Jakarta, Beritasatu.com – Harga perak dunia pada pekan ini melonjak ke level penting US$ 35 per troi ons, mencatatkan rekor tertinggi dalam lebih dari 13 tahun terakhir. Lonjakan ini didorong oleh tingginya permintaan industri serta defisit pasokan yang terus berlangsung.
“Kami sudah memperkirakan perak akan mengejar ketertinggalannya dari emas sejak lama. Logam ini memiliki fundamental yang kuat, termasuk defisit pasokan dan permintaan industri yang tinggi,” ujar Nitesh Shah, analis komoditas dari WisdomTree, dikutip dari Reuters, Sabtu (7/6/2025).
Rasio emas-perak, yang menunjukkan berapa ons perak dibutuhkan untuk membeli satu ons emas, saat ini berada di angka sekitar 94, turun dari 105 pada April 2025 dan merupakan level tertinggi sejak Mei 2020. Penurunan rasio ini menunjukkan nilai perak menguat terhadap emas.
Menurut analis UBS Giovanni Staunovo, lonjakan harga perak didorong oleh aliran spekulatif yang menilai harga perak masih jauh lebih murah dibandingkan emas.
Selain dikenal sebagai aset lindung nilai (safe haven), perak juga merupakan logam industri penting. Sepanjang 2025, harga perak telah naik sekitar 24%. Lebih dari setengah permintaan global perak berasal dari sektor industri.
Sementara itu, harga emas juga melonjak sekitar 29% sepanjang 2025, bahkan beberapa kali mencetak rekor tertinggi karena meningkatnya permintaan aset safe haven, ekspektasi pemangkasan suku bunga di AS, dan pembelian besar-besaran oleh bank sentral.
Di dalam negeri, harga perak pada Sabtu (7/6/2025) kembali naik Rp 100 ke level Rp 20.000 per gram.
