukang bakso, gorengan, atau otak-otak.
    Kedai minuman: Usaha minuman di tempat tetap atau tenda bongkar pasang, seperti kedai kopi dan jus. 
    Rumah/kedai obat tradisional: Usaha jamu atau obat tradisional, baik di tempat tetap maupun tenda bongkar pasang. 
    Penyediaan minuman keliling: Usaha minuman yang dijual dengan cara berkeliling, seperti es doger, es cincau, atau jamu gendong. 

    3. Petani Sasaran

    Petani Sasaran adalah petani yang telah mendapatkan bantuan paket perdana LPG untuk mesin pompa air dari Pemerintah.

    4. Nelayan Sasaran

    Nelayan Sasaran adalah nelayan yang telah mendapatkan bantuan paket perdana LPG untuk kapal penangkap ikan dari Pemerintah.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

  • Sebelum Dimakan Buaya, Thina Bocah 8 Tahun Tanyakan Malaikat Pencabut Nyawa, Ibu: Minta Ayam Suwir

    Sebelum Dimakan Buaya, Thina Bocah 8 Tahun Tanyakan Malaikat Pencabut Nyawa, Ibu: Minta Ayam Suwir

    TRIBUNJATIM.COM – Thina, bocah 8 tahun Pangkalarang, Ketapang, Kecamatan Pangkalbalam, Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung dimakan buaya dan hingga kini belum ditemukan.

    Thina diserang buaya muara Sungai Pangkalbalam, Kawasan Air Anyir, Merawang pada Minggu (2/2/2025) siang.

    Herni, sang ibu mengungkap sikap aneh putrinya sebelum musibah itu terjadi.

    Tangisnya pun pecah saat ditemui di rumahnya pada Senin (3/2/2025).

    Herni mengatakan, anaknya masih belum ditemukan dan masih terus dilakukan upaya pencarian oleh Tim SAR dan pihak-pihak terkait.

    Air mata Herni jatuh ketika mengingat-ngingat kembali kenangan bersama anak perempuannya itu.

    Di tangannya dia menggenggam baju dan celana terakhir yang digunakan Thina sebelum berganti ke pakaian lain untuk ikut keluarganya pergi memancing muara Sungai Pangkalbalam.

    Sesekali, pakaian itu Herni gunakan untuk menyeka air matanya yang kian menetes.

    Di sampingnya, ada juga lipatan pakaian sekolah dan pakaian lain yang biasa digunakan Thina sehari-hari.

    Termasuk satu pakaian terusan pendek berwarna ungu yang pernah dipakai Thina untuk menemani ayahnya bermain badminton beberapa hari lalu.

    Padahal kata Herni, sebelumnya Thina tidak pernah sebegitu inginnya ikut dalam kegiatan ayahnya.

    “Malam Sabtu itu dia pengen ngikut, diajaklah sama ayahnya. Terus hari sabtunya juga dia mau ikut ayahnya kerja, tapi enggak boleh soalnya kan kerja,” tuturnya.

    Menurut Erni, kurang lebih seminggu terakhir sebelum kejadian nahas itu, Thina memang cenderung lebih dekat dan sering gelendotan dengan ayahnya.

    Bahkan ada suatu malam, Thina dan ayahnya nonton TV bersama di ruang tengah.

    Hal yang tak biasa pun terjadi saat momen nonton TV tersebut.

    “Pas nonton itu dia (Thina) nanya, katanya aku ini nanti masuk surga atau enggak. Saya bilang enggak boleh ngomong gitu, itu buat orang yang sudah meninggal. Saya juga enggak terlalu merhatiin dia nonton apa, soalnya posisinya saya di dapur,” jelasnya.

    Lebih lanjut, perilaku-perilaku tak biasa lainnya yang belakangan ini mulai terpikir dibenak Herni adalah ketika anaknya tersebut mulai sering minta gonta-ganti menu bekal ke sekolah.

    Hal itu terjadi sejak beberapa minggu terakhir, tepatnya ketika sehabis libur semesteran. Biasanya, Thina jarang meminta menu tertentu untuk bekal.

    “Biasanya paling saya goreng ayam. Tapi akhir-akhir ini dia sering minta ayamnya disuwir, ada dia minta ubi (singkong-red), katanya buat dibagi ke bu guru sama teman-temannya. Pokonya setiap hari itu ganti-ganti menunya,” ujar Herni.

    Kemudian yang paling baru adalah satu hari sebelum hari kejadian. Thina sudah menyiapkan buku-buku pelajaran yang bakal dibawa untuk sekolah dihari Senin.

    “Sudah disiapin sebenarnya buku-buku buat sekolah hari ini (Senin-red). Katanya nanti takut capek kalau habis dari pantai,” sambungnya.

    Herni pun tak menyangka dan tak memiliki firasat buruk sedikitpun terhadap perilaku tak biasa anaknya akhir-akhir. 

    Sama sekali tak terpikir dibenaknya jika itu menjadi semacam pertanda bahwa dia akan kehilangan anaknya.

    “Kami minta tolong bantu doanya, di sekolah juga kami minta didoakan semoga Thina cepat ketemu. Mau kami kalau perginya dari rumah, pulangnya juga harus ke rumah,” harapnya.

    Di sisi lain, kesedihan juga dirasakan Juriyati, guru di SDN 47 Pangkalpinang, Senin (3/2/2025).

    Meski coba menguatkan diri, nyatanya mata Juju, sapaan akrabnya, berkaca-kaca mencoba menahan tangis tatkala mengisahkan tentang sosok Thina, muridnya.

    Terlebih lagi, dalam kesehariannya di sekolah, Thina memang dekat dengan dirinya. 

     “Anaknya itu memang lemah lembut. Kadang-kadang dia menggil saya. Bu guru bu guru sini duduk. Ditariknya saya duduk di kursinya, terus dirangkulnya,” kata Juju yang juga adalah wali kelas Thina.

    Tak hanya di dalam kelas, kedekatan Thina dengan sang wali kelas pun hangat di luar kelas.

    Thina sering mengikuti Juju bahkan sering membagikan bekal yang dia bawa.

    Kenangan-kenangan manis seperti itulah yang membuat Juju merasa sangat kehilangan sosok Thina yang walaupun baru dikenalnya selama kurang lebih enam bulan terakhir atau satu semester.

    Lebih lanjut, Juju pun mengisahkan salah satu hal yang tak disangkanya mungkin adalah petunjuk atau tanda-tanda bahwa dirinya akan ditinggal salah satu muridnya itu.

    Kamis lalu, sekolah menggelar acara Sholat Dhuha berjamaan di halaman. Sebuah kegiatan yang memang rutin diselenggarakan setiap Kamis.

    Setelah sholat, salah satu guru memberikan semacam kultum atau ceramah tentang nama-nama malaikat beserta tugas-tugasnya.

    “Pas udah selesai itu, anak-anak ini masuk kelas. Saya kasih penguatan lagi tentang materi kultum itu. Nah pas waktu itu Thina ini nanya nama malaikat yang bertugas mencabut nyawa itu malaikat apa, saya jawablah malaikat Izrail,” jelas Juju.

    Setelah diingat-ingat kembali, kini dirinya sadar bahwa momen itu bisa jadi adalah semacam pertanda atau petunjuk dari Thina bahwa dia akan segera meninggalkan sang guru dan teman-teman sekelasnya.

    Lebih lanjut, Juju menyebut bahwa Thina juga merupakan sosok yang aktif dan sering bertanya ketika proses pembelajaran. Meski tak masuk ranking 3 besar, prestasi akademiknya juga tergolong bagus. 

    Tak hanya itu, bahkan sang wali kelas juga menganggap Thina adalah sosok yang sabar dan ramah ke siapapun.

    “Jadi pas waktu ambil raport semesteran kemarin, semua murid itu saya kasih reward dan predikat. Thina ini saya kasih predikat murid tersabar, ada dua orang, dia sama temannya satu,” ungkapnya.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com