Jakarta, Beritasatu.com – Harga emas dunia melemah pada perdagangan sore hari ini, Kamis (20/11/2025), tertekan oleh penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan memudarnya ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) pada Desember 2025.
Di saat yang sama, pelaku pasar menunggu rilis laporan ketenagakerjaan AS yang sempat tertunda akibat penutupan pemerintahan (government shutdown).
Mengutip Reuters, emas spot tercatat turun sekitar 0,4% ke level US$ 4.066,32 per troi ons pada pukul 16.20 WIB, setelah sebelumnya sempat anjlok lebih dari 1% pada awal sesi. Kontrak emas berjangka AS pengiriman Desember 2025 juga melemah 0,4% ke US$ 4.065,30 per troi ons.
Analis independen Ross Norman mengatakan penguatan dolar menjadi salah satu faktor utama yang menekan harga emas, di tengah pola pergerakan harga yang memang cenderung bergejolak menjelang akhir tahun.
“Kekokohan dolar saat ini menekan emas, tetapi volatilitas harga seperti ini tergolong wajar pada periode akhir tahun, ketika terjadi aksi jual untuk ambil untung dan penyesuaian portofolio,” ujar Ross Norman.
Di tengah tekanan jangka pendek, lembaga keuangan global UBS justru mempertegas pandangan positif terhadap emas dalam jangka menengah. UBS menaikkan target harga emas pertengahan 2026 sebesar US$ 300 menjadi sekitar US$ 4.500 per troi ons.
Revisi naik ini didasarkan pada ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed di masa depan, berlanjutnya risiko geopolitik, serta kuatnya permintaan emas dari bank-bank sentral dan produk investasi berbasis emas (exchange-traded fund/ETF).
Di pasar logam mulia lainnya, perak spot melemah sekitar 1% ke US$ 50,87 per troi ons. Platinum justru menguat 0,4% menjadi sekitar US$ 1.551,69 per troi, sementara paladium naik 1,8% ke sekitar US$ 1.404,76 per troi ons.
