Chicago, Beritasatu.com – Harga emas naik pada Selasa (19/11/2024) atau 2 hari berturut-turut mencapai level tertinggi dalam 1 minggu karena ketegangan Rusia-Ukraina. Investor juga menunggu sinyal penting rencana suku bunga Federal Reserve (The Fed).
Harga emas di pasar spot naik 0,8% menjadi US$ 2.632,68 per ons mencapai level tertinggi sejak 11 November. Sedangkan harga emas berjangka AS juga naik 0,8% menjadi US$ 2.635,50 per ons.
Pada Senin (18/11/2024), harga emas melonjak 2% menandai kenaikan 1 hari terbesar sejak pertengahan Agustus dan pulih tajam dari level terendah 2 bulan yang dicapai minggu lalu.
“Laporan tentang Rusia yang mengubah doktrin nuklirnya menyusul serangan rudal jarak jauh pertama Ukraina di wilayah Rusia menyebabkan aliran dana ke aset safe haven, seperti emas,” kata analis komoditas TD Securities, Daniel Ghali.
Daya tarik emas didukung ketegangan geopolitik, risiko ekonomi, dan lingkungan suku bunga rendah.
Beberapa pejabat Fed dijadwalkan berbicara minggu ini, yang dapat memberikan wawasan penurunan suku bunga. “Mengingat argumen yang mendukung harga emas belum berkurang, harga yang masih rendah memicu minat beli,” kata analis Commerzbank.
Commerzbank menyatakan, faktor yang mendukung emas adalah ketidakpastian geopolitik, pembelian bank sentral, dan membengkaknya defisit di Amerika Serikat.
Hal lain yang mendorong emas adalah pelemahan dolar setelah minggu lalu naik ke level tertinggi dalam 1 tahun akibat euforia perdagangan akibat kemenangan Donald Trump. Pelemahan dolar membuat emas lebih menarik bagi pembeli dalam mata uang lain.