Hadapi tantangan global, Binus terapkan pendidikan “BizTech”

Hadapi tantangan global, Binus terapkan pendidikan “BizTech”

Jakarta (ANTARA) – Universitas Bina Nusantara (Binus) Bekasi menerapkan metode pendidikan yang fokus terhadap “Business”, “Service” dan “Technology” (BizTech) dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks dan multidimensi.

“Ini adalah tiga pilar yang dirancang secara strategis untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan yang paling dibutuhkan di dunia kerja masa kini dan masa depan,” kata Direktur Kampus Binus Bekasi Profesor Gatot Soepriyanto dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, ketidakstabilan global yang dipicu oleh ketegangan geopolitik, perang dagang antara negara-negara besar, hingga disrupsi rantai pasok internasional berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Kondisi itu, kata dia, memicu inflasi, menurunnya daya beli masyarakat serta meningkatnya angka pengangguran, khususnya di sektor industri manufaktur yang mengalami penurunan tajam.

Di sisi lain, transformasi digital dan disrupsi teknologi menciptakan jenis-jenis pekerjaan baru yang membutuhkan keahlian berbeda yang lebih adaptif, kolaboratif dan berbasis teknologi. Ironisnya, kesenjangan antara kompetensi lulusan pendidikan tinggi dengan kebutuhan dunia kerja masih menjadi tantangan besar.

“Banyak lulusan belum siap terjun ke industri karena minim pengalaman praktis dan belum terbiasa berpikir lintas disiplin,” ujarnya.

Karena itu, kata Gatot, dunia pendidikan tidak bisa lagi hanya berfokus pada aspek akademik, tetapi juga harus mencetak “future-ready talents” yang mampu menjawab kebutuhan industri dan ikut mendorong pertumbuhan ekonomi bangsa.

Di tengah perubahan ekonomi dan digitalisasi yang pesat, program studi Binus yang langsung fokus pada bidang bisnis, layanan dan teknologi (BizTech) terbukti relevan dan menjadi jawaban atas kebutuhan akan lulusan yang mampu berpikir bisnis, memberikan solusi berbasis layanan dan menguasai teknologi sebagai alat kemajuan.

Program-program itu tidak hanya menawarkan pemahaman teoritis, tetapi juga dirancang untuk menghasilkan lulusan yang mampu berpikir lintas sektor, kreatif dalam pemecahan masalah, dan terampil dalam memanfaatkan teknologi.

Gatot menambahkan fokus kampusnya pada “BizTech” bukan sekadar tema, tetapi merupakan kerangka pembelajaran yang melatih mahasiswa berpikir lintas sektor, menerapkan teknologi dalam konteks nyata dan menciptakan solusi yang relevan bagi masyarakat dan industri.

Pihaknya ingin lulusan di kampus ini tidak hanya menguasai teori, tetapi juga memiliki kemampuan untuk langsung berkontribusi di lapangan.

Mereka harus visioner dan profesional sehingga mampu menciptakan hal baru, bukan hanya mengikuti arus. “Kami ingin membentuk para inovator, pencipta solusi dan pemimpin masa depan,” katanya.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025