Heboh Video Warga Batam Ramai-ramai Memungut Bawang Impor yang Dibuang

Heboh Video Warga Batam Ramai-ramai Memungut Bawang Impor yang Dibuang

Liputan6.com, Jakarta Viral video di media sosial yang memperlihatkan warga beramai-ramai memungut bawang mewah dan bawang bombai impor yang dibuang di kawasan Melcem, Kelurahan Tanjung Sengkuang, Kecamatan Batu Ampar, Minggu (26/10/2025).

Tampak tumpukan karung bawang berserakan di tepi jurang tidak jauh dari permukiman Sei Tering. Warga sekitar pun memungut bawang tersebut karena dianggap masih bisa dikonsumsi.

“Kami sama sekali tidak tahu soal pembuangan bawang itu. Tidak ada koordinasi dari pihak perusahaan. Baru ketahuan hari Minggu siang, saat warga sudah ramai mengambil bawang di lokasi,” kata Ketua RW 05 Sei Tering, Ramli Nasution kepada Liputan6.com, Senin (27/10/2025).

Menurutnya, perusahaan yang diduga membuang bawang itu merupakan tempat penyortiran bawang dan buah-buahan yang sudah lama beroperasi di kawasan tersebut. Namun, kejadian ini merupakan yang pertama kali.

“Sebelumnya belum pernah ada kejadian seperti ini. Baru kali ini ada pembuangan barang dalam jumlah besar seperti itu,” ucapnya.

Ramli menjelaskan, berdasarkan hasil pengecekan bersama pihak kelurahan, jumlah bawang impor yang dibuang diperkirakan mencapai sekitar 10 ton.

Pihak kelurahan memastikan bahwa bawang tersebut masih layak dikonsumsi, meski tidak layak dijual.

“Keterangan dari pihak kelurahan dan perusahaan, bawangnya masih bagus untuk dikonsumsi, tapi tidak layak dijual di pasaran,” beber Ramli.

Awalnya, warga sekitar mengira bawang tersebut sudah tidak terpakai dan diperbolehkan untuk diambil. Mereka pun berbondong-bondong datang ke lokasi. Namun, situasi menjadi viral setelah sejumlah warga melakukan siaran langsung (live) di media sosial.

“Warga ramai-ramai datang karena tahu ada bawang gratis. Tapi karena diviralkan, akhirnya banyak juga warga dari luar daerah datang. Dari Batu Aji, Nongsa dan tempat lainnya. Sampai malam pun masih ramai, hampir jam satu malam,” ungkapnya.

Melihat kondisi yang tidak terkendali, pihak perusahaan akhirnya menimbun sisa bawang menggunakan alat berat untuk mencegah kericuhan.

“Karena sudah membludak dan tidak bisa dikontrol lagi, perusahaan mengambil inisiatif menimbun sisa bawang itu,” ucap Ramli.