Harga Emas Anjlok 2 Persen di Tengah Guncangan Pasar Global

Harga Emas Anjlok 2 Persen di Tengah Guncangan Pasar Global

Jakarta, Beritasatu.com – Harga emas anjlok lebih dari 2% pada perdagangan Jumat (4/4/2025), seiring dengan aksi jual besar-besaran oleh para investor yang melepas aset safe haven guna menutupi kerugian dari pelemahan pasar saham global.

Mengutip CNBC International, Sabtu (5/4/2025), harga emas spot anjlok 2,9% ke posisi US$ 3.024,2 per ons. Di sesi perdagangan, harga emas sempat jatuh ke titik terendah di US$ 3.015,29. Penurunan ini menghapus seluruh kenaikan yang diperoleh di awal pekan.

Padahal, sehari sebelumnya emas sempat menorehkan rekor tertinggi sepanjang masa di angka US$ 3.167,57 per ons. Namun, sepanjang minggu ini, logam mulia tersebut tercatat turun sebesar 1,9%.

Di sisi lain, kontrak berjangka emas Amerika Serikat juga melemah 2,8%, ditutup di level US$ 3.035,4 per ons.

Secara teknikal, harga emas spot masih bertahan di atas rata-rata pergerakan 21 harinya di kisaran US$ 3.023.

“Ketika pasar mengalami guncangan, emas sering kali dijual untuk memenuhi kewajiban margin di aset lain. Ini bukan hal baru, karena sudah sesuai dengan pola historis,” ungkap analis Standard Chartered Suki Cooper ketika harga emas anjlok.

Penurunan harga emas ini terjadi seiring tekanan di pasar saham global yang terus berlanjut selama dua hari berturut-turut. Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite sama-sama terkoreksi sekitar 5%, menyusul pengumuman China tentang tarif tambahan sebesar 34% terhadap seluruh produk asal Amerika Serikat mulai 10 April.

Kebijakan ini merupakan balasan atas langkah tarif yang sebelumnya diberlakukan Presiden AS Donald Trump.

Namun, harga emas masih membukukan kenaikan sekitar 15,3% sepanjang tahun 2025, didukung oleh aksi beli dari bank sentral global serta fungsinya sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik.

“Walau harga tengah berfluktuasi, emas tetap dipandang sebagai aset perlindungan utama bagi para investor,” ujar analis senior City Index Matt Simpson.

Sementara itu, Ketua Federal Reserve Jerome Powell menyebut bahwa kebijakan tarif baru yang diterapkan Pemerintah AS lebih tinggi dari ekspektasi sebelumnya. Ia juga mengingatkan potensi dampak negatif terhadap perekonomian, seperti meningkatnya inflasi dan perlambatan pertumbuhan.

Dolar AS tercatat menguat 0,7% terhadap sejumlah mata uang utama lainnya, menjadikan harga emas dalam dolar lebih mahal bagi pembeli luar negeri.

Saat harga emas anjlok, harga perak juga turun drastis 7,3% menjadi US$ 29,54 per ons, mencatat penurunan mingguan terburuk sejak September 2020. Komoditas logam mulia lainnya, seperti platinum melemah 3,6% ke US$ 918,35, sementara paladium turun 2% menjadi US$ 909,75.