Hewan: Ayam

  • Ratusan Siswa SMPN 1 Blora Mendadak Mual dan Diare, Puluhan Dirawat di RS

    Ratusan Siswa SMPN 1 Blora Mendadak Mual dan Diare, Puluhan Dirawat di RS

    Salah satu siswa, Zoe, yang masih dirawat di rumah sakit, mengaku mulai merasakan sakit perut setelah tiba di rumah pada Selasa sore.

    “Enggak muntah, tapi rasanya mau muntah. Pulang sekolah sudah terasa,” katanya.

    Zoe mengaku tidak mengetahui pasti penyebab keluhan tersebut. Namun dia menduga dipicu menu MBG yakni ayam, wortel, dan pakcoy yang mulai rusak.

    “Ya kemarin kecium bau-bau, terus berlendir,” ungkapnya.

    Setelah mengonsumsi menu disajikan, murid-murid mengalami diare pada malam harinya.

    “Temen-temen banyak yang sama,” ujar Zoe.

  • DPRD Surabaya Temukan Kenaikan Harga Kantin dan Minim Fasilitas di SMPN 37

    DPRD Surabaya Temukan Kenaikan Harga Kantin dan Minim Fasilitas di SMPN 37

    Surabaya (beritajatim.com) – DPRD Surabaya mengungkap temuan serius di SMPN 37 setelah inspeksi lapangan yang dilakukan pada momen Hari Guru Nasional. Kenaikan harga jajanan kantin dan keterbatasan fasilitas sekolah dinilai memberatkan siswa, terutama keluarga dari kelompok tidak mampu.

    “Misalnya gorengan harga Rp2.000 dijual Rp3.000 kemudian ayam keprek dari harga Rp9.000 dijual Rp10.000, berarti per seribu diambil mereka,” ujar Anggota Komisi D DPRD Surabaya, Imam Syafi’i, saat inspeksi di SMPN 37 Jalan Kalianyar, Genteng, Selasa (25/11/2025).

    Imam menjelaskan bahwa informasi kenaikan harga ini diterima setelah orang tua siswa menyampaikan aduan terkait beban biaya di kantin sekolah.

    Dia menyebut pihak sekolah berdalih bahwa selisih harga sudah melalui kesepakatan dengan pedagang dan dana dihimpun untuk kegiatan pelajar.

    “Kalaupun setiap bulannya bisa dapat Rp2 juta sampai Rp2,5 juta dari 3 atau 4 pedagang. Margin itu terlalu tebal. Ini pertama merugikan siswa, kedua bisa bikin dagangan tidak laku dan merugikan pedagang,” tegasnya.

    Menurut Imam, praktik tersebut mencerminkan masalah yang lebih fundamental, yaitu tidak terpenuhinya fasilitas pendidikan sehingga sekolah mengambil langkah mandiri yang justru menimbulkan masalah baru. Dia menilai inisiatif mencari pemasukan tambahan muncul karena kebutuhan operasional tidak seluruhnya dipenuhi.

    “Ternyata fasilitas untuk kepentingan proses belajar-mengajar sekolah negeri di Surabaya masih belum diberikan semuanya. Akhirnya sekolah atau guru-guru pakai cara sendiri-sendiri,” ujar Imam.

    Kondisi ini semakin mengkhawatirkan karena SMPN 37 memiliki siswa dari keluarga kurang mampu dalam jumlah besar. Terdapat 261 siswa dari total 757 siswa yang masuk kategori MBR, tetapi sekolah ini belum tersentuh program Makan Bergizi Gratis (MBG).

    “Loh, siswa miskin ini, kalau jajan harga segitu apa tidak menambah beban? Padahal sekolah-sekolah yang MBR-nya sedikit saja sudah dapat MBG,” sindir Imam.

    Imam mengungkap data bahwa dari lebih dari 3.000 sekolah di Surabaya, baru sekitar 80 yang mendapatkan MBG. Dia menilai distribusi program harus menyentuh sekolah-sekolah di kawasan padat penduduk dan kantong kemiskinan agar tepat sasaran.

    “Prioritasnya harus diberikan kepada kawasan seperti Genteng, Simokerto, Tambaksari, dan Semampir. Karena di tempat-tempat itulah banyak anak dari keluarga tidak mampu,” pungkasnya. [asg/ian]

  • Menko Pangan: Kebijakan MBG sangat revolusioner

    Menko Pangan: Kebijakan MBG sangat revolusioner

    Makan itu kalau dalam Al-Quran, dalam kitab-kitab (lainnya) banyak dibahas, karena makan itu sangat penting. Makan itulah yang akan menentukan peradaban manusia. Jadi itu kebijakan yang sangat revolusioner, kebijakan Pak Prabowo…,

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan kebijakan Makan Bergizi Gratis (MBG) sangat revolusioner.

    “Makan itu kalau dalam Al-Quran, dalam kitab-kitab (lainnya) banyak dibahas, karena makan itu sangat penting. Makan itulah yang akan menentukan peradaban manusia. Jadi itu kebijakan yang sangat revolusioner, kebijakan Pak Prabowo, Pak Presiden, yang mengerti masalah, tapi tau juga solusinya,” ucapnya dalam agenda Pelantikan dan Pengukuhan Pengurus Dewan Pengurus Pusat (DPP) Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Merah Putih Periode 2025-2030 di Jakarta, Selasa.

    Dia menerangkan bahwa makanan yang ada di Indonesia merupakan hasil dari perkembangan panjang peradaban. Aspek-aspek politik, ekonomi, budaya, hingga agama mempengaruhi makanan-makanan khas Indonesia.

    Saat masih berumur kecil tinggal di desa daerah Lampung, lanjutnya, Zulhas mengaku suka memakan ubi, buah-buahan dari hutan, daging kerbau, hingga ikan.

    Setelah perkembangan politik hingga agama datang karena pengaruh antara lain dari Vietnam, Filipina, serta Tiongkok, komoditas-komoditas lain muncul seperti beras, kedelai, sapi, mie, hingga ayam broiler.

    Berbagai jenis makanan tersebut dinilai menunjang tingkat Intelligence Quotient (IQ), sehingga Indonesia memiliki rata-rata kecerdasan intelektual serupa seperti Tiongkok dan Korea Selatan selama dekade 1980an.

    Namun, saat ini tingkat IQ masyarakat Indonesia berada di bawah negara-negara tersebut, yang dinilai menandakan kurangnya asupan gizi dan berkonsekuensi terhadap penurunan kapasitas sumber daya manusia dalam hal produktivitas, kecerdasan, kualitas fisik, serta kreativitas.

    “Bapak Presiden yang paham betul soal ini, oleh karena itu makan itu penting karena makan itu akan memberikan dampak terhadap ekonomi, terhadap budaya, peradaban, dan daya produktivitas, kreativitas anak-anak kita,” ungkap dia.

    Berdasarkan alasan tersebut, pemerintah melaksanakan kebijakan MBG di sekolah-sekolah agar tingkat kecerdasan dan fisik para anak semakin baik berkat ditopang asupan gizi berkualitas.

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • PIHPS: Harga cabai rawit Rp27.500/kg, telur ayam Rp28.000/kg

    PIHPS: Harga cabai rawit Rp27.500/kg, telur ayam Rp28.000/kg

    Jakarta (ANTARA) – Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dikelola Bank Indonesia mencatat harga pangan komoditas cabai rawit merah mencapai Rp27.500 per kilogram (kg), sedangkan telur ayam ras Rp28.000 per kg.

    Berdasarkan data dari PIHPS yang dilansir di Jakarta, Selasa pukul 07.44 WIB selain cabai rawit merah dan telur ayam ras, tercatat harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional lainnya, yakni bawang merah Rp38.750 per kg, begitu pun bawang putih di harga Rp38.750 per kg.

    Selain itu beras kualitas bawah I di harga Rp12.000 per kg, begitu pun beras kualitas bawah II Rp12.500 per kg. Sedangkan beras kualitas medium I Rp15.500 per kg, dan beras kualitas medium II di harga Rp14.750 per kg.

    Lalu, beras kualitas super I di harga Rp16.000 per kg, dan beras kualitas super II Rp16.500 per kg.

    Selanjutnya, PIHPS mencatat harga cabai merah besar mencapai Rp42.500 per kg, cabai merah keriting Rp43.750 per kg, dan cabai rawit hijau Rp41.950 per kg.

    Kemudian, daging ayam ras di harga Rp29.750 per kg, daging sapi kualitas I Rp135.000 per kg, begitu pun daging sapi kualitas II di harga Rp135.000 per kg.

    Harga komoditas berikutnya yakni gula pasir kualitas premium tercatat Rp15.500 per kg, gula pasir lokal Rp18.500 per kg.

    Sementara itu, minyak goreng curah di harga Rp18.000 per liter, minyak goreng kemasan bermerek I di harga Rp21.500 per liter, serta minyak goreng kemasan bermerek II di harga Rp20.500 per liter.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Terungkap Lewat Studi, Kebiasaan Makan Ini Ternyata Bisa Bikin Depresi

    Terungkap Lewat Studi, Kebiasaan Makan Ini Ternyata Bisa Bikin Depresi

    Jakarta

    Makanan junkfood, seperti pizza, ayam goreng krispi, dan es krim memang lezat. Namun, beberapa penelitian menunjukkan makanan-makanan ini bisa membahayakan kesehatan fisik, bahkan mental.

    Faktanya, penelitian terbaru memperingatkan bahwa makanan ultra-olahan atau ultra-processed food bisa memicu ‘pandemi’ penyakit kronis. Hal tersebut tidak mengheranlan, sebab makanan ini biasanya tinggi kalori, lemak, gula, dan garam tambahan, sehingga bisa meningkatkan risiko obesitas serta kondisi terkait, seperti penyakit jantung, strike, dan diabetes tipe 2.

    Para ahli di dunia juga memperingatkan bahwa pola makan kaya makanan ultra olahan bisa menyebabkan penyakit ginjal, penyakit radang usus, dan kanker tertentu.

    Dikutip dari laman New York Post, ada satu dampak utama yang tidak terlalu menarik perhatian dibandingkan lainnya yaitu depresi. Penelitian terbaru dari Pakistan mengaitkan konsumsi banyak makanan ultra-olahan dengan risiko 20 persen hingga 50 persen lebih terkena depresi. Hal itu ditandai dengan hilangnya keinginan untuk beraktivitas dan perasaan sedih dan putus asa yang terus menerus.

    “Hubungan ini tetap signifikan bahkan setelah disesuaikan dengan potensi faktor pengganggu,” tulis para penulis studi minggu ini di European Medical Journal Gasroenterology.

    Para peneliti meninjau sembilan studi dengan lebih dari 79.700 peserta untuk menarik kesimpulan ini. Terdapat beberapa teori yang mendukung hubungan ini.

    Salah satunya adalah makanan cepat saji dapat langsung menyebabkan lonjakan gula darah, yang dikaitkan dengan suasana hati yang negatif, stres, dan kecemasan. Makanan ini juga kekurangan nutrisi penting, seperti vitamin B, vitamin D, magnesium, dan asam lemak omega-3, yang penting untuk kesehatan otak. Hubungan antara otak dan usus adalah kuncinya.

    “Penelitian menunjukkan bahwa mikrobiota usus individu yang depresi berbeda secara signifikan dibandingkan individu yang sehat,” catat para peneliti dari Pakistan.

    “Dari data yang ada, penulis dapat menyimpulkan bahwa bakteri usus dapat bereaksi dengan sistem saraf dan mengakibatkan depresi.”

    Para penulis studi menekankan, bakteri usus menghasilkan zat kimia yang berkaitan dengan suasana hati, yaitu serotonin, dopamin, dan Gamma-Aminobutyric Acid (GABA). Mengganggu keseimbangan bakteri yang sensitif ini bisa mengubah kadar neurotransmitter.

    Dikutip dari laman Cleveland Clinic, neurotransmitter membawa pesan dari satu sel saraf melintasi ruang ke sel saraf otot, atau kelenjar berikutnya. Pesan-pesan ini membantu dalam menggerakkan anggota tubuh, merasakan sensasi, hingga merespons semua informasi yang diterima tubuh dari bagian dalam dan lingkungan sekitar.

    Halaman 2 dari 2

    (elk/suc)

  • MBG Program Pangan Terbesar dalam Sejarah Indonesia

    MBG Program Pangan Terbesar dalam Sejarah Indonesia

    Medcom • 23 November 2025 15:00

    Jakarta: Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) disebut telah menjadi program pangan terbesar dalam sejarah Indonesia. Dengan skala yang masif, program ini kini menjangkau total 42,91 juta penerima manfaat di seluruh nusantara.

    Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Promosi dan Kerjasama Badan Gizi Nasional (BGN), Gunalan A.P mengatakan program MBG didukung oleh jaringan yang sangat kuat di lapangan.

    Tercatat ada 15.601 Satuan Pelaksana Program Gizi (SPPG) aktif yang tersebar merata dari Sumatera hingga Papua, di mana 14.498 di antaranya telah beroperasi penuh. Konsentrasi SPPG tertinggi berada di provinsi-provinsi padat seperti Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

    Skala program ini bukan hanya dilihat dari penerima manfaat, tetapi juga dari pelibatan sumber daya manusia yang mencapai 643.196 petugas lapangan. Jumlah ini mencakup berbagai peran, mulai dari Kepala SPPG, Agronomis (AG), Ahli Kualitas (AK), Koordinator Logistik (KL), hingga petugas kebersihan dan 15.083 petugas keamanan pangan (AMAN).

    “Jumlah yang sangat besar ini menunjukkan bahwa MBG adalah sebuah gerakan masyarakat yang melibatkan seluruh elemen rakyat, bukan hanya program pemerintah,” kata Gunalan.

    Penerima manfaat program MBG mencakup seluruh jenjang pendidikan, mulai dari 2,03 juta balita hingga 15,6 juta siswa SD/MI, 8,8 juta siswa SMP/MTs, dan 7 juta siswa SMA/SMK/MA, serta kelompok rentan lainnya seperti ibu hamil dan santri.

    Dari sisi keuangan, program MBG telah mencatat pengajuan bantuan pemerintah sebesar Rp32,12 triliun. Hingga saat ini, dana yang telah dicairkan mencapai Rp6,00 triliun, dengan pembelanjaan terdata sebesar Rp6,19 triliun.

    Gunalan menekankan bahwa mayoritas aliran dana tersebut kembali kepada masyarakat melalui Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), petani lokal, dan nelayan. Rantai pasok MBG kini digerakkan oleh 15.523 mitra resmi dan didukung oleh 32.227 supplier, yang sebagian besar adalah koperasi dan UMKM lokal.

    “Dengan skala ini, MBG telah berkembang menjadi salah satu penggerak ekonomi rakyat terbesar di tingkat desa, menghubungkan produksi lokal dengan kebutuhan pangan berkualitas,” ujarnya.

    Dalam kesempatan yang sama, Provinsi Banten disorot sebagai model pelaksanaan MBG. Banten mencatat kelembagaan yang kuat dengan 626 SPPG dan didukung oleh 23.552 petugas MBG untuk melayani 1,63 juta penerima manfaat di daerah tersebut.

    Kekuatan Banten terletak pada potensi pangan lokal unggulan seperti ikan laut, ayam, telur, dan sayur dataran rendah. Selain itu, Banten memiliki basis UMKM terbesar kedua di wilayah Jabodetabek serta akses logistik yang strategis.

    Meskipun demikian, tantangan seperti stabilitas harga, konsistensi kualitas, dan integrasi data tetap harus dihadapi.

    Untuk menjamin kualitas, BGN telah menerbitkan 4.246 sertifikasi nasional, mencakup Sertifikasi Laik Higiene Sanitasi (SLHS), Sertifikat Halal, Sertifikat Chef, hingga ISO 22000 (FSMS) dan ISO 45001 (K3). Banten sendiri telah mengantongi 58 sertifikasi keamanan pangan.

    Sejalan dengan semangat Undang-Undang Pangan Nomor 6 Tahun 2023, BGN mendorong empat langkah besar, yaitu integrasi data, penguatan mutu dan keamanan pangan, riset berbasis potensi lokal, dan pelibatan masyarakat.

    “Kita ingin memastikan bahwa setiap komponen pangan diproduksi oleh rakyat, diproses oleh rakyat, dibeli oleh negara, dan dinikmati oleh anak bangsa,” ujar Gunalan.

    Jakarta: Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) disebut telah menjadi program pangan terbesar dalam sejarah Indonesia. Dengan skala yang masif, program ini kini menjangkau total 42,91 juta penerima manfaat di seluruh nusantara.
     
    Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Promosi dan Kerjasama Badan Gizi Nasional (BGN), Gunalan A.P mengatakan program MBG didukung oleh jaringan yang sangat kuat di lapangan.
     
    Tercatat ada 15.601 Satuan Pelaksana Program Gizi (SPPG) aktif yang tersebar merata dari Sumatera hingga Papua, di mana 14.498 di antaranya telah beroperasi penuh. Konsentrasi SPPG tertinggi berada di provinsi-provinsi padat seperti Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

    Skala program ini bukan hanya dilihat dari penerima manfaat, tetapi juga dari pelibatan sumber daya manusia yang mencapai 643.196 petugas lapangan. Jumlah ini mencakup berbagai peran, mulai dari Kepala SPPG, Agronomis (AG), Ahli Kualitas (AK), Koordinator Logistik (KL), hingga petugas kebersihan dan 15.083 petugas keamanan pangan (AMAN).
     
    “Jumlah yang sangat besar ini menunjukkan bahwa MBG adalah sebuah gerakan masyarakat yang melibatkan seluruh elemen rakyat, bukan hanya program pemerintah,” kata Gunalan.
     
    Penerima manfaat program MBG mencakup seluruh jenjang pendidikan, mulai dari 2,03 juta balita hingga 15,6 juta siswa SD/MI, 8,8 juta siswa SMP/MTs, dan 7 juta siswa SMA/SMK/MA, serta kelompok rentan lainnya seperti ibu hamil dan santri.
     
    Dari sisi keuangan, program MBG telah mencatat pengajuan bantuan pemerintah sebesar Rp32,12 triliun. Hingga saat ini, dana yang telah dicairkan mencapai Rp6,00 triliun, dengan pembelanjaan terdata sebesar Rp6,19 triliun.
     
    Gunalan menekankan bahwa mayoritas aliran dana tersebut kembali kepada masyarakat melalui Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), petani lokal, dan nelayan. Rantai pasok MBG kini digerakkan oleh 15.523 mitra resmi dan didukung oleh 32.227 supplier, yang sebagian besar adalah koperasi dan UMKM lokal.
     
    “Dengan skala ini, MBG telah berkembang menjadi salah satu penggerak ekonomi rakyat terbesar di tingkat desa, menghubungkan produksi lokal dengan kebutuhan pangan berkualitas,” ujarnya.
     
    Dalam kesempatan yang sama, Provinsi Banten disorot sebagai model pelaksanaan MBG. Banten mencatat kelembagaan yang kuat dengan 626 SPPG dan didukung oleh 23.552 petugas MBG untuk melayani 1,63 juta penerima manfaat di daerah tersebut.
     
    Kekuatan Banten terletak pada potensi pangan lokal unggulan seperti ikan laut, ayam, telur, dan sayur dataran rendah. Selain itu, Banten memiliki basis UMKM terbesar kedua di wilayah Jabodetabek serta akses logistik yang strategis.
     
    Meskipun demikian, tantangan seperti stabilitas harga, konsistensi kualitas, dan integrasi data tetap harus dihadapi.
     
    Untuk menjamin kualitas, BGN telah menerbitkan 4.246 sertifikasi nasional, mencakup Sertifikasi Laik Higiene Sanitasi (SLHS), Sertifikat Halal, Sertifikat Chef, hingga ISO 22000 (FSMS) dan ISO 45001 (K3). Banten sendiri telah mengantongi 58 sertifikasi keamanan pangan.
     
    Sejalan dengan semangat Undang-Undang Pangan Nomor 6 Tahun 2023, BGN mendorong empat langkah besar, yaitu integrasi data, penguatan mutu dan keamanan pangan, riset berbasis potensi lokal, dan pelibatan masyarakat.
     
    “Kita ingin memastikan bahwa setiap komponen pangan diproduksi oleh rakyat, diproses oleh rakyat, dibeli oleh negara, dan dinikmati oleh anak bangsa,” ujar Gunalan.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (FZN)

  • Komisi IV DPR dorong penyesuaian anggaran pertanian demi swasembada

    Komisi IV DPR dorong penyesuaian anggaran pertanian demi swasembada

    Jakarta (ANTARA) – Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto menegaskan pentingnya penyesuaian anggaran pertanian secara presisi dan adaptif untuk memastikan seluruh program strategis berjalan efektif demi mempercepat terwujudnya swasembada pangan yang berkelanjutan.

    “Kesesuaian antara anggaran dengan prioritas Presiden (Prabowo Subianto) mengenai swasembada pangan harus dipastikan benar-benar tecermin dalam program 2026 (Kementerian Pertanian),” kata Titiek saat membuka rapat kerja Komisi IV DPR RI dengan Kementerian Pertanian di Jakarta, Senin.

    Titiek menegaskan pentingnya arah kebijakan pertanian yang lebih presisi untuk memastikan seluruh program strategis dapat berjalan optimal dan memberikan dampak nyata bagi peningkatan produksi serta kesejahteraan petani Indonesia.

    Ia menilai berbagai program seperti pupuk bersubsidi, benih unggul, dan modernisasi alat serta mesin pertanian memerlukan kepastian anggaran yang kuat agar implementasinya di lapangan tidak mengalami hambatan.

    Menurutnya, tantangan teknis di sektor pertanian dinilai dapat diatasi apabila dukungan fiskal negara tetap terjaga, meskipun pemerintah saat ini menghadapi tekanan anggaran yang menuntut kebijakan efisiensi dalam pelaksanaannya.

    Titiek menjelaskan dinamika pelaksanaan anggaran 2025, termasuk kebijakan efisiensi dan blokir, memiliki pengaruh langsung terhadap output pertanian, sehingga perlu dikelola dengan perencanaan yang matang dan responsif.

    Meski menghadapi pembatasan anggaran, ia menekankan seluruh program penting seperti cetak sawah, optimasi lahan, benih, alsintan, dan pupuk harus tetap dievaluasi menyeluruh untuk memastikan perbaikan berkelanjutan di tahun berikutnya.

    Ia menyoroti kebutuhan mendesak untuk memperkuat sarana dan prasarana pertanian, infrastruktur pendukung, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia yang memiliki peran vital dalam mencapai target produksi nasional.

    Dia mengatakan pagu anggaran Kementerian Pertanian 2026 sebesar Rp40,145 triliun harus disusun dengan strategi adaptif yang mampu menjawab berbagai tantangan dan memastikan program prioritas berjalan lebih efektif.

    “Anggaran yang besar ini membutuhkan perencanaan prioritas, sinkronisasi data, kesiapan teknis, serta mitigasi risiko program agar dapat memberikan dampak nyata terhadap produksi pangan dan kesejahteraan petani,” ujarnya.

    Ia mengingatkan pentingnya kesesuaian antara anggaran dengan prioritas Presiden mengenai swasembada pangan, terutama pada sektor padi, jagung, irigasi, pembenihan, penyuluhan, dan penyediaan sarana produksi.

    “Melalui rapat kerja hari ini, Komisi IV DPR RI meminta Menteri Pertanian untuk memberikan penjelasan yang komprehensif mengenai pelaksanaan anggaran 2025 serta rencana kegiatan dan anggaran tahun 2026,” tutur Titiek.

    Dalam penyusunan rencana kegiatan, lanjutnya, Komisi IV DPR RI meminta agar rencana kerja 2026 Kementerian Pertanian disusun berbasis prioritas nasional, kesiapan program dan efektivitas anggaran yang optimal, terukur dan berbasis hasil.

    “Kami juga menyampaikan apresiasi kepada TNI dan Polri atas sinergi dan dukungan konkret yang selama ini diberikan dalam mendukung peningkatan produksi pertanian, khususnya komunitas padi dan jagung,” beber Titiek.

    Ia menekankan kolaborasi lintas sektor seperti pendampingan petani, fasilitas kegiatan lapangan, serta pengamanan distribusi menjadi bagian penting dalam menjaga ketahanan pangan nasional.

    Ia menegaskan pula swasembada hanya dapat dicapai melalui kolaborasi seluruh pemangku kepentingan, mulai pemerintah pusat, daerah, lembaga teknis, BUMN, pelaku usaha hingga petani agar manfaatnya dirasakan luas oleh masyarakat.

    “Komisi IV DPR RI memandang penguatan koordinasi semua unsur ini adalah kunci untuk mencapai target swasembada yang berkelanjutan dan berdampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat,” kata Titiek.

    Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan pagu alokasi anggaran pertanian tahun 2026 sebesar Rp40,15 triliun, terdiri atas program ketersediaan akses konsumsi pangan berkualitas Rp23,81 triliun, nilai tambah daya saing industri Rp6,62 triliun, pendidikan dan pelatihan Rp747 miliar, dan dukungan manajemen Rp8,96 triliun.

    Mentan menyebutkan pada 2026 Kementerian Pertanian menargetkan produksi komoditas utama meliputi beras 34,77 juta ton; jagung 18 juta ton; aneka cabai 3,08 juta ton; bawang merah 2 juta ton; tebu 39,5 juta ton; kopi 786 ribu ton; kakao 633 ribu ton; kelapa 2,89 juta ton; daging sapi dan kerbau 514 ribu ton; serta daging ayam 4,34 juta ton.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Wamendagri ungkap emas jadi penyumbang terbesar inflasi

    Wamendagri ungkap emas jadi penyumbang terbesar inflasi

    2 dari 3 orang di Indonesia berinvestasi ke komoditas emas tersebut akan berlanjut selama 12 bulan ke depan

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Akhmad Wiyagus mengungkapkan emas masih menjadi penyumbang terbesar inflasi nasional, baik secara year-on-year maupun month-to-month.

    Wiyagus mengungkapkan angka inflasi secara nasional per Oktober 2025 secara year-on-year tercatat sebesar 2,86 persen. Angka tersebut masih dalam rentang target inflasi nasional yaitu 1,5 persen hingga 3,5 persen.

    “Komoditas yang menjadi penyumbang andil inflasi year-on-year yang terbesar di bulan Oktober 2025 adalah emas perhiasan, cabai dan beras,” kata Wiyagus dalam Rapat Pengendalian Inflasi Daerah di Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin.

    Secara detail, emas menyumbang kenaikan inflasi 0,68 persen, cabai merah menyumbang 0,28 persen, beras, 0,16 persen, tarif air minum PAM 0,14 persen dan ikan segar 0,13 persen.

    Secara month-to-month, emas masih menjadi penyumbang inflasi terbesar dengan rincian emas menyumbang 0,21 persen, cabai merah 0,06 persen, telur ayam ras 0,04 persen, daging ayam ras 0,02 persen, dan wortel 0,01 persen.

    “Emas menjadi salah satu komoditas yang mendorong terjadinya inflasi, baik secara year-on-year maupun month-to-month karena beberapa faktor yaitu harga emas yang melonjak cukup tinggi secara internasional akibat demand dan permintaan komoditas emas sehingga harga di Indonesia juga melonjak mencapai Rp2.237.000 per gram,” ujarnya.

    Wiyagus juga mengungkapkan data dari World Gold Council yang menyebut 2 dari 3 orang di Indonesia berinvestasi ke komoditas emas tersebut akan berlanjut selama 12 bulan ke depan.

    “Emas ini menjadi instrumen pilihan investor Indonesia untuk membangun ketahanan finansial dan menyisihkan dana darurat,” kata Wiyagus.

    Oleh karena itu, Wiyagus meminta jajaran pemerintah daerah di seluruh Indonesia untuk mewaspadai tren kenaikan harga dan terus melakukan monitoring terhadap pergerakan harga bahan pangan dan segera bertindak apabila terjadi lonjakan harga.

    “Selalu lakukan monitoring secara terkoordinasi berbasis data yang aktual, sehingga dapat ditentukan yang upaya ataupun langkah yang tepat dalam menjaga harga komoditas agar tetap stabil, kemudian dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah masing-masing,” tuturnya.

    Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BPS: Kenaikan harga telur tak lagi meluas, hanya 151 kabupaten/kota

    BPS: Kenaikan harga telur tak lagi meluas, hanya 151 kabupaten/kota

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut rata-rata harga telur ayam ras nasional mulai mengalami penurunan di sejumlah kabupaten/kota dibandingkan dengan minggu kedua November 2025.

    Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan rata-rata harga telur ayam ras nasional pada minggu ketiga November 2025 tercatat Rp31.667 per kilogram. Kenaikan ini terjadi di 151 kabupaten/kota, sedangkan pada minggu sebelumnya kenaikan terjadi di 157 kabupaten/kota dengan harga rata-rata Rp31.546 per kilogram.

    “Jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga IPH (indeks perkembangan harga) telur ayam ras sudah tidak setinggi minggu lalu. Ini sudah mulai menurun trennya dari 157 (kabupaten/kota) sekarang sudah hanya 151,” ujar Amalia di Jakarta, Senin.

    Harga acuan penjualan (HAP) di tingkat konsumen ditetapkan sebesar Rp30.000 per kilogram. Beberapa kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga antara Kabupaten Tambrauw Rp48.000 per kilogram, Kabupaten Melawi Rp33.600 per kilogram, dan Kabupaten Ende Rp48.000 per kilogram.

    Selain itu, beberapa daerah seperti Kabupaten Mamberamo Tengah tercatat Rp100 ribu per kilogram, Kabupaten Puncak Jaya Rp90.000 per kilogram, dan Kabupaten Intan Jaya Rp90.000 per kilogram.

    “Papua ini memang per kilonya Rp100.000 per kilogram karena memang lokasi yang untuk melakukan distribusi ke sana juga memerlukan harga transportasi yang relatif lebih tinggi,” jelas Amalia.

    Amalia juga mengatakan kenaikan harga telur ayam dikarenakan permintaan yang terus meningkat, terutama pada daerah-daerah yang Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sudah relatif banyak.

    Kenaikan harga telur ayam terjadi selama periode percepatan program Makan Bergizi Gratis (MBG), yakni mulai Juli hingga minggu ketiga November 2025, di mana telur ayam menjadi salah satu menu dalam program tersebut.

    “Sebenarnya ada permintaan banyak, tinggal didorong bagaimana suplainya harus bisa memenuhi. Artinya peluang potensi bisnis untuk peternak telur ayam ras ini terbuka lebih besar,” imbuh Amalia.

    Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pecinta Mi Wajib Tahu! Ini Dia Jenis-Jenis Ramen Terpopuler di Jepang

    Pecinta Mi Wajib Tahu! Ini Dia Jenis-Jenis Ramen Terpopuler di Jepang

    YOGYAKARTA – Ramen bukan sekadar mi dalam kuah, tetapi sebuah seni kuliner yang kompleks. Memiliki banyak variasi dan gaya, memahami jenis-jenis ramen adalah langkah awal untuk menikmati hidangan ikonik Jepang ini secara maksimal.

    Jangan sampai pengalaman bersantap Anda terbatas pada menu yang itu-itu saja. Mari kita selami lebih dalam perbedaan antara kuah legendaris, mulai dari Tonkotsu yang creamy hingga Shoyu yang savory.

    Jenis-Jenis Ramen Terpopuler di Jepang

    Ramen yang dikenal sebagai comfort food utama Jepang, telah menjadi sensasi kuliner global dengan ciri khas mi kenyal, topping yang menggugah selera, dan kuah yang mengepul.

    Namun, esensi sejati hidangan tercinta ini terletak pada keragaman kaldu kuahnya. Jauh berbeda dari bubuk rasa ayam instan, kuah ramen tradisional Jepang menawarkan spektrum rasa yang penuh, tergantung pilihan Anda dari menu.

    Untuk itu, mari kita kupas tuntas perbedaan mendasar dari empat kuah ramen utama yang menjadi fondasi kuliner ini. Dilansir dari laman Institute of Culinary Education, berikut ini beberapa di antaranya:

    Berasal dari kota metropolitan Tokyo yang ramai, Shoyu ramen melambangkan perpaduan antara kesederhanaan dan kecanggihan. Kuah yang jernih dan kaya umami ini dibumbui dengan kecap asin, menciptakan perpaduan rasa yang harmonis.

    Kuah ramen ini dibuat dengan merebus tulang ayam dan babi, kemudian ditambahkan kecap asin untuk profil rasa yang gurih dan aromatik. Shoyu ramen sering disajikan dengan irisan chashu (daging babi rebus), menma (rebung fermentasi), daun bawang, dan nori (rumput laut).

    Di jantung Hokkaido, Shio ramen berdiri sebagai bukti lain dari seni kehalusan. Varietas ramen yang menyegarkan ini menawarkan kuah bening yang dibumbui dengan garam, memungkinkan esensi rasa kaldu alami bersinar dengan kejernihan maksimal.

    Baca juga artikel yang membahas Mengenal Omakase, Seni Kuliner yang Mempertaruhkan Skill Koki

    Kaldu shio ramen biasanya dibuat dari tulang ayam atau babi. Kemudian garam laut berkualitas tinggi ditambahkan dengan hati-hati, memungkinkan rasa asin alami mendominasi tanpa berlebihan. Karena kuahnya yang ringan, topping yang dipilih pun minimalis, seperti tauge renyah, wakame, dan irisan kamaboko (kue ikan).

    Menjadi ramen terkenal yang juga berasal dari Hokkaido, Miso ramen menawarkan pergeseran dari kuah transparan, terjun ke dunia umami yang tebal dan kaya.

    Profil rasa yang kuat dari miso ramen dibuat menggunakan pasta kedelai fermentasi, atau miso, yang memberikan kedalaman rasa yang khas pada kaldu.

    Sementara itu, kuah dibuat dengan merebus tulang babi atau ayam, kemudian pasta miso dibumbui ditambahkan untuk menciptakan dasar yang kental dan beraroma.

    Miso ramen sering dilengkapi dengan jagung mentega, irisan chashu, dan mayu (minyak bawang putih hitam), yang menyatu indah dengan kuah kaya rasa ini.

    Di Fukuoka, Tonkotsu ramen memiliki ciri khas kuah putih susu yang kental dan creamy. Rahasia di balik konsistensinya yang mewah adalah proses merebus tulang babi selama berjam-jam (bisa mencapai 16 jam atau lebih).

    Proses pembuatan kaldu tonkotsu dengan mengekstrak semua kolagen dan lemak, sehingga menghasilkan kaldu yang kaya, mengenyangkan, dan bertekstur beludru. Karena kekayaan rasanya, kuah ini sering dipasangkan dengan topping tradisional seperti irisan chashu, minyak bawang putih hitam, jahe acar, dan daun bawang cincang halus.

    Selain pembahasan mengenai jenis-jenis ramen, ikuti artikel-artikel menarik lainnya di  VOI, untuk mendapatkan kabar terupdate jangan lupa follow dan pantau terus semua akun sosial media kami!