Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the acf domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/xcloud.id/public_html/wp-includes/functions.php on line 6121
Habiskan Belasan Triliun dalam 3 Minggu, AS Masih Tak Becus Lemahkan Houthi – Halaman all – Xcloud.id
Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Habiskan Belasan Triliun dalam 3 Minggu, AS Masih Tak Becus Lemahkan Houthi – Halaman all

Habiskan Belasan Triliun dalam 3 Minggu, AS Masih Tak Becus Lemahkan Houthi – Halaman all

TRIBUNNEWS.COM – Amerika Serikat (AS) dilaporkan masih gagal melemahkan kelompok Houthi di Yaman meski sudah menggelontorkan dana hampir $1 miliar atau Rp16,7 triliun dalam tiga minggu.

Serangan-serangan AS hanya berdampak kecil terhadap kemampuan kelompok yang dibekingi oleh Iran itu.

Dalam serangan tanggal 15 Maret lalu, AS sudah menggunakan rudal jarak jauh JASSM, JSOW, dan rudal Tomahawk.

Di samping itu, AS mengerahkan pesawat pengebom siluman B-2 dan satuan tempur kapal induk lainnya untuk memerangi Houthi.

Namun, tiga narasumber yang didapatkan CNN menyebut serangan-serangan AS masih berdampak kecil terhadap Houthi.

Salah satu narasumber berujar, Kementerian Pertahanan (Kemenhan AS) barangkali akan meminta tambahan pendanaan dari Kongres AS untuk meneruskan operasi militer melawan Houthi. Namun, diperkirakan tambahan itu tidak akan diberikan.

RUDAL BALISTIK – Tangkap layar Khaerni, Selasa (25/3/2025) menunjukkan peluncurkan rudal balistik kelompok Houthi dari Yaman yang menargetkan Tel Aviv, Israel. Houthi menegaskan, entitas Israel dan Israel menjadi sasaran serangan yang sah seiring dilakukannya lagi agresi militer Israel di Jalur Gaza. (khaberni/tangkap layar)

Wakil Presiden AS J.D. Vance minggu lalu juga menyebut operasi militer itu sebagai suatu “kesalahan”.

Para pejabat Staf Gabungan, Komando Pusat, Komando Indo Pasifi, dan Kementerian Luar Negeri tempo hari mengklaim serangan AS telah menewaskan beberapa pemimpin Houthi dan sejumlah fasilitas militernya.

Akan tetapi, mereka mengakui, Houthi masih bisa memperkuat bunker pertahanannya dan menjaga gudang senjata di bawah tanah.

Seorang pejabat keamanan mengatakan susah untuk mengetahui dengan pasti berapa senjata yang masih dimiliki Houthi.

“Mereka sudah menghancurkan sejumlah fasilitas, tetapi belum berdampak pada kemampuan Houthi untuk terus menyerang kapal di Laut Merah atau menembak jatuh drone AS,” kata salah satu narasumber yang mengetahui operasi itu.

Belum diketahui sampai kapan AS melanjutkan serangannya. Namun, Presiden AS Donald Trump mengatakan serangan itu bakal terus dilakukan hingga Houthi berhenti menyerang kapal.

Meski AS sudah berminggu-minggu melancarkan serangan, Houthi tetap meluncurkan rudal dan drone di Laut Merah. Awal pekan kemarin Houthi juga kembali menjatuhkan drone mahal MQ-9 Reaper milik AS.

Namun, seorang pejabat pertahanan AS lainnya mengatakan serangan rudal balistik Houthi ke Israel sudah berkurang setelah AS melancarkan operasi militer yang menargetkan Houthi. Dia mengatakan serangan AS membuat Houthi kesusahan berkomunikasi dan melakukan serangan akurat.

Operasi militer besar AS terhadap Houthi turut membuat beberapa pejabat AS di Komando Indo Pasifik kecewa.

Mereka mengeluh karena senjata jarak jauh dihabiskan oleh CENTCOM untuk menyerang Houthi. Padahal, senjata itu akan sangat penting jika perang melawan Tiongkok meletus.

Seorang pejabat pertahanan lainnya merasa kekhawatiran itu dibesar-besarkan.

“Kami mengerahkan amunisi presisi dalam setiap serangan. Kami punya wewenang untuk menggunakan kemampuan penuh pasukan kami di Timur Tengah untuk melawan Houthi,” kata dia.

Adapun Houthi mulai menyerang kapal-kapal terafiliasi Israel di Laut Merah sebulan setelah perang di Jalur Gaza meletus. Houthi menyebutnya sebagai bentuk dukungan kepada rakyat Palestina.

Lalu, AS dan Inggris melancarkan serangan militer ke Yaman untuk membantu Israel.

Jumat lalu juru bicara Houthi, Yahya Saree, mengatakan pihaknya menargetkan kapal induk AS Harry S. Truman dan kapal perang yang mendampinginya.

Saree menyebut Houthi akan terus memikul kewajibannya terhadap rakyat Palestina terlepas dari apa pun yang terjadi.

Dikutip dari The Cradle, Kementerian Kesehatan Yaman mengatakan setidaknya ada 61 warga sipil yang tewas dan 139 lainnya terluka akibat serangan udara AS di Yaman sejak tanggal 15 Maret.

Merangkum Semua Peristiwa