Sleman, Beritasatu.com – Gunung Merapi meluncurkan lava pijar hingga 1.600 meter ke arah Kali Bebeng dan Kali Krasak. Berdasarkan laporan dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) pada periode pengamatan Jumat (3/1/2025) pukul 00.00–06.00 WIB, teramati belasan kali guguran lava pijar dan status Level III (Siaga).
“Kami mencatat 12 kali guguran lava pijar ke arah barat daya, tepatnya menuju Kali Bebeng dan Kali Krasak, dengan jarak luncur maksimum mencapai 1.600 meter,” ungkap Kepala BPPTKG Agus Budi Santosa dalam keterangan resminya, Jumat (3/1/2025).
Secara visual, Gunung Merapi terlihat jelas selama periode pengamatan, meskipun cuaca bervariasi antara berawan hingga cerah. Kawah gunung mengeluarkan asap putih bertekanan lemah dengan intensitas tipis, mencapai ketinggian 25 meter di atas puncak.
Dari segi kegempaan Gunung Merapi, BPPTKG mencatat sebanyak 32 gempa guguran dengan amplitudo 3–19 mm dan durasi 62,8–129,28 detik, 14 gempa hybrid/fase banyak, tiga gempa vulkanik dangkal, dan satu gempa tektonik jauh.
Gempa-gempa ini mengindikasikan suplai magma yang masih aktif di dalam tubuh Gunung Merapi. Saat ini, Gunung Merapi berada pada status Level III (Siaga).
Potensi bahaya guguran lava Gunung Merapi meliputi sektor selatan-barat daya, yaitu Sungai Boyong (5 kilometer/km), Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng (7 km). Selain itu, sektor tenggara, yaitu Sungai Woro (3 km) dan Sungai Gendol (5 km).
BPPTKG merekomendasikan masyarakat untuk menghindari aktivitas di daerah potensi bahaya, mewaspadai ancaman lahar dan awan panas guguran, terutama saat hujan, serta bersiap menghadapi gangguan abu vulkanik.
Masyarakat di sekitar lereng Gunung Merapi diminta tetap waspada dan mengikuti perkembangan informasi terkini dari BPPTKG melalui situs resmi dan media sosial PVMBG. Jika terjadi peningkatan aktivitas signifikan, status Merapi akan dievaluasi ulang.