Harapan Pupus, Pengemudi Ojol Kecewa Besaran BHR Jauh dari Ekspektasi
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
– Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan tentang Bantuan Hari Raya (BHR) bagi pengemudi ojek online (ojol) sempat memicu harapan besar di kalangan mitra driver. Namun, kenyataan di lapangan tak sesuai ekspektasi.
Banyak pengemudi berharap menerima BHR hingga Rp 500.000, sesuai dengan perhitungan 20 persen dari total pendapatan bulanan dikalikan 12 bulan.
Sayangnya, sebagian besar driver justru mendapatkan jumlah yang jauh lebih kecil—bahkan ada yang tidak mendapatkannya sama sekali.
Nadi (42), seorang pengemudi ojol yang beroperasi di sekitar Stasiun Tanah Abang, mengaku kecewa setelah mengetahui dirinya tidak menerima BHR dari perusahaan aplikasinya.
“Ancang-ancang saya sekitar Rp 500.000 patokannya. Sekarang? Enggak dapat,” kata Nadi, Rabu (26/3/2025).
Setiap hari, Nadi menghasilkan pendapatan bersih sekitar Rp 200.000.
Jika merujuk pada ketentuan yang ada, ia seharusnya menerima sekitar Rp 480.000 sebagai BHR.
Namun, realitas berkata lain.
Senada dengan Nadi, Edi (42), pengemudi ojol yang telah beroperasi lebih dari delapan tahun di Tangerang Selatan, juga mengungkapkan kekecewaannya.
“Kalau dari impian angan-angan driver ya seenggaknya Rp 300.000 atau Rp 500.000 lah. Lah, ini cuman Rp 50.000, ya sudahlah,” ujar Edi.
Pemerintah sebelumnya telah mengimbau agar perusahaan aplikasi memberikan BHR kepada pengemudi ojol sesuai dengan Surat Edaran No. M/3/HK.04.00/III/2025.
Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para mitra driver dan kurir online.
Gojek, salah satu platform transportasi online terbesar di Indonesia, menetapkan nominal BHR tertinggi hingga Rp 900.000.
Namun, baik Nadi maupun Edi belum menemukan rekan sesama pengemudi yang benar-benar menerima jumlah tersebut.
“Dengernya sih Rp 900.000, tapi saya belum lihat. Belum ketemu sama orangnya. Kebanyakan dapatnya antara Rp 50.000-Rp100.000,” kata Edi saat ditemui di Jl Cendrawasih, Bintaro.
Perbedaan nominal BHR ini memunculkan pertanyaan besar di kalangan pengemudi ojol.
Banyak yang bertanya-tanya mengenai transparansi dan mekanisme penentuan besaran BHR oleh perusahaan aplikasi.
Seiring dengan kekecewaan para pengemudi, mereka berharap ada evaluasi lebih lanjut dari pemerintah dan perusahaan aplikasi agar keadilan dalam pemberian BHR benar-benar terwujud.
(Reporter: Shinta Dwi Ayu | Editor: Faieq Hidayat)
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Harapan Pupus, Pengemudi Ojol Kecewa Besaran BHR Jauh dari Ekspektasi Megapolitan 26 Maret 2025
/data/photo/2025/03/25/67e2535be0ed1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)