Hasil Sidak di Pasar Tradisional Kota Kediri, Temukan Sejumlah Sampel Pangan Punya Zat Berbahaya

Hasil Sidak di Pasar Tradisional Kota Kediri, Temukan Sejumlah Sampel Pangan Punya Zat Berbahaya

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Luthfi Husnika

TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Kediri, Dinas Kesehatan Kota Kediri, serta Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kediri melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah pasar tradisional di Kota Kediri untuk melakukan pengawasan pangan.

Kegiatan ini dilakukan untuk memastikan pangan yang beredar di masyarakat aman dikonsumsi dan tidak mengandung bahan kimia berbahaya.

Kepala DKPP Kota Kediri, Moh. Ridwan, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menjamin keamanan pangan di wilayahnya.

“Ini bentuk komitmen kami untuk memastikan pangan di Kota Kediri aman dikonsumsi masyarakat,” katanya, Kamis (13/3/2025).

Selain itu, sidak ini juga bertujuan untuk mengantisipasi peredaran pangan segar dan olahan yang mengandung zat berbahaya.  

Dalam pemeriksaan ini, tim pengawas mengambil 31 sampel dari berbagai komoditas pangan, seperti sayuran, ikan asin, daging, kerupuk, terasi, rumput laut, dan cendol.

Dari hasil uji cepat yang dilakukan, ditemukan sekitar 30 persen sampel mengandung zat berbahaya, termasuk formalin.

“Hasil dari pemeriksaan kita temukan beberapa komoditas pangan segar dan olahan yang terindikasi menggunakan bahan berbahaya seperti formalin. Kami masih akan mengevaluasi hasil dari sini dan jika mengkhawatirkan, kami akan mengadakan uji pangan di pasar lain,” jelas Ridwan.

Menanggapi temuan ini, Ridwan menegaskan bahwa pemerintah tidak akan langsung memberikan sanksi, tetapi akan melakukan edukasi kepada para pedagang. 

“Jika dari hasil uji sampel ini ditemukan zat berbahaya, kami akan melakukan edukasi kepada pedagang agar mereka tidak lagi menjual makanan yang tidak layak konsumsi,” tambahnya.

Selain itu, pihaknya juga akan menelusuri asal-usul pangan berbahaya ini hingga ke pemasoknya.  

Ridwan mengimbau masyarakat agar lebih selektif dalam memilih pangan segar dan olahan yang akan dikonsumsi.

“Meskipun harus tetap selektif, masyarakat tidak perlu panik karena Pemkot Kediri terus melakukan pengawasan. Apabila menemukan pedagang yang menjual bahan pangan berbahaya, bisa langsung melaporkannya ke DKPP untuk ditindaklanjuti,” tegasnya.  

Sementara itu, Kepala BPOM Kediri, Gidion, mengatakan bahwa pengujian cepat dilakukan untuk mendeteksi keberadaan bahan kimia berbahaya seperti Formalin, Boraks, Methanil Yellow, dan Rhodamin B. 

“Dari pemeriksaan, sebagian besar memenuhi syarat, namun ada 30 persen dari sampel tersebut yang mengandung zat berbahaya seperti formalin,” ungkapnya.

Ia menambahkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk menelusuri pemasok bahan pangan tersebut dan memberikan pembinaan lebih lanjut.  

Gidion juga menyampaikan bahwa BPOM turut memberikan edukasi kepada pedagang dan masyarakat tentang bahaya bahan kimia berbahaya dalam pangan. 

“Kami membagikan leaflet berisi informasi mengenai penyalahgunaan bahan kimia dalam pangan, serta bagaimana masyarakat dapat mengenali ciri-ciri makanan yang tidak aman,” katanya.  

Dukungan terhadap kegiatan ini datang dari para pedagang di pasar. Yuni, seorang pedagang tahu, mengaku senang dengan adanya pengawasan ini karena membuat pembeli semakin yakin terhadap produk yang dijual.

“Senang dengan adanya kegiatan seperti ini dan semoga bisa berlanjut secara rutin. Dengan kegiatan ini, kami para pedagang dan konsumen merasa lebih terlindungi dari pangan yang tidak memenuhi standar,” ujarnya. 

Masyarakat juga diminta untuk lebih memahami ciri-ciri pangan berbahaya, seperti warna mencolok yang tidak alami, bau menyengat, atau tekstur yang terlalu kenyal. Dengan begitu, konsumen dapat lebih waspada saat berbelanja di pasar.  

Pemkot Kediri berencana untuk terus melakukan sidak di pasar-pasar lain guna memastikan keamanan pangan selama bulan Ramadan.