Gubernur Jawa Tengah itu berpesan kepada para siswa maupun tenaga pendidik bahwa selama masa orientasi pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa melarang keras terjadinya tindak kekerasan. Oleh sebab itu, ia meminta kepada siswa untuk tidak melakukan aksi perundungan kepada siswa lainnya dalam kegiatan tersebut. Jika nantinya ditemukan adanya aksi perundungan, Luthfi meminta untuk segera melaporkan kepada dirinya.
“Pada saat masa orientasi ini tidak boleh ada kekerasan, saya ulangi tidak boleh ada kekerasan. Tidak boleh saling mem-bully. Awas kalau ada yang sampai mem-bully, laporkan gubernur. Kalau perlu kepala sekolah membuat satgas anti bullying. Kalau ada adik-adik yang memb-bully kepada teman-temannya bikin laporan nanti tak panggil ke provinsi,” ujar dia.
“Jadi nggak boleh, karena adik-adik sekalian mau putri, mau putra di sini sama rata, sama rasa, yaitu menuntut ilmu, jelas? Jangan sampai ada bullying mau dari pakaiannya, mau dari bentuk tubuhnya, mau dari keluarganya siapa, mau rambutnya ikal, gondrong, gundul, tambutny abang, semuanya sama,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Sentra Terpadu Prof Dr Soeharso, Nova Dwiyanto menjelaskan berdasarkan penjaringan yang melibatkan Dinas Sosial Solo dan Dinas Pendidikan Solo telah berhasil merekrut sebanyak 200 siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu yang masuk Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional. Dari jumlah siswa itu terdiri dari 113 siswa laki-laki dan 87 siswa perempuan.
“Untuk tenaga pendidik dapat kami laporkan bahwa ada satu kepala sekolah dan 20 orang tenaga guru bidang mata pelajaran maupun bidang penunjang lainnya. Ada 12 wali asuh dan wali asrama yang selama dua minggu terakhir mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan,” ujar dia.
Pada hari pertama MPLS Sekolah Rakyat Menengah Atas 17 Solo, Novi mengungkapkan bahwa siswa akan menjalani pemeriksaan kesehatan. Kegiatan yang melibatkan petugas medis dari Puskesmas Ngoresan, Jebres, Solo itu untuk mengetahui kondisi kesehatan para siswa yang akan menjalani kegiatan belajar mengajar dengan tinggal di asrama.
“Tujuan dari pemeriksaan kesehatan untuk memeriksa apakah adik-adik ada yang memiliki penyakit-penyakit tertentu yang memerlukan pengobatan segera. Nanti ketika mereka dinyatakan sudah sehat dapat bergabung untuk memulai proses belajar mengajar,” ujar dia.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5282290/original/064815900_1752471207-20250714_072404.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)