Jakarta, Beritasatu.com – Harga minyak sedikit melemah pada Selasa (5/11/2024) pagi karena pasar bersiap menghadapi ketidakpastian dari Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS), setelah sebelumnya naik lebih dari 2% menyusul keputusan OPEC+ untuk menunda rencana peningkatan produksi.
Pada pukul 01.06 GMT, harga minyak mentah Brent turun 15 sen atau sekitar 0,2% ke level US$ 74,93 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 14 sen atau 0,2% ke level US$ 71,33 per barel.
“Kita sedang berada dalam ketenangan sebelum badai,” kata analis pasar dari IG, Tony Sycamore, dikutip dari Reuters.
Ia menambahkan, para investor kini juga tengah memantau hasil pemilihan presiden AS serta pertemuan National People’s Congress (NPC) di China, yang mungkin akan mengumumkan lebih banyak stimulus ekonomi.
Harga minyak terdorong oleh pengumuman dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) beserta sekutunya, atau OPEC+, pada Minggu (3/11/2024) untuk menunda kenaikan produksi hingga Desember 2024 karena permintaan yang melemah, serta meningkatnya pasokan dari negara non-OPEC yang membebani pasar.
“Secara teknis, minyak mentah perlu menembus batas resistensi pada US$ 71,50 atau US$ 72,50 untuk mengurangi risiko penurunan harga,” ujar Sycamore, merujuk pada harga WTI.