Jakarta, CNN Indonesia —
Harga minyak menguat pada awal perdagangan Selasa (30/1) di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang terus memicu kekhawatiran terhadap pasokan.
Dilansir Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent naik 25 sen, atau 0,3 persen, menjadi US$82,65 per barel pada 01.05 GMT. Minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 31 sen, atau 0,4 persen, menjadi US$77,09 per barel.
Kedua kontrak tersebut turun lebih dari US$1 pada awal pekan ini karena krisis real estat yang semakin parah memicu kekhawatiran permintaan Tiongkok, setelah pengadilan Hong Kong memerintahkan likuidasi raksasa properti China Evergrande Group.
Namun, para analis mengatakan pasar masih gelisah di tengah meningkatnya kekhawatiran pasokan minyak. Pasalnya, Washington berjanji akan mengambil “semua tindakan yang diperlukan” untuk membela pasukannya menyusul serangan pesawat tak berawak mematikan di Yordania oleh militan yang didukung Iran.
“Jika ketegangan AS-Iran meningkat, terutama melalui konfrontasi langsung, risiko pasokan minyak Iran akan terkena dampak buruk akan meningkat. Ekspor minyak Iran kemungkinan besar paling rentan karena kemungkinan penerapan sanksi yang lebih besar,” ujar analis Commonwealth Bank of Australia Vivek Dhar dalam sebuah pernyataan. sebuah catatan.
Dhar menambahkan Iran mengekspor 1,2 juta-1,6 juta barel minyak mentah per hari sepanjang 2023, mewakili 1-1,5 persen pasokan minyak global.
“Cara Iran merespons meningkatnya ketegangan AS juga akan menentukan arah pasar minyak. Kekhawatiran utamanya adalah Iran mengancam akan memblokade Selat Hormuz, yang menjadi tempat transit 15-20 persen pasokan minyak global,” tambahnya.
Selain itu, Analis ANZ juga menilai serangan terhadap kapal tanker minyak Trafigura di Laut Merah pada akhir pekan telah meningkatkan risiko gangguan pasokan, sementara risiko terseretnya AS ke dalam konflik juga meningkat.
“Pedagang sudah mulai menutup posisi short; namun posisi long sedikit meningkat, menyoroti kurangnya keyakinan saat ini,” tambah mereka.
Kenaikan harga minyak juga terjadi menjelang keputusan suku bunga The Federal Reserve, ketika Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memulai pertemuan dua hari pada Selasa pekan ini.
Pengambil kebijakan diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil, tetapi beberapa investor yakin bank sentral AS dapat menghilangkan bias kenaikan suku bunganya.
Sementara itu, jajak pendapatan Reuters memperkirakan persediaan minyak mentah dan sulingan AS turun pada pekan lalu sementara stok bensin terlihat meningkat.
(sfr/sfr)