Hewan: Ayam

  • Kisah Yoni Pengusaha Masakan Padang di Semarang Rela Tak Mudik Bertahun-tahun Demi Buka Saat Lebaran

    Kisah Yoni Pengusaha Masakan Padang di Semarang Rela Tak Mudik Bertahun-tahun Demi Buka Saat Lebaran

    TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN – Saat sebagian besar warung makan tutup saat Hari Raya Idul Fitri, pengusaha kuliner di wilayah Ungaran Barat, Kabupaten Semarang ini memilih tetap buka.

    Yoni Hasnal (40), pemilik warung masakan Padang bernama Sari Bundo yang berada Kelurahan Bandarjo ini rela tidak mudik atau pulang ke kampung halamannya di Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat.

    Dia mengaku, sudah empat tahun menjalani hal tersebut.

    “Kami lebaran tetap buka dari pukul 12.00 sampai 21.00 WIB.

    Selama Ramadan juga kami tetap buka bahkan waktu sahur sampai subuh, sehingga pelanggan kami banyak yang ke sini,” kata Yoni ketika ditemui Tribunjateng.com, Minggu (30/3/2025).

    Langkah yang diambilnya tersebut ternyata menjadi peluang bisnis yang menjanjikan.

    Tampak sebagian besar waktu berbuka puasa maupun sahur, warungnya selalu kebanjiran pembeli.

    Bahkan, dia dan istrinya beberapa kali tidak sempat langsung makan seusai berbuka karena harus melayani pembeli.

    Terutama saat H-1 Lebaran 2025, di mana antrean di sana selalu panjang karena warga-warga cukup kesulitan mencari warung makan yang masih buka.

    Yoni sendiri membuka usahanya dan berjualan masakan Padang bersama istri dan anak-anaknya.

    “Di sini ada pegawai juga, tapi pegawai kami persilakan mudik.

    Sedangkan waktu ramai-ramainya pas Lebaran, dibantu sama anggota keluarga saya,” imbuh dia.

    Menurut dia, satu di antara keputusan untuk tetap buka yaitu untuk mengakomodir para pelanggannya yang sudah terbiasa makan di warungnya.

    “Karena kami usaha sendiri dan tidak ikut orang, maka kami yang memilih waktu libur kami sendiri saat pulang ke kampung halaman,” ungkap dia.

    Pilihan menu yang dihadirkan di sana pun beragam.

    Sesuai tema warung tersebut, terdapat berbagai macam lauk khas Padang meliputi daging cincang atau koyor, kikil, ayam goreng, ikan goreng, cumi ala Padang, dan lain sebagainya.

    Dia berharap, bisa terus menyajikan menu-menu dan hidangan yang terbaik untuk pelanggan dan konsumen lainnya. (*)

     

  • Open House di Pendopo, Bupati Pati Sudewo Ajak Masyarakat Berkontemplasi

    Open House di Pendopo, Bupati Pati Sudewo Ajak Masyarakat Berkontemplasi

    TRIBUNJATENG.COM, PATI – Bupati Pati Sudewo bersama Wakil Bupati Risma Ardhi Chandra menggelar Open House Lebaran Idulfitri 1446 Hijriah di Pendopo Kabupaten Pati, Senin (31/3/2025).

    Bersama jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) mereka menyambut para kolega dan handai tolan, bersalam-salaman, dan saling mengucap maaf.

    Para tamu undangan pun mengantre untuk bersalaman dengan bupati dan jajaran.

    Open House ini dimulai pukul 09.00 WIB hingga waktu zuhur tiba.

    Untuk para tamu, disediakan beraneka hidangan. Mulai dari nasi gandul, sate ayam, bakso, hingga soto.

    Acara ini menjadi ajang silaturahim dan halal bihalal antarpejabat serta masyarakat Pati.

    “Selayaknya open house pada umumnya, pada hari pertama Idulfitri ini, saya bersama Pak Chandra, Wakil Bupati, menerima tamu-tamu dari seluruh Kabupaten Pati untuk melaksanakan halal bihalal dan saling memaafkan. Momentum lebaran ini adalah waktu yang tepat untuk introspeksi diri, berkontemplasi dengan pikiran yang baik dan niat yang mulia, dalam rangka membangun Kabupaten Pati,” ujar Sudewo saat diwawancarai TribunJateng.com.

    Sudewo berharap, dengan semangat yang terlahir dari hari raya ini, semua pihak dapat bersatu padu membangun Kabupaten Pati agar menjadi lebih baik. 

    Dia mengajak seluruh lapisan masyarakat bersama-sama mewujudkan cita-cita Kabupaten Pati yang lebih maju dan sejahtera.

    “Marilah kita jadikan momentum hari raya ini sebagai energi untuk berbuat baik kepada masyarakat Kabupaten Pati. Sehingga apa yang diharapkan oleh masyarakat, yakni Pati yang lebih baik, in syaa Allah akan menjadi kenyataan,” ucap dia.

    Rencananya, setelah acara open house di Pendopo Kabupaten Pati, Sudewo juga akan menggelar open house di kediaman pribadinya, Desa Slungkep, Kecamayan Kayen. (mzk)

     

  • Tak Hanya Ketupat, Inilah Sajian Makanan Khas Lebaran di Berbagai Negara

    Tak Hanya Ketupat, Inilah Sajian Makanan Khas Lebaran di Berbagai Negara

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Hari Raya Idulfitri selalu identik dengan hidangan khas yang menggugah selera. Di Indonesia, ketupat menjadi simbol perayaan Lebaran yang tidak pernah absen di meja makan.

    Namun, di berbagai negara lain, terdapat aneka makanan khas yang juga menjadi bagian dari tradisi Lebaran. Makanan-makanan ini tidak hanya sekadar sajian lezat, tetapi juga memiliki makna budaya dan sejarah yang mendalam.

    Berikut adalah beberapa makanan khas Lebaran dari berbagai negara yang tak kalah menarik dari ketupat:

    Rendang – Indonesia
    Meskipun ketupat adalah ikon Lebaran di Indonesia, rendang juga menjadi hidangan utama yang selalu hadir di meja makan. Masakan khas Minangkabau ini terbuat dari daging sapi yang dimasak dalam santan dan rempah-rempah khas selama berjam-jam hingga empuk dan kaya rasa. Rendang melambangkan kesabaran dan ketahanan, karena proses memasaknya yang lama dan penuh kesabaran.

    Sheer Khurma – India, Pakistan, dan Bangladesh
    Di kawasan Asia Selatan, salah satu makanan khas Lebaran yang paling populer adalah Sheer Khurma, sejenis puding manis yang terbuat dari bihun, susu, gula, serta diberi tambahan kacang dan kurma. Hidangan ini sering disajikan sebagai makanan penutup setelah berbuka puasa di hari terakhir Ramadan dan saat perayaan Idulfitri.

    Maamoul – Timur Tengah
    Di negara-negara Timur Tengah seperti Arab Saudi, Lebanon, dan Suriah, Maamoul menjadi kudapan khas yang selalu hadir saat Lebaran. Maamoul adalah kue kering berbentuk bulat atau oval yang berisi kurma, kacang, atau kenari. Teksturnya lembut dengan aroma khas dari air mawar dan kayu manis. Kue ini sering dibuat bersama keluarga sebagai tradisi sebelum Idulfitri tiba.

    Lapis Legit – Indonesia dan Belanda
    Lapis legit adalah kue khas Indonesia yang mendapat pengaruh dari budaya Belanda. Kue ini memiliki banyak lapisan tipis dengan rasa rempah-rempah yang khas. Lapis legit sering disajikan sebagai camilan saat Lebaran dan menjadi simbol kesabaran serta kerja keras karena proses pembuatannya yang cukup rumit dan memakan waktu lama.

    Bolani – Afghanistan
    Di Afghanistan, makanan khas Lebaran yang populer adalah Bolani, yaitu roti pipih yang diisi dengan berbagai bahan seperti kentang, labu, atau daun bawang, lalu digoreng hingga renyah. Bolani biasanya disajikan bersama saus yogurt atau chutney sebagai pelengkap.

    Tufahija – Bosnia dan Herzegovina
    Di kawasan Balkan, terutama Bosnia dan Herzegovina, Lebaran dirayakan dengan menyajikan Tufahija, yaitu apel yang direbus dalam sirup gula dan diisi dengan campuran kacang kenari dan kayu manis. Hidangan ini sering disajikan sebagai pencuci mulut setelah makan besar saat perayaan Idulfitri.

    Doro Wat – Ethiopia
    Di Ethiopia, umat Muslim merayakan Lebaran dengan menyajikan Doro Wat, yaitu semur ayam yang kaya rempah dengan saus merah pedas yang terbuat dari bawang, cabai, dan beragam bumbu khas Ethiopia. Hidangan ini biasanya disantap bersama Injera, roti khas Ethiopia yang bertekstur kenyal dan sedikit asam.

    Manti – Turki
    Di Turki, Manti menjadi salah satu hidangan khas saat Idulfitri. Manti adalah pangsit kecil berisi daging cincang yang disajikan dengan saus yogurt dan mentega berbumbu. Hidangan ini menjadi simbol kehangatan keluarga karena sering dibuat bersama-sama oleh anggota keluarga sebelum perayaan Lebaran.

    Tajine – Maroko
    Di Maroko, Tajine menjadi makanan khas yang selalu hadir saat Lebaran. Tajine adalah masakan berbahan dasar daging (biasanya ayam atau domba) yang dimasak dengan berbagai rempah dalam wadah tanah liat khusus. Rasanya kaya dengan sentuhan manis dari buah kering seperti aprikot atau plum.

    Kek Batik – Malaysia dan Brunei
    Di Malaysia dan Brunei, Kek Batik adalah kue yang wajib ada saat Lebaran. Kue ini dibuat dari biskuit marie yang dicampur dengan cokelat dan susu kental manis, lalu didinginkan hingga mengeras. Kelezatannya yang manis dan teksturnya yang renyah membuat Kek Batik menjadi favorit di kalangan anak-anak dan orang dewasa.

    Makanan sebagai Momen Kebersamaan
    Lebaran bukan hanya tentang perayaan keagamaan, tetapi juga momen kebersamaan yang erat kaitannya dengan makanan khas di setiap daerah. Meskipun setiap negara memiliki tradisi kuliner yang berbeda, semangat Idulfitri yang penuh kehangatan dan kebersamaan tetap menjadi inti dari perayaan ini.

    Dari ketupat hingga Maamoul, dari rendang hingga Sheer Khurma, setiap hidangan memiliki cerita dan makna tersendiri dalam tradisi Lebaran di berbagai belahan dunia. (Wahyuni/Fajar)

  • Kreasi Peternak di Banjarnegara Cipta Mesin Pencacah dan Penetas Telur, Pelanggan Sampai Luar Jawa

    Kreasi Peternak di Banjarnegara Cipta Mesin Pencacah dan Penetas Telur, Pelanggan Sampai Luar Jawa

    TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA – Ternak berperan vital dalam ketahanan pangan sebagai sumber protein hewani. 

    Ternak juga penting untuk ketersediaan pangan dan gizi keluarga. 

    Kesadaran ini pula yang dirasakan Khoiru Ramadan, warga Desa Rakit Kecamatan Rakit, Banjarnegara.

    Pemuda itu bukan hanya bisa mencukupi gizi keluarga. Lebih dari itu, ternak unggas yang ia kembangkan bahkan bisa menghasilan banyak cuan. 

    Tak cukup di situ, pemuda itu mampu menciptakan teknologi tepat guna berupa mesin pencacah yang berhasil dikomersilkan. 

    Tanah kosong di belakang rumahnya yang tak seberapa luasnya, ia sulap menjadi kandang itik atau entok. 

    Suara soang saling bersahutan seperti sinyal hewan peliharaan itu sedang lapar. 

    Entok-entok itu bak pasukan yang berlari rapi ke arahnya saat dipancing makanan. 

    Ramadan tak segan bergulat dengan tanah becek penuh kotoran.  Karena dari situ, ia berpenghasilan. 

    “Ini jenis entok jumbo, rambon, ” katanya, Sabtu (29/3/2025). 

    Di sebelah kandang entok, ada kandang bambu berisikan ayam kampung yang tertutup rapat. 

    Sebuah mesin penetas berkapasitas ratusan telur sedang bekerja di dalam kandang. 

    Seperti umumnya peternak, Ramadan pun berharap peternakannya menghasilkan cuan. 

    Karenanya ia memelihara cukup banyak indukan. 

    Dari indukan banyak dengan beberapa pejantan, diharapkan bisnis pembiakan (breeding) nya cepat berkembang. 

    Hanya usaha itu yang memungkinkan dilakukannya di desa, di luar usaha pertanian. 

    “Kalau untuk penghasilan meliharanya harus yang banyak,” katanya.

    Tapi Ramadan sempat menghadapi hambatan. Kendala usaha peternakan ada di pakan. 

    Jika semua pakan atau konsentrat dibeli dari pabrikan, hasilnya tak bisa menutup modal. 

    Karena itu Ramadan memutuskan membuat sendiri pakan bermodal bekatul dan dedaunan. 

    Masalahnya, pekerjaan itu merepotkan jika dilakukan dengan cara manual. Butuh alat pencacah untuk melembutkan bahan-bahan. 

    Sayang harga mesin itu di pasaran tidak terjangkau olehnya. 

    BERI MAKAN ENTOK: Khoiru Ramadan sedang memberi makan entok di kandang belakang rumahnya Desa Rakit, Kecamatan Rakit Banjarnegara, Sabtu (29/3/2025). (TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKI)

    Ciptakan Mesin Pencacah

    Beruntung, Ramadan punya latar belakang sebagai teknisi las. Dengan keterampilannya, ia mencoba berkreasi untuk menciptakan mesin pencacah sendiri. 

    Kebetulan, ada tetangganya yang meminta tolong kepadanya agar dibuatkan alat pencacah. 

    Ramadan mulai berburu mesin pompa bekas. Ia juga mencoba membuat pisau pencacah dari bahan baja.

    Ember cat ukuran 20 kilogram dijadikan bak penampung bahan. 

    “Tadinya ada yang minta dibuatkan, karena saya tukang las dianggap bisa, ” katanya

    Setelah berkali-kali melakukan ujicoba (trial and error), Ramadan berhasil menciptakan teknologi tepat guna. 

    Ia berhasil memodifikasi mesin pompa dan elemen lainnya menjadi alat pencacah yang handal. 

    Batang dan dedaunan yang ia masukkan ke mesin itu langsung digilas hingga remuk menjadi ukuran kecil. Sehingga mudah dicerna ternak. 

    Mulanya ia hanya memakainya untuk keperluan pribadi. Ia sendiri butuh alat itu untuk membuat pakan unggasnya. 

    Ramadan sempat iseng mengunggah karyanya ke media sosial Tiktok. 

    Siapa sangka, kontennya yang memperkenalkan alat pencacah ciptaannya viral.

    Karyanya menuai pujian dari banyak orang. Bukan hanya mengapresiasi,  sebagian dari mereka bahkan langsung memesan produknya. 

    Tak ingin menyiakan kesempatan, Ramadan terus menyempurnakan produknya agar layak dijual. 

    Ia akhirnya berani menerima pesanan dari pelanggan dengan harga wajar. 

    “Saya gak sengaja hanya iseng posting di Tiktok, tak tahunya FYP, ” katanya.

    BERI MAKAN AYAM: Khoiru Ramadan memberi makan ayam dan memeriksa mesin penetas telur di belakang rumahnya di Desa Rakit Kecamatan Rakit, Banjarnegara, Sabtu (29/3/2025). (TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKI)

    Manfaatkan BRImo 

    Usai kontennya viral, Ramadan kebanjiran pesanan. Tidak tanggung-tanggung, pelanggannya banyak datang dari luar Jawa di antaranya Kalimantan. 

    Media sosial menjadi penghubung dia dengan para pelanggan dari berbagai daerah di Indonesia. 

    Lewat konten yang dia unggah di akun medsos, mereka percaya produknya teruji hingga mantab untuk memesan. 

    Ramadan sendiri mengklaim keunggulan produknya yang dibuat dari bahan pilihan. 

    Baik dari sisi kualitas maupun harga yang kompetitif. 

    Mesin pencacah karyanya ia jual dengan harga bervariasi, tergantung spesifikasi bahan dan kapasitas mesin. 

    Ia membanderolnya dengan harga mulai Rp 770 ribu hingga Rp 1,1 juta. 

    “Kalau mau beli disesuaikan kebutuhan, semakin bagus mesinnya semakin mahal. Tergantung permintaan juga, ” katanya

    Bukan hanya dalam hal pemasaran yang menggunakan teknologi komunikasi digital. Untuk bertransaksi dengan pelanggan, ia juga biasa memanfaatkan layanan transaksi digital. 

    Transaksi digital bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sepertinya adalah suatu keniscayaan. 

    Apalagi pelanggannya berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Tidak mungkin transaksi dilakukan secara tunai karena tidak saling bertatap. 

    Rata-rata pelanggannya mentransfer uang ke rekeningnya untuk pembayaran. Ramadan selalu mengaktifkan aplikasi perbankan digital milik Bank Rakyat Indonesia, yakni BRImo. 

    Setiap pembayaran dari pelanggan langsung masuk ke rekening BRI nya. Bagi dia, transaksi digital memudahkan dan tidak merepotkan. 

    “Pelanggan saya jauh-jauh, jadi rata-rata transfer saat mau bayar, ” katanya

    Meski baru seumur jagung, usaha Ramadan cepat berkembang. Ia bahkan tak bisa mengerjakan sendiri untuk melayani pelanggan. 

    Ia harus dibantu dua karyawan yang masih ada ikatan keluarga dengannya. 

    Nanang Wiyoso, salah satu karyawan, mengaku menikmati pekerjaannya. Ia mulai bekerja saat Ramadan mendapat pesanan pertama kalinya, beberapa bulan lalu. 

    Ia sendiri bertugas membuat pisau pencacah yang nantinya dimodifikasi dengan komponen lainnya. 

    “Yang paling susah menurut saya bikin pisaunya, agak lama, ” katanya

     

    Nanang sebelumnya berprofesi sebagai pekerja bangunan. Ia biasa merantau ke luar Jawa untuk menafkahi keluarga.

    Karenanya, ia antusias ketika mendapatkan tawaran kerja di tempat Ramadan. Apalagi tempatnya kerja saat ini tidak jauh dari rumahnya di Desa Purwonegoro Kecamatan Purwanegara. 

    Ia tak harus merantau lagi ke luar kota untuk bekerja. 

    Karena itu, ia berharap usaha Ramadan terus eksis, bahkan semakin maju ke depannya. Sebab keberlangsungan usaha itu ikut memengaruhi nasibnya. 

    “Harapannya usahanya bisa maju jadi saya bisa bekerja di rumah, gak merantau lagi, “katanya

    Ia mengaku salut dengan kreativitas Ramadan. Terlebih kreativitas itu bisa menghasilkan cuan dan mampu memberdayakan warga sekitar. Termasuk dirinya. 

    Bahkan, di luar mesin pencacah, Ramadan kini kembali berkreasi membuat mesin penetas telur.

    Mesin penetas berkapasitas 100 telur sudah berhasil dibuat dan telah melalui serangkaian ujicoba. 

    Kini pemuda itu sedang mengembangkan mesin penetas dengan kapasitas lebih besar yang mampu mengeram 500 telur.

    Ramadan sudah mengaplikasikan mesin itu di kandangnya. 

    Inovasi ini juga berasal dari kegelisahan Ramadan yang ingin bisnis breeding-nya cepat berkembang. 

    Jika mengandalkan proses natural, telur dierami indukan, pembiakan akan lamban. Karena itu, proses pengeraman perlu dibantu teknologi. 

    Dengan begitu, setelah bertelur, induk unggas bisa cepat kembali kawin dan bertelur lagi. 

    “Kalau pakai mesin penetas, siklus bertelurnya bisa lebih cepat. Karena indukan gak harus mengerami telurnya, bisa cepat bertelur lagi, ” katanya. (aqy)

  • Habis Full Santan, Terbitlah Bakso! Warung Ini Diserbu di Hari Lebaran

    Habis Full Santan, Terbitlah Bakso! Warung Ini Diserbu di Hari Lebaran

    Jakarta

    Momen Perayaan Lebaran biasanya identik dengan kumpul keluarga hingga makan bareng kuliner khas, yaitu ketupat dan opor ayam di rumah. Meski begitu, ternyata bakso menjadi alternatif menu saat Hari Raya Idulfitri.

    Salah satunya warung bakso di Petamburan, Jakarta Pusat yang justru diserbu pelanggan di Hari Lebaran. Seorang warga, Rully (42), mengaku sudah bosan menyantap kuliner khas Lebaran yang serba santan sejak pagi.

    Oleh sebab itu dia dan istri berburu bakso menjelang malam. Dia mengatakan selama bulan Ramadan juga jarang makan bakso karena selalu penuh pelanggan di waktu buka puasa.

    “Bosen aja di rumah makannya lontong rendang. Bisa jadi asam lambung itu, kan habis puasa biasanya gitu,” kata Rully saat berbincang dengan detikcom di Warung Bakso Bang Timin, Petamburan, Jakpus, Minggu (31/3/2025).

    “Puasa itu kan jarang makan bakso. Mau makan pas buka, biasanya rame, harus antre. Kalau gini santai, orang sudah pulang kampung, kita makan bakso,” ucap Rully.

    Meski begitu, Rully mengatakan tetap makan opor ayam hingga rendang selepas Salat Id pagi tadi.

    “Bosan di rumah makanan itu-itu aja, jadi kita makan bakso aja gitu. Banyak di rumah, ada semur, ketupat, opor ayam,” kata warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat ini.

    Yasri dengan keluarganya sengaja mampir ke warung bakso sebelum berangkat ke rumah keluarganya di Ciputat, Tangerang Selatan. Warung itu juga merupakan langganannya sejak lama dan kerap dihampiri setiap pulang kerja di Tanah Abang.

    (aud/aud)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Situasi lalin di sekitar TPU Karet Bivak padat saat Lebaran

    Situasi lalin di sekitar TPU Karet Bivak padat saat Lebaran

    Suasana lalu lintas di sekitar Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta Pusat, Senin (31/3/2025). ANTARA/Lifia Mawaddah Putri.

    Situasi lalin di sekitar TPU Karet Bivak padat saat Lebaran
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Senin, 31 Maret 2025 – 12:59 WIB

    Elshinta.com – Situasi arus lalu lintas di sekitar Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta Pusat padat karena banyaknya peziarah saat Lebaran, Senin (31/3).

    Pukul 10.00 WIB, terpantau banyak kendaraan peziarah terparkir di pinggir jalan. Hal ini kemudian berdampak pada arus lalu lintas di sekitar TPU menjadi tersendat.

    Meskipun sulitnya mendapatkan parkir dan padatnya arus lalu lintas, hal ini tak menyurutkan semarak masyarakat untuk melakukan ziarah kubur.

    “Tadi habis shalat, salam-salaman dulu sungkeman seperti biasa. Terus memang tiap tahun menyempatkan dulu ke sini, ke makam kakak saya sama bapak, baru keliling ke rumah saudara,” kata Abdu (37) asal Cakung.

    Usai berziarah, para peziarah pun tampak menikmati aneka dagangan makanan dan minuman yang ada di area luar gerbang. Misalnya seperti mie ayam, bakso, dan aneka es.

    Para perawat makam juga tampak sibuk membersihkan dan merawat makam di TPU ini. Sejak usai menjalankan ibadah sholat, mereka langsung menuju ke TPU.

    Salah satunya adalah Husni (60) yang sudah lima tahun menjadi perawat makam di TPU Karet Bivak. Dia mengatakan, biasanya merawat hingga 13 makam per harinya.

    Namun di momen Lebaran kali ini, dia lebih sibuk dari biasanya. Dia pun bersyukur bisa mendapatkan rezeki berupa uang tip dari para peziarah.

    “Alhamdulillah, tahun ini bisa dibilang ramai. Walau nggak terlalu kalo di hari lebaran. Ramainya itu biasanya pas munggahan, sama H-1 Lebaran,” kata Husni.

    Sumber : Antara

  • Celine Evangelista Rayakan Lebaran Pertamanya di Makkah

    Celine Evangelista Rayakan Lebaran Pertamanya di Makkah

    Jakarta, Beritasatu.com – Celine Evangelista begitu antusias dan gembira merayakan Lebaran pertamanya setelah memutuskan memeluk agama Islam. Pada thun ini, Celine memilih merayakan Idulfitri di Makkah, Arab Saudi, sebagai momen istimewa yang penuh makna.

    “Ya Allah, pada akhir Ramadan ini perbaikilah hidupku, ibadahku, rezekiku, dan juga akhlakku. Semoga bisa bertemu lagi dengan Ramadan tahun depan dalam keadaan yang lebih baik,” tulis Celine Evangelista dalam akun Instagramnya dikutip oleh Beritasatu.com, Senin (31/3/2025).

    Kemudian, dalam Instagram story-nya, Celine Evangelista juga membagikan video suasana Makkah menyambut perayaan Idulfitri yang menjadi Lebaran pertamanya sebagai seorang muslimah. Dalam unggahan video tersebut, ia menunjukkan rasa syukur atas kesempatan yang diberikan oleh Allah.

    “Makasih ya Allah. Ramadan ini telah memberi aku kesempatan dan telah menyibukkan aku dengan doa-doa untuk orang lain,” tulisnya Celine Evangelista.

    Dalam unggahan lainnya, Celine membagikan momen kebersamaan dengan jemaah umrah lainnya. Mereka menikmati hidangan Idulfitri bersama di sebuah kamar hotel tempat mereka menginap selama menjalani ibadah umrah. 

    Selain itu, Celine Evangelista tampak sangat menikmati sajian khas Lebaran, seperti ketupat, opor ayam, dan beragam hidangan lezat lainnya, sambil merayakan kebahagiaan ini dengan penuh suka cita.

  • Operasi Pasar Pangan Murah AgriPost Sukses Stabilkan Harga Pangan

    Operasi Pasar Pangan Murah AgriPost Sukses Stabilkan Harga Pangan

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengeklaim bahwa Operasi Pasar Pangan Murah AgriPost 2025 yang digelar selama Ramadan telah sukses membuat harga pangan terjangkau.

    Program ini berhasil menyalurkan 2.853 ton komoditas pangan dengan omzet penjualan mencapai Rp39,3 miliar melalui 3.531 outlet yang aktif bertransaksi dari total 3.992 lokasi yang disiapkan.

    “Tingginya serapan pangan menunjukkan bahwa masyarakat sangat terbantu dengan adanya operasi pasar ini. Pemerintah akan terus memperkuat distribusi pangan serta memastikan ketersediaan stok agar harga tetap stabil di pasaran,” ujar Mentan Amran dalam keterangan tertulis, Senin (31/2/20125).

    Selama program berlangsung hingga 28 Maret 2025, tercatat 638.955 transaksi dengan total 1.388.481 item pangan terjual. Beberapa komoditas paling diminati antara lain beras SPHP sebanyak 1.652.970 kg, gula kemasan 553.212 kg, dan minyak goreng 464.341 liter.

    Sementara itu, stok akhir operasi masih menyisakan 155,3 ton dari tujuh komoditas, dengan jumlah terbesar berasal dari beras premium sebanyak 12.370 kg, daging kerbau 169 kg, dan bawang putih 189 kg.

    Keberhasilan operasi pasar ini didukung oleh inovasi digital melalui platform AgriPost Kementan. Sebagai bagian dari upaya hilirisasi komoditas pertanian, AgriPost hadir untuk memangkas rantai pasok pangan yang panjang dengan menghubungkan produsen langsung ke konsumen.

    Dengan melibatkan BUMN pangan dalam sistem distribusi, harga pangan tetap terkendali dan ketersediaan pangan merata di seluruh wilayah.

    Masyarakat mulai mengenal AgriPost yang berlokasi di kantor pos sebagai tempat berbelanja bahan pangan murah dengan stok yang cukup. Berbeda dengan operasi pasar konvensional yang sering kali menyebabkan antrean panjang akibat keterbatasan stok, AgriPost memastikan ketersediaan pangan lebih terjaga.

    “Beberapa komoditas yang dijual dengan harga lebih rendah dibanding pasar antara lain beras SPHP seharga Rp 12.000 per kg, gula pasir Rp 15.000 per kg, daging kerbau beku Rp 75.000 per kg, minyak goreng Minyakita Rp 14.700 per kg, serta daging ayam ras beku Rp 34.000 per kg,” jelasnya.

    Sebagai informasi, pada 25 Februari 2025, Mentan Amran Sulaiman memimpin Operasi Pasar Pangan Murah secara besar-besaran dengan melibatkan 4.500 gerai kantor pos di seluruh Indonesia. Langkah ini dilakukan untuk memastikan ketersediaan pangan dengan harga terjangkau menjelang bulan Ramadan dan Idul Fitri 2025.

    Operasi pasar tersebut resmi dimulai pada Senin (24/2/2025) di Kantor PT Pos Indonesia (PosIND), Jakarta Selatan. Mentan Amran menegaskan bahwa kolaborasi dengan PT Pos Indonesia memungkinkan distribusi pangan murah menjangkau hingga pelosok desa.

    “Dengan 4.500 gerai PT Pos Indonesia, operasi pasar ini bisa menjangkau masyarakat luas, baik di kota maupun di daerah terpencil. Ini langkah konkret pemerintah untuk memastikan harga pangan tetap stabil menjelang Ramadan,” ujar Mentan Amran.

    Dari hasil pelaksanaan program, Jawa Timur menjadi provinsi dengan jumlah outlet aktif terbanyak, yaitu 549 outlet, disusul oleh Jawa Tengah dengan 528 outlet, serta Jawa Barat dengan 325 outlet. Dari sisi jumlah item pangan yang terjual, Jawa Timur juga menempati posisi teratas dengan 272.583 item, diikuti oleh Jawa Tengah dengan 236.934 item dan Sumatera Utara dengan 109.705 item.

    Sementara itu, jika dilihat dari omzet penjualan, Jawa Tengah mencatat angka tertinggi dengan Rp 6,7 miliar, diikuti oleh Jawa Timur dengan Rp 5,6 miliar dan Jawa Barat dengan Rp 3,64 miliar.

    Operasi Pasar Pangan Murah AgriPost 2025 membuktikan bahwa distribusi pangan yang efektif dapat membantu masyarakat memenuhi kebutuhan pokok dengan harga terjangkau, terutama di tengah meningkatnya permintaan selama Ramadan. Keberhasilan ini juga menjadi indikator bahwa upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas pangan berjalan dengan baik.

    Ke depan, Kementan akan terus mengevaluasi dan mengembangkan program ini agar cakupan distribusinya semakin luas. Strategi akan disusun untuk memastikan setiap komoditas dapat terserap optimal, sehingga program serupa dapat berjalan lebih efektif di masa mendatang. Dengan kombinasi inovasi digital dan kebijakan distribusi yang tepat, diharapkan ketahanan pangan nasional semakin kuat dan masyarakat dapat menjalani Ramadan dengan lebih tenang.

    Mentan Amran juga memberikan apresiasi kepada PT Pos Indonesia, BUMN pangan (Perum Bulog, PT Berdikari, ID Food, PPI), Kemenko Pangan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Badan Pangan Nasional, Satgas Pangan, serta pihak swasta yang telah berperan aktif dalam mendukung kesuksesan Operasi Pasar Pangan Murah AgriPost 2025. 

    Kolaborasi ini menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara pemerintah, BUMN, dan sektor swasta dapat memperkuat ketahanan pangan nasional dan memastikan akses harga pangan murah bagi seluruh lapisan masyarakat.

  • Mayoritas Harga Komoditas Pangan Naik saat Lebaran, Pemerintah Klaim Masih Terkendali

    Mayoritas Harga Komoditas Pangan Naik saat Lebaran, Pemerintah Klaim Masih Terkendali

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengeklaim harga pangan selama hari raya Idulfitri 2025 terkendali. 

    “Pangan semua terkendali baik, harga-harga terkendali, sangat terkendali, tidak ada kejadian hal-hal yang menonjol,” kata Tito di Masjid Istiqlal, Senin (31/3/2025).

    Merujuk Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), Senin (31/3/2025) pukul 13.29 WIB, mayoritas komoditas pangan di tingkat konsumen mengalami peningkatan harga jika dibandingkan dengan rerata pekan lalu.

    Harga beras premium hari ini secara rata-rata nasional berada di level Rp15.594 per kilogram (kg) atau naik 0,21% dibandingkan rerata minggu lalu Rp15.562 per kg.

    Harga beras medium juga tercatat merangkak naik 0,13% menjadi Rp13.725 per kg dari pekan lalu, sedangkan beras SPHP tercatat turun 0,22% menjadi Rp12.592 per kg.

    Bapanas merekam, harga jagung di tingkat peternak naik 0,37% dari pekan lalu, menjadi Rp6.253 per kg. Kendati begitu, dibandingkan hari sebelumnya, komoditas ini tercatat turun tipis 0,06%.

    Komoditas pangan lain, harga kedelai biji kering impor mencapai Rp10.610 per kg atau turun tipis 0,08% dari pekan lalu Rp10.618 per kg. Peningkatan harga juga terjadi pada berbagai jenis bawang. Dibanding rerata pekan lalu, harga bawang merah naik signifikan 4,06% menjadi Rp44.206 per kg hari ini. Lalu, harga bawang putih bonggol tercatat naik 2,06% menjadi Rp44.919 per kg. 

    Berbagai jenis cabai melonjak cukup signifikan jika dibanding dengan harga rerata pekan lalu. Bapanas mencatat, harga cabai merah keriting hari ini dibanderol sebesar Rp60.436 per kg atau melonjak 21,36% dari pekan lalu Rp49.799 per kg.

    Harga cabai merah besar naik signifikan 17,54% menjadi Rp60.062 per kg, dan cabai rawit merah mencapai Rp89.598 per kg atau naik 7,49% dari pekan lalu Rp83.357 per kg.

    Bagaimana dengan harga daging? Berbagai jenis daging melonjak hari ini dibanding rerata pekan lalu. Di tingkat konsumen, harga daging sapi murni mencapai Rp140.843 per kg atau meningkat 3,41% dari pekan lalu Rp136.195 per kg.

    Harga daging ayam ras naik 3,62% menjadi Rp37.347 per kg, daging kerbau beku impor melonjak 3,58% menjadi Rp110.159 per kg, dan daging kerbau segar lokal naik signifikan 3,5% menjadi Rp147.121 per kg.

    Lebih lanjut, harga telur ayam ras hari ini naik 0,2% menjadi Rp29.521 per kg. Dibanding hari sebelumnya, komoditas ini tercatat turun tipis 0,04%. Harga gula konsumsi di tingkat nasional naik tipis 0,02% menjadi Rp18.551 per kg dan garam konsumsi naik 0,79% menjadi Rp11.763 per kg.

    Harga minyak goreng kemasan naik 0,28% menjadi Rp20.744 per liter, minyak goreng curah naik tipis 0,02% menjadi Rp17.951 per liter, dan Minyakita turun 0,15% menjadi Rp17.601 per liter.Berbagai jenis tepung terigu juga mengalami peningkatan, baik curah maupun kemasan, yang masing-masing menjadi Rp9.834 per kg dan Rp12.965 per kg.

    Demikian halnya dengan berbagai jenis ikan. Di tingkat konsumen, ikan kembung naik 2,22% menjadi Rp41.738 per kg, ikan tongkol naik 1,73% menjadi Rp34.543 per kg, dan ikan bandeng naik signifikan 2,44% menjadi Rp35.020 per kg. 

  • Istri Kunjungi Hasto di Rutan KPK, Bawa Ketupat hingga Krecek

    Istri Kunjungi Hasto di Rutan KPK, Bawa Ketupat hingga Krecek

    Istri Kunjungi Hasto di Rutan KPK, Bawa Ketupat hingga Krecek
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com

    Maria Stefani Ekowati
    , istri dari Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto, mengunjungi Rumah Tahanan (Rutan) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Gedung Merah Putih, Jakarta, Senin (31/3/2025).
    Hal itu menyusul KPK yang membuka layanan pengiriman makanan bagi tahanan pada 31 Maret 2025 mulai pukul 08.30 WIB sampai dengan 10.00 WIB dan layanan kunjungan keluarga mulai pukul 09.00 WIB sampai dengan 12.00 WIB.
    Maria Stefani Ekowati mengaku dirinya membawa beberapa makanan untuk suaminya itu.
    “Tadi bawa banyak ketupat, lontong sama krecek,” ujar Maria, usai melakukan kunjungan, Senin.
    Maria menyebut Hasto saat ini dalam keadaan yang sehat. Dia mengaku, berbincang cukup lama dengan Hasto di dalam Rutan.
    Namun, Maria enggan membuka obrolan apa saja yang dibahas dengan suaminya di dalam
    rutan KPK
    .
    “Bapak sehat, semangat, mohon doanya. Pesan Bapak, kita harus kuat dan sehat,” pungkas dia.
    Untuk diketahui, Maria Stefani sudah berada di kawasan rutan KPK sejak pukul kurang 09.00 WIB.
    Dirinya mulai melakukan pendaftaran kunjungan sekitar pukul 09.05 WIB dan langsung mengantre untuk masuk ke rutan.
    Bukan hanya keluarga Hasto, namun puluhan keluarga para tahanan dan terdakwa kasus korupsi lainnya juga sudah memenuhi halaman rutan KPK untuk mengunjungi dan menitipkan makanan sejak pukul 08.00 WIB.
    Makanan yang dititipkan beraneka ragam mulai dari rendang, opor ayam, buah-buahan hingga makanan kering.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.