Sementara itu, Amir Pakaya, seorang petani cabai di Bone Bolango, menjelaskan penyebab kenaikan harga yang terjadi secara tiba-tiba.
Menurutnya, masa panen serentak telah berakhir, sehingga pasokan cabai dari petani lokal menurun drastis.
“Saat akhir tahun, harga cabai murah karena petani panen bersamaan. Namun, saat ini stok cabai lokal menipis, dan kemungkinan besar cabai yang dijual di pasar berasal dari daerah lain seperti Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah,” jelas Amir.
Ia juga menambahkan, bahwa kondisi cuaca dan biaya distribusi dari luar daerah turut memengaruhi harga cabai di Gorontalo.
Mereka hanya berharap pemerintah daerah segera mengambil langkah untuk mengendalikan harga cabai di pasar. “Semoga ada solusi agar harga rica bisa kembali normal. Kalau mahal terus, kami juga dampaknya,” harap Amir.
Kenaikan harga cabai ini tidak hanya dirasakan di Gorontalo, tetapi juga di beberapa daerah lain di Indonesia. Kondisi ini menuntut adanya perhatian khusus dari pihak terkait guna menjaga stabilitas harga bahan pokok di pasaran.