Merangkum Semua Peristiwa
Indeks
Era.id  

Hadapi Dua Dakwaan Sekaligus, Wapres Filipina Ngaku Siap Dimakzulkan

Hadapi Dua Dakwaan Sekaligus, Wapres Filipina Ngaku Siap Dimakzulkan

ERA.id – Wakil Presiden Filipina Sara Duterte mengaku siap dimakzulkan setelah perpecahan koalisi pemerintahan Filipina yang semakin memburuk. Upaya pemakzulan ini sehubungan dengan pelanggaran yang dilakukannya.

Duterte diketahui menghadapi dua tuntutan pemakzulan sekaligus di DPR Filipina. Tuntutan ini berkaitan dengan penyelewengan dana.

“Memang sebaiknya ada perkara pemakzulan seperti ini sehingga kami bisa menjawab secara layak apapun yang dituduhkan mereka, karena prosesnya sendiri pun secara jelas diatur dalam undang-undang,” ucap Duterte, dikutip The Manila Times, Kamis (12/12/2024).

Berdasakan undang-undang Filipina, anggota parlemen maupun masyarakat umum dapat mengajukan usulan pemakzulan. Namun usulan yang dimulai dari masyarakat harus mendapat dukungan dari anggota parlemen.

Terkait dua usulan yang disampaikan pada 2 dan 4 Desember tersebut menyebut adanya dugaan penyalahgunaan dana pada Kantor Wakil Presiden Filipina.

Meski demikian, konstitusi Filipina menyatakan bahwa persetujuan dari setidaknya sepertiga anggota DPR Filipina diperlukan supaya proses pemakzulan dilanjutkan ke proses pengadilan di Senat.

Duterte telah menghadapi sejumlah tuntutan hukum sejak bulan lalu setelah diduga mengancam membunuh Presiden Ferdinand Marcos Jr. beserta istri dan sepupunya, yang merupakan seorang ketua DPR, apabila dirinya terbunuh.

Wapres Filipina yang dijadwalkan menghadiri sidang pada Rabu (11/12) memilih untuk mangkir dari panggilan. 

Sementara itu, komite gabungan DPR Filipina memutuskan menolak mengembalikan pemotongan dana sebesar 1,3 miliar peso (Rp355,5 miliar) sebagaimana permintaan pendanaan yang diajukan Kantor Wakil Presiden untuk tahun 2025.

Meski keduanya maju sebagai pasangan calon presiden dan wapres dalam pemilu 2022 dan terpilih untuk masa jabatan enam tahun, Ferdinand Marcos dan Sara Duterte justru mengalami pecah kongsi di tengah jalan.

Keretakan antara kedua pemimpin tersebut semakin mencolok dalam beberapa bulan terakhir, sehingga memicu mundurnya Duterte sebagai menteri pendidikan pada Juni lalu.