Surabaya, CNN Indonesia —
Ratusan civitas academica Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menggelar aksi solidaritas untuk dr Budi Santoso yang dicopot dari posisi dekan.
Budi sebelumnya dicopot dari jabatannya sebagai Dekan FK Unair, diduga karena menolak rencana kedatangan dokter asing ke Indonesia.
Pantauan CNNIndonesia.com, aksi itu dihadiri oleh para guru besar, sejawat dokter, pengajar, alumni, hingga mahasiswa aktif FK Unair. Bahkan hadir pula mantan Rektor Unair 2001-2006 dr Puruhito.
“Di sini saya berdiri sebagai warga FK Unair, selain juga sebagai mantan rektor, saya hari ini sangat berduka cita mendengar apa yang telah diputuskan Rektor Unair terhadap dekan kita Profesor Bus (Budi Santoso),” kata Puruhito saat orasi di depan gedung FK Unair, Kamis (4/7).
Sebagai mantan rektor, Puruhito berpendapat, tindakan pimpinan Unair memecat Budi tidak sesuai dengan prosedur, salah satunya dalam Pasal 53 Peraturan Pemerintah No 30 Tahun 2014 Tentang Statuta Unair.
Pasal itu menjelaskan dekan atau wakil dekan di Unair bisa diberhentikan karena berakhir masa jabatannya; meninggal dunia; mengundurkan diri; sakit yang menyebabkan tidak mampu bekerja secara permanen.
Kemudian, dekan atau wakil dekan juga bisa dicopot bila sedang studi lanjut; dan/ atau di pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan perbuatan yang diancam pidana penjara.
“Prof Bus belum waktunya untuk mengundurkan diri, belum selesai masa jabatannya. Prof Bus masih sehat, Prof Bus tidak sakit, Prof Bus tidak studi lanjut, Prof Bus tidak mundur, prof bus juga tidak masuk dipenjara atas keputusan pengadilan yang tetap,” ujarnya.
Selain itu, kata Puruhito, syarat untuk memecat seorang dekan atau wakil dekan di lingkungan Unair juga harus atas persetujuan Senat Unair, dan persetujuan Majelis Wali Amanat.
“Tiga syarat ini, juga ditambah lima syarat dasar rupanya tidak terlalu dipenuhi oleh pimpinan. Karena itu kami sangat berdukacita dan sangat terharu mendengar apa yang terjadi dengan dekan kebanggaan kami,” ucapnya.
Menurut Puruhito, selama menjabat sebagai Dekan FK Unair Budi telah membawa nama Unair berprestasi dan melambungkan peringkat kampusnya ke angka 308 versi QS World University Rankings.
“Dan segala macam prestasi, kebanyakan dari prestasi FK, yang dipimpin oleh Prof Bus. Di kepemimpinan dialah kita sekarang maju pesat. FK punya paper terbanyak di dunia internasional yang dikenal. Tapi sayangnya mendadak terdengar berita ini,” katanya.
Sementara itu salah satu Koordinator Lapangan (korlap) Aksi dr Yan Efrata Sembiring mengatakan, pihaknya mendukung segala bentuk kebebasan berpendapat yang merupakan hak konstitusional warga negara.
Maka, kata dia, segala bentuk tindakan pengekangan berpendapat, intimidasi, dan teror adalah pelanggaran nyata terhadap konstitusi yang sah.
“Pemberhentian Prof Budi dari jabatannya sebagai Dekan FK Unair karena pendapat yang disampaikan dan dijamin oleh konstitusi adalah bentuk pelanggaran konstitusi dan hak asasi manusia serta nilai-nilai demokrasi yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia,” kata Yan.
Maka dalam aksi ini mereka menyatakan, menolak dan menuntut pemberhentian Prof Budi Santoso, sebagai Dekan FK Unair.
“Menuntut kepada Pimpinan Unair untuk mengembalikan jabatan Dekan FK Unair kepada Prof Budi,” kata dia.
“Meminta kepada Bapak Presiden Republik Indonesia dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengembalikan jabatan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga kepada Prof Budi Santoso. serta memulihkan nama baiknya,” pungkasnya.
(frd/ugo)
[Gambas:Video CNN]