Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Harga Emas Naik karena Ketidakpastian Kebijakan Trump

Harga Emas Naik karena Ketidakpastian Kebijakan Trump

New York, Beritasatu.com – Harga emas naik pada Jumat (10/1/2025) karena ketidakpastian kebijakan pemerintahan Donald Trump, meski data ketenagakerjaan AS lebih kuat sehingga Federal Reserve (The Fed) kemungkinan tidak akan memangkas suku bunga secara agresif tahun ini.

Harga emas naik 0,5% menjadi US$ 2.688,40 per ons, sementara harga emas berjangka AS naik 1% menjadi US$ 2.717,60.

Harga emas sempat merosot ke US$ 2.663,09 per ons setelah data menunjukkan AS menambah 256.000 lapangan kerja bulan lalu, dibandingkan dengan estimasi ekonom yang memperkirakan kenaikan sebesar 160.000. Tingkat pengangguran berada pada angka 4,1%, dibandingkan dengan perkiraan sebesar 4,2%.

Namun, harga emas cepat pulih dan sekarang diperdagangkan naik mendekati level tertinggi sejak 13 Desember.

Sementara itu, dolar menguat dan saham AS turun tajam setelah data pekerjaan. Pasar menunjukkan para investor memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga hanya sebesar 30 basis poin selama tahun ini, dibandingkan 45 basis poin sebelum data ketenagakerjaan tersebut.

“Emas masih menunjukkan ketahanan dalam menghadapi laporan pekerjaan yang jauh lebih kuat dari perkiraan  Salah satu faktor yang mendukung emas adalah ketidakpastian yang kita lihat menjelang pelantikan (presiden AS),” kata Drektur Perdagangan Logam High Ridge Futures, David Meger dilansir CNBC International.

Menjelang pelantikan presiden terpilih Donald Trump pada 20 Januari, investor merasa cemas dengan janjinya mengenakan tarif pada berbagai macam impor. Tarif tersebut dapat memicu inflasi dan semakin membatasi kemampuan The Fed untuk menurunkan suku bunga.

Meskipun emas dilihat sebagai perlindungan terhadap inflasi, suku bunga tinggi melemahkan daya tarik sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil.

Secara mingguan, harga emas naik lebih dari 1%.