Harga Jagung di Tingkat Petani Anjlok Saat Panen, ini Tanggapan Bulog Cabang Mojokerto

Harga Jagung di Tingkat Petani Anjlok Saat Panen, ini Tanggapan Bulog Cabang Mojokerto

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, M Romadoni

TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO – Harga komoditas jagung dari petani di Mojokerto, Jawa Timur, saat memasuki panen raya terjun bebas di kisaran Rp 3500 per kg.

Bulog sebagai ujung tombak pemerintah dinilai lambat menyerap hasil pertanian tanaman pangan tersebut, sehingga diduga menyebabkan harga jagung di tingkat petani anjlok.

Hasil panen jagung dari petani diserap perseorangan atau tengkulak dengan harga di bawah ketentuan HPP (Harga Pembelian Pemerintah).

Padahal Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional (BPN) nomor 18 tahun 2025, tentang harga pembelian pemerintah komoditas jagung di tingkat petani, disebutkan Diktum kesatu HPP ditetapkan Rp.5.500 per/KG dan berlaku 6 Februari 2025.

Pimpinan Cabang Bulog Mojokerto, Muhammad Husin, mengatakan pihaknya mendapat informasi terkait harga komoditas jagung di bawah HPP dari petani di wilayah Ngoro, Kabupaten Mojokerto.

“Ada informasi itu, kita cek di lapangan nanti seperti apa. Kalau harganya di bawah HPP ya disitu (Bulog) tugas kita. Namun yang perlu diketahui, ada kriteria jagung yang bisa diserap Bulog yaitu jagung pipilan kering sesuai peraturan Bapanas,” jelasnya di Bulog Cabang Mojokerto, Jumat (21/2/2025).

Menurut dia, kriteria komoditas jagung yang dapat diserap Bulog di antaranya jagung pipil dengan tingkat kekeringan tertentu, bersih dan sudah dimasukkan dalam wadah atau karung.

Pihaknya mitra kerja Bulog seperti Gapoktan, maupun usaha penggilingan untuk menyerap komoditas pertanian dari petani.

“Tidak ada batasan penyerapan, kalau target (Bulog Cabang Mojokerto) menyerap komoditas pertanian beras maupun jagung, mencapai 47.300 Ton di tiga wilayah yaitu Kota/ Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Jombang tahun 2025,” bebernya.

Estimasi waktu penyerapan secara teknis ditentukan oleh petani, di mana mereka telah menyiapkan hasil panen yang siap angkut sesuai kriteria tersebut.

Untuk petani yang kesulitan dapat bekerjasama dengan mitra Bulog dalam proses pengeringan hingga siap jual.

Petugas Bulog akan mensurvei dan melihat komoditas kemudian dibelinya dengan harga acuan HPP. 

“Misalnya seperti jagung, petani sudah menyiapkan jagung pipil yang sudah dalam karung kita siap angkut. Jagung pipilan kering dengan kadar sekitar 14 persen, itu yang bisa diserap Bulog,” ungkap Husin, pria asal Canggu Jetis tersebut.

Ia menyebut, Bulog akan koordinasi dengan Polres Mojokerto, Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto untuk segera menindaklanjuti anjloknya harga komoditas jagung ditingkat petani hingga di bahwa HPP.

“Besok kami bersama Kapolres dan Dinas Pertanian akan koordinasi, kita lakukan pengecekan dan sosialisasi ke petani terkait biaya-biaya itu. Intinya, kita siap (Menyerap) jika harga di bawah HPP, dengan kriteria sesuai Bapanas,” pungkasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto, Nuryadi, mengungkapkan pihaknya bersama OPD terkait masih melakukan kajian terkait harga komoditas jagung di tingkat petani yang merosot drastis.

Sedangkan, penanganan komoditas pasca panen merupakan Wewe dari Dispari dan Disperindag Kabupaten Mojokerto.

“Kami masih rapatkan dengan kepala bidang, nanti menunggu hasil keputusannya. Karena perlu analisa, kajian dan langkah-langkah konkret sehingga masih menunggu,” kata Nuryadi.

Dikatakan Nuryadi, diprediksi puncak panen raya jagung di Kabupaten Mojokerto jatuh pada Maret nanti.

“Puncak panen raya di bulan Maret nanti, ini masih sebagian wilayah Kabupaten Mojokerto yang panen jagung,” tandasnya.