Hasil Penyelidikan Polisi Diharap Ubah Cara Pikir Publik soal Kematian Diplomat Kemlu
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Kriminolog Universitas Indonesia (UI)
Adrianus Meliala
berharap rilis hasil penyelidikan kasus kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) berinisial ADP (39) yang diungkap polisi dapat menjawab berbagai spekulasi yang berkembang di masyarakat.
Menurut dia, publik sudah kadung membentuk opini liar terkait penyebab kematian ADP sebelum polisi merilis hasil penyelidikan.
“Maka rilis yang jelas kemarin diharapkan bisa mengubah cara berpikir tersebut,” ucap Adrianus saat dihubungi
Kompas.com
, Rabu (30/7/2025).
Di sisi lain, Adrianus menilai tidak ada kejanggalan terkait kematian
diplomat Kemlu
.
Ia menekankan bahwa fakta yang disangkakan oleh kepolisian dan para ahli dalam konferensi pers pada Selasa (29/7/2025) mengarah pada bunuh diri.
“95 persen fakta sudah mendukung bunuh diri,” ujar dia.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya menyimpulkan bahwa kematian ADP tidak melibatkan pihak lain.
“Disimpulkan bahwa indikator dari kematian ADP mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan pihak lain,” ujar Wira dalam jumpa pers, Selasa.
Dalam kesempatan ini, dokter forensik dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dr. G. Yoga Tohijiwa, Sp.FM, mengungkapkan bahwa penyebab kematian ADP adalah mati lemas.
“Maka, sebab mati akibat gangguan pertukaran oksigen pada saluran atas napas yang sebabkan mati lemas,” tegas Yoga.
Diketahui, diplomat Kemlu berinisial ADP ditemukan tewas di kamar indekosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/7/2025).
Saat ditemukan, korban dalam posisi tergeletak di atas kasur. Kepalanya terlilit lakban kuning, sementara tubuhnya tertutup selimut biru.
Dari hasil olah TKP, polisi menyita sejumlah barang bukti, di antaranya gulungan lakban, kantong plastik, dompet, bantal, sarung celana, dan pakaian milik korban.
Selain itu, turut ditemukan obat sakit kepala dan obat lambung, meskipun belum dipastikan kaitannya dengan penyebab kematian.
Penyidik juga menemukan sidik jari ADP pada permukaan lakban yang melilit kepalanya.
Namun, hingga kini polisi masih menyelidiki apakah lakban tersebut dipasang oleh korban sendiri atau oleh orang lain.
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Hasil Penyelidikan Polisi Diharap Ubah Cara Pikir Publik soal Kematian Diplomat Kemlu Megapolitan 30 Juli 2025
/data/photo/2025/07/30/68895c5427375.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)