Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Hanya 2 Orang Selamat, Ini Video Detik-detik Pesawat Jeju Air Tabrak Tembok Pembatas Lalu Terbakar

Hanya 2 Orang Selamat, Ini Video Detik-detik Pesawat Jeju Air Tabrak Tembok Pembatas Lalu Terbakar

Hanya 2 Orang Selamat, Ini Video Detik-detik Pesawat Jeju Air Tabrak Tembok Pembatas Lalu Terbakar

TRIBUNJATENG.COM – Sebuah kecelakaan tragis terjadi pada Minggu (29/12/2024) ketika pesawat Jeju Air penerbangan 7C2216 dari Bangkok gagal mendarat dengan sempurna di Bandara Internasional Muan, Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan.

Pesawat jenis Boeing 737-800 yang membawa 175 penumpang dan enam awak tersebut menabrak tembok perimeter bandara dan terbakar hebat.

Berdasarkan data pukul 13.36 WIB, pemadam kebarakan telah menemukan 120 jenazah di TKP.

Korban yang telah diidentifikasi mencakup 54 pria, 57 wanita, dan sembilan jenazah yang belum dapat dipastikan identitasnya.

Sebanyak 59 orang masih hilang, namun pihak berwenang menyatakan bahwa peluang untuk menemukan mereka dalam keadaan hidup nyaris tak ada.

Kecelakaan terjadi sekitar pukul 09.03 waktu setempat ketika pesawat mengalami masalah pada roda pendarat.

Menurut laporan Yonhap, dilansir Tribunjateng.com dari Guardian.com, pilot mencoba mendarat dengan kondisi roda pendarat tidak dapat berfungsi dengan baik.

Pesawat sempat melakukan manuver “go-around” untuk mencoba mendarat ulang, namun upaya ini berakhir tragis.

Saat mendekati ujung landasan pacu, pesawat kehilangan kecepatan yang cukup untuk berhenti dan menghantam struktur beton.

Badan pesawat terbelah menjadi beberapa bagian, dengan ekor pesawat terbakar hebat.

“Kami mendengar suara dentuman keras diikuti dengan kobaran api besar,” ujar seorang saksi mata seperti yang dilaporkan Newsis.

Menurut otoritas pemadam kebakaran, kebakaran awal berhasil dipadamkan pada pukul 09.46, sekitar 43 menit setelah laporan pertama diterima.

Hingga pukul 11.40, sebanyak 62 korban tewas telah diidentifikasi.

Selain itu, dua orang berhasil selamat, yakni satu penumpang dan satu awak pesawat.

Keduanya segera dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan.

Tim penyelamat terus melakukan pencarian di antara puing-puing pesawat, meskipun sebagian besar badan pesawat telah hancur tak berbentuk kecuali bagian ekor.

  

  

Beberapa korban dilaporkan terlempar keluar dari pesawat akibat benturan keras.

“Jumlah korban tewas kemungkinan masih bertambah, mengingat banyak jasad yang masih berada di dalam badan pesawat,” ujar pemadam kebakaran setempat.

Plt Presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok, memimpin langsung penanganan bencana ini.

Ia tiba di Bandara Muan pada pukul 12.55 untuk memantau situasi.

“Tidak ada kata-kata yang cukup untuk mengungkapkan duka atas tragedi ini. Pemerintah akan memberikan dukungan penuh kepada keluarga korban,” ujar Choi dalam pernyataannya di lokasi kejadian.

Choi sebelumnya telah menginstruksikan mobilisasi semua peralatan dan personel yang tersedia untuk operasi penyelamatan.

Ia juga mengaktifkan Markas Besar Penanggulangan Bencana dan Keselamatan Pusat sebagai tanggapan terhadap insiden ini.

Berdasarkan informasi awal, dugaan awal penyebab kecelakaan adalah bird strike yang mengganggu fungsi roda pendarat.

Rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan pesawat mencoba mendarat tanpa roda pendarat yang terbuka, meskipun keasliannya masih diverifikasi.

Jeju Air telah mengubah tampilan situs webnya menjadi latar belakang hitam sebagai tanda duka.

Dalam pernyataan resminya, maskapai tersebut mengkonfirmasi bahwa pesawat membawa 175 penumpang dan enam awak, termasuk dua warga negara Thailand.

“Kami telah mengaktifkan protokol darurat perusahaan dan membentuk tim khusus untuk mendukung keluarga korban. Kami sangat menyesal atas kecelakaan ini,” tulis Jeju Air.

Boeing selaku produsen pesawat juga menyatakan simpati mendalam kepada keluarga korban.

“Kami siap mendukung Jeju Air dan otoritas terkait dalam penyelidikan ini,” ujar juru bicara Boeing.

Sebagai informasi, rute penerbangan Muan-Bangkok baru saja diluncurkan tiga minggu yang lalu tepatnya 8 Desember 2024.

Rute penerbangan ini merupakan bagian dari upaya menghidupkan kembali layanan internasional Bandara Muan setelah 17 tahun.

Di sisi lain, Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, menyampaikan belasungkawa melalui platform media sosial X.

Ia juga meminta kementerian luar negeri Thailand untuk menyelidiki situasi dan memastikan keselamatan warganya. (*)