Jakarta, CNN Indonesia —
Harga minyak mentah merangkak naik pada perdagangan Senin (6/1) di tengah harapan pasar akan naiknya permintaan. Harga minyak bertahan pada level tertinggi sejak Oktober 2024.
Investor tengah mengamati dampak cuaca dingin di belahan bumi utara, serta langkah-langkah stimulus ekonomi China pada permintaan bahan bakar global.
Minyak mentah berjangka Brent naik 15 sen atau 0,2 persen menjadi US$76,66 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 22 sen atau 0,3 persen ke level US$74,18 per barel.
Beijing meningkatkan stimulus fiskal untuk merevitalisasi ekonomi yang goyah. Jumat lalu, pemerintah mengumumkan akan secara tajam meningkatkan pendanaan dari obligasi pemerintah jangka sangat panjang pada 2025 untuk memacu investasi bisnis dan inisiatif peningkatan daya beli konsumen.
Selain itu, bank sentral China juga menyatakan akan memangkas rasio persyaratan cadangan bank dan suku bunga pada waktu yang tepat.
Tahun lalu, pertumbuhan ekonomi China yang melambat mempengaruhi permintaan dari negara konsumen bahan bakar kedua terbesar dunia itu. Selain itu, China juga tengah melakukan transisi ke bahan bakar yang lebih bersih di sektor transportasi.
Mengenai pasokan, Goldman Sachs memperkirakan produksi dan ekspor Iran akan turun pada kuartal kedua 2025 sebagai akibat kebijakan dan sanksi yang lebih ketat oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
“Produksi di produsen OPEC tersebut dapat turun 300 ribu barel per hari menjadi 3,25 juta barel per hari pada kuartal kedua,” kata analis Goldman Sachs dikutip Reuters.
(pta/pta)