Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sebanyak 80.000 orang bepergian ke luar kota melalui Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta pada H-7 Tahun Baru 2025.
CEO Regional I InJourney Airports Agus Haryadi mengatakan, jumlah pergerakan penumpang pesawat di Bandara Halim Perdanakusuma pada periode angkutan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 sejauh ini sudah meningkat 9 persen.
“Pada angkutan Nataru 19 – 24 Desember 2024 atau H-7 hingga H-1, jumlah penumpang pesawat di Bandara Halim Perdanakusuma sudah mencapai sekitar 80.000 penumpang atau meningkat 9 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu,” kata Agus dalam keterangannya, dikutip Kamis (26/12/2024).
Agus Haryadi mengatakan sepanjang periode angkutan Nataru yakni pada 19 Desember 2024 – 5 Januari 2025, jumlah penumpang di Bandara Halim Perdanakusuma diperkirakan mencapai 189.292 penumpang.
Bandara Halim Perdanakusuma ini beroperasi 24 jam untuk melayani perjalanan udara masyarakat. Maskapai yang beroperasi di bandara ini yaitu Garuda Indonesia, Batik Air dan Citilink.
Pihaknya berterima kasih atas dukungan Kementerian BUMN dan Kementerian Perhubungan, serta maskapai, AirNav Indonesia, ground handling, TNI dan Polri dan PT Angkasa Transportindo Selaras (ATS) selaku mitra KSO, sehingga operasional bandara berjalan baik di peak season libur akhir tahun ini.
Bandara Halim Perdanakusuma memiliki runway 3.000 x 45 m yang bisa didarati hingga pesawat berbadan lebar (wide body) seperti Boeing 777-300 dan parking stand yang dapat mengakomodir 16 unit pesawat, dan Airport Rescue & Fire Fighting (ARFF) kategori 9.
Sementara itu, ketersediaan tranportasi publik mencakup shuttle bus Damri, Lorena dan KCIC serta taksi dan taksi online.
Agus Haryadi menuturkan Bandara Halim Perdanakusuma merupakan salah satu bandara yang memiliki fasilitas lengkap untuk melayani berbagai macam penerbangan mulai dari penerbangan pesawat wide body, pesawat berbadan sedang (narrow body), hingga pesawat baling-baling (turboprop).
“Kami memastikan slot time penerbangan (ketersediaan waktu take off dan landing di bandara) selama 24 jam penuh bagi maskapai untuk mendukung kelancaran perjalanan udara masyarakat selama periode Nataru ini,” papar Agus Haryadi.