Hewan: Ayam

  • Rahasia Dapur: 8 Bahan Alami untuk Mengempukkan Daging agar Lebih Lezat dan Empuk

    Rahasia Dapur: 8 Bahan Alami untuk Mengempukkan Daging agar Lebih Lezat dan Empuk

    JABAR EKSPRES – Bahan alami untuk mengempukkan daging ternyata sangat mudah ditemukan di sekitar kita. Tanpa perlu menggunakan bahan kimia atau alat khusus, kamu bisa membuat olahan daging jadi lebih empuk dan lezat hanya dengan memanfaatkan rempah dan buah yang ada di dapur.

    Banyak dari kita mungkin merasa frustrasi saat memasak daging sapi, kambing, atau ayam karena hasil akhirnya terasa keras atau alot. Padahal, ada solusi mudah dan alami untuk mengatasi masalah ini.

    Di tengah maraknya teknik memasak modern, bahan alami untuk mengempukkan daging tetap menjadi pilihan favorit para ibu rumah tangga hingga chef profesional. Selain aman, cara ini juga menjaga cita rasa dan keaslian masakan. Lalu, apa saja bahan alami tersebut? Berikut daftar lengkapnya!

    8 Bahan Alami untuk Mengempukkan Daging

    1. Nanas: Si Manis yang Kaya Enzim Pengempuk

    Bahan alami untuk mengempukkan daging yang pertama adalah nanas. Buah tropis ini mengandung enzim bromelain yang mampu memecah serat otot pada daging.

    Caranya cukup mudah, kamu tinggal memarut atau menumbuk nanas, kemudian balurkan ke permukaan daging. Diamkan selama 30 menit hingga 2 jam, tergantung tingkat keempukan yang diinginkan.

    Tapi hati-hati ya, kalau didiamkan terlalu lama, daging bisa jadi terlalu lembek. Nanas sangat cocok untuk mengempukkan daging sapi, kambing, atau bahkan ayam kampung yang biasanya alot.

    BACA JUGA: Obat Kolesterol Tinggi dan Asam Urat dengan Bahan Alami

    2. Daun Pepaya: Tradisi Lama yang Masih Ampuh

    Kalau kamu tanya nenek atau orang tua dulu, pasti mereka akan menyebut daun pepaya sebagai bahan alami untuk mengempukkan daging.

    Daun ini mengandung enzim papain yang punya fungsi mirip dengan bromelain. Caranya cukup tumbuk daun pepaya lalu balurkan ke daging, atau bungkus daging dengan daun tersebut. Diamkan selama beberapa jam sebelum dimasak.

    Teknik ini sering digunakan saat membuat sate, rendang, atau tongseng. Rasanya tetap lezat, tapi tekstur daging jauh lebih empuk dan mudah dikunyah.

    3. Jeruk Lemon atau Nipis: Asam yang Membantu Memecah Protein

    Bahan alami untuk mengempukkan daging selanjutnya datang dari keluarga jeruk. Lemon dan jeruk nipis mengandung asam alami yang bisa memecah protein dalam daging. Cukup peras airnya dan balurkan merata ke seluruh permukaan daging. Diamkan sekitar 1 hingga 2 jam sebelum dimasak.

  • Didampingi Dewan Syariah, Warga Solo Ini Laporkan Ayam Goreng Widuran ke Polisi

    Didampingi Dewan Syariah, Warga Solo Ini Laporkan Ayam Goreng Widuran ke Polisi

    Menurut Burhanuddin, laporan yang disampaikan ke pihak kepolisian telah dilengkapi dengan sejumlah bukti, termasuk tangkapan layar unggahan di media sosial yang memicu kegemparan publik.

    Ia juga menyebut, beberapa tokoh masyarakat merasa dirugikan karena pernah mengonsumsi produk tersebut tanpa mengetahui kandungan di dalamnya. “Ada anggota DPRD Kota Solo dan bahkan keluarga dari Wali Kota Solo, artinya dari mertuanya yang mengaku pernah makan di sana dan merasa kecewa setelah mengetahui ayam goreng kremesnya non-halal,” ungkapnya.

    Burhanuddin berharap proses hukum bisa berjalan transparan dan memberikan keadilan, serta menjadi peringatan bagi pelaku usaha agar lebih jujur dalam menyampaikan informasi terkait produk mereka. 

    “Kami selaku umat Islam juga perlu terus mengawal ini. Ini momentum agar Kota Solo semua produk-produk terutama warung-warung makan segera mempertegas yang non-halal menuliskan non-halal, yang halal segera mengurus sertifikasi halal,” harapnya.

  • Bahaya Konsumsi Kulit Ayam Berlebihan, Waspada Obesitas hingga Serangan Jantung

    Bahaya Konsumsi Kulit Ayam Berlebihan, Waspada Obesitas hingga Serangan Jantung

    JAKARTA – Kulit ayam terkenal dengan rasanya yang gurih dan teksturnya yang renyah, konsumsi secara berlebihan dapat membahayakan kesehatan.

    Di balik kelezatannya, kulit ayam menyimpan berbagai risiko yang dapat memicu gangguan kesehatan serius. Berikut beberapa bahaya yang bisa timbul jika terlalu sering mengonsumsi kulit ayam:

    1. Tinggi Lemak Jenuh dan Kalori

    Kulit ayam mengandung banyak lemak jenuh dan kalori. Jika dikonsumsi dalam jumlah besar, dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan meningkatkan risiko obesitas.

    2. Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung

    Lemak jenuh yang tinggi dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat), yang menjadi faktor utama dalam penyakit jantung dan stroke.

    3. Menimbulkan Gangguan Pencernaan

    Kulit ayam yang digoreng menyerap banyak minyak. Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti perut kembung, mual, dan diare.

    4. Berpotensi Memicu Diabetes Tipe 2

    Asupan lemak jenuh dalam jumlah besar dapat mengganggu sensitivitas insulin, sehingga meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2.

    5. Memicu Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

    Proses pengolahan kulit ayam yang sering menggunakan garam dalam jumlah tinggi dapat menyebabkan lonjakan kadar natrium, yang memicu tekanan darah tinggi.

    6. Mengganggu Fungsi Hati

    Lemak jenuh berlebih memberikan beban tambahan pada organ hati, berisiko menyebabkan perlemakan hati non-alkoholik dan kerusakan fungsi hati.

    7. Meningkatkan Risiko Kanker

    Proses penggorengan pada suhu tinggi dapat menghasilkan senyawa karsinogenik, yang berpotensi meningkatkan risiko kanker, terutama jika dikonsumsi secara rutin dan dalam jumlah banyak.

  • Buntut Kasus Ayam Goreng Widuran, Pemkot Solo Sisir Rumah Makan Demi Percepat Sertifikasi Halal

    Buntut Kasus Ayam Goreng Widuran, Pemkot Solo Sisir Rumah Makan Demi Percepat Sertifikasi Halal

    Senada dengan Pemkot Solo dan Kemenag, Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Pengurus Daerah Surakarta Ibrahim Fatwa Wijaya, mendorong pelaku usaha kuliner di kota itu segera mengikuti proses sertifikasi halal yang telah difasilitasi oleh pemerintah, baik melalui mekanisme self declare maupun jalur reguler.

    Ibrahim mengaku prihatin dengan peristiwa yang terjadi di rumah makan Ayam Goreng Widuran, dan menyesali atas keterlambatan informasi yang disampaikan pihak usaha.

    Dirinya menilai hal ini telah menimbulkan keresahan mendalam, mengingat mayoritas masyarakat Kota Solo adalah Muslim dan sangat memperhatikan aspek kehalalan dalam konsumsi makanan dan minuman.

    “Keterlambatan informasi ini telah menimbulkan keresahan di tengah masyarakat, khususnya umat Muslim yang selama ini mungkin telah mengkonsumsi produk tersebut tanpa mengetahui status kehalalannya,” katanya.

    Sebagai langkah tanggap, pihaknya mengimbau masyarakat Muslim untuk lebih waspada dan bijak dalam memilih makanan dan minuman.

    Ibrahim menekankan pentingnya mencari produk yang sudah memiliki label halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) atau keterangan jujur dan jelas dari penjual terkait status produk yang ditawarkan.

     

     

  • Cerita Kepala BGN tentang Tinggi Anaknya yang Capai 180 cm Berkat Minum 2 Liter Susu Per Hari
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        27 Mei 2025

    Cerita Kepala BGN tentang Tinggi Anaknya yang Capai 180 cm Berkat Minum 2 Liter Susu Per Hari Nasional 27 Mei 2025

    Cerita Kepala BGN tentang Tinggi Anaknya yang Capai 180 cm Berkat Minum 2 Liter Susu Per Hari
    Tim Redaksi
    BANGKALAN, KOMPAS.com –
    Kepala Badan Gizi Nasional (BGN)
    Dadan Hindayana
    berbagi cerita bagaimana kedua anaknya bisa memiliki tinggi badan melebihi dirinya.
    Dia mengatakan, dua anak laki-lakinya masing-masing memiliki tinggi badan 181 cm dan 185 cm karena sejak kecil rutin diberi susu, bahkan hingga dua liter per hari.
    “Jadi tinggi badan bukan cuma masalah genetik, tapi juga asupan gizi yang cukup dan seimbang,” kata Dadan saat peluncuran pembangunan 1.000 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Pondok Pesantren Syaichona Muhammad Cholil, Bangkalan, Senin (26/5/2025).
    Dadan menjelaskan, kedua anaknya diwajibkan minum susu dari kecil hingga kelas 2 SMA.
    Bahkan di masa pertumbuhan, anaknya minum susu 2 liter sehari.
    “Jadi tulangnya besar-besar, dan makanya tubuhnya tinggi. Jadi tinggi badan tidak hanya masalah genetik tapi juga makanan,” lanjut dia.
    Namun demikian, saat ini 60 persen anak-anak Indonesia tidak pernah punya akses terhadap makanan bergizi seimbang, dan sebagian besar hanya mengandalkan makanan seperti nasi dengan mi instan, bakwan, atau kerupuk.
    Dadan menegaskan, hal inilah yang ingin diubah melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG).
    “Di MBG, kita pastikan menu selalu mengandung nasi, telur, ayam, ikan, sayur, buah, dan susu. Ini adalah standar
    gizi seimbang
    yang wajib kita penuhi,” tegasnya.
    Lebih dari itu, Dadan juga menyoroti fakta bahwa 60 persen anak-anak Indonesia tidak pernah minum susu, bukan karena tidak tahu, tetapi karena tidak mampu membeli.
    Oleh karena itu, program MBG dinilai sangat penting untuk menyambut Indonesia Emas 2045.
    “Ini sebabnya Bapak Presiden menyebut MBG sebagai program yang sangat strategis, karena menyasar kualitas SDM kita untuk menyambut Indonesia Emas 2045,” ujarnya.
    Dadan memastikan bahwa gizi seimbang yang terkandung dalam MBG dapat mencegah stunting dan mengoptimalkan tinggi badan.
    “Dengan makanan bergizi, bukan tidak mungkin bisa mencapai tinggi badan minimal 180 cm,” kata Dadan.
    Dia menjelaskan ada dua fase penting dalam pertumbuhan manusia.
    Pertama adalah fase 1.000 hari pertama kehidupan, mulai dari dalam kandungan hingga usia 2 tahun, yang krusial untuk perkembangan otak.
    Fase kedua adalah masa remaja, yang menjadi titik penting pertumbuhan fisik.
    “Kalau tidak diintervensi sekarang, tinggi tubuh mereka hanya akan berkisar 160–165 cm,” kata dia.
    Dalam kesempatan yang sama, Menko Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengomentari bahwa kedua anak Kepala BGN memiliki tinggi melebihi orang tuanya lantaran gizi yang seimbang.
    “Pak Dadan telah menghasilkan putra-putrinya dengan gizi yang dasar tingginya melebihi bapaknya. Nah itu yang penting,” ujar Cak Imin.
    Cak Imin juga yakin, kandungan gizi dalam MBG bisa mendorong pertumbuhan badan anak-anak usia sekolah dengan baik dan optimal.
    “Jangan pendek kayak saya. Tapi, tidak apa-apa pendek, yang penting cerdas,” kelakar Cak Imin.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cek Halal/Non-Halal via Google Street View

    Cek Halal/Non-Halal via Google Street View

    Jakarta

    Polemik status kehalalan Ayam Goreng Widuran, rumah makan legendaris di Solo, Jawa Tengah, terus memanas di media sosial. Isu ini mencuat setelah manajemen mengumumkan bahwa menu mereka non-halal karena menggunakan minyak babi untuk menggoreng kremesan ayam.

    Seorang netizen dengan akun Threads @ariefdisolo mencoba menelusuri jejak status halal restoran ini melalui Google Street View dari tahun 2015 hingga 2024. Apa yang ditemukannya?

    Arief Mengaku tidak menemukan logo halal pada spanduk Ayam Goreng Widuran di Jalan Sutan Syahrir, Solo, dalam kurun waktu tersebut. Namun, temuan ini memicu perdebatan di kalangan netizen.

    Sejumlah warganet berhasil menemukan adanya logo halal pada spanduk pada Juni 2017. Tapi, temuan tersebut kembali mematik argumen.

    Ada yang menilai logo tersebut bukan milik restoran, melainkan berasal dari produk kecap yang ditampilkan dalam spanduk. Banyak yang yakin logo halal tersebut memang dicantumkan pihak resto.

    Sebagai bukti, netizen memajang spanduk lain yang tidak diabadikan Google Street View. Dalam sepanduk tersebut tertera tulisan Halal.

    Opini menarik disampaikan beberapa netizen. Mereka tidak mempermasalahkan ada tidaknya logo halal-non halal pada sepanduk. Tapi lebih menyoroti pihak restoran yang tidak memberitahukan ke pelanggan muslim, terutama berhijab, bahwa menu mereka non-halal.

    “Masalahnya bukan disitu aja. Ada pelanggan hijab dtg kesnaa tp staffny g ngasih tau klo dia pake minyak babi. Itu klo di MY kita udh diwanti2 sm staffnya,” kata @freeyourmind4448.

    “Karena jualnya cuma ayam goreng, orang2 akan beranggapan ya halal tanpa bahan babibu
    Jadi sekarang mesti lebih hati2 dan pastikan aja resto yg dikunjungi memang halal atau gak
    Karna diluar sana banyak resto jejepangan/kekoreaan/eropaan yg cuma berani sebut no pork no lard no alkohol. Tpi gak bisa dapatin sertifikat halal (ya walaupun skrg yg udh dpt serti halal aja bisa meragukan, apalagi yg gak)” ujar @ichaandcats.

    (afr/afr)

  • 9
                    
                        Ayam Goreng Legendaris Widuran Solo Tidak Halal, Warga: Kami Sudah Konsumsi sejak Kecil
                        Regional

    9 Ayam Goreng Legendaris Widuran Solo Tidak Halal, Warga: Kami Sudah Konsumsi sejak Kecil Regional

    Ayam Goreng Legendaris Widuran Solo Tidak Halal, Warga: Kami Sudah Konsumsi sejak Kecil
    Tim Redaksi
    SOLO, KOMPAS.com
    – Rumah makan legendaris
    ayam goreng Widuran
    berlokasi di Jalan Sutan Syahrir Kelurahan Kepatihan Kulon, Kecamatan Jebres, Solo, Jawa Tengah, ternyata tidak halal.
    Hal ini diketahui setelah pemilik rumah makan mengklarifikasi menggunakan bahan non-halal dalam penyajiannya di akun Instagram resmi miliknya @ayamgorengwiduransolo.

    Kepada seluruh pelanggan Ayam Goreng Widuran, Kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas kegaduhan yang beredar di media sosial belakangan ini. Kami memahami bahwa hal ini menimbulkan keresahan dalam masyarakat. Sebagai langkah awal, kami telah mencantumkan keterangan NON-HALAL secara jelas di seluruh outlet dan media sosial resmi kami. Kami berharap masyarakat dapat memberi kami ruang untuk memperbaiki dan membenahi semuanya dengan itikad baik
    ,” tulis manajemen ayam goreng Widuran dalam akunnya dikutip
    Kompas.com
    , Senin (26/5/2025).
    Pengumuman klarifikasi non-halal tersebut diunggah di akun resminya empat hari lalu.
    Berikut sejumlah hal terkait ayam goreng Widuran:
    Seorang karyawan, Nanang, mengungkapkan bahwa kremesan ayam goreng dibuat dari bahan non-halal.
    “(Bahan nonhalal) kremesnya aja. (Kremesan) dibuat dari bahan nonhalal. Dari minyaknya (nonhalal),” ucapnya di Solo, Jawa Tengah, Senin (26/5/2025).
    Meski demikian, dirinya menegaskan ayamnya digoreng dengan menggunakan minyak kelapa.

    Nak
    (kalau) minyak (menggoreng ayam) asli Barco,” tambahnya.
    Nanang mengatakan, tidak bisa menjelaskan secara pasti alasan keterlambatan penyematan label non-halal. Padahal, rumah makan sudah berdiri sejak 1973 atau 52 tahun.
    “Dari pihak karyawan tidak bisa menjelaskan. (Setelah ramai) dari pihak sini di Instagram langsung membuat klarifikasi (label non-halal),” kata dia.
    Label non-halal di ayam goreng Widuran baru dipasang dalam beberapa hari terakhir.
    (TribunSolo.com / Ahmad Syarifudin) AYAM GORENG WIDURAN – Suasana di Ayam Goreng Widuran Jalan Sutan Syahrir, Kepatihan Kulon, Jebres, Solo, Sabtu (24/5/2025). Heboh di media sosial Ayam Goreng Widuran di Kota Solo ternyata dimasak dengan bahan yang tidak halal.
    Sebelumnya, restoran ini tidak mencantumkan secara eksplisit bahwa beberapa menunya, seperti ayam goreng kremes, menggunakan bahan non-halal.
    Hal ini memicu kekecewaan banyak pelanggan, terutama yang beragama Islam.
    Nanang menyebutkan bahwa restoran yang sudah berdiri puluhan tahun itu memiliki pelanggan loyal dari berbagai daerah.
    “Pelanggannya ada dari Surabaya, Jakarta, luar kota, luar pulau,” ungkap Nanang yang sudah bekerja selama 10 tahun.
    Ia juga menegaskan bahwa mayoritas pelanggan mereka merupakan nonmuslim.
    “Mayoritas sini bukan muslim. Nonmuslim (pelanggan),” ucapnya.
    Pencantuman label non-halal membuat masyarakat khususnya para pelanggan ayam goreng Widuran terkejut.
    Sebab mereka sudah puluhan tahun menjadi pelanggan rumah makan.
    Seorang pelanggan ayam goreng Widuran yang enggan disebut namanya, mengatakan sudah sejak kecil menjadi pelanggan ayam goreng Widuran.
    “Saya pelanggan lama dari kecil. Tidak tahu kalau non-halal,” kata dia.
    Setelah tahu menggunakan bahan non-halal, warga Solo ini tidak lagi membeli ayam goreng Widuran.
    “Sebagai muslim sudah tahu lama dikasih tahu teman-teman. Saya sudah berhenti (tidak membeli ayam goreng Widuran),” ujar dia.
    Ia tidak punya keinginan untuk menuntut pemilik rumah makan ayam goreng Widuran ke pihak berwajib karena tidak jujur.
    Justru sebaliknya, dengan mencantumkan label tersebut masyarakat tahu bahwa ayam goreng Widuran non-halal.
    “Untuk berusaha kita dukung ya. Kasihan juga. Sudah dikasih tahu nonhalal ya sudah orang Islam tidak usah masuk,” ucap dia.
    Pelanggan lainnya, Pita, mengaku dari sejak sekolah dasar (SD) atau sekitar tahun 1990 menjadi pelanggan ayam goreng Widuran.
    Dia dikenalkan oleh orangtuanya yang juga pelanggan ayam goreng Widuran.
    “Sejak SD saya langganan ayam goreng Widuran. Saya tahunya dari orangtua.
    Ayam goreng Widuran
    rasanya gurih,” ungkap dia.
    Pita mengaku paling suka membeli ayam goreng original plus kremesan.
    Menurut dia, ayamnya gorengnya rasanya gurih dan enak karena asli ayam kampung.
    Meskipun demikian, dirinya menyayangkan pemilik rumah makan yang baru saja mengumumkan bahan yang digunakan non-halal.
    “Suka original sama kremes. Kalau dibanding ayam goreng lain memang ayam goreng Widuran lebih gurih enak menggunakan ayam kampung,” kata dia.
    Kegaduhan terkait label non-halal tersebut membuat Wali Kota Solo, Respati Ardi turun melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke rumah makan ayam goreng Widuran bersama OPD terkait.
    Respati didampingi sejumlah pejabat dan aparat daerah, antara lain Kepala Dinas Perdagangan Agus Santoso, Kepala Satpol PP Didik Anggono, Kepala Kemenag Solo Ahmad Ulin Nur Hafsun, serta perwakilan kepolisian dan TNI.
    Namun, saat sidak berlangsung, pemilik ayam goreng Widuran tidak berada di tempat.
    Respati ditemui langsung oleh para karyawan dan sempat menghubungi pemilik melalui sambungan telepon. Pemilik rumah makan sedang berada di luar kota.
    Respati menyampaikan bahwa rumah makan diminta tutup sementara untuk menjalani asesmen kehalalan oleh OPD dan instansi terkait.
    “Saya mengimbau untuk ditutup dulu dilakukan asesmen ulang oleh OPD-OPD terkait kehalalan dan ketidakhalalan,” tegas Respati di Solo, Senin.
    Ia juga mendorong agar pemilik mengajukan sertifikasi halal atau nonhalal secara resmi.
    “Saya tawarkan apabila mau menyatakan halal, silakan ajukan. Kalau tidak, ya silakan ajukan tidak (halal). Hari ini bisa ditutup terlebih dahulu dilakukan assessment ulang,” jelasnya.
    Soal durasi penutupan, Respati mengatakan akan menunggu hasil asesmen terlebih dahulu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Harga telur ayam Rp28.933/kg, bawang merah Rp37.407/kg

    Harga telur ayam Rp28.933/kg, bawang merah Rp37.407/kg

    lustrasi – Pedagang menyortir telur ayam di Pasar Citra Niaga Jombang, Jawa Timur. ANTARA FOTO/Syaiful Arif/foc.

    Bapanas: Harga telur ayam Rp28.933/kg, bawang merah Rp37.407/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 26 Mei 2025 – 14:39 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga telur ayam tingkat konsumen mencapai Rp28.933 per kilogram (kg) dibandingkan hari sebelumnya Rp28.910 per kg, sedangkan bawang merah Rp37.407 per kg turun dari sebelumnya Rp38.185 per kg. Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Senin pukul 09.45 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp15.698 per kg naik tipis dari sebelumnya di harga Rp15.614 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp13.760 per kg turun tipis dari hari sebelumnya Rp13.778 per kg; lalu beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog di harga Rp12.633 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp12.645 per kg. Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp5.837 per kg turun dari sebelumnya Rp6.183 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.820 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp10.877 kg.

    Berikutnya bawang putih bonggol di harga Rp41.187 per kg turun dari hari sebelumnya tercatat Rp41.469 per kg. Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp44.352 per kg turun tipis dari sebelumnya tercatat Rp45.663 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp43.481 per kg naik dari hari sebelumnya tercatat Rp42.770 per kg; cabai rawit merah Rp46.069 per kg naik dari hari sebelumnya Rp46.708 per kg.

    Bapanas juga mencatat komoditas daging sapi murni di harga Rp135.152 per kg naik dari sebelumnya tercatat Rp135.087 per kg, daging ayam ras Rp34.905 per kg naik dari sebelumnya Rp34.893 per kg. Gula konsumsi di harga Rp18.510 per kg turun tipis dari sebelumnya tercatat Rp18.499 per kg.

    Kemudian, harga minyak goreng kemasan di harga Rp20.713 per liter turun tipis dari sebelumnya tercatat Rp20.758 per liter; minyak goreng curah di harga Rp17.645 per liter naik dari sebelumnya tercatat Rp17.574 per liter; Minyakita di harga Rp17.614 per liter naik dari sebelumnya di level Rp17.600 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah di harga Rp9.736 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp9.757 per kg; lalu tepung terigu kemasan di harga Rp12.868 per kg turun dari sebelumnya Rp12.888 per kg.

    Berikutnya, komoditas ikan kembung di harga Rp41.249 per kg naik dari sebelumnya tercatat Rp41.043 per kg; ikan tongkol di harga 34.520 per kg naik dari sebelumnya Rp33.880 per kg; lalu ikan bandeng di harga Rp34.631 per kg naik dari sebelumnya Rp34.132 per kg. Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.708 per kg naik tipis dibandingkan harga sebelumnya tercatat Rp11.634 per kg.

    Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp104.502 per kg turun dari sebelumnya Rp106.528 kg; daging kerbau segar lokal di harga Rp138.966 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp139.879 per kg.

    Sumber : Antara

  • Kompor Pemanas Jadi Awal Petaka 5.000 Ekor Ayam Mati Terpanggang di Wonosobo

    Kompor Pemanas Jadi Awal Petaka 5.000 Ekor Ayam Mati Terpanggang di Wonosobo

  • Buntut Pakai Minyak Babi, Pemilik Warung Ayam Goreng Widuran Dilaporkan ke Polresta Solo

    Buntut Pakai Minyak Babi, Pemilik Warung Ayam Goreng Widuran Dilaporkan ke Polresta Solo

    GELORA.CO –  Polemik dari Warung Ayam Goreng Widuran semakin memanas usai mendapat sanksi administrasi dari Pemerintah Kota (Pemkot) Solo dengan penutupan sementara.

    Kini ada warga Kota Solo yang mulai mengadukan terkait polemik tersebut ke kepolisian.

    Mochammad Burhanuddin mendatangi Mapolresta Solo ditemani sejumlah pihak dari berbagai organisasi Islam untuk melakukan pengaduan ke pihak berwenang terkait adanya polemik bahan baku non halal yang digunakan oleh Warung Ayam Goreng Widuran.

    Burhanuddin menerangkan aduan masyarakat ini merupakan bentuk perhatian dirinya sebagai salah satu warga Kota Surakarta agar tidak lagi terjadi insiden serupa kedepannya yang merugikan umat muslim.

    “Kami mempunyai beban moral dan perihatin dengan permasalahan yang terjadi terkait ayam goreng Widuran yang jelas-jelas telah meresahkan umat muslim yang mendorong kami untuk melakukan pelaporan ke jalur hukum,” ungkap Burhanuddin saat ditemui usai melakukan aduan masyarakat (Dumas) di Mapolresta Solo, Senin (26/5/2025).

    Burhanuddin mengungkapkan bahwa penutupan informasi terkait bahan baku nonhalal yang digunakan oleh pengelola Warung Ayam Goreng Widuran tersebut merupakan pelanggaran hukum.

    “Ini ditengarai telah melanggar pasal penipuan dan juga melanggar jaminan produk halal serta perlindungan konsumen,” lanjutnya.

    Burhan dalam aduan masyarakat ini juga melampirkan sejumlah print berita online mengenai vitalnya Warung Ayam Goreng Widuran yang menggunakan bahan baku non halal sebagai lampiran.

    Sementara itu, Humas Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) yang mendampingi Burhanuddin, Endro Sudarsono menerangkan bahwa pihaknya akan membuka posko aduan bagi masyarakat yang merasa tertipu atas apa yang dilakukan oleh pengelola warung makan.

    “Kami sepakat dengan beberapa elemen akan membuat posko pengaduan untuk melindungi korban-korban yang sebelumnya,” pungkanya.