Hewan: Ayam

  • Setahun, Warga Ngaringan Blitar Alami Teror Bau Busuk dan Lalat dari Peternakan Ayam

    Setahun, Warga Ngaringan Blitar Alami Teror Bau Busuk dan Lalat dari Peternakan Ayam

    Blitar (beritajatim.com) – Ratusan warga di Desa Ngaringan, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, tak lagi bisa menahan kesabaran. Selama lebih dari satu tahun, mereka terpaksa hidup di tengah kepungan bau busuk menyengat dan wabah lalat yang diduga kuat berasal dari sebuah peternakan ayam petelur di wilayahnya.

    Warga kini mengeluhkan kondisi kesehatan yang mulai terganggu akibat pencemaran udara yang tak kunjung teratasi tersebut. Salah satu warga, Agus, menjelaskan bahwa biang keladi dari polusi udara ini adalah aktivitas pengolahan kotoran ayam.

    Diketahui peternakan tersebut melakukan pengolahan kotoran ayam. Proses pengolahan kotoran ayam inilah yang menimbulkan bau dan mencemari udara di lingkungan sekitar.

    “Kondisi ini sekitar satu tahunan, bukan hanya udara tapi juga lalat yang banyak,” ungkap Agus pada Kamis (13/11/2025).

    Menurut Agus, selama itu pula warga terus mengeluhkan adanya pencemaran bau yang sangat mengganggu. Aktivitas warga, mulai dari makan hingga beristirahat, menjadi tidak nyaman akibat aroma tak sedap dan invasi lalat yang masuk ke permukiman.

    Agus menegaskan, dampak pencemaran ini sangat luas. Bau busuk yang ditimbulkan dari kotoran ayam itu bahkan tercium hingga radius 1 kilometer.

    “Kondisi ini sangat mengganggu kondisi kesehatan. Kami sudah tidak tahan lagi, kami berharap pengolahan kotoran ayam itu ditutup,” keluhnya.

    Masyarakat merasa keluhan selama 1 tahun ini tidak didengar oleh perusahaan maupun pemerintah Kabupaten Blitar. Atas dasar itulah kesabaran warga kini telah habis.

    Kini mereka kompak mengadu ke DPRD Kabupaten Blitar untuk memanggil sejumlah pihak agar mencarikan solusi atas permasalahan ini. Warga menuntut tindakan tegas agar aktivitas yang menjadi sumber polusi itu segera dihentikan.

    “Bahkan yang jarak 5 meter dari lokasi bisa dibayangkan seperti apa kondisinya itu kan kandang ayam cukup besar dengan kapasitas besar,” tegas Agus, mewakili suara warga lainnya.

    Warga berharap keluhan yang sudah berlangsung lama ini segera ditanggapi oleh pemilik peternakan dan pihak berwenang, sebelum dampak kesehatan dan lingkungan di Desa Ngaringan menjadi semakin parah. [owi/beq]

  • Satgas CS-137 Tegaskan Produk Olahan Charoen Pokphand Aman dari Paparan Radioaktif

    Satgas CS-137 Tegaskan Produk Olahan Charoen Pokphand Aman dari Paparan Radioaktif

    Surabaya (beritajatim.com) – Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Kontaminasi Radioaktif Cs-137 menegaskan produk ayam olahan dari PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPI) di Kawasan Industri Modern Cikande, Banten, aman untuk dikonsumsi masyarakat. Penegasan ini disampaikan Ketua Satgas Cs-137, Bara Krishna Hasibuan, dalam keterangan pers di Jakarta, Rabu (12/11/2025).

    Bara Krishna menjelaskan bahwa seluruh fasilitas milik CPI di kawasan tersebut telah melalui proses dekontaminasi dan dinyatakan bersih dari paparan Cesium-137.

    “Saya tegaskan sekali lagi, bahwa pabrik PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPI) telah selesai dilakukan dekontaminasi dan dinyatakan clear and clean. Artinya produk CPI yang berada di Kawasan Industri Modern Cikande Banten aman dari paparan radioaktif,” ujarnya di Kemenko Pangan, melalui keterangan tertulis diterima beritajatim.com, Kamis (13/11/2025).

    Bara juga meluruskan informasi yang sempat beredar bahwa fasilitas CPI termasuk dalam daftar lokasi terdampak kontaminasi radioaktif. Ia menegaskan, status terkini menunjukkan tidak ada residu paparan pada fasilitas maupun produk yang dihasilkan.

    Lebih lanjut, Bara menjelaskan bahwa tidak terdapat peternakan di area fasilitas CPI. Proses produksi di lokasi tersebut bersifat hit and run, artinya ayam yang datang langsung dipotong dan diolah tanpa proses pemeliharaan di tempat. “Hewan dimaksud di sana itu bukan farm atau peternakan. Kalau misalkan ada hewan atau unggas, itu adalah milik warga sekitar,” jelasnya.

    Sementara itu, Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Ditjen PKH Kementerian Pertanian, I Ketut Wirata, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah melakukan pengujian menyeluruh terhadap seluruh sampel produk dari Rumah Pemotongan Hewan Unggas (RPHU) milik CPI. “Dari hasil uji menggunakan metode spektrometri gamma, hasilnya menyatakan bahwa seluruh sampel itu tidak terdeteksi atau tidak ada paparan radioaktif, termasuk isotop cesium-137,” paparnya.

    Ketut memastikan bahwa hasil uji laboratorium tersebut menunjukkan seluruh produk olahan ayam dari pabrik CPI, termasuk merek-merek seperti Champ dan Fiesta, aman dan layak dikonsumsi. Pengujian dilakukan setelah sempat diberlakukannya penghentian sementara aktivitas produksi di fasilitas tersebut untuk keperluan verifikasi.

    Dengan status clear and clean yang telah diperoleh, Satgas Cs-137 memberikan izin kepada CPI untuk kembali beroperasi secara normal.

    Terpisah, Communication & Public Affair Coordinator PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Gun Affandy, menegaskan bahwa pernyataan Satgas Cs-137 merupakan bukti resmi atas keamanan produk CPI. “Jadi konsumen tak perlu meragukan atas produk kami. Semua telah diuji di laboratorium resmi dan termasuk oleh BRIN dengan hasil Clear and Clean,” ujarnya.

    Gun juga menambahkan bahwa pihaknya menerapkan pengamanan ketat dari proses awal hingga akhir produksi untuk memastikan seluruh produk bebas dari kontaminasi. “PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk menghasilkan produk dengan kualitas terbaik melalui quality control yang ketat,” tegasnya. [beq]

  • Lagi Tren Sarapan Rebus-rebusan dan Kukusan, Benarkah Lebih Sehat? Cek Faktanya di Sini

    Lagi Tren Sarapan Rebus-rebusan dan Kukusan, Benarkah Lebih Sehat? Cek Faktanya di Sini

    Jakarta

    Jika biasanya nasi uduk dan lontong sayur mendominasi menu sarapan para pekerja kantoran, belakangan muncul tren baru. Sarapan rebus-rebusan dan kukusan makin diminati, dan disebut lebih sehat.

    Tren ini bisa teramati di beberapa stasiun Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line yang menjadi persinggahan para pekerja yang hendak berangkat ke kantor di pusat kota Jakarta. Tak sulit menemukan booth atau lapak yang menjual ubi, jagung manis, hingga kacang-kacangan yang diolah dengan simpel yakni direbus ataupun dikukus.

    Beberapa menu yang mudah ditemukan, berikut kandungan gizinya, antara lain:

    1. Ubi kuning

    Ubi kuning memiliki serat yang cukup tinggi, membantu menjaga kenyang cukup lama tanpa menimbulkan lonjakan gula darah terlalu cepat. Ubi kuning punya rasa manis alami dan tekstur lembut yang bikin nyaman di perut.

    Berdasarkan Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI) tahun 2017, ubi jalar kuning kukus mengandung sekitar 100 kkal energi, 0,7 gram protein, 0,3 gram lemak, dan 23,8 gram karbohidrat per 100 gram. Warna kuning-oranyenya menandakan kandungan beta-karoten yang berperan sebagai antioksidan pendukung kesehatan kulit dan daya tahan tubuh.

    2. Pisang Kepok

    Pisang kepok kukus punya rasa manis yang lembut dan tekstur yang padat. Per 100 gram pisang kepok mengandung 120 kkal energi, 1,2 gram protein, 0,3 gram lemak, dan 28 gram karbohidrat.

    Kandungan kalium di dalamnya juga mendukung keseimbangan cairan tubuh dan kerja otot, termasuk otot jantung.

    3. Singkong

    Singkong dikenal sebagai sumber karbohidrat kompleks dengan serat larut. Singkong kukus cocok untuk yang butuh sarapan murah dan mengenyangkan.

    Singkong kukus mengandung 153 kkal energi, 1,2 gram protein, 0,3 gram lemak, dan 36,4 gram karbohidrat per 100 gram.

    4. Labu kuning

    Labu kuning memberi rasa manis yang lembut serta warna cerah yang menggugah selera. Ini termasuk makanan rendah kalori yang kaya serat dan beta-karoten (antioksidan pendukung kesehatan mata dan kulit).

    Labu kuning mengandung kurang lebih 122 kkal energi, 1,2 gram protein, 0,3 gram lemak, dan 4,6 gram karbohidrat per 100 gram.

    5. Jagung manis

    Jagung manis memberi keseimbangan antara rasa dan energi. Kandungan karbohidratnya cukup untuk memompa tenaga, tanpa terlalu berat. Jagung mengandung sekitar 154 kkal energi, 3,8 gram protein, 3,5 gram lemak, dan 28,4 gram karbohidrat per 100 gram. Jagung juga mengandung vitamin B kompleks yang berperan dalam produksi energi dan fungsi saraf. Kandungan lutein dan zeaxanthin dalam jagung berkontribusi terhadap kesehatan mata.

    6. Kacang tanah

    Kacang tanah kukus menawarkan rasa gurih alami dan merupakan sumber lemak sehat dan protein. Ini membantu menahan lapar lebih lama karena pencernaannya cenderung lebih lambat.

    Kacang tanah kukus mengandung 220 kkal energi, 10,6 gram protein, 18 gram lemak, dan 8 gram karbohidrat per 100 gram.

    7. Edamame

    Edamame adalah kacang kedelai muda yang mengandung protein nabati yang tinggi. Selain itu, edamame kaya isoflavone, antioksidan yang mendukung regulasi hormon dan keseimbangan metabolisme.

    Edamame mengandung sekitar 189 kkal energi, 20,2 gram protein, 8,2 gram lemak, dan 12,7 gram karbohidrat per 100 gram. Edamame cocok untuk membantu daya fokus dan stabilitas gula darah di pagi hari.

    8. Telur

    Telur membuat menu kukusan jadi lebih seimbang. Mudah dicerna, tetapi tetap memberikan protein berkualitas tinggi yang membantu menjaga rasa kenyang.

    Berdasarkan TKPI, telur ayam mengandung sekitar 70 kkal energi, 7 gram protein, 5 gram lemak, dan 0,7 gram karbohidrat per 100 gram.

    Kenapa Tren Sarapan Rebus-rebusan dan Kukusan Diminati?

    Dalam bentuk potongan-potongan kecil, menu sarapan rebus-rebusan dan kukusan terasa ringan, tetapi tetap membuat bertenaga. Banyak yang merasa tubuh lebih fokus saat bekerja jika tidak memulai hari dengan makanan berminyak atau berbumbu berat.

    Menu kukusan ini menjadi opsi yang menarik karena dapat membantu menjaga energi tetap stabil hingga menjelang siang tanpa memicu rasa mengantuk atau begah karena adanya kandungan serat yang tinggi di dalamnya. Pola sarapan seperti ini sesuai dengan kebutuhan energi untuk memulai pekerjaan di pagi hari dan butuh makanan yang praktis untuk dikonsumsi sebelum perjalanan atau sesampainya di tempat kerja.

    Tren sarapan rebus-rebusan dan kukusan di kalangan Gen-Z. Foto: Sarah Octaviani Alam/detikHealth

    Praktis dan Mudah Ditemukan

    Karena lagi tren, menu rebus-rebusan dan kukusan mudah sekali ditemukan di berbagai tempat. Penjual kukusan yang banyak ditemui di sekitar stasiun umumnya anak muda dengan booth sederhana yang rapi dan mudah dikenali. Mereka menjual dalam waktu yang sangat tepat yaitu pagi hari, sebelum jam masuk kantor. Sistem jualnya cepat, tinggal pilih beberapa item, bayar, bawa, dan bisa langsung dimakan sambil berjalan atau saat menunggu kereta.

    Harga yang fleksibel membuat pembeli tidak merasa terbebani. Cukup ambil tiga sampai empat jenis kukusan, sudah bisa jadi sarapan yang memenuhi kebutuhan gizi di pagi hari. Sarapan yang praktis jadi nilai tambah dan solusi yang sangat baik bagi agar tetap sarapan. Tidak perlu duduk lama, tidak ribet, dan tidak berisiko menunda perjalanan ke kantor.

    Lebih Sehat Dibanding Goreng-gorengan

    Dibanding goreng-gorengan, baik rebus-rebusan maupun kukusan secara umum memang lebih sehat karena diolah tanpa minyak tambahan. Teksturnya lembut dan mudah dicerna, sehingga cocok untuk lambung yang baru aktif setelah bangun tidur. Banyak pembeli mengatakan bahwa sarapan kukusan membuat perut terasa nyaman dan kenyang lebih lama. Ini membantu menjaga energi tetap stabil sampai mendekati waktu makan siang, serta tidak ada lonjakan gula darah yang mendadak. Sarapan juga tidak membuat tubuh terasa lemas atau mengantuk.

    Untuk beberapa jenis makanan, kukusan dapat mempertahankan kandungan vitamin yang larut air seperti vitamin B dan C yang mudah hilang saat dimasak dengan air maupun minyak.

    Komposisi Juga Menentukan

    Namun demikian, beralih ke menu rebus-rebusan dan kukusan tidak serta merta membuat diet jadi lebih sehat. Kuncinya ada di variasi, karena jika komposisinya sejenis maka nutrisinya mungkin tidak seimbang. Misalnya jika memilih ubi dan kentang saja, maka kandungan karbohidratnya yang sama-sama tinggi akan memberikan asupan energi yang berlebih.

    Setidaknya harus ada sumber protein nabati dan hewani pada menu pilihan kukusan. Karena semakin beragam pilihan kukusan yang dipilih, semakin beragam pula vitamin, mineral, serat, dan antioksidan yang masuk ke tubuh.

    Perkiraan energi berdasarkan porsi yang umum dijual:

    Jagung = 1 potong ± 50 g = ± 77 kkalUbi kuning = 1 buah sedang ± 100 g = ± 100 kkalSingkong = 1 potong kecil ± 50 g = ± 153 kkalPisang kepok = 1 buah ± 100 g = ± 120 kkalLabu kuning = 1 potong ± 60 g = ± 73,2 kkalEdamame = ± 50 g = ± 94,5 kkalKacang tanah = ± 50 g = ± 26 kkalTelur = 1 butir = ± 75 kkalSalah satu lapak penjual menu rebus-rebusan dan kukusan. Foto: Andhika Prasetia

    Kebutuhan energi harian rata-rata orang dewasa sekitar 2.200 kkal, dan sarapan idealnya memenuhi 20% dari kebutuhan tersebut, yaitu sekitar 440 kkal. Dengan begitu, sarapan kukusan bisa tetap dikonsumsi tetapi tidak melebihi, sehingga menghindari asupan energi yang berlebih dan mendukung kesehatan tubuh.

    Contoh menu kukusan gizi seimbang/beragam tanpa melebihi asupan energi yang berlebih:

    Ubi kuning 1 buah sedang (100 kkal)Edamame 50 g (94,5 kkal)Telur 1 butir (75 kkal)Pisang kepok kukus 1 buah (120 kkal)

    Total energinya 389 kkal. Pilihan menu kukusan bisa disesuaikan sesuai dengan selera masing-masing dengan melihat kandungan energi di atas sebagai acuan.

    Halaman 2 dari 6

    Simak Video “Bolehkah Penderita Mag dan Diabetes Diet Intermittent Fasting?”
    [Gambas:Video 20detik]
    (mal/up)

    Tren Rebusan-Kukusan

    13 Konten

    Tren sarapan pakai menu rebus-rebusan dan kukusan tengah digandrungi Gen-Z. Diklaim lebih sehat karena minim tambahan minyak. Ya lumayan sih, dibanding sarapan nasi-lontong yang tinggi kalori ya kan?

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Dorong Pemda-Kementerian Adopsi AI, Telco Siap Kolaborasi

    Dorong Pemda-Kementerian Adopsi AI, Telco Siap Kolaborasi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perusahaan teknologi siap mendukung adopsi teknologi AI oleh pemerintah dan universitas, bahkan dengan menyediakan infrastruktur. Namun, pelaku industri berharap agar pemerintah memiliki kebijakan yang membuat investasi perluasan infrastruktur AI ke seluruh RI lebih efisien.

    Pengembangan terkait skema pemanfaatan infrastruktur kecerdasan buatan (AI) oleh pemerintah dan swasta mencuat dalam diskusi saat Coffee Morning Tech & Telco Edition CNBC Indonesia, di Jakarta, Selasa (11/11/2025).

    Dalam diskusi tersebut perwakilan Dewan Ekonomi Nasional mengungkapkan bahwa beberapa kementerian dan pemerintah daerah mulai mempertimbangkan penggunaan AI. Bahkan, beberapa institusi mengusulkan anggaran infrastruktur AI termasuk pembelian chip.

    Permasalahannya, infrastruktur AI membutuhkan anggaran yang besar. Oleh karena itu, DEN mempertimbangkan skema infrastruktur AI tidak harus dibangun sepenuhnya oleh pemerintah. Pemerintah dan kementerian bisa bisa memanfaatkan infrastruktur yang sudah lebih dulu dimiliki pihak swasta atau institusi yang telah siap.

    Deputy EGM Digital Product Telkom, Fauzan Feisal menyampaikan paparan dalam CNBC Indonesia Coffee Morning Tech & Telco Edition di Queens Head, Jakarta, Selasa (11/11/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

    Pemerintah kemudian dapat menggunakan fasilitas tersebut dengan timbal balik memberikan insentif kepada pihak terkait, dalam hal ini perusahaan teknologi seperti Telkom dan Indosat.

    Deputy EGM Digital Product Telkom, Fauzan Feisal, menilai persoalan ini seperti “ayam dan telur”. Ia mengatakan biaya bisa ditekan jika permintaan besar, tetapi permintaan baru tumbuh jika biaya sudah murah.

    “Ini ya mungkin butuh support, kolaborasi, atau bahkan dari pemerintah membantu mengagregasi demand seberapa besar sebenarnya. Sehingga kalaupun dari kami men-support itu, seberapa possible untuk costnya bisa di-share dengan seluruhnya,” ujar Fauzan. “Itu satu point yang critical banget, sangat-sangat dibutuhkan, karena sulit sekali kami di dalam pun membangun bisnis plan yang kuat,” terangnya.

    General Manager Technology Roadmap and Resource Strategy Telkomsel, Hermana Yuniadi menyampaikan paparan dalam CNBC Indonesia Coffee Morning Tech & Telco Edition di Queens Head, Jakarta, Selasa (11/11/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

    Telkom sendiri menyatakan ada satu hal penting dari pemerintah yang juga dibutuhkan yakni proteksi. Apalagi bagi perusahaan plat merah seperti Telkom.

    “Biasa kalau di bisnis, tapi gratiskan dulu, baru nanti untung belakangnya. Tapi agak masalah ketika di tengah masih rugi, Anda merugikan negara, apalagi BUMN. Itu sesuatu yang kami terjebak dalam ketakutan.” ujarnya “Pada dasarnya, lately, bagaimana kami mengambil kebutuhan model bisnis. Inovasi model bisnis ini, sesuatu yang dibutuhkan market adalah inovasi model bisnis saat ini, tidak hanya inovasi produk dan teknologi, itu model bisnis.”

    Biaya regulasi tinggi

    General Manager Technology Roadmap & Resource Strategy Telkomsel, Herman Yuniadi, menilai ide insentif sangat relevan, terutama karena biaya regulasi dan frekuensi masih tinggi.

    Ia menjelaskan bahwa konsep insentif sebenarnya bukan hal baru, terutama terkait pemanfaatan spektrum frekuensi atau beban biaya hak penggunaan (BHP) frekuensi.

    Namun tantangan terbesar bukan pada konsepnya, melainkan pada mekanisme penghitungan insentif. Saat ini, baik pemerintah maupun operator belum memiliki model yang disepakati bersama untuk mengkuantifikasi nilai manfaat yang dihasilkan dari investasi tersebut.

    Director & Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Muhammad Buldansyah menyampaikan paparan dalam CNBC Indonesia Coffee Morning Tech & Telco Edition di Queens Head, Jakarta, Selasa (11/11/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

    Sementara itu, Director & Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Muhammad Buldansyah, setiap dukungan yang diberikan pemerintah akan dikonversikan menjadi layanan dan fasilitas yang bisa langsung dimanfaatkan masyarakat dan institusi.

    “Ini sebetulnya pertanyaan yang saya tunggu-tunggu. Buat kami setiap rupiah yang diberikan insentif dari pemerintah akan kita kembalikan,” ujar pria yang akrab disapa Danny itu.

    “Jadi kalau setuju, saya akan menyetujui sekarang juga, bapak saya kasih gratis, yang pertama insentif diberikan kepada saya. It’s very clear,” imbuhnya.

    IOH sendiri saat ini sudah punya sejumlah fasilitas untuk mempercepat adopsi AI, antara lain API, sandbox layanan AI, serta program token gratis untuk penggunaan model AI internal.

    “Sekarang ini token itu banyak dipakai oleh universitas, sama incubator company. Nah jadi nggak menutup kemungkinan, kalau dari DEN gitu ya,” tegasnya.

    Ia menambahkan, meski infrastruktur yang disediakan Indosat bukan kelas GPU A100, A200, ataupun seri terbaru GB, perusahaan telah mengoperasikan model Large Language 40 (LL40) yang dinilai memadai untuk kebutuhan inferensi dan pengembangan aplikasi AI modern.

    “Jadi, very clear bahwa kami akan punya solusi buat yang ditanyakan tadi,” pungkasnya.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Tim Damkar Jombang Evakuasi Biawak dari Kamar Mandi Warga

    Tim Damkar Jombang Evakuasi Biawak dari Kamar Mandi Warga

    Jombang (beritajatim.com) – Sebuah kejadian tak terduga terjadi di Dusun Pekunden, Desa Kademangan, Kecamatan Mojoagung, Jombang pada Rabu (12/11/2025). Seekor biawak sepanjang 1,5 meter dan berat lebih dari 5 kilogram, ditemukan berada di kamar mandi rumah warga.

    Tim Pemadam Kebakaran (Damkar) Mojoagung segera dikerahkan untuk mengevakuasi hewan reptil tersebut karena membahayakan penghuni.

    Menurut keterangan Hendrik, anggota Pos Damkar Mojoagung, peristiwa bermula sekitar pukul 12.00 WIB, ketika penghuni rumah, Zakaria, melihat biawak jatuh dari atap dan masuk ke kamar mandi. “Zakaria kaget bercampur takut. Dia tidak berani mengevakuasi biawak tersebut karena khawatir diserang,” ujar Hendrik.

    Setelah kejadian itu, Zakaria melaporkan insiden tersebut ke Pusdalops BPBD Jombang yang kemudian meneruskan laporan tersebut ke Pos Damkar Mojoagung. Dalam waktu singkat, tim yang dilengkapi dengan peralatan lengkap langsung dikerahkan menuju lokasi.

    “Saat berusaha kami tangkap, biawak tersebut sempat menyerang. Namun dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dan peralatan lengkap lainnya, kami berhasil menangkapnya dengan aman,” kata Hendrik menjelaskan proses evakuasi.

    Kendala yang dihadapi oleh tim Damkar adalah sempitnya lorong menuju kamar mandi. Lorong tersebut hanya cukup dilalui oleh satu orang, sehingga evakuasi menjadi lebih sulit. Meski begitu, petugas tetap sigap dan berhasil menangkap biawak tersebut.

    Lebih lanjut, Hendrik menambahkan bahwa warga sekitar sempat melaporkan kehilangan ayam, yang kemungkinan dimangsa oleh biawak. “Biawak ini mungkin sudah beberapa kali berkeliling mencari mangsa di sekitar rumah,” ungkap Hendrik. [suf]

  • Peternak Tolak Danantara Ikut Bangun Peternakan Ayam, Ini Alasannya

    Peternak Tolak Danantara Ikut Bangun Peternakan Ayam, Ini Alasannya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah dikabarkan bakal menggelontorkan dana sekitar Rp20 triliun untuk proyek pengembangan peternakan ayam di Indonesia. Disebutkan, dana itu berasal dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

    Masuknya Danantara mengembangkan perunggasan/ peternakan ayam di Indonesia disebut untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Lalu bagaimana peternak merespons rencana tersebut?

    Ketua Umum Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) Pardjuni meminta pemerintah maupun Danantara tidak perlu ikut turun dalam bisnis perunggasan di dalam negeri. Dia meminta pemerintah sebaiknya fokus saja menegakkan aturan yang ada dengan jelas dan tegas untuk membantu peternak.

    “Kami sering di-PHP (pemberi harapan palsu). Sebaiknya pemerintah tidak perlu menggelontorkan Rp20 triliun untuk masuk dalam bisnis perunggasan ini. Terlalu boros. Cukup tegakkan aturan yang ada dengan jelas dan tegas. Bangun infrastruktur hilir, pengolahan dan penyimpangan hasil unggas, baik itu daging ayam maupun telur,” kata Pardjuni kepada CNBC Indonesia, Rabu (12/11/2025).

    “Dengan begitu tidak dipermainkan broker. Ini sebagai solusi ketersediaan pangan dan bisa menyalurkan pangan sehat dan aman untuk rakyat di seluruh negeri. Serahkan budidaya, bangun feedmill, breeding dan sebagainya ke rakyat. Karena bisnis unggas ini tidak mudah bagi pejabat yang tidak paham dan gonta-ganti orang,” tukasnya.

    Dengan begitu, sambungnya, pemerintah akan bisa menghemat anggaran yang tidak perlu. Termasuk kerugian akibat force majeure.

    “Jadi pemerintah di hulu cukup kendalikan impor GPS (bibit ayam) sesuai kebutuhan, di hilir menyerap dan mengolah hasil unggas tersebut untuk pangan rakyat. Biarkan budidaya tetap di tangan rakyat, pemerintah nggak perlu ikut budidaya,” cetusnya.

    “Dan, yang tidak kalah penting dalam perunggasan adalah jaminan kestabulan ketersediaan bahan baku pokok. Jagung yang stabil dengan harga layak, sehingga HPP ayam maupun telur berada di dalam harga yang wajar,” ucap Pardjuni.

    Pardjuni juga menampik alasan pemerintah adalah membangun peternakan untuk mendukung program MBG. Sebab, imbuh dia, secara produksi, kebutuhan telur dan daging ayam untuk MBG, pasokan dalam negeri mencukupi.

    “Pasokan daging ayam dan telur dari data sudah surplus. Dari awal program MBG ini kan juga ada sinergisnya dengan peternak rakyat. Suplai sudah cukup aman. Kalau masalah harga yang mahal bukan karena suplai ayam dan telur kurang, tapi karena bahan baku pakan yang mahal. Sehingga, HPP (biaya produksi) di peternak tinggi,” cetusnya.

    “Pemerintah tidak perlu mengeluarkan Rp20 triliun untuk menurunkan harga pakan. Bahan pokok utama pakan unggas adalah jagung. Maka, sediakan secara kontinu jagung untuk peternak dan pabrik pakan. Otomatis HPP turun, harga ayam dan telur di pasar akan turun juga. Dan, peternak bisa untung. Masalahnya sebenarnya sederhana,” kata Pardjuni.

    Dia menambahkan, tak peduli pemerintah mau membangun peternakan skala kecil atau besar, tetap tidak akan efektif jika itu adalah proyek pemerintah.

    “Jiwa memiliki sangat beda jauh, sehingga persentase rugi lebih besar. Justru bisa kehilagan uang sebesar itu. Lapangan beda jauh dengan teori. BUMN Berdikari juga pernah ada, tapi hasilnya mana? Habis kan?,” ujarnya.

    “Negara duitnya banyak tapi jangan sampai boros, tidak efektif, dan tidak tepat sasaran,” sambungnya.

    Karena itu, ujar Pardjuni, lebih baik pemerintah menggunakan dana itu lewat Koperasi Merah Putih untuk membangun silo-silo penampungan jagung untuk peternak-peternak kecil dan pabrik pakan.

    Sebab, ungkapnya, meski sekarang sudah ada program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) jagung, tetap masih belum memadai.

    “SPHP sekarang cukup membantu dan tidak ada komplain dari petani. Tidak lebih 200.000 ton untuk peternak kecil. Tapi, timingnya agak terlambat. Di samping itu, harga tetap mahal. Kalau jagung impor mungkin bisa langsung mengoreksi harga di pedang. Saya usul saja, impor jagung yang teruur, untuk menstabilkan harga. Asal jangan ngawur, harus benar-benar pas dengan kebutuhan di lapangan,” kata Pardjuni.

    “Kalau pemerintah pintar, bisa menyelamatkan petani jagung dan peternak, meski ada sedikit impor. Tergantung bagaimana memetakan distribusinya. Kita bangun silo-silo di tiap daerah pusat produsen, biar Bulog yang handle, jangan sampai harga jatuh. Jangan sampai dipermainkan trader. Terbukti, beras kan bisa stabil,” ucap Pardjuni.

    Beda Sikap

    Terpisah, Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) Sugeng Wahyudi menyampaikan sikap berbeda. Kata dia, rencana proyek melibatkan Danantara ini merupakan momentum penting untuk memperkuat sektor perunggasan nasional, terutama di sisi hulu

    “Sesuai dengan berita yang kami terima, kita sambut baik kebijakan pemerintah dengan menggelontorkan dana Rp20 triliun,” kata Sugeng kepada CNBC Indonesia, Selasa (11/11/2025).

    Di sisi lain, Sugeng mengingatkan pemerintah agar menyiapkan dengan matang pelaksanaan proyek tersebut, terutama kesiapan BUMN pangan yang akan menjadi pelaksana kebijakan. Menurutnya, bila tidak dilakukan dengan tepat, investasi besar ini berisiko tidak menyentuh akar persoalan di lapangan.

    “Harus ada kesiapan dari pemerintah, dalam hal ini BUMN pangan untuk menyongsong kebijakan ini. Rendahnya kesiapan dari BUMN terkait dengan kebijakan ini justru tidak akan tepat sasaran,” tukasnya.

    Tunggu Kajian

    Sementara itu, Chief Operating Officer Danantara Dony Oskaria mengatakan, pembangunan peternakan ayam, pedaging, dan petelur tersebut akan dikaji dan akan tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) yang akan dikeluarkan oleh Kementerian.

    “Ini juga akan dikaji, nanti tentu akan ada juga SKB yang akan dikeluarkan oleh Menteri untuk penugasan bagaimana,” ujarnya saat ditemui di Graha Mandiri Jakarta, Selasa (11/11/2025).

    Ia menjelaskan, pembangunan peternakan merupakan dukungan di sektor ketahanan pangan khususnya program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk kebutuhan protein.

    “Danantara tentu saja sebagai korporasi akan mengkaji dengan baik dan akan melaksanakan ini sesuai dengan keadaan korporasi yang baik,” pungkasnya.

    (dce/dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Mendes sebut Kopdes solusi hadapi dominasi ritel modern di desa

    Mendes sebut Kopdes solusi hadapi dominasi ritel modern di desa

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto menyampaikan keberadaan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih menjadi salah satu solusi menghadapi persoalan dominasi ritel modern di desa-desa.

    “Kopdes, program strategis nasional, saya kira salah satu kata kunci untuk kita memastikan pelayanan ekonomi tidak dikuasai oleh segelintir orang,” kata dia dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu.

    Dia mengatakan hal tersebut untuk merespons pertanyaan Komisi V DPR RI terkait dengan upaya mengatasi dominasi ritel modern, seperti Indomaret dan Alfamart yang mengancam keberlangsungan UMKM milik warga desa.

    Kehadiran Kopdes Merah Putih, kata dia, dapat menjadi pusat ekonomi rakyat yang mampu memenuhi berbagai kebutuhan warga desa, mulai dari kebutuhan sembako, pupuk, hingga elpiji.

    Ia mengatakan Kopdes Merah Putih juga akan dirancang sebagai sistem usaha bersama yang menggerakkan ekonomi desa tanpa menyingkirkan warung tradisional.

    Ia memandang keberadaan ritel modern, terutama di desa, tidak perlu ditambah karena berpotensi mematikan usaha kecil masyarakat.

    Oleh karena itu, diperlukan sistem ekonomi alternatif yang lebih berpihak pada pelaku usaha lokal.

    “Kalau saya secara pribadi atau bisa jadi sikap saya sebagai Menteri Desa, sudah cukup, tidak perlu lagi tambah,” kata dia.

    Selain memperkuat Kopdes, Kemendes PDT menargetkan 20 ribu Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dapat terlibat dalam rantai pasok kebutuhan pangan nasional, termasuk dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).

    “Saat ini sudah ada sekitar 400 BUMDes yang menjadi pemasok program pangan, mulai dari beras, telur, hingga ikan. Ini bagian dari konsep ‘dari desa, oleh desa, dan untuk desa’,” ujarnya.

    Ia menyampaikan pula bahwa penguatan ekonomi desa juga dilakukan melalui pengembangan desa tematik berbasis potensi lokal, seperti Desa Nila di Bandung Barat, Desa Ayam, dan Desa Lele di sejumlah daerah.

    Pewarta: Tri Meilani Ameliya
    Editor: M. Hari Atmoko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 252 Siswa SMA di NTT Alami Gejala Keracunan Usai Santap MBG

    252 Siswa SMA di NTT Alami Gejala Keracunan Usai Santap MBG

    Jakarta

    Sebanyak 252 siswa sekolah menengah atas (SMA) di Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT), dilaporkan mengalami keracunan seusai mengonsumsi menu Makan Bergizi Gratis (MBG). Ratusan siswa dari SMA Manda Elu dan SMA Santo Alfonsus itu mengeluhkan pusing dan mual.

    “Ada dua sekolah yakni SMA Manda Elu 147 orang dan SMA Santo Alfonsus 105 orang,” ujar Kasi Humas Polres Sumba Barat Daya AKP Bernardus Mbili Kandi dilansir detikBali, Rabu (12/11/2025).

    Bernardus menuturkan keracunan itu berawal saat ratusan siswa-siswi itu mengonsumsi MBG yang didistribusikan oleh Yayasan Tana Manda Sumba sekitar pukul 12.00 Wita pada Senin (10/11/2025). Adapun menu yang dibagikan, yakni ayam goreng, nasi putih, sayur labu siam, dan buncis.

    Hingga kini, sebanyak delapan siswa masih menjalani perawatan medis. Rinciannya, enam orang dirawat di RSUD Reda Bolo dan sisanya di RS Karitas.

    “Siswa-siswi lain yang kondisinya sudah membaik itu sudah diperbolehkan pulang ke rumahnya masing-masing,” tutur Bernardus.

    (rdp/idh)

  • PIHPS: Harga cabai rawit Rp38.900/kg, telur ayam Rp31.450/kg

    PIHPS: Harga cabai rawit Rp38.900/kg, telur ayam Rp31.450/kg

    Jakarta (ANTARA) – Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dikelola Bank Indonesia mencatat harga sejumlah komoditas pangan secara umum menunjukkan harga cabai rawit merah mencapai Rp38.900 per kilogram (kg), sedangkan telur ayam ras Rp31.450 per kg.

    Berdasarkan data dari PIHPS yang dilansir di Jakarta, Rabu pukul 10.11 WIB, selain cabai rawit merah dan telur ayam ras, tercatat harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional lainnya, yakni bawang merah di harga Rp42.300 per kg, bawang putih di harga Rp38.200 per kg.

    Selain itu beras kualitas bawah I di harga Rp14.500 per kg, begitu pun beras kualitas bawah II Rp14.500 per kg. Sedangkan beras kualitas medium I Rp15.900 per kg, dan beras kualitas medium II di harga yang sama yakni Rp15.900 per kg.

    Lalu, beras kualitas super I di harga Rp17.150 per kg, dan beras kualitas super II Rp16.850 per kg.

    Selanjutnya, PIHPS mencatat harga cabai merah besar mencapai Rp58.300 per kg, cabai merah keriting Rp57.500 per kg, dan cabai rawit hijau Rp35.250 per kg.

    Kemudian, daging ayam ras di harga Rp37.550 per kg, daging sapi kualitas I Rp139.300 per kg, daging sapi kualitas II di harga Rp133.750 per kg.

    Harga komoditas berikutnya yakni gula pasir kualitas premium tercatat Rp19.850 per kg, gula pasir lokal Rp17.700 per kg.

    Sementara itu, minyak goreng curah di harga Rp18.950 per liter, minyak goreng kemasan bermerek I di harga Rp23.050 per liter, serta minyak goreng kemasan bermerek II di harga Rp21.850 per liter.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Harga Pangan Hari Ini (12/11): Beras Medium Turun, Cabai hingga Telur Naik

    Harga Pangan Hari Ini (12/11): Beras Medium Turun, Cabai hingga Telur Naik

    Bisnis.com, JAKARTA — Mayoritas harga pangan hari ini mengalami kenaikan secara rata-rata nasional. Kenaikan harga pangan terjadi pada komoditas berbagai jenis cabai, bawang, minyak goreng hingga telur.

    Berdasarkan data Panel Harga Pangan Bapanas, Rabu (12/11/2025) pukul 07.56 WIB, harga beras premium stagnan Rp15.539 per kg dan beras medium turun 0,17% menjadi Rp13.514 per kg hari ini.

    Sementara itu, harga beras SPHP meningkat berada di kisaran Rp12.736 per kg atau naik tipis 0,01% dibandingkan hari sebelumnya. 

    Harga cabai merah keriting turun 0,68% menjadi Rp53.227 per kg. Harga cabai merah besar naik 2,77% menjadi Rp53.574 per kg dan harga cabai rawit merah naik 0,35% menjadi Rp38.103 per kg. 

    Di sisi lain, harga bawang putih bonggol naik secara nasional sebesar 0,19% menjadi Rp36.666 per kg dari hari sebelumnya dan harga bawang merah turun 0,25% menjadi Rp39.238 per kg. 

    Komoditas daging sapi murni naik 0,08% menjadi Rp135.115 per kg. Harga daging ayam ras naik 0,01% menjadi Rp36.896 per kg dan harga telur ayam ras naik 0,15% menjadi Rp30.429 per kg.

    Sementara itu, harga kedelai biji kering (impor) turun 0,26% menjadi Rp10.643 per kg, sedangkan harga gula konsumsi turun 0,01% menjadi Rp17.948 per kg. 

    Lebih lanjut, harga minyak goreng kemasan stagnan di kisaran Rp20.896 per kg. Sementara itu, harga minyak goreng curah naik 0,29% menjadi Rp17.517 per kg. 

    Komoditas pangan lainnya yaitu harga tepung terigu curah turun 0,13% menjadi Rp9.718 per kg dan harga tepung terigu kemasan turun 0,35% menjadi Rp12.898 per kg. Harga jagung tingkat peternak turun 0,16% menjadi Rp6.807 per kg. 

    Di samping itu, harga pangan ikan hari ini bervariasi. Adapun, harga ikan kembung turun 0,55% menjadi Rp42.664 per kg dan ikan tongkol naik 0,41% menjadi Rp35.291 per kg, sementara ikan bandeng naik 0,33% menjadi Rp35.624 per kg.