Hewan: Ayam

  • Sidak 27 Pasar, Satgas Pangan Polda Metro Pastikan Stok Sembako Cukup Meski Ada Kenaikan Harga Jelang Ramadan

    Sidak 27 Pasar, Satgas Pangan Polda Metro Pastikan Stok Sembako Cukup Meski Ada Kenaikan Harga Jelang Ramadan

    JAKARTA – Satgas Pangan Polda Metro Jaya menggelar sidak di 27 pasar untuk memastikan harga dan ketersedian bahan pokok mencukupi. Pengawasan tersebut dilakukan selama Ramadan 1446 Hijriah.

    “Satgas Pangan Daerah Polda Metro Jaya telah melakukan monitoring, pengecekan dan pengawasan serta sidak pasar terkait ketersediaan dan harga bahan pokok penting atau sembako di pasar-pasar tradisional di wilayah hukum Polda Metro Jaya,” ujar Ketua Satgas Pangan Polda Metro Jaya sekaligus Dirkrimsus Polda Metro Jaya Kombes Ade Safri Simanjuntak kepada VOI, Jumat, 28 Februari.

    Sembako yang menjadi fokus pengawasan yakni beras premium, beras medium, bawang merah, bawang putih, cabe rawit merah, daging ayam, telur, gula, minyakita dan daging sapi.

    Sementara untuk pasar yang disidak guna memastikan harga dan ketersedian sembako antara lain; Pasar Iakan Epiles, Pasar Teluk Gong, Pasar Kapuk Muara, Pasar Muara Baru Ujung, Pasar Koja, Pasar Kelapa Gading, Pasar Jaya, Pasar Anyar Bahari, Pasar Pademangan Timur, Pasar Rajawali, yang seluruhnya di wilayah Jakarta Utara.

    Kemudian, pasar yang berada di wilayah Jakarta Selatan yakni Pasar Kebayoran Lama, Pasar Tebet Barat. Lalu, Pasar Tomang Barat, Pasar Jembatan Lima, Pasar Jembatan Dua, Pasar Kedoya, yang berada di wilayah Jakarta Barat.

    “Untuk Tangerang Kota di Pasar Anyar, Jakarta Pusat di Pasar Sawah Besar; Pasar Tanah Abang; Pasar Cempaka Putih; dan Pasar Johar,” sebutnya.

    Sidak juga dilakukan di Pasar Tambun, Bekasi Kabupaten; Pasar Depok Jaya; Pasar Pondok Gede; Pasar Serpong; Pasar Sembako Maju; dan Pasar Muara Angke.

    Dari hasil kegiatan sidak, tidak ditemukan indikasi penimbunan atau lainnya. Meski, ada beberapa sembako yang mengalami kenaikan.

    “Hasil sidak dan pengecekan di pasar-pasar tradisional di wilayah hukum Polda Metro Jaya sampai saat ini untuk ketersediaan mencukupi atau tersedia dan harga juga masih relatif stabil, walaupun ada kenaikan yang bervariatif,” kata Ade.

  • Minum Kopi Saat Sahur, Bolehkah? Ini Saran Ahli Gizi

    Minum Kopi Saat Sahur, Bolehkah? Ini Saran Ahli Gizi

    Jakarta, Beritasatu.com –  Minum kopi saat sahur sering menjadi kebiasaan bagi banyak orang yang ingin tetap segar saat menjalani puasa. Namun, apakah aman bagi tubuh? Para ahli gizi memberikan panduan agar konsumsi kopi saat sahur tidak berdampak negatif pada kesehatan.

    Ahli gizi Rahaf Al Bochi menekankan pentingnya menjaga keseimbangan nutrisi saat sahur agar tubuh tetap bugar sepanjang hari. Ia menyarankan agar sahur tidak dilewatkan karena makanan yang dikonsumsi pada waktu ini berperan penting dalam menjaga energi. “Sahur itu seperti sarapan pagi, hanya saja waktunya lebih awal. Pastikan untuk tidak melewatkannya,” ujar Al Bochi dikutip CNN, Sabtu (1/3/2025). 

    Banyak orang yang tetap ingin ngopi saat sahur untuk menghindari rasa kantuk. Namun, Al Bochi mengingatkan bahwa kafein memiliki efek diuretik yang bisa menyebabkan tubuh kehilangan lebih banyak cairan. “Kopi bisa meningkatkan frekuensi buang air kecil, yang berpotensi menyebabkan dehidrasi. Jika ingin tetap minum kopi, pastikan untuk mengimbanginya dengan asupan air yang cukup,” katanya.

    Ia juga merekomendasikan menu sahur yang seimbang, seperti makanan tinggi protein dan lemak sehat agar kenyang lebih lama. “Kombinasikan telur, alpukat, roti panggang, oatmeal, atau yogurt Yunani agar energi tetap stabil sepanjang hari,” tambahnya.

    Saat berbuka, tradisi Nabi menganjurkan untuk mengawali iftar dengan kurma dan air. Menurut Al Bochi, kurma merupakan sumber energi yang cepat diserap tubuh karena kandungan gulanya yang alami. “Kurma juga mengandung serat, yang membantu menjaga keseimbangan gula darah. Jika dipadukan dengan protein seperti almond atau kenari, efeknya bisa lebih baik,” jelasnya.

    Dalam menyusun menu iftar, ia merekomendasikan konsep healthy plate model untuk memastikan keseimbangan gizi. “Bayangkan piring Anda dibagi menjadi beberapa bagian: setengahnya untuk sayuran, seperempatnya untuk karbohidrat kompleks seperti quinoa atau kentang, dan seperempatnya lagi untuk protein seperti ayam, daging sapi, atau ikan,” paparnya.

    Selain makanan, hidrasi juga menjadi faktor penting dalam menjaga kesehatan selama Ramadan. Al Bochi mengingatkan agar tubuh mendapatkan cairan yang cukup selama waktu berbuka hingga sahur. “Minumlah cukup air sepanjang malam. Teh, sup, serta buah-buahan dengan kadar air tinggi seperti semangka juga bisa membantu memenuhi kebutuhan cairan,” tuturnya.

    Bagi mereka yang terbiasa minum kopi, Al Bochi menyarankan untuk mengurangi asupan kafein secara bertahap sebelum Ramadan guna menghindari sakit kepala akibat perubahan pola konsumsi. Ngopi saat sahur sebenarnya boleh saja, tetapi ia mengingatkan agar tidak berlebihan. “Jika tetap ingin minum kopi, pastikan tubuh tetap terhidrasi dan jangan menjadikannya satu-satunya sumber cairan saat sahur,” ujarnya.

    Dengan menjaga keseimbangan asupan nutrisi, cukup minum air, serta menikmati kopi dalam jumlah yang tepat, ngopi saat sahur bisa dilakukan tanpa mengganggu kelancaran puasa. Pastikan tubuh tetap sehat agar Ramadan dapat dijalani dengan penuh energi.

  • Harga pangan Jumat, cabai rawit Rp82.450/kg, bawang merah Rp36.850/kg

    Harga pangan Jumat, cabai rawit Rp82.450/kg, bawang merah Rp36.850/kg

    Bawang merah dan komoditas pangan lainnya yang dijual di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (17/2/2025) sore. ANTARA/Harianto

    Harga pangan Jumat, cabai rawit Rp82.450/kg, bawang merah Rp36.850/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Jumat, 28 Februari 2025 – 12:59 WIB

    Elshinta.com – Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dikelola Bank Indonesia mencatat sejumlah komoditas pangan secara umum, cabai rawit merah di harga Rp82.450 per kilogram (kg) dan bawang merah di harga Rp36.850 per kg, pada Jumat pagi.

    Berdasarkan data dari PIHPS, dilansir di Jakarta, pukul 10.00 WIB, selain cabai rawit merah dan bawang merah, tercatat harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional lainnya, yakni bawang putih di harga Rp44.350 per kg.

    Selain itu beras kualitas bawah I di harga Rp13.600 per kg; beras kualitas bawah II Rp13.350 per kg; beras kualitas medium I Rp15.250 per kg; begitu pun beras kualitas medium II di harga Rp15.300 per kg. Lalu, beras kualitas super I di harga Rp15.700 per kg; dan beras kualitas super II Rp15.300 per kg.

    Selanjutnya, PIHPS mencatat harga cabai merah besar mencapai Rp53.350 per kg; cabai merah keriting Rp55.350 per kg; dan cabai rawit hijau Rp65.950 per kg.

    Kemudian, daging ayam ras di harga Rp34.650 per kg, daging sapi kualitas I Rp140.650 per kg, daging sapi kualitas II di harga Rp138.450 per kg.

    Harga komoditas berikutnya yakni gula pasir kualitas premium tercatat Rp18.850 per kg; gula pasir lokal Rp17.950 per kg.

    Sementara itu, minyak goreng curah di harga Rp19.900 per kg, minyak goreng kemasan bermerek I di harga Rp23.650 per kg; serta minyak goreng kemasan bermerek II di harga Rp19.150 per kg.

    Selanjutnya, PIHPS juga mencatat harga komoditas telur ayam ras di harga Rp28.950 per kg.

    Sumber : Antara

  • Harga Pangan Naik Jelang Ramadhan 2025? Para Pejabat di Bidang Pangan Gelar Operasi Pasar

    Harga Pangan Naik Jelang Ramadhan 2025? Para Pejabat di Bidang Pangan Gelar Operasi Pasar

    PIKIRAN RAKYAT – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono bersama Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi dan pejabat lain di bidang pangan memantau operasi pasar pangan murah di Kantor Pos Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 27 Februari 2025.

    Wamentan Sudaryono mengimbau masyarakat tetap tenang dan tak terbawa fenomena Fear of Missing Out (FOMO) atau kecemasan menghadapi kenaikan harga pangan jelang Ramadhan 2025.

    “Sesuai instruksi Bapak Presiden Prabowo, kami ingin memastikan di bulan Ramadhan dan Lebaran nanti, tidak ada lagi FOMO kenaikan harga kebutuhan bahan pokok akibat permintaan terhadap komoditas naik. Jadi, stok tercukupi, harga bagus, masyarakat dapat tenang,” ucap Sudaryono seperti dikutip dari Antara.

    Operasi Pasar

    Pihaknya mengaku kepanikan dalam berbelanja justru memperburuk situasi dan menyebabkan lonjakan harga yang lebih tinggi.

    Menurut Wamentan, FOMO sering kali mendorong masyarakat membeli barang dalam jumlah besar karena khawatir harga akan semakin naik atau stok habis dalam konteks ekonomi dan belanja.

    Operasi pasar adalah upaya pemerintah, bekerja sama dengan BUMN pangan dan PT Pos Indonesia, mengantisipasi potensi kenaikan harga pangan jelang Ramadhan 2025.

    “Setiap tahun kita menghadapi pola yang sama menjelang Ramadhan dan Lebaran, di mana harga pangan mengalami kenaikan sementara. Namun, stok pangan nasional dalam kondisi cukup, dan pemerintah terus berupaya menjaga stabilitas harga. Jadi, masyarakat tidak perlu panik atau membeli berlebihan,” lanjutnya.

    Menurut Sudaryono, operasi pasar bagian dari langkah pemerintah menstabilkan harga pangan, khususnya ketika Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).

    Ia mengatakan kegiatan ini arahan Presiden Prabowo agar masyarakat melaksanakan ibadah puasa tanpa khawatir ketersediaan dan harga bahan pokok.

    “Kami ingin memastikan bahwa masyarakat mendapatkan bahan pangan dengan harga yang wajar. Operasi pasar ini adalah bentuk komitmen pemerintah dalam menjamin pangan yang merata dan terjangkau,” lanjut Wamentan.

    Kepala Kantor Pos Cibinong Mariana Wijayanti mengaku respons masyarakat pada operasi pasar pangan murah cukup tinggi.

    Menurutnya jumlah konsumen yang datang meningkat setiap harinya dengan rata-rata 120 orang per hari sejak diluncurkan Senin, 24 Februari 2025.

    “Pada hari pertama sekitar 100 orang berdasarkan catatan pembelian. Hari kedua meningkat di 120. Jumlahnya terus meningkat apalagi semua stok sudah ada. Harapan kami dengan keberadaan kami bisa membantu masyarakat,” kata Mariana.

    Operasi Pasar Pangan Murah di Kantor Pos Cibinong menyediakan berbagai bahan pangan pokok seperti beras, minyak goreng, gula pasir, telur ayam, daging ayam, daging kerbau, bawang putih dan lainnya.

    Berbagai bahan pokok ini dibanderol dengan harga yang lebih rendah dibandingkan harga pasar dan harga eceran tertinggi (HET).***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Satgas Pangan Polres Serang Cek Pasar Ciruas, Pastikan Harga Bahan Pokok Aman

    Satgas Pangan Polres Serang Cek Pasar Ciruas, Pastikan Harga Bahan Pokok Aman

    Jakarta

    Satgas Pangan Polres Serang Bersama Dinas UMKM Perindustrian dan Perdagangan Pemkab Serang melakukan sidak ke Pasar Ciruas. Kegiatan itu untuk memastikan harga ayam potong dan stok pangan aman jelang Ramadan.

    Khusus untuk di Pasar Ciruas, yang merupakan pasar di Kabupaten Serang menemukan ada komoditi yang naik dalam ukuran kilogram. Pertama harga ayam potong dari Rp 35 ribu menjadi Rp 38 ribu. Telur dari Rp 30 ribu menjadi Rp 32 ribu, cabe keriting dari Rp 40 ribu menjadi Rp 60 ribu, bawang merah dari Rp 30 ribu menjadi Rp 40 ribu serta daging ayam sapi dari Rp 135 ribu menjadi Rp 140 ribu.

    “Perkembangan saat ini untuk ketersediaan bahan pokok di sejumlah Pasar tradisional termasuk Pasar Ciruas relatif normal dan tidak terjadi kelangkaan terhadap komoditi yang saat ini mengalami kenaikan,” kata Kapolres Serang AKBP Condro Sasongko, Jumat (28/2/2025).

    Khusus untuk gudang Bulog Singamerta di Ciruas, stok juga dinilai untuk pasokan beras. Harga lain menurutnya masih normal kecuali enam komoditi di atas karena meningkatkan permintaan konsumen di pasar.

    Satgas Pangan katanya, akan terus membantu untuk memonitor dan mengawasi ketersediaan bahan pokok untuk masyarakat. Ini dilakukan demi menjaga ketersediaan bahan pokok apalagi di bulan Ramadan.

    “Satgas Pangan akan terus memonitor, jangan sampai masyarakat kesulitan untuk mengakses berbagai komoditas bahan pokok harian tersebut di bulan suci Ramadan 1446 H,”tambahnya.

    Ia menegaskan jangan sampai ada spekulan atau penimbun dan kejahatan kartel yang bisa mengancam ketersediaan pangan bagi masyarakat. Menurutnya, ada konsekuensi hukum bagi yang melakukan kejahatan termasuk jika ada perbuatan curang.

    “Saya tegaskan jangan ada yang bermain curang. Kalau ada spekulan bermain menampung barang ataupun menimbun, akan saya tindak tegas sesuai hukum yang berlaku,” katanya.

    (bri/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Sudin KPKP Jakbar awasi produk pangan di enam pasar jelang Ramadhan

    Sudin KPKP Jakbar awasi produk pangan di enam pasar jelang Ramadhan

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Barat melakukan pengawasan pangan segar di enam pasar menjelang bulan Ramadhan 1446 Hijriah untuk memastikan keamanan pangan yang dijual aman dikonsumsi masyarakat.

    “Pemeriksaan difokuskan pada sejumlah kandungan kimia berbahaya, seperti pestisida pada pertanian dan formalin pada peternakan,” kata Kepala Sudin KPKP Jakarta Barat, Novy C. Palit saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

    Keenam pasar yang dilakukan pengawasan, yakni Pasar Tomang Barat, Timbul Barat, Jelambar Polri, Duta Mas, Grogol, dan Slipi.

    Novy menyebut pengawasan pangan dilakukan dengan mengambil sejumlah sampel produk pertanian dan peternakan di enam pasar tradisional di Jakarta Barat.

    Sampel produk pertanian yang diperiksa antara lain, anggur, apel, beras, cabai merah keriting, cabe rawit, kacang panjang, sawi hijau, sawi putih, tomat, dan kembang kol. Sedangkan sampel produk peternakan seperti daging ayam dan daging sapi.

    “Petugas uji sampel masing-masing 11 produk pertanian dan 2 produk peternakan di enam pasar tradisional. Total 78 sampel produk pertanian dan peternakan. Sampel produk diperiksa secara on the spot di mobil uji laboratorium Dinas KPKP DKI Jakarta,” ujarnya.

    Seluruh sampel produk pertanian dan peternakan, tambah dia, aman dari bahan kimia berbahaya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Nenek Moyang Tumbuhan dan Hewan Sama, Peneliti Temukan Buktinya

    Nenek Moyang Tumbuhan dan Hewan Sama, Peneliti Temukan Buktinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sudah sejak lama kita selalu dihadapkan soal pertanyaan evolusi. Misalnya mana yang lebih dulu ayam atau telur?

    Pertanyaan soal evolusi ‘mana yang lebih dulu’ selalu membuat pusing. Namun sebuah penelitian berhasil memecahkan jawaban untuk pertanyaan evolusi.

    Dalam hal evolusi, pertanyaan soal telur dan ayam ditujukan kepada organisme tak bergerak (tanaman) dan organisme bergerak (hewan). Lebih spesifik lagi, soal fotosintesis dan metabolisme aerobik.

    Fotosintesis adalah proses oleh algae dan tanaman untuk mengolah karbon diaoksida dan air dengan energi sinar matahari untuk menghasilkan “bahan bakar” pertumbuhan. Oksigen juga dihasilkan sebagai hasil “sampingan.”

    Hewan kemudian menggunakan oksigen sebagai bahan bakar untuk mengolah “bahan bakar” tubuh kemudian diubah menjadi energi dan membuang karbon dioksida. Proses ini dinamakan metabolisme aerobik.

    “Kami sejak awal menduga ini terkait evolusi fotosintesis dan kemampuan bernapas,” kata Felix Elling, peneliti dari Departemen Bumi dan Ilmu Planet, seperti dikutip dari Phys, Jumat (28/2/2025).

    Elling, who was working in Professor Ann Pearson’s Lab for Molecular Biogeochemistry and Organic Geochemistry, was looking for specific molecules unrelated to questions about the evolution of aerobic metabolism when he discovered something unusual: a slight change in a molecule in a nitrogen-utilizing bacterium, Nitrospirota, that appeared more like something that a plant would need for photosynthesis, rather than a bacterium.

    Elling menjelaskan dirinya mengamati bahwa ada perubahan yang tak kentara dalam molekul Nitrospirota, bakteri yang mengonsumsi nitrogen. Proses ini biasanya muncul dalam tanaman, bukan bakteri.

    Mereka menemukan variasi dari molekul yang disebut kuinon. Molekul ini ada di semua jenis kehidupan. Ada dua variasi kuinon yaitu aerobik yang membutuhkan oksigen dan anaerobik yang tidak.

    Kuinon aerobik terbagi lagi menjadi dua, yakni untuk tanaman lewat fotosintesis dan digunakan bakteri serta hewan untuk menghirup oksigen.

    Ternyata ada jenis ketiga, metyil-plastokuinon, yang kemungkinan merupakan mata rantai yang hilang. 

    Penemuan kuinon terkait fotosintesis di bakteri yang menghirup oksigen, sangat unik. Oleh karena itu, peneliti yakin bahwa metyil-plastokuinon adalah mata rantai yang hilang antara dua jenis proses penting dalam kehidupan (fotosintesis dan pernapasan).

    Mereka kemudian menghubungkan antara temuan ini dengan “Peristiwa Oksidasi Besar” yang terjadi sekitar 2,3 hingga 2,4 miliar tahun lalu. Pada saat itu, ilmuwan menduga algae jenis cyanobacteria muncul dan memproduksi oksigen dalam jumlah besar. Lonjakan jumlah oksigen itu membuka pintu lahirnya organisme yang bernapas (metaboisme aerobik).

    Artinya, awalnya ilmuwan menduga bahwa fotosintesis terjadi sebelum kemunculan makhluk hidup yang “bernapas.” Temuan jenis kuinon baru ini memunculkan hipotesis baru, yaitu sudah ada organisme yang hidup memanfaatkan oksigen jauh sebelum ada ledakan cyanobacteria,

    Ann Pearson dari Lab for Molecular Biogeochemistry and Organic Geochemistry menjelaskan bahwa reaksi biologi yang memanfaatkan oksigen sebetulnya ‘sangat merusak’ dan bisa membutuh sel yang tidak mampu memprosesnya. Oleh karena itu, organisme yang bisa memproses oksigen memiliki sel yang sangat “canggih.”

    “Dengan kata lain, ini adalah cara kita bernapas. Setelah punya. kemampuan bernapas, diversifikasi segala jenis kehidupan di dunia ini terbuka,” kata Pearson.

    Perbedaan berbagai jenis struktur kuinon juga bisa tampak di tubuh manusia. Kuinon di mitokondria manusia berbeda dengan kuinon di tanaman.

    “Apa yang kami temukan adalah ‘nenek moyang’ molekul ini, yang kemudian diadaptasi ke dalam dua bentuk dengan fungsi spesifik di tumbuhan dan dalam bentuk mitokondria,” kata Elling. “Molekul ini adalah sebuah mesin waktu, fosil hidup dari molekul yang bertahan lebih dari dua miliar tahun.”

    (dem/dem)

  • Polisi Sidak Pasar dan Distributor, Pastikan Stok Pangan Aman Saat Ramadhan 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 Februari 2025

    Polisi Sidak Pasar dan Distributor, Pastikan Stok Pangan Aman Saat Ramadhan Megapolitan 28 Februari 2025

    Polisi Sidak Pasar dan Distributor, Pastikan Stok Pangan Aman Saat Ramadhan
    Tim Redaksi
     
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menjelang bulan Ramadhan, Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polda Metro Jaya menggelar inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah pasar tradisional, Jumat (28/2/2025).
    Kasatgas Pangan Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak mengatakan, sidak ini dilakukan untuk mengecek ketersediaan serta harga bahan pokok di pasar-pasar tradisional dalam wilayah hukum Polda Metro Jaya.
    “Meliputi beras premium, beras medium, bawang merah, bawang putih, cabai rawit merah, daging ayam, telur, gula, Minyakita, dan daging sapi,” ungkap Ade Safri dalam keterangannya, Jumat.
    Berikut lokasi pasar-pasar tradisional yang disidak oleh Satgas Pangan Polda Metro Jaya:
    Berdasarkan hasil sidak sejumlah pasar tradisional, Satgas Pangan Polda Metro Jaya memastikan ketersediaan atau stok bahan pokok mencukupi selama bulan Ramadhan.
    “Harga juga masih stabil, walaupun ada kenaikan yang bervariatif,” ujar Ade Safri.
    Selain sidak di pasar tradisional, Satgas Pangan Polda Metro Jaya juga meninjau ketertiban bahan pokok di tingkat distributor. Salah satunya di Pasar Induk Cipinang.
    “Para pedagang diimbau agar tidak menaikkan harga di luar kewajaran dan juga kepada para pengunjung pasar agar tidak melakukan aksi borong supaya tidak terjadi ‘panic buying’ yang menimbulkan gejolak harga yang tidak stabil,” kata dia.
    “Dipastikan bahwa stok atau ketersedian bahan pokok di wilayah Jakarta mencukupi,” pungkas dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Penjual Ayam di Jaksel jadi Tersangka dan Terancam Denda Rp2 Miliar, Begini Duduk Perkaranya – Halaman all

    Penjual Ayam di Jaksel jadi Tersangka dan Terancam Denda Rp2 Miliar, Begini Duduk Perkaranya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi menetapkan SY (32), seorang penjual ayam di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan sebagai tersangka.

    Bukan tanpa alasan, polisi menyematkan status tersangka kejahatan ke pedagang tersebut.

    Rupanya, polisi menemukan alat bukti bahwa SY melakukan praktik jahat pada ayam yang dijualnya yakni ayam gelonggongan.

    Kanit Resmob Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKP Bima Sakti menuturkan penetapan tersangka setelah dilakukan gelar perkara.

    “Setelah kami lakukan gelar perkara status pelaku kami tingkatkan menjadi tersangka,” katanya, Jumat (28/2/2025).

    Bima menuturkan bahwa tersangka dipersangkakan Pasal 62 Ayat (1) juncto Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dengan ancaman 5 tahun penjara denda maksimal Rp2 miliar.

    Tersangka melakukan tindak pidana menyuntik ayam potong dengan air hingga bobot ayam menjadi lebih berat.

    “Sebelum dilakukan gelonggongan bobot berbeda dari awal sekitar 1 sampai 2 ons,” ucapnya.

    Alat yang digunakan tersangka berupa kompresor dan suntikan yang sudah dimodifikasi.

    Dalam sehari tersangka dapat menyuntik sekitar 200 ayam.

    Per potong ayam dijual sekitar Rp30 ribu – Rp50 ribu sedangkan praktik tersebut telah dilakukan sejak 2021.

    Pihak Polres Metro Jakarta Selatan menangkap SY (32) yang diduga menjual ayam gelonggongan menjelang bulan Ramadan.

    SY ditangkap polisi di Pasar Kebayoran Lama pada Kamis, 27 Februari 2025 sekira pukul 00.41 WIB.

    Hal itu diungkap Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Ardian Satrio Utomo, dikutip Jumat (28/2/2025).

    Ardian mengatakan S berprofesi sebagai penjagal ayam di sebuah rumah potong ayam di Kebayoran Lama.

    Pelaku melakukan praktik ilegal dengan menyuntikkan air ke dalam tubuh ayam.

    Praktik ilegal itu untuk meningkatkan berat ayam agar harganya yang dijual lebih mahal.

    “Pada hari Kamis, tanggal 27 Februari 2025 sekira pukul 00.41 WIB, (pelaku ditangkap) di wilayah Pasar Kebayoran Lama,” ucapnya.

    Penangkapan S dilakukan di rumah potong tersebut usai mendapatkan informasi dari masyarakat.

    “Tim Opsnal melakukan interogasi awal dan didapatkan informasi bahwa benar telah terjadi pemotongan ayam yang kemudian dicampur dengan air, dan tidak sesuai dengan standar produksi,” kata Ardian.

    Pihak kepolisian menyita barang bukti berupa lima ekor ayam yang sudah disuntik air.

    Lalu lima ekor ayam yang belum disuntik air, satu jarum suntik, satu selang air, dan dua lembar kwitansi penjualan.

    “Pelaku kemudian dibawa ke Mako Polres Jakarta Selatan untuk proses lebih lanjut,” tuturnya.

    ILUSTRASI AYAM – Polres Metro Jakarta Selatan menangkap seorang pria pedagang ayam di Pasar Kebayoran Lama yang melakukan praktik penggelonggongan. (TRIBUNJAKARTA.COM/NOVIAN ARDIANSYAH)

    S mengaku menyuntikkan air ke ayam agar beratnya bertambah. 

    Dengan cara tersebut pelaku memperoleh keuntungan yang lebih besar dari penjualan ayam tersebut.

    Dengan meningkatnya permintaan ayam selama bulan Ramadan, masyarakat diharapkan lebih waspada terhadap kejahatan serupa.

       

     

     

     

     

     

     

     

     

  • Penjual Ayam Gelonggongan Raup Omzet hingga Rp 10 Juta Per Hari
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 Februari 2025

    Penjual Ayam Gelonggongan Raup Omzet hingga Rp 10 Juta Per Hari Megapolitan 28 Februari 2025

    Penjual Ayam Gelonggongan Raup Omzet hingga Rp 10 Juta Per Hari
    Tim Redaksi
     
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Tempat pemotongan ayam yang menjual
    ayam gelonggongan
    di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, meraup omzet hingga Rp 10 juta per hari.
    Berdasarkan pengakuan pekerja bernama Soyib (32) yang kini ditetapkan sebagai tersangka, dia bisa menjual ayam gelonggongan hingga 200 ekor per hari.
    Mereka menyuntikkan air ke daging ayam potong sehingga terlihat besar.
    “Untuk pemotongan yang bisa dilakukan oleh saudara SY, dalam satu hari bisa sampai 100 sampai 200 ayam potong, yang dijual mulai harga Rp 30.000 sampai Rp 50.000 (per ekor),” kata Kanit Resmob Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan di Kebayoran Lama, Jumat (28/2/2025).
    Meski begitu, omzet yang didapatkan bervariasi, tergantung hasil penjualan dalam satu hari.
    Dalam kasus ini, polisi baru menetapkan satu tersangka, yakni Soyib. Meski begitu, Bima memastikan bahwa pemilik tempat pemotongan mengetahui kegiatan penggelonggongan ayam ini.
    Dengan begitu, polisi sedang mendalami keterlibatan pihak lain.
    “Untuk bisnis ini dijalankan pengakuan dari tersangka saudara SY yang bersangkutan sudah menjalani mulai dari tahun 2021,” kata dia.
    Diberitakan sebelumnya, Soyib ditangkap karena menyuntikan air ke dalam tubuh ayam agar berat bertambah saat dijual.
    Ia ditangkap di tempat pemotongan ayam Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis (27/2/2025) pukul 00.41 WIB.
    Dari penangkapan ini, polisi menyita barang bukti berupa lima ekor ayam yang sudah disuntik air, lima ekor ayam yang belum disuntik air, satu buah jarum suntik, satu selang air dan dua lembar kwitansi penjualan.
    Kini, Soyib telah ditetapkan sebagai tersangka. Polisi menjeratnya dengan Pasal 62 Ayat (1) juncto Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, dengan ancaman maksimal 5 tahun penjara dan denda maksimal Rp 2 miliar.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.