Liputan6.com, Garut – Untuk menghapus perbedaan dan memberikan ruang ekspresi beragama dan keyakinan, Pimpinan Cabang (PC) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Garut, Jawa Barat mengadakan Festival Toleransi antar tokoh umat beragama.
“Kegiatan seperti ini sangat baik dilakukan. Saya berharap acara seperti ini terus diselenggarakan untuk menciptakan komunikasi dan toleransi yang baik,” ujar Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia (SDM) Sekretariat Daerah Kabupaten Garut, Maskut Farid, kemarin.
Menurutnya, Festival Toleransi memberikan ruang hadirnya diskusi lintas budaya dan agama, untuk memperkuat kerukunan di masyarakat, sehingga mampu menjaga persatuan dan kesatuan sesama anak bangsa bangsa di Kabupaten Garut.
“Dengan upaya begitu, kita dapat mewujudkan keamanan dan kedamaian di Kabupaten Garut,” ujar dia.
Pentingnya menjaga akidah melalui kegiatan lintas iman seperti itu ujar dia, dapat memberikan ketentraman dan keamanan bagi seluruh pemeluk agama, untuk menjalankan ibadahnya masing-masing tanpa ada tekanan.
“Ke depan kembangkan acara-acara seperti ini, tentunya dengan memperhatikan akidah masing-masing di keyakinannya,” ujar dia.
Ketua Pelaksana Festival Toleransi, Ai Sadidah, menyampaikan kegiatan ini merupakan upaya memperkuat nilai kebebasan beragama dan berkeyakinan, sebagai fondasi kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Acara ini melibatkan Fatayat NU bersama Jaringan Komunitas Lintas Iman dari Kabupaten Garut dan Kabupaten Tasikmalaya,” kata dia.
Mengusung tema ‘Bersatu Dalam Toleransi, Damai Dalam Harmoni’. Berbagai kegiatan seperti diskusi dan penampilan kesenian ikut dipentaskan dalam kegiatan selama dua hari itu.
“Kami berharap festival seperti ini mampu menciptakan ruang dialog yang inklusif, mempererat persaudaraan, serta menghilangkan sekat-sekat perbedaan,” ujar dia.
Menurutnya, keberagaman Indonesia, baik dalam budaya maupun keyakinan, adalah kekuatan yang harus dijaga, sehingga memberikan jaminan keamanan bagi seluruh pemeluk agama dan kepercayaan untuk menjalankan ibadahnya masing-masing.
“Tugas kita bersama adalah memastikan bahwa keberagaman ini menjadi kekuatan, bukan pemecah belah, kebebasan beragama dan berkeyakinan bukan sekadar hak yang dilindungi undang-undang, tetapi juga tanggung jawab bersama untuk saling menghormati,” papar dia.