Jakarta, CNN Indonesia —
Gunung Semeru kembali erupsi dengan letusan setinggi 600 meter di atas puncak pada Selasa (26/11) malam. Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Sigit Rian Alfian membeberkan detail erupsi tersebut.
Ia mengungkapkan kolom abu vulkanik teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara dan timur laut. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 133 detik.
“Terjadi erupsi Gunung Semeru pada Selasa (26/11) pukul 20.35 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut,” kata Sigit dalam keterangan tertulis.
Berdasarkan catatan petugas, erupsi Gunung Semeru pada Selasa sejak pukul 00.57 WIB hingga 20.35 WIB terjadi 16 kali, dan sebagian besar visual letusan tidak teramati karena tertutup kabut.
Ia mendetailkan hanya satu kali erupsi yang disertai letusan pada pukul 20.35 WIB.
Gunung Semeru masih berstatus waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
“Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu, pijar,” katanya.
Selain itu, masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
(Antara/chri)