PIKIRAN RAKYAT – Gunung Lewotobi Laki Laki yang terletak di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, menunjukkan aktivitas vulkanik yang meningkat tajam pada Kamis 20 Maret 2025.
Sehingga letusan terbaru setinggi delapan kilometer ini menimbulkan korban jiwa serta merusak infrastruktur di sekitar gunung.
Dampak dari erupsi tersebut Badan Geologi Kementerian ESDM (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral) mengeluarkan peringatan status siaga level IV.
Dibalik Gunung Lewotobi terdapat fakta menarik terkait kondisi serta dampak dari aktivitas gunung tersebut. Simak fakta-faktanya!
1. Mengeluarkan Material Piroklastik
Lewotobi Laki-laki telah erupsi sebanyak 872 kali sejak Januari 2024, dampak dari erupsi tersebut terbentuklah dengan lebar 400 meter.
Sedangkan Gunung Lewotobi Perempuan pernah mengalami peningkatan aktivitas di tahun 2011 dan 2023, dan membentuk kawah dengan lebar 700 meter.
Ketika erupsi pada bulan November Gunung Lewotobi Laki-laki mengeluarkan material piroklastik berupa batuan pijar, debu, juga pasir.
Tentu saja hal ini berakibat puluhan rumah rusak dan terbakar, bahkan memakan korban jiwa satu keluarga.
Akibat dari muntahan material tersebut, terbentuk kubangan sedalam tiga meter dengan lebar tiga belas meter.
2. Memiliki Dua Puncak sebagai Simbol Suami Istri
Gunung Lewotobi memiliki dua puncak terdiri Lewotobi Laki-laki dengan ketinggian 1.584 mdpl dan Lewotobi Perempuan dengan ketinggian 1.703 mdpl. Keduanya masih berstatus aktif, namun Gunung Lewotobi Laki-laki lebih sering erupsi.
Jarak antara Gunung Lewotobi Laki-laki dan Lewotobi Perempuan hanya dua kilometer sehingga disimbolkan sebagai sepasang suami istri.
Menariknya kedua gunung tersebut memiliki anak bernama Ile Muda atau Ilimuda, dengan ketinggian mencapai tingginya 881 meter, letaknya di sebelah utara Gunung Lewotobi.
3. Mengganggu Transportasi Udara
Akibat dari erupsi Gunung Lewotobi menyebabkan ditutupnya bandara di beberapa tempat di Provinsi NTT, di antaranya Bandara H Hasan Aroeboesman di Kabupaten Ende, Bandara Gewayantana Larantuka di Kabupaten Flores Timur, Bandara Frans Seda Maumere di Kabupaten Sikka, dan Bandara Soa Bajawa di Kabupaten Ngada.
Sedangkan beberapa bandara lainnya terdampak abu turut ditutup juga seperti Bandara di Pulau Komodo Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat.
Abu gunung tersebut juga sampai ke Negara Australia, dengan adanya peringatan dari Volcanic Ash Advisory Centre Darwin, yang memberikan peringatan penerbangan bahaya abu hingga ketinggian 12 kilometer.
4. Tempat Para Leluhur
Penduduk setempat sudah menganggap Gunung Lewotobi merupakan tempat bersemayam para leluhur mereka.
Sehingga ada kepercayaan, ketika gunung Lewotobi meletus, merupakan simbol jika para leluhur sedang marah akibat dari konflik antar suku.
Agar amarah para leluhur reda, penduduk Flores melakukan upacara Tuba Ile, dengan memberikan hewan persembahan untuk para leluhur.
Selain hewan, penduduk setempat juga mempersembahkan telur, tembakau, pinang, beras, dan kapas sebagai bahan untuk upacara yang dilakukan di lereng gunung.
5. Memiliki Hutan Lindung
Gunung Lewotobi memiliki hutan lindung dengan luas dua puluh delapan hektar pada tahun 2015. Namun dampak dari erupsi gunung tersebut telah merusak kawasan hutan lindung di lereng Gunung Lewotobi.
Tanaman yang terdapat di kawasan hutan lindung ini merupakan jenis pohon Eucalyptus urophylla atau ampupu, merupakan tanaman endemik di kawasan ini yang dikembangkan di luar negeri untuk ditanam di lahan kering.
Kawasan hutan lindung Gunung Lewotobi juga pernah terbakar akibat kemarau panjang serta praktik pembersihan lahan dengan cara dibakar.
Fakta menarik Gunung Lewotobi Laki-laki yang lainnya merupakan salah satu dari 126 gunung api aktif di Indonesia yang berada di jalur cincin api pasifik sehingga rentan mengalami bencana gempa bumi, tanah longsor, hingga erupsi gunung berapi.***
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News