Liputan6.com, Lumajang – Gunung Semeru dengan ketinggian 3676 meter di atas permukaan laut (mdpl) mengalami erupsi terus-menerus sejak pukul 02.30 WIB hingga 08.48 WIB pada Selasa (3/12/2024). Bahkan tercatat sudah sembilan kali Semeru mengalami erupsi. Erupsi pertama terjadi pada pukul 02.30 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 500 meter di atas puncak, kemudian erupsi kedua terjadi pada pukul 04.27 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak.
“Gunung Semeru kembali erupsi pada pukul 06.12 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 900 meter di atas puncak atau 4.576 meter di atas permukaan laut (mdpl),” ujar Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto, Selasa (3/12/2024).
Kata dia, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah selatan. Selang tiga menit, erupsi kembali terjadi pada pukul 06.15 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 300 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah selatan. Kemudian pada pukul 06.31 WIB, gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 300 meter di atas puncak dan pukul 06.49 WIB kembali erupsi dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 500 meter di atas puncak.
Erupsi Gunung Semeru kembali tercatat pada pukul 07.44 WIB, kemudian pukul 07.49 WIB dan 08.48 WIB dengan letusan setinggi 500 meter hingga 600 ,meter di atas puncak. “Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang kea rah timur laut,” katanya.
Liswanto menjelaskan Gunung Semeru masih berstatus Waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).