Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Hamas Diklaim Rela Terima Usul Apa Saja asalkan Gencatan Senjata di Gaza Dilanjutkan – Halaman all

Hamas Diklaim Rela Terima Usul Apa Saja asalkan Gencatan Senjata di Gaza Dilanjutkan – Halaman all

TRIBUNNEWS.COM – Hamas diklaim berkata kepada para juru penengah bahwa pihaknya bersedia menerima usul apa pun perihal pembebasan sandera Israel.

Namun, usul itu harus menyertakan satu syarat, yakni gencatan senjata di Jalur Gaza dilanjutkan.

Klaim tersebut disampaikan oleh media Al Araby Al Jadeed, sebuah media Qatar berbasis di Inggris, pada hari Kamis ini, (20/3/2025).

Sementara itu, seorang narasumber dari Hamas mengklaim pihaknya tidak menolak usul dari Steve Witkoff, utusan Amerika Serikat (AS), mengenai gencatan senjata.

Menurut dia, Hamas akan menerima usul itu apabila mengarah kepada kelanjutan gencatan senjata.

Akan tetapi, Al Araby Al Jadeed mengatakan Witkoff menyangkalnya dan mengejutkan Hamas.

Narasumber dari Mesir mengindikasikan bahwa delegasi Israel berkunjung ke Kota Kairo selama beberapa jam pada hari Rabu.

Di sisi lain, delegasi Hamas mungkin tiba di Kairo sehari kemudian untuk berdiskusi dengan para pejabat Mesir.

Adapun Mesir dilaporkan menyodorkan usul baru tentang gencatan senjata pada hari Selasa. Usul itu meliputi pembebasan sandera berkewarganegaraan AS-Israel bernama Edan Alexander dan pemulangan lima jasad sandera.

TAWARAN HAMAS DITOLAK – Hamas mengatakan pada Jumat (14/3/2025) bahwa pihaknya telah menerima usulan dari para mediator untuk membebaskan tawanan Amerika-Israel terakhir yang masih hidup dan jenazah empat tawanan berkewarganegaraan ganda. Akan tetapi, Israel telah menolak tawaran Hamas untuk membebaskan seorang warga negara ganda Amerika-Israel. (Telegram Quds News Network)

Sementara itu, KAN News melaporkan Mesir berusaha meyakinkan Hamas agar menyetujui usul Witkoff demi proposal terbaru.

Dalam proposal itu, sejumlah sandera Israel yang ditahan Hamas dan kelompok perlawanan lainnya di Gaza akan dibebaskan demi menghentikan eskalasi militer.

Sikap Hamas tidak melunak

The Jerusalem Post menyebut sikap Hamas tidak melunak meski Israel kembali melancarkan serangan ke Gaza.

Hamas belum mengubah sikapnya mengenai persoalan sandera dan gencatan senjata.

“Tak ada tanda-tanda bahwa Hamas kini mengubah sikapnya mengenai hal itu,” kata seorang pejabat Israel.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel menggelar rapat tiga jam dengan Menteri Pertahanan Israel Katz dan pejabat keamanan senior lainnya pada hari Rabu.

“Diputuskan untuk meningkatkan level pembalasan, dan aksi-aksi diperkirakan akan meningkat. Apa yang kita lihat, dengan masuknya pasukan darat ke Koridor Netzarim, baru awalnya saja,” kata pejabat Israel.

Menteri Kebudayaan dan Olahraga Israel Miki Zohar menyebut saat ini Israel berfokus pada tujuannya, yakni mengakhiri kekuasaan Hamas di Gaza.

“Israel sudah mengubah pendekatannya terhadap Hamas, dan apa yang kini dialami Hamas dari Israel akan berubah dengan dukungan Amerika. Ada perubahan yang jelas dalam situasi sekarang,” kata Zohar.

“Israel mencari penyelesaian, yakni memulangkan semua sandera, pengusiran Hamas, pelucutan senjata Hamas, atau, menurut saya, pendudukan penuh Gaza dan kontrol Israel atas Gaza.”

GAZA RUSAK – Foto yang diambil dari Wafa tanggal 10 Maret 2025 memperlihatkan seseorang yang memandangi gedung-gedung rusak di Jalur Gaza. (Wafa)

AS usulkan gencatan senjata 50 hari

Witkoff dilaporkan menyodorkan usul baru gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

Usul itu disampaikan beberapa waktu lalu saat dia berkunjung ke Qatar untuk membahas gencatan.

Menurut narasumber yang mengetahui hal itu, Israel dan Hamas akan mengadakan gencatan selama 50 hari di Jalur Gaza dimulai dari tanggal “1 Maret”.

Selama gencatan tersebut Hamas akan membebaskan sekitar lima sandera yang masih hidup dan sembilan jasad sandera.

Gencatan akan berakhir tanggal 20 April dan bakal ada pembicaraan untuk melanjutkan gencatan.

“Optimistis bahwa perjanjian bisa dicapai,” kata narasumber media Israel itu.

“Fakta bahwa tim tetap Qatar adalah pertanda baik.”

Sementara itu, narasumber Yedioth Ahronoth mengatakan Witkoff sangat berkomitmen untuk membebaskan sandera.

Witkoff disebut menginginkan kesepakatan yang menyeluruh, bukan hanya sebagian.

“Dia ingin semua sandera dipulangkan. [Presiden AS Donald] Trump juga membahasnya,” kata narasumber itu.

(*)

Merangkum Semua Peristiwa