Hentikan Impor Beras dan Gula, Berikut Janji Pemerintah di 2025
Tim Redaksi
SEMARANG, KOMPAS.com
– Menteri Koordinator Bidang Pangan RI,
Zulkifli Hasan
, menegaskan bahwa pemerintah akan menghentikan
impor beras
dan gula untuk kebutuhan konsumsi mulai 2025.
Dalam konferensi pers yang diadakan setelah Rapat Koordinasi Terbatas Bidang Pangan Provinsi Jawa Tengah di Gradhika Bhakti Praja, Zulkifli Hasan atau yang akrab disapa Zulhas, menjanjikan bahwa pemerintah akan membeli hasil pertanian lokal dengan harga yang menguntungkan.
“Kami sudah putuskan dengan semangat itu, kita sudah tidak impor lagi, 2025 mulai berlaku tidak impor beras, dan tidak
impor gula
untuk konsumsi,” ucapnya, Selasa (31/12/2024).
“Tidak ada impor jagung untuk pakan ternak, tidak ada impor garam. Jadi empat bidang ini, para pengusaha dan petani, silakan berlomba-lomba, berusaha banyak. Insya Allah yakin bagus harganya,” katanya lagi.
ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani Warga antre membeli beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) saat operasi pasar yang diselenggarakan pemerintah bersama Perum Bulog di Kota Kediri, Jawa Timur, Rabu (28/2/2024). Perum Bulog Jawa Timur memiliki stok beras sebanyak 130 ribu ton dan petani juga akan memasuki musim panen padi pada bulan Maret 2024 sehingga stok aman dan masyarakat tidak perlu panik dalam mendapatkan beras.
Zulhas juga menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah memerintahkan Perum Bulog untuk membeli hasil pertanian, khususnya padi dan jagung, yang belum terserap oleh pasar.
“Atas perintah bapak presiden, diputuskan bahwa berapa pun nanti hasil pertanian padi dan jagung yang tidak bisa diserap pasar, maka akan dibeli seluruhnya oleh pemerintah melalui Bulog,” jelasnya.
Pemerintah akan membeli gabah dengan harga Rp 6.500 per kilogram dan jagung seharga Rp 5.500 per kilogram melalui pabrik-pabrik di daerah.
“Nanti kerja sama dengan pabrik-pabrik di daerah. Bulog akan membeli beras dalam bentuk beras dengan harga Rp 12.000 per kilogram. Gabah dibeli Rp 6.500 (dari pabrik) diolah jadi beras, dan dibeli Bulog Rp 12.000, nanti ada hitung-hitungan,” tambah Zulhas.
Zulhas menekankan pentingnya langkah ini karena masyarakat meminta pemerintah untuk menyerap hasil tani dengan harga yang menguntungkan.
Dia optimistis bahwa Kemenko Bidang Pangan dapat memenuhi tantangan Presiden Prabowo untuk mencapai swasembada pangan dengan memanfaatkan hasil produksi lokal.
“Presiden memerintahkan menteri-menterinya, jangan
cengeng
, jangan
minderan
, jangan pesimis. Presiden perintahkan menterinya semangat dulu, usaha kerja keras dulu, baru nanti kalau tidak bisa, baru kita evaluasi,” tegasnya.
Selain itu, Zulhas juga mendorong optimalisasi saluran irigasi dan penyaluran pupuk yang efisien, serta meningkatkan jumlah dan kemampuan penyuluh tani serta membuka lahan baru untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.