Hewan: Ayam

  • Dinas Sebut Harga Komoditas Pangan di Malang Stabil

    Dinas Sebut Harga Komoditas Pangan di Malang Stabil

    Malang (beritajatim.com) – Harga sejumlah komoditas pangan dan bahan pokok di Kabupaten Malang masih stabil jelang Iduladha 2025.

    Hal itu disampaikan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Malang, M. Nur Fuad Fauzi.

    Fuad mengaku, pihaknya terus memantau perkembangan harga kebutuhan pokok di 25 pasar besar yang ada di wilayah Kabupaten Malang.

    “Secara umum harga komoditas hortikultura dan kebutuhan pokok masih tergolong stabil, termasuk beras, telur ayam, dan daging,” kata Fuad, Selasa (3/6/2025).

    Fuad menjelaskan, meskipun sempat terjadi kenaikan pada harga tomat beberapa waktu lalu, saat ini harga sudah kembali normal.

    Ia menambahkan, menjelang Hari Raya Iduladha, pengawasan akan lebih diperketat karena biasanya terjadi lonjakan permintaan terhadap sayur-mayur dan buah-buahan.

    “Pemantauan dilakukan setiap hari oleh petugas pasar dan dilaporkan ke Disperindag,” ucapnya.

    Dari total 34 pasar di Kabupaten Malang, Disperindag fokus memantau 25 pasar tipe A dan B, seperti di pasar Lawang, Gondanglegi, Turen, Pujon, Kasembon, dan Karangploso.

    “Kami berkomitmen menjaga kestabilan harga dan ketersediaan pasokan menjelang hari-hari besar keagamaan,” tutup Fuad. (yog/ted)

  • Jelang Iduladha, Pemkot Kediri Sidak Harga Pangan ke Pasar Tradisional

    Jelang Iduladha, Pemkot Kediri Sidak Harga Pangan ke Pasar Tradisional

    Kediri (beritajatim.com) – Menyambut Hari Raya Iduladha 1446 H, Pemerintah Kota Kediri melalui tim gabungan menggelar inspeksi mendadak (sidak) harga pangan ke sejumlah titik, termasuk Pasar Tradisional Setono Betek dan gudang distributor, Selasa (3/6/2025). Sidak ini bertujuan memantau kestabilan harga dan memastikan pasokan bahan pokok tetap aman menjelang hari besar keagamaan.

    Tim gabungan tersebut terdiri dari Bagian Administrasi Perekonomian, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin), Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), Diskominfo, dan Perumda Pasar Joyoboyo.

    “Jadi ada beberapa komoditas yang biasanya dibutuhkan saat hari raya qurban dan ini tadi dua komoditas utama yang harganya mengalami kenaikan, yaitu cabai dan bawang merah,” kata Tetuko Erwin Sukarno, Kepala Bagian Administrasi Perekonomian Kota Kediri.

    Ia menjelaskan, kenaikan harga cabai rawit merupakan hal wajar menjelang Iduladha karena lonjakan kebutuhan masyarakat. Selain momentum kurban, banyaknya hajatan juga ikut mendorong tingginya permintaan.

    Harga cabai rawit tercatat Rp43.000 per kilogram, naik signifikan dari sebelumnya. Cabai merah besar naik menjadi Rp38.000, sedangkan cabai keriting dijual Rp34.000 per kilogram. Adapun harga bawang merah kini berada di angka Rp36.000, sedikit turun dari harga sebelumnya Rp38.000.

    Untuk harga komoditas lainnya, seperti beras premium Rp14.875, telur ayam ras Rp26.600, dan daging ayam ras Rp31.000, masih tergolong stabil. Begitu pula dengan pasokan beras, yang dipastikan aman oleh tim setelah melakukan sidak di Gudang Blabak.

    “Setelah lebaran haji nanti, kami tetap lakukan pengawasan untuk mengontrol fluktuasi harga bahan pokok,” ujar Erwin. Ia juga mengimbau pedagang pasar untuk tetap membuka kiosnya setelah Sholat Ied agar distribusi pangan tetap terjaga.

    Sujono, pedagang sayuran di Pasar Setono Betek, membenarkan adanya lonjakan harga cabai. “Cabai kecil sekarang Rp44.000, sebelumnya Rp32.000. Cabai merah besar dulu Rp28.000 sekarang Rp38.000. Alhamdulillah stok masih lancar dan mencukupi,” katanya.

    Pemerintah mengimbau masyarakat tidak panik menyikapi kenaikan ini karena bersifat musiman dan masih dalam batas wajar. Erwin menegaskan, tim akan terus mengawasi agar harga kembali stabil pasca-Iduladha. [nm/beq]

  • Pengguna iPhone atau Samsung? Ini Faktanya

    Pengguna iPhone atau Samsung? Ini Faktanya

    Jakarta

    Pertanyaan klasik yang kerap mengemuka di antara penggemar teknologi adalah: “Siapa yang lebih kaya, pengguna iPhone atau pengguna Samsung Galaxy?” Mirip seperti teka-teki “mana yang lebih dulu, ayam atau telur?”, pertanyaan ini telah memicu banyak diskusi sejak Apple dan Samsung bersaing ketat di pasar ponsel pintar.

    Kini, berkat data dari Consumer Intelligence Research Partners (CIRP), kita akhirnya punya jawaban berdasarkan fakta. CIRP melakukan survei untuk menganalisis kebiasaan pembelian ponsel dari para pengguna setia Apple dan Samsung.

    Mereka mendefinisikan “pengguna setia” sebagai konsumen yang sebelumnya memiliki iPhone atau Galaxy dan memilih merek yang sama saat mengganti ponsel mereka. Hasilnya cukup mengejutkan dan membantah stereotip yang selama ini beredar.

    Fakta dari Survei CIRP:

    Pengguna iPhone lebih banyak ditemukan di kelompok berpenghasilan rendah dan tinggi.Pengguna Samsung Galaxy sebagian besar berada di kelompok berpenghasilan mennengah.Hasil survey CRIP Foto: Phonrarena

    Sekilas, ini mungkin terdengar mengejutkan. Banyak yang mengira pengguna iPhone, dengan harga perangkatnya yang cenderung lebih mahal, didominasi oleh kelompok berpenghasilan tinggi.

    Namun, CIRP menjelaskan bahwa banyaknya pengguna iPhone dari kalangan berpenghasilan rendah, terutama generasi muda yang tidak terbebani biaya hidup besar seperti sewa, cenderung membeli model iPhone yang lebih terjangkau atau model lama.

    Detail Hasil Survei:

    Sebanyak 75% loyalis Samsung Galaxy termasuk dalam kelompok berpenghasilan menengah, dibandingkan dengan 67% pengguna iPhone. Ini karena Samsung menawarkan lebih banyak pilihan ponsel di segmen kelas menengah, sesuatu yang tidak terlalu ditekuni Apple.Di kelompok berpenghasilan tertinggi (di atas USD150.000 atau Rp 2,4 miliar per tahun), 9% pengguna setia iPhone berada dalam kelompok ini, sementara hanya 6% pengguna Galaxy. Di kelompok berpenghasilan terendah (di bawah USD25.000 atau Rp 407 juta per tahun), 24% pengguna iPhone dan 19% pengguna Galaxy termasuk dalam kategori ini.

    Jadi, apakah pengguna Samsung lebih kaya dari pengguna iPhone? Tidak sepenuhnya benar. Data menunjukkan bahwa pengguna iPhone lebih terpolarisasi, dengan jumlah yang signifikan di kelompok berpenghasilan rendah dan tinggi, sementara pengguna Samsung Galaxy cenderung mendominasi kelas menengah.

    Ini menunjukkan bahwa preferensi merek lebih dipengaruhi oleh faktor seperti gaya hidup, fitur perangkat, dan strategi pemasaran merek ketimbang sekadar pendapatan, demikian dilansir dari Phonearena.

    Bagaimana menurut kamu? Apakah kamu termasuk loyalis iPhone atau Galaxy?

    (afr/afr)

  • Polemik Ayam Goreng Widuran, Legislator Minta Pengawasan Kehalalan Diperketat

    Polemik Ayam Goreng Widuran, Legislator Minta Pengawasan Kehalalan Diperketat

    Jakarta

    Anggota Komisi IX DPR RI Arzeti Bilbina menyoroti kasus rumah makan Ayam Goreng Widuran yang viral disebut non-halal. Dia sepakat rumah makan itu ditutup sementara.

    “Saya sepakat dengan langkah ini demi memastikan kehalalan produk, tapi pihak manajemen tetap harus bertanggung jawab terhadap para pegawainya,” kata Arzeti kepada wartawan, Senin (2/6/2025).

    Arzeti mendorong Pemerintah untuk mengevaluasi sistem pengawasan untuk rumah makan. Dia juga meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk membangun sistem verifikasi terpadu sebagai langkah perbaikan bagi perlindungan konsumen.

    “Khususnya terkait informasi kehalalan produk-produk yang dikonsumsi. Pemerintah, termasuk Pemda dan BPOM tidak boleh abai terhadap proses pengawasan menu makanan. Sistem verifikasi terpadu yang melibatkan koordinasi antar-instansi diperlukan untuk menjamin konsumen mendapatkan informasi yang benar sejak awal,” ujarnya.

    Arzeti juga meminta agar Pemerintah tidak bisa lagi bersikap pasif. Ia menilai, perlu ada pengawasan yang lebih komprehensif dan terstandar secara nasional untuk memastikan semua pelaku usaha kuliner mencantumkan status halal, non-halal, atau belum bersertifikat halal.

    “Dan ini harus dipasang secara terang-terangan, baik di tempat usaha, menu, maupun platform digital seperti aplikasi pemesanan makanan dan media sosial resmi,” ungkap Arzeti,

    Di sisi lain, Arzeti mendorong BPOM bersama pemerintah daerah dan lembaga terkait untuk memberikan edukasi kepada pelaku UMKM kuliner terkait pentingnya transparansi bahan baku.

    “Transparansi bukan hanya soal etika saja, tapi yang terpenting adalah keadilan dan perlindungan bagi konsumen,” ucap Arzeti.

    “Dan kejujuran dalam berniaga harus dimiliki oleh para penjual makanan. Pemerintah harus hadir untuk memastikan prinsip ini dijalankan oleh seluruh pelaku usaha, sebelum kepercayaan publik kembali tercederai oleh kelalaian yang seharusnya bisa dicegah sejak awal,” ujar Arzeti.

    Sebelumnya, polisi menyatakan belum bisa melakukan intervensi karena belum menemukan unsur pidana dalam kasus itu.

    Polisi mengatakan terkait pencantuman label halal maupun non-halal bisa dilihat dari sisi hukum pidana dan administrasi. Dalam kasus ini, Ayam Goreng Widuran belum mendaftarkan produknya dengan label halal.

    “Dalam hal tersebut, masih dalam kewenangannya sanksi administrasi dari Pemkot Solo ataupun dari pantauan badan pengelola produk halal sehingga secara pidana itu belum sama sekali masuk ke ranah pidana,” kata Kasat Reskrim Polresta Solo AKP Prastiyo Triwibowo kepada wartawan di Mapolresta Solo, dilansir detikJateng, Senin (2/6/2025).

    Polisi pun sudah berkoordinasi dengan Pemkot Solo, yang saat ini sudah memberikan sanksi administrasi ke Ayam Goreng Widuran. Sanksi itu berupa penutupan sementara.

    Dijelaskan, mengacu pada Pasal 27 UU Nomor 33 Tahun 2014 tentang pelaku usaha yang tidak mengurus atau memenuhi sertifikat halal, maka pelaku usaha akan mendapatkan teguran lisan, peringatan tertulis, dan/atau denda administrasi.

    (eva/fas)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pedagang Kambing di Trotoar Tanah Abang Ogah Pindah, Mengaku Sudah Turun-temurun 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        2 Juni 2025

    Pedagang Kambing di Trotoar Tanah Abang Ogah Pindah, Mengaku Sudah Turun-temurun Megapolitan 2 Juni 2025

    Pedagang Kambing di Trotoar Tanah Abang Ogah Pindah, Mengaku Sudah Turun-temurun
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Menjelang Hari Raya Idul Adha, para pedagang hewan kurban mulai memadati trotoar di Jalan KS Tubun, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Senin (2/6/2025).
    Salah satu pedagang kambing, Abastian (39), yang berjualan di dekat area SDN Slipi 1, Jakarta Barat, mengatakan aktivitas berdagang hewan kurban di lokasi tersebut sudah berlangsung secara turun-temurun.
    “Sudah tradisi di sini. Orang Betawi kalau bilang turun-temurun dari kakek di sini,” ujarnya saat ditemui
    Kompas.com
    , Senin.
    Tradisi berjualan di trotoar ini, menurut Abastian, juga terorganisasi dengan baik melalui sebuah komunitas pedagang yang telah berdiri puluhan tahun lalu. Komunitas tersebut bernama Himpunan Pedagang Kambing Tenabang (HPKT).
    Abastian yang telah berjualan di lokasi itu selama 10 tahun, mengaku membuka lapaknya sekitar 10 hari menjelang Idul Adha.
    Hingga awal pekan ini, ia sudah berhasil menjual sekitar 18 ekor kambing dari lapaknya.
    “Saya sih sehari paling kecil (omzetnya) Rp 3 juta sampai Rp 8 juta,” kata Abastian.
    Meski telah menjadi tradisi, Abastian mengaku tetap menghadapi sejumlah tantangan, termasuk penolakan dari pedagang lain dan konflik soal penggunaan lahan trotoar.
    “Banyak bener, banyak konfliknya lah. Sama-sama pedagang, pecel lele, pecel ayam tapi saya bilang setahun sekali lah bagi-bagi lahan,” ujar dia.
    Menurut dia, protes juga sempat datang dari pihak TPU Petamburan, yang lahannya berada tepat di depan area dagang para pedagang hewan kurban.
    Cerita serupa disampaikan Haikal Alif (21), pedagang lainnya yang telah berjualan di trotoar Tanah Abang selama sekitar sepekan.
    Ia sempat ditegur oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) karena dianggap mengganggu akses pejalan kaki.
    “Dari Satpol PP kadang menegur. Ini sebenarnya enggak boleh, tapi saya cuma minta waktu paling dua minggu setiap tahunnya,” ungkapnya.
    “Satpol PP juga minta setiap pedagang membersihkan trotoar,” lanjut Haikal.
    Meski ditegur, Haikal memilih bertahan karena lokasi tersebut sudah dikenal pelanggan tetapnya dari tahun ke tahun. Saat ini, ia telah menjual sekitar 100 ekor kambing yang didatangkan dari Lampung.
    Haikal berharap bisa terus berjualan di tempat yang sama setiap menjelang Idul Adha.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Rasakan Nikmatnya Jajanan Legendaris dan Hidden Gem Jakarta Lewat “Kuliner Pilihan Lokal” ShopeeFood

    Rasakan Nikmatnya Jajanan Legendaris dan Hidden Gem Jakarta Lewat “Kuliner Pilihan Lokal” ShopeeFood

    Jakarta, Beritasatu.com – Para pencinta kuliner tak perlu lagi bingung saat mencari hidangan dan camilan legendaris maupun hidden gem. Melalui program “Kuliner Pilihan Lokal”, Shopee Food berkolaborasi dengan konten kreator kuliner Gina Angelia untuk menyuguhkan berbagai rekomendasi kuliner dari sejumlah kota yang patut dicoba. Program ini juga mengangkat kisah inspiratif para pelaku UMKM yang sukses memperluas jangkauan usahanya secara digital berkat pemanfaatan fitur dan promo dari Shopee Food.

    Ayam Goreng Buni, Cita Rasa Renyah yang Terjaga Lewat Warisan Keluarga

    Konten Kreator Gina Angelia menikmati Ayam Goreng Buni. 

    Ayam Goreng Buni merupakan salah satu bisnis kuliner lintas generasi yang telah hadir sejak tahun 1958. Didirikan oleh sepasang suami istri, Suheli dan ling, usaha yang berada di Jalan Buni, Mangga Besar, ini telah bertahan lebih dari enam dekade dan kini dikelola oleh anak mereka yaitu Andre dan Endri Suheli.

    Meski menghadapi tantangan zaman serta persaingan banyaknya ragam menu ayam goreng yang tersedia di pasaran, Ayam Goreng Buni tetap konsisten menjaga keaslian rasa dan resep. Salah satu keunikan utamanya terletak pada kremes khas yang dibuat dari campuran rempah-rempah pilihan. Awalnya hanya menyajikan ayam goreng dan nasi uduk, kini menunya berkembang menjadi lebih beragam seperti semur dan jengkol. Demi menjaga kualitas, Ayam Goreng Buni masih memusatkan penjualan pada outlet di Mangga Besar, dan berhasil menjadi kuliner ayam goreng legendaris yang terkenal di Jakarta.

    “Sejak bergabung dengan ShopeeFood di awal tahun 2021, kami merasakan dampak positif dalam pertumbuhan bisnis dari Ayam Goreng Buni. Fitur promosi dari Shopee Food sangat mudah digunakan dan berdampak baik pada penjualan. Kami mendapatkan semakin banyak pesanan semenjak aktif menggunakan fitur diskon dan voucher di ShopeeFood.” papar Pemilik Ayam Goreng Buni, Endri Suheli.

    Tak hanya fokus pada pertumbuhan internal, Ayam Goreng Buni juga turut memberdayakan masyarakat sekitar untuk mendukung operasional sehari-hari. Kolaborasi ini menjadi bukti nyata bagaimana pelaku UMKM dapat berkembang secara digital sekaligus mempertahankan nilai-nilai lokal yang autentik.

    Transisi dan Adaptasi Nasi Goreng Kebuli Apjay, Kiat Sukses Menghadapi Tantangan Zaman

    Konten Kreator Gina Angelia menyantap Nasi Goreng Kebuli Apjay. 

    Senada dengan Ayam Goreng Buni, Nasi Goreng Kebuli Kambing Apjay juga konsisten beradaptasi dengan perkembangan zaman melalui digitalisasi usaha lewat ShopeeFood sejak tahun 2021. Pertama kali hadir pada 2009, Nasi Goreng Kebuli Apjay tumbuh dari resep keluarga yang dipelopori oleh Pak Irpan dan kini diteruskan oleh generasi kedua, yakni Saddam Khusyain sebagai penerus.

    Berlokasi di area Apotik Jaya, Panglima Polim, Jakarta Selatan, kedai ini telah menjadi destinasi kuliner favorit di kalangan anak muda Jakarta Selatan. Semula dikenal dengan menu bakmi Jogja, Apjay kini menjadikan nasi goreng kebuli sebagai andalan berkat respons pasar yang luar biasa.

    Cita rasa khas Nasi Goreng Kebuli Kambing Apjay terletak pada bumbu kebuli yang dimasak menggunakan tungku dan arang, bukan kompor, menghasilkan aroma dan rasa daging kambing yang lebih bersih tanpa bau prengus.

    “Sekarang, Nasi Kebuli Kambing Apjay telah memiliki lima cabang di Jakarta, bisnis kami berhasil tumbuh pesat setelah bergabung dengan ShopeeFood. Alhamdulillah, usaha kami mengalami peningkatan omzet dan bisa membuka lebih banyak lapangan kerja.” tutur Saddam.

    Fitur seperti Flash Sale dinilai efektif menarik pelanggan, dan ia berharap ShopeeFood terus menghadirkan promo serta inovasi layanan demi mendukung pertumbuhan UMKM kuliner yang adaptif dan berkelanjutan.

    Blusukan ke Cengkareng, Menyapa Pangsit Goreng Lek Gino, Jajanan Andalan Warga

    Pangsit Lek Gino menggunakan fitur ShopeeFood. 

    Selain kedua UMKM di atas, ShopeeFood juga mengunjungi Pangsit Goreng Lek Gino, yang berkembang dari upaya diversifikasi produk. Berawal dari berjualan sepulang kerja restoran dan mengelola katering, Lek Gino mulai menjual pangsit goreng sekitar tahun 2009-yang kini telah viral dan dikenal luas, terutama sejak masa awal pandemi.

    “Awalnya saya hanya menjual mie ayam dengan pangsit sebagai pelengkap, justru antusiasme pelanggan terhadap pangsit goreng bikin saya pengen jadiin pangsit goreng menu utama dan membangun bisnis mandiri. Setelah saya mengembangkan usaha pangsit, ternyata pengunjung yang berdatangan semakin beragam dan laris, termasuk lewat online di ShopeeFood,” jelas pemilik Pangsit Goreng Lek Gino, Sugino.

    Berlokasi di Cengkareng Timur, Jakarta Barat, Pangsit Goreng Lek Gino dikenal dengan kualitas kulit pangsit buatan sendiri yang membedakannya dari produk serupa yang ada di pasaran. Sejak bergabung dengan ShopeeFood, ia aktif menggunakan berbagai promo untuk menjangkau pelanggan baru.

    “Kunci sukses kuliner adalah mengikuti selera pasar tanpa mengorbankan keaslian rasa,” tandasnya.

    Sejak hadir pada tahun 2021, ShopeeFood senantiasa terus mendukung pertumbuhan UMKM kuliner di Indonesia dengan berbagai kemudahan, promo, dan inovasi berbasis teknologi. Sebagai mitra yang andal bagi pelaku usaha lokal, ShopeeFood akan terus menghadirkan fitur dan solusi terbaik guna mendorong perkembangan bisnis kuliner secara berkelanjutan.

    Komitmen ini sejalan dengan misi #ShopeeAdaUntuk Semua dalam menjangkau dan memberdayakan lebih banyak pihak yang belum terlayani secara optimal.

  • Cabai Merah hingga Daging Ayam Penyumbang Deflasi RI di Mei 2025 – Page 3

    Cabai Merah hingga Daging Ayam Penyumbang Deflasi RI di Mei 2025 – Page 3

    Berdasarkan kelompok pengeluarannya, inflasi tahunan ini utamanya didorong oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya. Kelompok ini mengalami inflasi sebesar 9,24 persen dan memberikan andil inflasi sebesar 0,59 persen.

    “Komoditas dengan andil inflasi terbesar pada kelompok ini adalah emas perhiasan,” ucapnya.

    Komoditas lain diluar kelompok tadi yang juga memberikan andil inflasi cukup dominan adalah tarif air minum PAM, kopi bubuk, minyak goreng, beras, dan sigaret krekek mesin (SKM).

    Komoditas Sumbang Deflasi

    Pudji mencatat masih ada kelompok pengeluaran yang mencatatkan deflasi secara tahunan. Yakni, kelompok pengeluaran informasi, komunikasi dan jasa keuangan.

    “Sementara itu untuk kelompok pengeluaran yang masih mengalami deflasi secara tahunan dan memberikan andil deflasi terdalam pada Mei 2025 ini adalah kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan dengan andil deflasi sebesar 0,02 persen,” tuturnya.

    “Dan deflasi tersebut didorong oleh deflasi telepon selular,” imbuhnya.

     

  • Harga cabai rawit Rp55.837/kg, bawang merah Rp37.333/kg

    Harga cabai rawit Rp55.837/kg, bawang merah Rp37.333/kg

    Sejumlah komoditas cabai rawit merah dan cabai merah keriting yang dijual pedagang di Pasar Ciracas, Jakarta Timur, Sabtu (15/3/2025). ANTARA/Harianto

    Bapanas: Harga cabai rawit Rp55.837/kg, bawang merah Rp37.333/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 02 Juni 2025 – 10:13 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga cabai rawit merah tingkat konsumen mencapai Rp55.837 per kilogram (kg) dibandingkan sebelumnya Rp46.378 per kg, sedangkan bawang merah Rp37.333 per kg turun dari sebelumnya Rp38.131 per kg. Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Senin pukul 08.00 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp16.398 per kg naik tipis dari sebelumnya di harga Rp15.656 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp14.248 per kg naik tipis dari hari sebelumnya Rp13.852 per kg; lalu beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog di harga Rp13.000 per kg naik tipis dari sebelumnya Rp12.592 per kg. Komoditas jagung tk peternak tercatat Rp5.456 per kg turun dari sebelumnya Rp6.236 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp11.222 per kg naik dari sebelumnya tercatat Rp10.827 kg.

    Berikutnya, bawang putih bonggol di harga Rp42.019 per kg turun dari hari sebelumnya tercatat Rp40.564 per kg. Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp53.000 per kg naik tipis dari sebelumnya tercatat Rp44.236 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp50.971 per kg naik dari hari sebelumnya tercatat Rp42.349 per kg.

    Bapanas juga mencatat komoditas daging sapi murni di harga Rp135.128 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp135.674 per kg, daging ayam ras Rp37.418 per kg naik dari sebelumnya Rp35.066 per kg, lalu telur ayam ras Rp29.915 per kg naik tipis dari sebelumnya Rp28.973 per kg.

    Gula konsumsi di harga Rp18.991 per kg naik tipis dari sebelumnya tercatat Rp18.493 per kg.

    Kemudian, harga minyak goreng kemasan di harga Rp20.443 per liter turun tipis dari sebelumnya tercatat Rp20.799 per liter; minyak goreng curah di harga Rp17.389 per liter turun dari sebelumnya tercatat Rp17.681 per liter; Minyakita di harga Rp17.617 per liter turun tipis dari sebelumnya di level Rp17.578 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah di harga Rp10.120 per kg naik dari sebelumnya tercatat Rp9.801 per kg; lalu tepung terigu kemasan di harga Rp12.971 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp12.986 per kg.

    Berikutnya, komoditas ikan kembung di harga Rp44.955 per kg naik dari sebelumnya tercatat Rp40.665 per kg; ikan tongkol di harga 37.000 per kg naik dari sebelumnya Rp33.531 per kg; lalu ikan bandeng di harga Rp38.037 per kg naik tipis dari sebelumnya Rp34.264 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.606 per kg turun tipis dibandingkan harga sebelumnya tercatat Rp11.609 per kg.

    Sumber : Antara

  • BRI Diakui atas Peran Nyata dalam Urban Farming dan Pemberdayaan Perempuan

    BRI Diakui atas Peran Nyata dalam Urban Farming dan Pemberdayaan Perempuan

    “Melalui BRInita, kami ingin membangun solusi nyata atas tantangan pangan di kawasan urban, dengan mendorong keterlibatan aktif masyarakat, terutama perempuan, dalam praktik urban farming yang produktif dan berkelanjutan,” tambahnya.

    CEO Tribun Network, Dahlan Dahi, turut mengapresiasi kontribusi BRI melalui program BRInita yang dinilai mampu menghadirkan dampak nyata.

    “Kami mengapresiasi komitmen BRI melalui program BRInita yang memberi dampak langsung pada ketahanan pangan urban dan pemberdayaan perempuan. Di Tribun Network, kami percaya perubahan besar dimulai dari lokal. Karena itu, Mata Lokal Fest kami hadirkan untuk merayakan langkah-langkah kecil yang berdampak besar seperti ini,” ungkap Dahlan.

    Diluncurkan pada 2022, program BRInita telah menjangkau 31 lokasi di 15 provinsi di Indonesia. Hingga kini, program ini telah memberikan manfaat langsung kepada lebih dari 1.160 jiwa, berkontribusi 20,16% terhadap peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) perempuan, serta membantu menurunkan angka stunting sebesar 11,27%. Selain itu, BRInita juga telah menghasilkan lebih dari 9.500 tanaman sayur dan 112 tanaman obat keluarga (TOGA).

    Salah satu kisah sukses datang dari Kelompok Usaha Kosagrha Lestari di Kelurahan Medokan Ayu, Surabaya. Berkat program BRInita, kelompok yang mayoritas anggotanya perempuan ini mampu memanfaatkan lahan tidur seluas 800 meter persegi menjadi kebun sayur produktif. Dengan dukungan infrastruktur, pelatihan, dan pendampingan dari BRI sejak 2023, kelompok ini kini memperoleh pendapatan sebesar Rp2–10 juta per bulan dari hasil panen sayuran, buah, jagung putih, ikan gurame, nila, hingga ternak ayam.

  • Polisi Bongkar Arena Sabung Ayam di Pasar Kemis Kabupaten Tangerang – Page 3

    Polisi Bongkar Arena Sabung Ayam di Pasar Kemis Kabupaten Tangerang – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Polresta Tangerang membongkar lokasi arena sabung ayam di Kampung Ilat, Desa Pangadegan, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang. Kapolresta Tangerang, Kombes Pol Baktiar Joko Mujiono, mengatakan pembongkaran dilakukan menindaklanjuti laporan warga yang merasa resah dengan aktivitas ilegal tersebut.

    “Jajarannya langsung segera pengecekan. Respons cepat sesuai atensi Kapolda Banten ‘Pecak’ (Pergelaran Cepat Kepolisian) ini merupakan bentuk komitmen Polresta Tangerang dalam menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah hukumnya,” kata Baktiar, seperti dikutip dari Antara, Minggu (1/6/2025).

    Dia menyebut, pada saat proses eksekusi pembongkaran tim Polsek Pasar Kemis dibantu langsung oleh masyarakat sekitar dengan turun ke lokasi aktivitas sabung ayam itu.

    Dari hasil pengecekan, tidak ditemukan aktivitas sabung ayam saat petugas tiba di lokasi. Namun untuk mencegah berulangnya kegiatan ilegal tersebut, petugas memasang garis polisi (police line) dan langsung membongkar tempat tersebut bersama masyarakat dan aparat desa.