Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Harga Saham MR DIY Nyaris Sentuh ARB setelah IPO, Optimalkan Ekspansi dengan Dana Rp 4,15 Triliun

Harga Saham MR DIY Nyaris Sentuh ARB setelah IPO, Optimalkan Ekspansi dengan Dana Rp 4,15 Triliun

Jakarta, Beritasatu.com – Harga saham PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY), pengelola jaringan ritel MR DIY, mengalami penurunan signifikan hingga hampir menyentuh batas Auto Reject Bawah (ARB), melemah 6,06% ke level Rp 1.550 per saham dari harga penawaran awal Rp 1.650 per saham.

Dalam penawaran umum perdana (IPO), MDIY berhasil menghimpun dana segar sebesar Rp 4,15 triliun dengan melepas 2,51 miliar saham atau setara 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Harga IPO ditetapkan sebesar Rp 1.650 per saham, dan total pesanan saham tercatat mencapai 2,62 miliar lembar.

MDIY merencanakan penggunaan dana IPO untuk tiga tujuan utama, yakni pelunasan utang sebesar 60% atau sekitar Rp 2,49 triliun, yang akan digunakan untuk membayar sebagian pokok utang kepada PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA).

Hingga 30 Juni 2024, total liabilitas perseroan tercatat sebesar Rp 2,71 triliun, terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 1,65 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 1,05 triliun.

Kemudian, MR DIY/MDIY akan ekspansi dengan dana sekitar 30% atau Rp 1,2 triliun. Dana itu akan digunakan untuk memperluas jaringan toko MR DIY di berbagai wilayah. Dana ini juga mencakup biaya renovasi, deposit uang muka sewa, pengadaan perabotan, serta perlengkapan toko.

Presiden Direktur MR DIY Edwin Cheah menyebut, langkah ini sebagai strategi penting untuk mendorong pertumbuhan signifikan. “Salah satu target utama kami adalah memperluas jaringan toko di berbagai wilayah,” ujar Edwin dalam acara pencatatan perdana saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (19/12/2024).

Selain itu, sisa sekitar 10% dari dana IPO akan digunakan untuk kebutuhan operasional seperti pembelian persediaan dan biaya logistik. Diketahui, saat ini, MR DIY mengelola 824 toko yang semuanya dioperasikan secara langsung tanpa sistem waralaba.

Edwin optimistis terhadap masa depan industri ritel non-grocery di Indonesia yang diproyeksikan tumbuh rata-rata 8% per tahun hingga 2028.

Stabilitas ekonomi nasional dan meningkatnya pendapatan masyarakat menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan ini. “Kami berada dalam posisi yang kuat untuk memanfaatkan momentum ini,” ungkap Edwin.

Hingga semester pertama 2024, MR DIY mencatatkan laba bersih sebesar Rp 532,15 miliar, melonjak 228,44% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 162,02 miliar. Pertumbuhan ini didorong oleh lonjakan penjualan sebesar 92,54% (yoy), mencapai Rp 3,2 triliun pada periode Januari–Juni 2024.

Dengan dukungan strategi yang matang dan potensi pertumbuhan pasar, MR DIY atau MDIY optimistis dapat terus memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain utama dalam industri ritel perlengkapan rumah tangga di Indonesia.