Harga Minyak Mentah Naik karena Cuaca Dingin dan Stimulus Ekonomi China

Harga Minyak Mentah Naik karena Cuaca Dingin dan Stimulus Ekonomi China

Jakarta, Beritasatu.com – Harga minyak mentah mencatat kenaikan tipis pada Jumat (3/1/2025) dan berada di jalur positif untuk mencatatkan kenaikan mingguan.

Cuaca dingin di Eropa dan Amerika Serikat (AS), serta tambahan stimulus ekonomi dari China, menjadi faktor utama yang mendorong harga minyak mentah ke level tertinggi dalam lebih dari dua bulan.

Dilansir dari Reuters, harga minyak mentah Brent naik 69 sen (0,9%) menjadi US$ 76,62 per barel. Sebelumnya pada Kamis (2/1/2025), Brent ditutup pada level tertinggi sejak 25 Oktober 2024. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS meningkat US$ 1,11 (1,5%) menjadi US$ 74,24 per barel.

Kenaikan harga minyak mentah ini salah satunya didorong oleh perkembangan ekonomi China sebagai importir terbesar minyak mentah dunia.

“China terus meluncurkan berbagai kebijakan untuk meningkatkan aktivitas ekonominya, dan pasar memberikan perhatian besar pada langkah-langkah tersebut,” kata John Kilduff, mitra di Again Capital, New York.

Menurutnya, kekhawatiran terhadap permintaan minyak dari China telah membayangi asumsi permintaan global sepanjang tahun lalu.

Pemerintah China mengumumkan beberapa langkah penting minggu ini, termasuk peningkatan upah untuk pegawai negeri dan penambahan pendanaan melalui obligasi jangka panjang. Dana ini dirancang untuk mendorong investasi bisnis serta memperkuat daya beli konsumen.

Sementara itu, prakiraan suhu dingin di Eropa dan Amerika Serikat turut mendukung kenaikan harga minyak mentah.

“Cuaca dingin di wilayah tersebut dapat meningkatkan permintaan minyak pemanas,” ujar Giovanni Staunovo, analis di UBS.