Chicago, Beritasatu.com – Harga minyak menguat (rebound) pada Rabu (30/10/2024) lebih 2% setelah persediaan minyak mentah dan bensin AS turun minggu lalu dan OPEC+ kemungkinan menunda rencana peningkatan produksi.
Setelah jatuh 6% di awal minggu karena berkurangnya risiko perang Timur Tengah, minyak mentah Brent ditutup naik US$ 1,43 (2,01%) pada US$ 72,55 per barel. Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), acuan AS naik US$ 1,4 (2,08%) menjadi US$ 68,61.
Badan Informasi Energi (EIA) menyatakan, persediaan bensin AS turun minggu lalu ke level terendah dalam 2 tahun karena menguatnya permintaan. Sementara persediaan minyak mentah juga mencatat penurunan karena impor berkuang.
Impor minyak mentah AS dari Arab Saudi turun ke level terendah minggu lalu sejak Januari 2021, yakni hanya 13.000 barel per hari dari 150.000 barel per hari. “Impor minyak mentah dari Kanada, Irak, Kolombia, Brasil semuanya turun minggu ini,” kata EIA.
Reuters melaporkan OPEC+ dapat menunda rencana peningkatan produksi minyak pada Desember selama sebulan atau lebih karena kekhawatiran melemahnya permintaan dan meningkatnya pasokan.
“OPEC+ selalu menyarankan penghentian pemotongan pasokan sukarela akan bergantung pada kondisi pasar,” kata Kepala Penelitian di Onyx Capital Group Harry Tchilinguirian.
OPEC+ dijadwalkan meningkatkan produksi sebesar 180.000 barel per hari (bph) pada Desember. OPEC+ telah memangkas produksi sebesar 5,86 juta bph, setara dengan sekitar 5,7% dari permintaan minyak global.
Dua sumber OPEC+ mengatakan kepada Reuters, keputusan menunda kenaikan bisa terjadi paling cepat minggu depan.
OPEC+ dijadwalkan bertemu pada 1 Desember untuk memutuskan langkah kebijakan selanjutnya.