Jakarta, Beritasatu.com – Harga minyak mentah berjangka turun hampir 2% pada Rabu (4/12/2024) seiring dengan investor yang menantikan keputusan organisasi negara-negara pengekspor minyak dan sekutunya atau OPEC+terkait pemangkasan produksi. Penarikan stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) yang lebih besar dari perkiraan pada pekan lalu hanya memberikan sedikit dukungan terhadap harga.
Dilansir dari Reuters, harga minyak mentah Brent turun sebesar US$ 1,31 atau 1,78%, menjadi US$ 72,31 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS merosot US$ 1,40 atau 2% menjadi $68,54 per barel.
Pasar minyak berada dalam kondisi tegang dengan perhatian investor tertuju pada pertemuan OPEC+ yang dijadwalkan berlangsung pada Kamis (5/12/2024). Menurut sumber yang dikutip Reuters, OPEC+ kemungkinan besar akan memperpanjang pemangkasan produksi hingga akhir kuartal I 2025.
Penurunan harga juga dipicu oleh aksi sebuah bank yang menjual kontrak berjangka minyak AS dalam jumlah besar pada perdagangan Rabu sore. Langkah ini menyebabkan harga anjlok lebih dari 1% dalam hitungan menit dan memicu kebingungan di kalangan pedagang.
Di sisi lain, stok minyak mentah AS turun lebih dari yang diperkirakan pada minggu lalu, didorong oleh peningkatan aktivitas kilang minyak.
Faktor geopolitik juga memberikan dampak pada pergerakan harga minyak. Gencatan senjata yang goyah antara Israel dan Hizbullah, serangan pemberontak di Suriah, serta pencabutan darurat militer di Korea Selatan, menjadi beberapa faktor yang menambah ketidakpastian dan memengaruhi harga minyak mentah.